sistem ini adalah pers (wartawan, dewan pers, institusi pers), pesan (masyarakat yang
berkepentingan, dan kepemerintahan. )
Ciri-ciri atau kualitas dari mereka sebagai objek-objek sistem merupakan sistem. Interaksi
antara mereka membentuk membentuk hubungan antara anggota sistem. Sistem pers juga eksis
dalam lingkungan sosial, politik, budayanya. Anggota-anggota sistem komunikasi ini bukanlah
orang-orang yang terisolasi dan hubungan mereka haruslah diperhitungkan untuk memahami
sistem komunikasi ini sebagai suatu unit dari sistem yang lebih besar.
Menurut saya intinya kalo misal perundang-undangan di suatu Negara sangat mempengaruhi
sistem komunikasi karena hal ini dikarenakan tujuan dari buatnya perundang-undangan
adalah memberikan batasan – batasan serta hak –hak yang dapat dilakukan oleh individu
kelompok maupun badan hukum. Sehingga perundangan yang ada dapat diharapkan dapat
menjadi batasan seseorang informasi dengan menghargai hak orang lain maupun norma yang
ada di masyarakat.
Meskipun di Indonesia mempunyai kebebasan dalam dunia media massa, menurut saya
seorang PERS atau jurnalis mempunyai keterbatasan dalam penyampaian atau
mempublikasikan atas informasi yang ia dapatkan dari nara sumber. Itu tertera pada UU PERS
no 40 tahun 1999 pada pasal 3 yang dijelaskan tentang fungsi dari sistem komunikasi di
Indonesia. PERS atau media juga mendapatkan hak-nya dalam mencari, mendapatkan
informasi dan mempunyai hak tolak untuk memberitakan atau mempublikasikan atas suatu
informasi yang di dapatkannya. Dan bersedia mempertanggungjawabkannya di depan hukum
jika PERS atau media melanggar.
Sistem komunikasi di Indonesia mempunyai peraturan – peraturan penyiaran oleh media dan
di awasi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Kominfo. Yang bertujuan untuk
menyusun dan mengawasi berbagai peraturan penyiaran yang menghubungkan antara lembaga
penyiaran, pemerintah dan masyarakat.
Apakah perundangan ini dapat menjamin terciptanya komunikasi yang ideal ? menurut saya
iya , akan tetapi dalam pelaksaannya sering kali dihadapkan dengan keadaan yang tidak
sesuai dengan cita – cita dari terbuatnya perundang – undangan yang terkait.
Contohnya : media elektronik sering kali menyampaikan berita secara subjektif sehingga
lebih cenderung menggiring opini public dibandingkan menyampaikan berita yang benar
secara objektif.