Anda di halaman 1dari 13

TITLE : SISIL

PRODUCTION NAME : Crema Screen Production

LOGO PRODUCTION :

TARGET AUDIENCE :

o Gender : Male and Female


o Age : 19 – 25 years old
o Social Economy Status : B – A-
o Occupation : Student
o Lifestyle : Introvert, energic, ambicius
PLOT :

Self Injured - Seorang gadis cantik yang berprestasi dan aktif di dalam lingkungan
kampus ternyata memiliki kebiasaan self injury. Hingga akhirnya ia bisa sembuh dari
kebiasaan nya itu karena seorang cowok yang kemudian menjadi sahabatnya.

Sisil seorang mahasiswa kampus yang berprestasi dan pintar di kelasnya. Ia memiliki
satu sifat buruk yaitu sering menyakiti dirinya sendiri. Semua itu dikarenakan keluarganya
yang selalu ingin agar Sisil menjadi nomor satu diantara teman temannya yang lain sehingga
mengakibatkan Sisil menjadi tertekan dan stress ditambah dengan kedua orangtuanya yang
selalu lebih mementingkan pekerjaan dibanding dengan dirinya.

Di rumah Sisil tidak punya teman, Sisil adalah anak tunggal. Ia selalu merasa kesepian
di rumahnya. Tidak ada teman bicara dan mencurahkan isi hati bahkan keluh kesahnya. Di
kampus pun Sisil menjadi sosok yang pendiam dan penyendiri tidak punya seorang pun
teman.

Suatu hari Sisil sedang menghadapi ujian quiz di kelasnya. Ia mengerjakan soal soal
tersebut dengan tenang. Pada malam sebelumnya, Sisil sudah belajar mati matian agar ia bisa
memperoleh nilai yang tinggi di quiz kali ini. Sisil berhasil menjawab semua pertanyaan dari
quiz tersebut. Sisil merasa bangga akan hal itu dan ia yakin kalau ia akan memperoleh nilai
yang sempurna pada quiz ini.

Keesokan harinya adalah pembagian nilai quiz kemarin. Ketika namanya dipanggil Sisil
mengangkat tangan. Sisil sangat terkejut dan tertekan dengan nilai yang di dapatkannya. Ia
tidak percaya akan hal itu karena nilai tersebut sangat jauh dari ekspektasinya. Sisil segera
berlari keluar kelas. Ia berlari ke satu lorong yang cukup gelap. Sisil meluapkan kekesalan dan
kesedihannya dengan cara memukul mukul dinding lorong itu. Setelah emosinya agak reda,
Sisil pergi ke suatu ruangan yang dimana ruangan itu digunakan sebagai tempat menyimpan
barang barang yang sudah tidak dipakai atau jarang digunakan di kampus.

Sisil mengeluarkan gunting dari dalam saku celananya. Sisil mulai menyayat tangannya
sendiri. Setelah melakukan hal tersebut barulah Sisil merasa tenang dan kembali fresh. Ia
menyeka darah yang keluar dari tangannya dengan tissue dan menutupnya sebentar sampai
darahnya berhenti mengalir keluar. Setelah berhenti, Sisil keluar dari ruangan tersebut dan
kembali ke kelas.

Sewaktu Sisil keluar dari ruangan tersebut, Sisil tidak tahu kalau dibelakangnya ada
seorang cowok. Cowok tersebut ternyata mengikutinya secara diam diam ketika Sisil keluar
kelas tadi. Cowok tersebut melihat Sisil memukul mukul dinding lorong tapi ia tidak tahu apa
yang dilakukan oleh Sisil di ruangan tersebut.

Seminggu kemudian, quiz kedua akan segera dilaksanakan. Seperti biasa, pada malam
sebelumnya Sisil selalu belajar mati matian untuk ujian. Sisil tidak mau lagi kalau ia akan
mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Bel berbunyi dan ujian quiz pun
dimulai.

Seperti biasa, Sisil mengerjakan soal soal quiz tersebut dengan tenang. Hingga tiba
pada satu nomor dimana Sisil lupa akan jawaban dari soal itu. Ia kelihatan mulai gelisah. Sisil
mulai memukul kepala sendiri. Dan ketika ia melakukannya, cowok yang tempat duduknya
berada di seberang Sisil melihat kejadian itu. Ternyata cowok tersebut adalah orang yang
sama ketika mengikuti Sisil keluar kelas pada quiz sebelumnya.

Bel pun berbunyi menandakan bahwa waktu quiz telah berakhir. Sisil masih duduk dan
berusaha untuk menjawab soal itu. Lima menit kemudian, Sisil menyadari hanya tinggal dia
dan cowok disebelahnya saja yang masih mengerjakan soal. Cowok itu melirik Sisil. Ia ingin
mengetahui apakah Sisil masih memukul kepalanya. Tanpa disangka cowok tersebut melihat
tangan Sisil yang ada banyak goresan seperti bekas sayatan. Cowok itu semakin penasaran
dengan Sisil.

Menyadari bahwa cowok tersebut memperhatikan tangannya, Sisil segera berdiri dan
mengumpulkan jawaban quiznya. Hal tersebut diikuti oleh cowok tersebut. Sisil kembali ke
bangkunya dan lanjut belajar lagi. Tiba tiba cowok itu menghampirinya. Dia mengajak Sisil
keluar untuk beristirahat, tapi Sisil menolaknya dengan alasan bahwa ia masih ingin belajar.
Akhirnya cowok tersebut mengalah dan keluar sendiri dari dalam kelas untuk beristirahat.

Sesampainya di luar kelas, cowok tersebut tidak pergi ke kantin, ia malah bersembunyi
dibalik pintu kelas di luar. Ia terus memperhatikan Sisil. Cowok tersebut ingin mengetahui apa
yang dilakukan oleh Sisil selain belajar. Sampai bel masuk berbunyi, ia hanya melihat Sisil
belajar saja, tidak melakukan hal hal yang mencurigakan.

Hari ini sepulang sekolah, hasil ujian quiz dua akan dibagikan. Jantung Sisil pun ikut
deg deg an. Ia takut kalau hasil quiznya kali ini tidak bagus. Nama Sisil dipanggil. Ia berdiri
mengangkat tangannya. Ia menerima hasil quiz keduanya. Sisil sangat terkejut. Nilainya kali
ini sangat jelek baginya. Tanpa sadar, Sisil menggebrak meja. Kelas yang tadinya sangat ribut,
mendadak langsung diam. Semua orang di dalam kelas tersebut kaget dan mereka semua
melihat kearah Sisil.

Menyadari akan keheningan tersebut, Sisil melihat bahwa orang orang


memandanginya. Sisil segera berlari keluar dari kelas diikuti oleh pandangan mata mereka
semua. Begitu Sisil meninggalkan kelas, cowok yang berada di seberang tempat duduknya
berlari keluar mengikuti Sisil. Ia melihat Sisil memasuki salah satu ruangan. Ruangan itu
adalah ruangan yang sama sewaktu ia melihat Sisil keluar pada quiz sebelumnya.

Cowok itu tidak ikut masuk ke dalam, ia hanya mendengarkan dari balik pintu apa yang
terjadi. Cowok itu mendengar tangisan dari dalam. Ia beranggapan bahwa itu suara Sisil. Tak
berapa lama kemudian, ia mendengar seperti ada suara benda jatuh dari dalam. Ia
memberanikan diri untuk mengintipnya.

Begitu melihat apa yang terjadi di dalam, cowok itu berniat untuk mengehentikan
tindakan yang akan dilakukan oleh Sisil. Tiba tiba cowok itu mendapatkan ide. Ia akan berpura
pura melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Sisil untuk melihat apa
reaksinya.

Dan secara kebetulan, cowok tersebut membawa gunting di dalam kotak pensilnya. Ia
mengambil gunting itu dan memasukkannya ke dalam saku celananya. Ia masuk ke dalam
ruangan tersebut seolah ia tidak peduli ada Sisil di dalam ruangan tersebut. Awalnya Sisil
terkejut namun ia tidak peduli dengan kehadiran cowok tersebut dalam ruangan itu.

Saat Sisil akan menyayatkan gunting itu ketangannya, cowok itu juga mengeluarkan
gunting dari dalam saku celananya dan akan menyayatkan gunting tersebut ketanggannya
juga. Melihat hal itu, Sisil memberhentikan tindakannya itu dan berkata kepada cowok yang
ada disampingnya itu. Seketika itu juga rasa perhatian dan peduli muncul dalam diri Sisil.
Sisil segera berlari ke taman dan menangis. Cowok tersebut mengejar mengikuti Sisil
ke taman. Ia melihat Sisil menangis. Dengan segera cowok tersebut berdiri dihadapan Sisil
dan mengulurkan tangannya. Sisil melihat bahwa cowok tersebut mengulurkan tangan
padanya. Sisil pun sadar bahwa masih ada orang yang mau peduli padanya. Sisil menyambut
uluran tangan cowok tersebut, bangkit berdiri sambil menangis dan berakhir dipelukan cowok
tersebut.

Sejak kejadian di taman itu, Sisil mulai berubah. Ia tidak lagi menjadi sesosok gadis
yang penyendiri. Sekarang ia sudah mempunyai banyak teman dan beberapa orang sahabat
tempat ia berbagi suka dan duka.

REASEARCH :

Self injury atau self harm (menyakiti/melukai diri sendiri) merupakan tindakan
menimbulkan luka-luka pada tubuh diri sendiri secara sengaja. Tindakan ini dilakukan tidak
dengan tujuan bunuh diri tetapi sebagai suatu cara untuk melampiaskan emosi-emosi yang
terlalu menyakitkan untuk diekspresikan dengan kata-kata. Self injury dapat berupa mengiris,
menggores kulit atau membakarnya, melukai atau mememarkan tubuh lewat kecelakaan
yang sudah direncanakan sebelumnya. Dalam kasus-kasus yang lebih ekstrim mereka bahkan
mematahkan tulang-tulang mereka sendiri, memakan barang-barang yang berbahaya,
mengamputasi tubuh mereka sendiri, atau menyuntikkan racun ke dalam tubuh.

Self injury sendiri merupakan kelainan psikologis yang jarang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari bukan karena jumlah kasus ini sedikit namun karena kasus-kasus yang
ada merupakan suatu “fenomena gunung es”. Saat ini terdapat kecenderungan semakin
meningkatnya jumlah remaja dan dewasa muda yang melakukan self injury sehingga topik ini
harus dipahami dengan lebih baik.

Secara ringkas self injury didefinisikan sebagai mekanisme coping yang digunakan
seorang individu untuk mengatasi rasa sakit secara emosional atau menghilangkan rasa
kekosongan kronis dalam diri dengan memberikan sensasi pada diri sendiri. Self injury
merupakan mekanisme coping yang kejam dan merusak namun banyak orang melakukannya
karena memang mekanisme tersebut bekerja dan bahkan bisa menyebabkan kecanduan.
Menurut Patti Adler, seorang professor sosiologi di University Colorado, melihat
perihal menyakiti diri sendiri sebagai semacam "pertolongan diri", daripada ekspresi yang
mendekati bunuh diri. Melukai diri, menurutnya, cenderung mengarah pada mengurangi
ketegangan, euforia, perasaan seksual yang meningkat, kemarahan, kepuasan keinginan
menghukum diri sendiri, keamanan, keunikan, manipulasi orang lain, dan membantu dari
perasaan depresi, kesepian, kehilangan, dan keterasingan. Oleh karena itu, self injury
dibedakan dari bunuh diri walau keduanya sama-sama menyebabkan luka fisik pada tubuh.
Perilaku ini bertujuan untuk mencapai pembebasan dari emosi yang tak tertahankan,
perasaan bahwa dirinya tidak nyata, dan mati rasa.

Dorongan untuk menyakiti diri sendiri selalu muncul bagi orang-orang penderita self-
injury. Orang-orang seperti ini merasa tenang jika sudah terluka dan merasa bisa lebih
mengontrol dengan menyakiti diri. Seperti dikutip dari BBCNews, ada beberapa hal yang
diduga bisa menjadi penyebab orang suka melukai dirinya sendiri, yaitu:

1. Merasa putus asa mengenai suatu masalah dan tidak tahu ke mana harus mencari
bantuan. Hal ini akan membuat seseorang terjebak dan tidak berdaya, sehingga
dengan menyakiti diri sendiri akan membuat orang tersebut merasa lebih terkontrol.
2. Perasaan marah atau tegang yang rasanya seperti mau meledak. Hal ini membuat ia
berpikir dengan merugikan diri sendiri dapat mengurangi ketegangan yang ada.
3. Perasaan bersalah atau malu yang tidak tertahankan. Menyakiti diri sendiri menjadi
caranya untuk menghukum dirinya.
4. Merasa terpisah antara dunia dan tubuhnya. Menyakiti diri sendiri bisa menjadi cara
untuk mengatasi pengalaman yang menyedihkan seperti trauma atau pelecehan dan
juga menghindari rasa sakit dari memori yang ada.

Melukai diri sendiri bisa menjadi musuh nomor satu yang tidak kalah membahayakan
diri baik secara fisik maupun mental. Biasanya ini terjadi tanpa disadari, yaitu saat kita sedang
merasa down, kecewa, sedih atau sesekali merasa kurang percaya diri. Pelaku yang melukai
diri sendiri sadar bahwa perbuatan yang dilakukan hanya menyebabkan pembebasan yang
bersifat sementara dan tidak mengatasi akar permasalahannya. Namun bila tidak diatasi
dengan benar dan cepat, akan memiliki kecenderungan untuk mengulanginya dengan
peningkatan pada frekuensi dan derajat kerusakan secara fisik yang ditimbulkannya.
Kesalahan konsepsi yang lazim dijumpai dalam self injury adalah bahwa masyarakat
umum menganggap bahwa tindakan ini dilakukan oleh pelakunya untuk mencari perhatian
semata. Sedangkan dalam kenyataannya, banyak pelaku self injury yang sangat menyadari
keberadaan luka pada tubuh mereka dan berusaha menyembunyikannya dari orang lain. Jika
dipertanyakan oleh orang lain bagaimana mereka memperoleh luka-luka tersebut maka
biasanya mereka menjawab bahwa luka-luka tersebut diperoleh dengan cara lain misalnya
saja kecelakaan atau lainnya.

Walaupun perilaku ini nampaknya ekstrim namun sebenarnya kita tetap dapat
melihat perilaku self injury dalam kelompok masyarakat yang ’sehat’. Misalnya menggigiti
kuku, memencet jerawat, atau menggaruk bekas gigitan nyamuk sampai berdarah. Ada
banyak juga orang-orang yang rela mengikuti diet hingga kelaparan hanya supaya dapat
memakai celana ukuran tertentu. Jadi harus diperhatikan bahwa sebenarnya banyak orang
yang melakukannya namun yang harus diperhatikan adalah bila kegiatan ini sudah
membutuhkan perhatian khusus karena dilakukan secara berulang.

Yang bisa dilakukan untuk menolong orang yang suka melukai diri sendiri adalah
dengan menjadi ‘tempat sampah’ untuk mendengarkan cerita mereka dan berusaha untuk
mengarahkan masalahnya ke arah yang benar. Satu hal yang pasti, perlu bantuan professional
seperti psikiater atau konselor untuk mengatasi masalah self injury-nya.

BUDGET :

 Equipment
- Camera Canon SLR Rp. 600.000 (2) = Rp. 1.200.000
- Tripod Rp. 100.000 (2) = Rp. 200.000
- Sound Recorder Rp. 100.000 (2) = Rp. 200.000
- Microphone/ Boom Mic Rode Rp. 250.000 (2) = Rp. 500.000
- Additional Lamps (Kino Flo 4 banks) Rp. 250.000 (2) = Rp. 500.000
Total = Rp. 2.600.000
When the condition of lighting doesn’t support, we used an additional lamp to
handle this problem. For example: Rooftop and emergency stairs
 Comsumption
- Makan pagi, siang, malam dan snack Rp. 100.000 (3) x 6 orang = Rp. 1.200.000

LOCATION :

Apartemen Sudirman Park

 Kamar
 Kamar mandi
 Ruang Tv
 Tangga darurat
 Rooftop gedung apartemen

TALENT :

 Furry Citra as Sisil

 Ilham Fauzi as Adit


TIMETABLE :

November December

1 2 3 4 1 2 3 4

Pre
Production

Production

Post
Production

KENDALA :

 Mengatur jadwal talent


 Pencarian lokasi apartemen yang sesuai
 Setting blocking
 Pengaturan cahaya

CREW :
Job Description

 Producer : Mega Marta Atika


 Talent Coordinator : Mega Marta Atika
 Director : Santi Tri Nur Septianti
 Script Writer : Santi Tri Nur Septianti
 Camera Operator : Akhmad Kautsar Fattah
 Lighting & Assistant Director : Akhmad Kautsar Fattah
 Editor and Sound operator : Pinnesia Nuralifa
 Set and wardrobe designer : Pinnesia Nuralifa
 Make-up and wardrobe : Pinnesia Nuralifa
 Food Department : Pinnesia Nuralifa
 Transportation Department : Akhmad Kautsar Fattah
BEHIND THE SCENE
TV, Film and Video Production II

“Sisil”

Drama

10 Minutes

MC 17-2B

Group Blue

Group Members:

Akhmad Kautsar Fattah (2013170434)


Mega Marta Atika (2013171184)
Pinnesia Nuralifa (2013170050)
Santi Tri Nur Septianti (2013170867)

Anda mungkin juga menyukai