Anda di halaman 1dari 4

II.

TEORI PENUNJANG

A. Reliability ( keandalan ).

Secara umum Reliability dapat didefinisikan sebagai probabilitas suatu peralatan untuk
tetap mampu berfungsi sesuai yang spesifikasi diinginkan, kondisi maupun waktu tertentu tanpa
mengalami kegagalan. Reliability digunakan untuk menentukan kemungkinan peralatan atau
sistem tetap beroperasi secara terus menerus dalam menjalankan fungsinya (pada kondisi
lingkungan secara spesifik dan dalam jangka waktu tertentu) tanpa mengalami kerusakan.

Pemeliharaan akan menyebabkan keterandalan, keterandalan akan menyebabkan efisiensi


dan meningkatkan produktivitas. Untuk mengelola masing-masing komponen, maka teknik yang
digunakan adalah :

 Meningkatkan komponen individual

Untuk mengukur keandalan di sebuah sistem di mana setiap komponen atau


individu mungkin hanya memiliki tingkat keandalan tersendiri, digunakan metode
perhitungan keandalan sistem (Rs) sangat sederhana. Perhitungan ini mencoba menemukan
hasil kali dari keandalan individu sebagai berikut :

Rs = R1 x R2 x R3 x … x Rn ..…(1)

Dengan asumsi bahwa keandalan sebuah komponen individu tidak bergantung


pada keandalan komponen yang lain (setiap komponen berdiri sendiri).

Keterandalan juga dapat diartikan sebagai peluang yang berfungsi dalam waktu
yang telah ditentukan. Ukuran keterandalan yang paling sering dilakukan adalah tingkat
kegagalan produk ( product failure rate / FR). Perusahaan yang memproduksi peralatan
berteknologi tinggi sering menyediakan data tingkat kegagalan produk mereka.

FR (%) = (Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit yang diuji) x 100% ..…(2)

atau

FR (N) = Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit-jam waktu operasi …..(3)


Juga menggunakan waktu rata-rata antara kegagalan MTBF (Mean Time Between
Failures), yaitu waktu yang diharapkan di antara perbaikan dan kegagalan komponen,
mesin, proses, atau produk yang berikutnya.

MTBF = 1 / FR (N) …..(4)

1. Laju Kerusakan.

Laju kegagalan (λ) adalah banyaknya kegagalan per satuan waktu. Laju kegagalan dapat
dinyatakan sebagai perbandingan antara banyaknya kegagalan yang terjadi selama selang waktu
tertentu dengan total waktu operasi komponen atau sistem. Laju kegagalan terhadap waktu dapat
dinyatakan dalam persamaan :

........................................................ (1)

Laju kegagalan dalam beberapa kasus dapat ditunjukkan sebagai penambahan


atau increasing failure rate (IFR), sebagai penurunan atau decreasing failure rate (DFR), dan
sebagai konstan atau constant failure rate (CFR), pada saat fungsi laju kegagalan λ(t) adalah fungsi
penambahan, penurunan atau konstan. Konsep laju kegagalan dilatarbelakangi oleh banyak
komponen atau sistem rekayasa yang ternyata menunjukkan perilaku λ(t) mengikuti kurva bak
mandi (bathtub curve) seperti gambar 1. Berdasarkan gambar 1, sebuah sistem akan bekerja dengan
sejarah hidup yang terbagi dalam tiga masa yaitu:

1.1 Masa Awal (Burn-in)

Pada periode 0 sampai dengan t1 (permulaan bekerjanya peralatan), kurva menunjukkan


bahwa laju kerusakan menurun dengan bertambahnya waktu atau disebut
sebagai decreasing failure rate (DFR). Laju kegagalan λ(t) menunjukkan gejala menurun
akibat kegagalan dini. Kegagalan tersebut diakibatkan kerusakan dalam manufaktur, retak saat
pengelasan, patah, adanya kontaminasi, dan rendahnya kualitas pengendalian.
Laju Kegagalan Dan Distribusi Laju Kegagalan

Gambar 1. Kurva Bathtub

2.1 Masa Berguna (Useful Life)

Pada periode t1 dan t2 laju kerusakan cenderung tetap atau disebut constant failure
rate (CFR). Periode ini biasanya dikenal sebagai useful life period. Komponen menunjukkan λ(t)
yang kurang lebih konstan.

3.1 Masa Aus (Wearout)

Pada periode setelah t2 menunjukkan bahwa laju kerusakan meningkat dengan


bertambahnya waktu atau disebut denganincreasing failure rate (IFR). Fungsi laju kegagalan λ(t)
menunjukkan peningkatan dimana peluang kegagalan komponen selama interval waktu yang sama
menjadi bertambah besar. Kegagalan ini diakibatkan oleh penuaan, korosi, gesekan, sehingga di
sebut fase pengausan (wearout).

2. Analisa keandalan.

Fault tree analysis adalah analisis diagram terstruktur yang mengidentifikasi elemen-
elemen yang dapat menyebabkan kegagalan sistem. Teknik ini didasarkan pada logika deduktif dan
dapat disesuaikan dengan identifikasi risiko untuk menganalisis bagaimana dampak risiko yang
muncul. Penerapan teknik ini secara efektif membutuhkan penjelasan mendetail tentang area yang
sedang dibahas. Hasil yang tidak diinginkan pertama kali diidentifikasi dan kemudian semua
kemungkinan kondisi/kegagalan yang mengarah pada peristiwa tersebut lalu diidentifikasi. Dalam
hal ini untuk mengungkapkan unsur-unsur yang berpotensi berbahaya pada setiap fase proyek.
Fault Tree Analysis memungkinkan sebuah tim untuk memikirkan dan mengatur urutan
atau pola kesalahan yang harus terjadi untuk mengetahui kesalahan pada tingkat yang spesifik.
Kesalahan yang tinggi mungkin merupakan jenis kegagalan yang spesifik. Proyek yang kompleks
mungkin memiliki banyak Fault Tree Analysis yang masing-masing mengeksplorasi mode
kegagalan yang berbeda. Manfaat utama dari Fault Tree Analysis adalah analisis yang memberikan
wawasan unik ke dalam operasi dan potensi kegagalan proyek.

2.1 Simbol FTA (fault tree analysis).

Fault Tree Analysis (FTA) adalah sebuah tool yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan sebuah resiko, Metode ini bersifat top-down dengan asumsi
kegagalan atau kerugian dari kejadian puncak (Top Event) kemudian merinci
sebab-sebab suatu Top Event sampai pada suatu kegagalan dasar (root cause).
FTA juga membantu memperkirakan adanya probabilitas mengenai adanya
sebuah event berdasarkan tingkat kejadian atau ketidak jadian dari event lain.

Anda mungkin juga menyukai