TINJAUAN PUSTAKA
Menurut para ahli botani, kedelai merupakan tanaman yang berasal dari
Manchuria dan sebagian Cina, di mana terdapat banyak jenis kedelai liar.
Kemudian menyebar ke daerah-daerah tropika dan subtropika. Setelah dilakukan
pemuliaan, dihasilkan jenis-jenis kedelai unggul yang dibudidayakan. Umur
panen tanaman kedelai berbeda-beda tergantung varietasnya tetapi umumnya
berkisar antara 75 dan 105 hari.
Dilihat dari segi pangan dan gizi, kedelai merupakan sumber protein yang
paling murah di dunia, disamping menghasilkan minyak dengan mutu yang baik.
Varietas-varietas kedelai yang ada di Indonesia antara lain Otau, Ringgit,
Sumbing, Merapi, Shakti, Davros, Taiching, TK-5, Orba, Galunggung, Lokon,
Guntur dan lain-lain, mempunyai kadar protein 30,53 sampai 44 persen,
sedangkan kadar lemaknya 7,5 sampai 20,9 persen.
(Koswara,2009)
Ada dua jenis kecap, yaitu kecap Cina dan Jepang. Kecap Cina warnanya
lebih hitam dan lebih manis karena adanya penambahan gula tebu. Selain itu
kecap Cina mempunyai berat jenis, kekentalan, dan kandungan nitrogen yang
lebih tinggi. Sedangkan kecap Jepang mempunyai kandungan asam amino
terutama asam amino glutamat yang lebih tinggi. Kecap di Indonesia termasuk
salah satu jenis kecap Cina. Kecap Cina menggunakan gula tebu, sedangkan kecap
Indonesia menggunakan gula palma. Secara umum kecap di Indonesia
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu kecap asin, dan kecap manis.
Cara pengolahan kecap diduga berasal dari daratan Cina yang ditemukan
lebih dari 3000 tahun yang lalu. Kecap dapat diproduksi dengan tiga cara, yaitu
fermentasi kedelai, hidrolisis asam, atau kombinasi dari keduanya. Kecap
hidrolisis kurang populer dibandingkan dengan kecap hasil fermentasi karena
aromanya yang kurang sedap. Hal ini disebabkan selama proses hidrolisis,
beberapa asam amino dan gula rusak, serta timbulnya senyawa off flavor seperti
asam levulinat dan H2S yang tidak ditemukan pada kecap fermentasi.
Kecap fermentasi dibuat melalui dua tahap yaitu pembuatan koji, dan
moromi. Keterlibatan mikroorganisme terjadi pada tahap pembuatan koji dengan
menggunakan jamur Aspergillus oryzae. Kedelai yang telah diinokulasi jamur
tersebut didiamkan pada suhu 25°C selama 3 – 5 hari, di mana dalam 3 hari jamur
tersebut menghasilkan enzim proteinase dan amilase. Dalam proses pembuatan
koji dihasilkan pula glukosa dan asam-asam amino. Di antara beberapa jenis asam
amino yang terbentuk, salah satunya adalah asam glutamat yang akan memberikan
cita rasa kecap yang gurih. Total nitrogen pada koji dapat meningkat setelah 20 –
70 jam inkubasi. Di sisi lain pada awal proses fermentasi dapat terbentuk juga
amonia bebas yang kemudian kandungannya semakin meningkat setelah 40 – 50
jam. Proses proteolisis pada kedelai menjadi asam amino terjadi pada proses
fermentasi koji dengan waktu 48 – 72 jam.
Proses pembuatan moromi, kedelai yang telah tertutupi oleh jamur atau
koji, dimasukkan ke dalam larutan garam NaCl 18% – 20% , kemudian
diinokulasi pada suhu kamar (25 – 30°C) selama 3 sampai 12 bulan. Enzim
proteolitik yang dihasilkan oleh jamur pada koji yang terdapat pada media tidak
semuanya dapat dihambat oleh konsentrasi garam yang tinggi, sehingga proses
proteolisis sejak tahap koji terus berlangsung hingga tahap moromi, kerena
hadirnya Lactobacillus dan ragi kedelai atau Saccharomyces rouxii. Awalnya
tahap fermentasi ini dapat menghasilkan asam laktat, kemudian setelah pH
medium turun menjadi 5, terjadilah proses fermentasi yang melibatkan
Saccharomyces rouxii. Ragi ini dapat tumbuh ketika pH asam pada tahap
pembentukan moromi. Saccharomyces rouxii yang diisolasi dari moromi adalah
ragi utama yang terlibat dalam pembentukan aroma kecap yang difermentasi.
Asam laktat yang dihasilkan pada tahap moromi dapat mencegah kebusukan dan
membuat bubur kedelai menjadi asam. Selama tahap moromi dihasilkan cairan
yang mana cairan tersebut adalah kecap.
Soybean (Kedelai)
Pendinginan pada
Rendam 3 Autoclave
30-35oC (suhu
jam 121oC, 1 Jam
kamar)
Pencampuran
Starter koji mold 0,1-0,2%
w/w terhadap soybean
Pencampuran
Pembuatan Koji
Tepung gandum 2% berat (72 jam)
soybean
Fermentasi moromi, 8
minggu – 3 bulan, fermentasi
Bahan untuk degradasi
asam laktat dan yeast
enzimatis
(dengan suhu 35-40oC,
sedikit aerasi)
Pematangan
Cake
Pasteurisasi 75oC
1 Jam atau 180oC
Pakan Ternak 30 menit
Sedimen Filtrasi
(Tanjung,2013)
DAFTAR PUSTAKA