Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA II


“CONDENSING VAPOR”

GROUP : A
Wiki Aditya Putra 1631010068
Elok Putri Rachmawati 1631010090

Tanggal Percobaan : 27 September 2018

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN”JAWA TIMUR
SURABAYA
2018
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud
yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Dalam kehidupan sehari-
hari banyak dijumpai peristiwa kondensasi. Proses kondensasi ini dapat dijumpai
di alam sekitar kita. Proses terbentuknya awan merupakan proses kondensasi. Uap
air yang naik akibat sinar matahari akan terkondensasi di udara, hal ini
dikarenakan udara di atas permukaan bumi lebih rendah dari titik embun uap air.
Proses kondensasi inilah yang menyebabkan terjadinya awan. . Pengembunan atau
kondensasi merupakan proses perubahan zat yang melepaskan kalor. Kondensasi
atau pengembunan ini merupakan lawan dari penguapan atau evaporasi yang
melepaskan panas. Proses terjadinya pengembunan atau kondensasi ini adalah saat
uap air di udara melalui permukaan yang lebih dingin dari titik embun uap air,
maka uap air ini akan terkondensasi menjadi titik– titik air atau embun.

Pada percobaan condensing vapour ini adapun prosedur percobaannya


yaitu mengisi tangki penampung air pendingin sampai over flow. Panaskan tangki
pembangkit uap yang berisi air kurang lebih ¾ bagian tunggu hingga terbentuk
uap yang cukup. Selanjutnya mengalirkan uap dengan cara membuka kran aliran
uap, bersamaan dengan mengalirkan uap, alirkan juga air pendingin dengan cara
membuka pula kran aliran air pendingin ke pipa pengembunan dengan laju alir
yang ditentukan. Mencatat suhu uap masuk dan keluar. Mencatat pula laju alir
pendingin dan kondesat yang terbentuk tiap selang waktu yang ditentukan dan
amati jenis (embun) yang terbentuk.. Setelah itu ulangi percobaan diatas dengan
variasi diameter pipa, letak pipa (vertikal dan horizontal) dan laju alir fluida yang
berbeda (dengan bukaan/putaran kran (valve) yang berbeda.

Dalam percobaan ini bertujuan untuk menentukan koefisien perpindahan


panas (koefisien pengembunan) dari uap pada pipa pengembunan vertikal dan
horizontal dengan menggunakan persamaan Nusselt, serta mengetahui laju alir

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 1
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

dengan pendingin dari kondensat dan mengetahui perbedaan antara penguapan


secara vertikal dan horizontal.

I.2 Tujuan Praktikum

1. Menentukan koefisien perpindahan panas (koefisien pengembunan) dari


uap pada pipa pengembunan vertical dengan menggunakan persamaan
Nusselt.
2. Mengetahui laju alir dengan pendingin dari kondensat.
3. Mengetahui perbedaan antara penguapan secara vertikal dan horozontal

I.3. Manfaat Praktikum

1. Agar praktikan dapat mengetahui perubahan fase yang terjadi, dari uap
pada pipa pengembunan vertical dan horizontal.
2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pengembunan.
3. Agar praktikan dapat mengetahui macam-macam pengembunan

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 2
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
Kondensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan digunakan
untuk mengubah uap menjadi zat cair (air). dapat juga diartikan sebagai alat
penukar kalor (panas) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida. Dalam
penggunaanya kondensor diletakkan diluar ruangan yang sedang didinginkan
supaya panas yang keluar saat pengoprasiannya dapat dibuang keluar sehingga
tidak mengganggu proses pendinginan.

(Anonim, 2015)
Kondensasi uap jenuh dengan mengontakkan uap ke permukaan dengan
temperatur dibawah titik pengembunan. Kondensasi dari substrat organik mudah
membasahi permukaan metalik membentuk film atau lapisan film berfase cair
diatas permukaan yang dingin sehingga dapat disebut dengan “Filmdrop
Condensation”. Air kondensasi atau kondensat biasanya membasahi permukaan,
tetapi dibawah kondisi yang yang tidak seharusnya (terhalang) makan air
kondensat yang terbentuk disebut dengan “Wisedrop Condensation”.
(Brown,1961)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 3
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

Berikut beberapa hal yang sering terjadi pada saat kondensasi seperti
Filmdrop condensation air hanya terjadi pada tube berbahan metal jika steam dan
area tube bersih, tidak ada udara dan permukaan yang halus. Ada Dropwise
Condensation dapat terjadi bila permukaan yang dingin tidak basah akrena cairan,
pada kondensasi steam sering diinduksi dengan kontaminasi uap dan tetes minyak
sehingga hal ini dapat diatasi dengan permukaan yang halus.
(Mc Cabe, 2005)
Prinsip kerja kondensor tergantung dari jenis kondensor tersebut, secara umum
terdapat dua jenis kondensor yaitu surface condenser dan direct contact condenser.
Berikut klasifiksi kedua jenis kondesor tersebut :
1. Surface Condensor
Cara kerja dari jenis alat ini ialah proses pengubahan dilakukan dengan cara
mengalirkan uap kedalam ruangan yang berisi susunan pipa dan uap tersebut
akan memenuhi permukaan luar pipa sedangkan air yang berfungsi sebagai
pendingin akan mengalir di dalam pipa (tube side), maka akan terjadi kontak
antara keduanya dimana uap yang memiliki temperatur panas akan
bersinggungan dengan air pendingin yang berfungsi untuk menyerap kalor dari
uap tersebut, sehingga temperatur steam (uap) akan turun dan terkondensasi.
Surface condenser terdiri dari dua jenis yang dibedakan oleh cara masuknya
uap dan air pendingin, berikut jenis-jenisnya :
a. Type Vertical Condensor
Pada jenis kondensor ini, tempat masuknya air pendingin melalui bagian
bawah dan akan mengalir di dalam pipa selanjutnya akan keluar pada
bagian atas kondensor, sedangkan steam akan masuk pada bagian atas dan
air kondesat akan keluar pada bagian bawah.
(Anonim,2015)
Laju dari perpindahan panas air pendingin yang melewati fase uap yang
kemudian kondensat akan terbentuk lapisan film, untuk laju dari air
pendingin diberikan persamaan yaitu :

𝑄 𝐾(𝑡 ′ −𝑡)
𝐴
= 𝑌′
= 𝑘 𝑊 ′ = ℎ(𝑡 ′ − 𝑡) (1)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 4
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

Dimana :

K = panas laten dari penguapan

W1 = berat kondensat ( lbm / hr ft )

Y1 = tebal dari kondensat film

Sedangkan untuk kondensating vapor di berikan persamaan :

𝑊1 = 𝐾 (𝑡′– 𝑡 ) 𝑘 𝑌′ (2)

Aliran liquid turun dari atas permukaan kondensat dengan kecepatan u dari
o pada lapisan dalm dan mempengaruhi permukaan luar dari condensator. Aliran
samping dari permukaan pendingin vertikal adalah tenaga tangensial keatas dan
membantu dari tube. Untuk aliran dalam pendingin vertikal adalah tangensial
penurunan laju dari zat cair. Differensial tangensial mungkin dapat dipengaruhi
gaya gravitasi.

𝑑𝑇 𝑑𝑦 𝑑𝑇 𝑑𝑦
𝜃 = 𝑑𝑥 𝑑𝑦 1 = (𝑇 − 𝑑𝑦 ) − (𝑇 + 𝑑𝑦 ) = −𝑑𝑇 (3)
2 2

pada unit area , dx. Dz = 1

Pada jarak x dari atas pada permukaan kondensing kecepatan rata-rata


penurunan  adalah :

1 𝑦′ 𝑦′2
𝑥 − 𝑦′ ∫0 𝑈 𝑑𝑦 = 𝜃𝑔 (4)
3𝜆

Ketika arah x dari atas dinding vertikal adalah diambil dari salah satu unit
seperti terlihat pada gambar 2, jumlah dari laju penurunan melewati area
horizontal y’ dari kondensat adalah :

Persamaan (4) jika dideferensialkan dengan menggabungkan y dari x ke x +dx.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 5
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

Gambar 2. Kondensasi pada kondensat vertikal

2 2
𝜃𝑝𝑦 ′ 𝑝𝑦′2 𝜃
𝑑(𝜃𝑥𝑦 ′ ) = 𝑑 ( )= 𝑑𝑦 (5)
3𝜆 𝜆

Dan persamaan ini berpengaruh pada kondensasi luaran dari uap dan
menuju lapisan kondensat.

𝑑(𝑦’) = 𝑊’ 1 𝑑𝑥 (6)

Dari persamaan (2) dimana W’ telah didefinisikan dalam suhu pada proses
perpindahan panas.


𝐾(𝑡 ′ − 𝑡)
𝑊 =
𝑘𝑦′

Koefisien perpindahan panas yang melewati lapisan kondensat pada arah x


dari luas permukaan setiap unit persamaan (1)

𝑄𝑥
𝐴𝑥
ℎ𝑥 = = (7)
𝑡 ′ −𝑡

Substitusi y’ dari persamaan (7)

𝑘 3 𝜃2 𝑘𝑔 11/4
ℎ𝑥 = [4𝜆(𝑡 ′ −𝑡)]1/4 𝑥 (8)

Total panas aliran kondensat dari o sampai x adalah Qx.

1
𝑥

𝑘 3 𝜌2 𝜆 𝑔 4 ′ 𝑑𝑥
𝑄𝑥 = ∫ ℎ𝑥(𝑡 − 𝑡)𝑑𝑥 = ∫ [ ] (𝑡 − 𝑡)
0 4𝜇(𝑡 ′ − 𝑡) 𝑥 1/4
Program Studi S-1 Teknik Kimia
Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 6
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

43/4
= 𝑘3 𝜃2 𝑘 𝑔 1/4
(9)
3( ) [(𝑡 ′ −𝑡)]1/4
𝜆

Rata-rata koefisien pada bab persamaan diatas adalah :

3
𝑘𝑓 3 𝜃𝑓2 𝑘 𝑔 [(𝑡 ′ −𝑡)]1/4
ℎ̌ = (𝑄𝑥 )𝑥=𝐿 = 44 ( )1/4 (𝑡 ′ −𝑡)𝐿
𝜆𝑓
𝑘 𝜃𝑓 𝑘 𝑔 1/4
ℎ̌ = 0.943( 𝜆𝑓 𝐿4𝑡 ) (10)
𝑓 𝑓

Dimana,
kf : konstanta penurunan titik beku
f : sudut
 : koefisien perpindahan panas
g : percepatan gravitasi
f : panas laten fluida
L : panjang pipa

tf : perbedaan suhu

(Tim Dosen OTK II, 2018)

b. Type Horizontal Condensor


Pada tipe kondesor ini, air pendingin masuk melalui bagian bawah,
kemudian masuk kedalam pipa (tube) dan akan keluar pada bagian atas,
sedangkap uap akan masuk pada bagian tengah kondensor dan akan keluar
sebagai kondensat pada bagian bawah.
(Anonim,2015)
Aliran massa dari uap menuju lapisan kondensator pada area r dx dan
dengan tebal lapisan Y1 dihubungkan dengan persamaan konduktivitas :

𝑘(𝑡 ′ −𝑡)𝑟 𝑑𝑥
𝑊′ = (11)
𝜆𝑦′

Luasan dari kondensasi jika didefernsialkan r dx adalah d(y’) dan untuk


persamaan (5)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 7
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

2 2
′) 𝜃𝑝𝑦 ′ 𝑝𝑦′2 𝜃
𝑑(𝜃𝑥𝑦 = 𝑑( )= 𝑑𝑦 (12)
3𝜆 𝜆

Seperti terlihat pada persamaan (8)

𝑘
ℎ𝑥 =
𝑦′

𝑘 1 𝑘 3 𝜃2 𝑘 𝑔
ℎ𝛼 = 𝑦′ = Ѱ[3𝜆𝑘(𝑡 ′ −𝑡)𝑟 (13)

Rata-rata koefisien perpindahan panas h dari segment antara 1 dan 2


adalah :

1 1

ℎ𝛼  = 
𝑘 𝑑𝛼
𝑚′ (14)
Ѱ
2 4(𝛼1 − 𝛼2)  2

Menurut methoda grafik sebelumnya, dimana Do adalah diameter luar dari


tube (pipa) koefisien perpindahan panas rata - rata dapat dicari dengan :

90° 𝑘 3 𝜃2 𝑘 𝑔
ℎ𝛼 ∫0° = 0.860( 𝜆𝐷𝑜∆𝑡 )1/4 (15)
𝑓

90° 𝑘 3 𝜃2 𝑘 𝑔
ℎ𝛼 ∫0° = 0.589( 𝜆𝐷𝑜∆𝑡 )1/4 (16)
𝑓

Dari 00 sampai 1800 adalah hanya untuk satu pipa, sedangkan untuk yang
lain sama.

3 2
𝑘 𝜃 𝑘𝑔
ℎ̌ = 0.725( 𝜆𝐷𝑜∆𝑡 ) (17)
𝑓

Dimana :

Dimana,
kf : konstanta penurunan titik beku
f : sudut
 : koefisien perpindahan panas
g : percepatan gravitasi

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 8
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

f : panas laten fluida

L : panjang pipa

tf : perbedaan suhu
(Tim Dosen OTK II, 2018)

2. Direct Contact Condensor


Cara kerja dari kondensor jenis ini yaitu proses kondensasi dilakukan dengan
cara mencampurkan air pendingin dan uap secara langsung. Jenis dari
kondensor ini disebut spray condenser, pada alat ini proses pencampuran
dilakukan dengan menyemprotkan air pendingin ke arah uap. Sehingga steam
akan menempel pada butiran-butiran air pendingin tersebut dan akan
mengalami kontak temperatur, selanjutnya uap akan terkondensasi dan
tercampur dengan air pendingin yang mendekati fase saturated (basah).
Perlu kita ketahui, bahwa setiap industri terkadang memiliki cara kerja
pertukaran panas yang berbeda-beda, misalnya saja pada industri migas, fraksi
yang panas akan mengalir melalui pipa sedangkan minyak mentah (dingin)
akan mengalir diluar pipa. Hal ini dikarenakan fraksi yang mengalir di dalam
pipa merupakan hasil yang telah diolah pada menara destilasi sehingga
memiliki temperatur yang panas, panas dari fraksi inilah yang dimanfaatkan
untuk memanaskan miyak mentah yang akan dimasukkan kedalam kolom
destilasi.
Kondensor sangat rentan terhadap gangguan-gangguan yang dapat
menghambat kinerjanya, berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kerja
kondensor :
1. Non Condesable Gases (gas yang tidak dapat terkondensasi).
Gas ini dapat meneyebabkan kenaikan pressure terhadap kondensor dan
menyelimuti permukaan tube-tube yang dapat menghambat transfer panas
antara uap dengan cooling water, sehingga gas-gas ini harus dikeluarkan atau
dibuang dari dalam kondensor. Cara untuk mengeluarkan udara tersebut

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 9
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

biasanya dilakukan dengan bantuan venting pump dan primming pump yang
merupakan pompa vakum
2. Terjadi Fouling Terhadap Kondensor.
Fouling atau endapan sangat mungkin terjadi pada kondensor, endapan yang
mengotori tube-tube kondensor ini berasal dari sumber pengambilan bahan
baku air pendingin. Seperti yang kita ketahui tempat pengambilan air
pendingin berasal dari laut dan kemungkinan besar air tersebut mengandung
endapan-endapam kotoran yang ikut masuk dan mengendap pada tube-tube
kondensor, hal ini dapat menyebebakan menurunnya laju perpindahan panas
pada kondensor, sehingga kualitas air pendingin sangat diperlukan agar
mengurangi penyebab fouling pada kondensor. Cara untuk mengeluarkan
kotoran tersebut biasanya dilakukan dengan cara :
a. Backwash kondensor, yaitu dengan membalikkan arah aliran air pendingin
dengan tujuan membuang kotoran yang masuk ke dalam waterbox inlet
yang menghalangi proses perpindahan panas pada kondensor, proses ini
dilakukan dengan cara membalikkan arah aliran inlet dan outlet.
b. Ball Cleaning, proses pembersihan dengan cara ini dapat dilakukan dengan
bola sebgai alat untuk membersihkan tube kondensor. Cara kerjanya yaitu
bola akan dimasukkan pada inlet mengikuti aliran kondensor dan keluar
pada waterbox outlet.
(Anonim,2015)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 10
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

II.2 Sifat Bahan


1. Air
A. Sifat Kimia
a. Rumus molekul H2O
b. Berat molekul 18,02 gram/mol
c. Tidak korosif
B. Sifat Fisika
a. Fase cair
b. Tidak berbau
c. Tidak berwarna
d. Densitas 1 gram/ml
(Anonim, 2013)

II.3 Hipotesa
Pada percobaan Condensing Vapour semakin besar bukaan kran maka
akan semakin besar nilai koefisien perpindahan panas pengembunan dan semakin
besar tekanan maka semakin kecil koefisien perpindahan panas pengembunan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 11
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

II.4 Diagram Alir

Mengisi tangki penampung air pendingin sampai overflow.

Memanaskan tangkipembangkit uap yang berisi air kurang lebih bagian, tunggu
hingga terbentu uap yang cukup.

Selanjutnya mengalirkan uap dengan cara membuka kran aliran uap. Bersamaan
dengan mengalirkan uap, alirkan juga air pendingin dengan cara membuka pula
kran aliran air pendingin ke pipa pengembunan, dengan laju alir yang ditentukan.

Mencatat suhu uap masuk dan keluar, suhu air pendingin masuk dan keluar.

Mencatat pula laju alir pendingin dan kondensat yang terbentuk tiap selang
waktu yang ditentukan dan amati jenis (embun) yang terbentuk.

Mengulangi percobaan diatas dengan variasi diameter pipa, letak pipa (vertikal
dan horizontal) dan laju alir fluida yang berbeda dengan bukaan atau putaran
kran (valve) yang berbeda.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 12
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air

III.2 Alat-alat Yang Digunakan


2. Satu unit peralatan condensing vapor
3. Termometer
4. Stopwatch
5. Beaker glass
6. Gelas ukur

III.3. Gambar Alat

Termometer Gelas Ukur Stopwatch Beaker Glass

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 13
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

III.4. Rangkaian Alat

Tangki Air Dingin

Kran
Untuk
Uap
Keluar
Kran 1 Untuk Mengalirkan air ke
dalam Bejana Penguap
Kran
Untuk
Uap
Masuk

Kran Untuk Mengeluarkan Uap


guna mengurangi tekanan
Condensor

Kran 2 Untuk Mengalirkan air ke


Kran dalam Bejana Penguap
Untuk Kran
Mengel Untuk
uarkan Mengali
Air rkan
Panas
steam
Kran Untuk
Mengeluark
an
Condensat

III.5. Prosedur
1. Mengisi tangki penampung air pendingin sampai overflow.
3
2. Memanaskan tangkipembangkit uap yang berisi air kurang lebih bagian,
4

tunggu hingga terbentu uap yang cukup.


3. Selanjutnya mengalirkan uap dengan cara membuka kran aliran uap.
Bersamaan dengan mengalirkan uap, alirkan juga air pendingin dengan

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 14
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

cara membuka pula kran aliran air pendingin ke pipa pengembunan,


dengan laju alir yang ditentukan.
4. Mencatat suhu uap masuk dan keluar, suhu air pendingin masuk dan
keluar.
5. Mencatat pula laju alir pendingin dan kondensat yang terbentuk tiap selang
waktu yang ditentukan dan amati jenis (embun) yang terbentuk.
6. Mengulangi percobaan diatas dengan variasi diameter pipa, letak pipa
(vertikal dan horizontal) dan laju alir fluida yang berbeda dengan bukaan
atau putaran kran (valve) yang berbeda.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 15
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I
“CONDENSING VAPOR”

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. ”MSDS Water”. (www.sciencelab.com) diakses pada tanggal 11

September 2018 pukul 19.00 WIB.

Anonim. 2015. “Kondensor dan Prinsip Kerja”. (www.prosesindustri.com)

diakses pada tanggal 11 September 2018 pukul 17.54 WIB

Brown, George G. 1961. Unit Operation. Kolkata : Asia Publishing

McCabe, Warren L. 2005. Unit Operation of Chemical Engineering. Singapore :

McGraw Hill Company

Tim Dosen OTK II. 2018. Condensing Vapor. Surabaya : UPN Veteran Jawa

Timur

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik-UPN”VETERAN”Jawa Timur Surabaya 19

Anda mungkin juga menyukai