Anda di halaman 1dari 17

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II

Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
4. DESAIN GORDING

4.1 Data
Data yang relevan Data yang relevan untuk desain gording adalah:

1) Jarak gording pada bidang atap 1,50 m, dan pada proyeksi bidang datar 1,30 m;
2) Jarak sagrod 2,50 m pada kedua jarak gording yang berbeda;
3) Jarak maksimum antar gabel 10 m;
4) Berat spesifik pentutup atap seng gelombang Bj Ls 40 tipe E : 3,1 kg/m ’ untuk lebar
lembar seng 800 mm, maka berat sesifik seng adalah:
3,1
= 3,875 N/m2
0,80

5) Panjang tumpang tindih (overlap) seng 150 mm;


6) Jarak gording nok (bubungan) 150 mm.
7) Sudut kemiringan atap 30°.

4.2 Profil Usulan 1


Profil usulan pertama adalah Lip Channel 200 x 75 x 20 x 3.2 mm. Tabel 4-1 menampilkan
data dimensional penampang profil ini.

Lip Channel 200 x 75 x 20 x 3,2 mm (11 kg/m’)

Kekuatan Material: fy = 360 Mpa

Tabel 4-1. Data Dimensional Penampang Profil Usulan 1

Lip Channel 200 x 75 x 20 x 3,2 mm (9,27 kg/m') Kekuatan Material : fy = 360 Mpa

B H t c A Cx Cy Ix Iy ix iy Sx Sy

(mm) (mm) (mm) (mm) (mm2) (mm) (mm) (mm4) (mm4) (mm) (mm) (mm3) (mm3)

721 x 87,5 x
75 200 3,2 20 1181 0 22,7 104 104 77,7 27,1 72100 16800
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
4.3 Pembebanan
4.3.1 Beban Mati (D)
1) Berat penutup atap
3,875 (1,50)
= 67,12 N/m’
cos 30°
2) Berat gording : 92,7 N/m’
Jumlah (1) + (2) : 159,82 N/m’

3) Berat alat penyambung : 10 % (159,82) = 15,98 N/m’


Jumlah Beban Mati (D) 1 s/d 3 = 175,80 N/m’

4.3.2 Beban Hidup oleh Perawatan Gedung (La) dan Beban Hujan (H)

1) Berat seorang pekerja atau petugas pemadam kebakaran


(PMI ’70 butir 3.2.(3)) : 100 kg = 1000 N

2) Berat genangan air hujan di atap 40 − 0,8 (30°) = 16 kg / m2 = 160 N/m2, pada
proyeksi datar bidang atap.
Beban ini ditransfer ke gording sebagai 160 (1,30) = 208 N/m’

Beban terpusat akibat berat pekerja dianggap bekerja di tengah bentang gording.
Momen lentur maksimum yang ditimbulkan adalah 1/4(1000)10 = 2500 Nm;
sedangkan momen lentur maksimum yang ditimbulkan berat genangan air hujan
adalah 1/8(208)102 = 2600 Nm. Momen lentur akibat berat genangan air hujan lebih
besar daripada momen lentur akibat berat pekerja, maka yang lebih berpengaruh
adalah berat genangan air hujan. Beban berat pekerja, dengan demikian, tidak akan
diperhitungkan dalam pembebanan gording, sehingga:

Jumlah beban hidup (H) = 208 N/m’.

Selanjutnya, karena merupakan beban gravitasional, orientasi dan arah kedua beban
(D dan H) sama yaitu vertikal ke bawah. Orientasi dan arah kedua beban ini
ditunjukkan panah putus – putus (D; H) pada Gambar 4-1. Untuk kepentingan desain,
beban ini digantikan dengan komponen – komponen ortogonalnya. Komponen pada
orientasi sumbu x ditunjukkan panah jingga (D; H)x dan komponen pada orientasi
sumbu y ditunjukkan panah coklat (D; H)y dalam gambar yang sama.
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari

30

Gambar 2-1. Orientasi Beban - Beban pada Gording terhadap Orientasi Sumbu –
Sumbu Penampangnya

Beban (D; H) adalah (211,88 ; 208) N/m’, maka:

1. (D ; H)x = (175,80 cos30 ; 208cos30) = (152,25 ; 180,13) N/m’ dan

2. (D ; H)y = (175,80 sin30 ; 208sin30) = (87,9 ; 104) N/m’

4.3.3. Beban Angin (W)

4 -0
0, ,4
2
a-
0,0

Gambar 4-2. Ilustrasi Pembebanan Angin pada Bidang Atap

4.3.3.1. Akibat Tiupan pada Bidang Atap

Beban yang ditimbulkan tiupan angin dari kiri bangunan ditunjukan dalam Gambar 4-2.
Karena bidang atap gabel simetris, beban akibat tiupan angin dari kanan bangunan sama
dengan yang diakibatkan tiupan dari kiri bangunan dan tidak perlu ditinjau. Pada bidang atap
di pihak angin terjadi tekanan positif akibat tiupan angin dari kiri, dan pada bidang atap di
belakang angin terjadi tekanan hisap. Pada kasus ini, tekanan angin hisap menimbulkan
beban pada gording yang berlawanan arah terhadap arah beban (D;H)x sehingga mengurangi
besar resultan beban pada pembebanan terhadap orientasi sumbu x penampang gording.
Maka tekanan angin hisap (negatif) tidak perlu diperhitungkan. Beban angin akibat tekanan
angin positiflah yang akan diperhitungkan. Bangunan akan dibangun di TDM yang berjarak
kurang dari pada 5 km dari pantai maka tekanan angin adalah 40 kg/m 2 (400 N/m2); [PMI
’70 butir 4.1.(2)] dan karena atap berbentuk segitiga majemuk maka koefisien tekanan angin
positif adalah (0, 2α – 0.4); [PMI ’70 butir 4.3.(1)d]. Berdasarkan itu:
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
1. Beban angin pada gording di pihak angin: (0,02(30) − 0.4)400(1,5) = 120 N/m
2. Beban angin pada gording di pihak isap: − 0.4x 400x1,5 = - 240 N/m

Jumlah beban angin (W) = 120 N/m’

Karena adalah tegak lurus bidang yang ditinjau (PMI ’70 butir 4.1) maka orientasi beban
ini adalah seperti yang dinyatakan panah (W) berwarna jingga dalam Gambar 4-1.

Beban lentur rencana terhadap sumbu x penampang gording (Qx) ditentukan berdasarkan
kombinasi pembebanan menurut persamaan (6.2-1) s/d (6.2-6) SNI-2002;

1. Persamaan (6.2-1): 1,4Dx


1,4 Dx = 1,4(152,25) = 213,15 N

2. Persamaan (6.2-2): 1,2D + 1,6L + 0,5 (La atau H)


Kombinasi ini tidak dilibatkan sebab tidak terdapat beban L.

3. Persamaan (6.2-3): 1,2D + 1,6(La atau H) + (γL atau 0,8W)


1,2Dx +1,6Hx + 0,8W = 1,2(152,25) +1,6(180,13) + 0,8(120) = 566,91 N/m’.

4. Persamaan (6.2-3): 1,2D + 1,6(La atau H) + (γL atau 0,8W) untuk angin hisap
1,2Dx +1,6Hx + 0,8W = 1,2(152,25) +1,6(180,13) + 0,8(-240) = 278.9 N/m’.

5. Persamaan (6.2-4): 1,2D + 1,3W + γLL + 0,5(La atau H)


Kombinasi ini tidak dilibatkan sebab tidak terdapat pembebanan L.

6. Persamaan (6.2-5): 1,2D + 1,0E + γLL


Kombinasi ini tidak diperhatikan karena beban E (beban gempa) tidak ditinjau

7. Persamaan (6.2-6): 0,9D + (1,03W atau 1,0E)


Kombinasi ini tidak diperhatikan karena pembebanan bolak-balik W telah dilibatkan
dalam perhitungan tekanan tiup angin.

4.2.3.2. Akibat Tiupan Angin pada Dinding Depan/Belakang

Gird Horizontal Gird No 5


Gird Vertikal

Gird No 3 Gird No 6

3.00 m
Gird No 2 Gird No 7

Gird No 1 Gird No 8

3.71 m

Kolom
3.50 m

3.50 m

4.00 m

2.8125 m 2.8125 m

3.00 m 3.00 m 2.625 m 6.00 m 2.625 m 3.00 m 3.00 m 3.00 m 3.00 m 2.625 m 6.00 m 2.625 m 3.00 m 3.00 m

23.25 m 23.25 m

46.50 m
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari

Gambar 4-3. Struktur Dinding Melintang (Depan) Bangunan Menunjukkan Daerah


Tributaris Pembebanan Angin pada Gird Vertikal.

Berdasarkan kombinasi – kombinasi tersebut, maka beban lentur rencana terhadap sumbu
x panampang gording (Qx) adalah: max (213,15 ; 566,91) = 566,91 N/m’.

Dengan cara yang sama, beban lentur rencana terhadap sumbu y penampang gording (Q y)
adalah : 1,2Dy +1,6Hy = 1,2(87,90) + 1,6(104) = 271.88 N/m’; [SNI-2002 pers. (6.2-3)].
Tiupan angin dari depan bangunan menimbulkan tekanan positif pada dinding depan dan
tekanan hisap pada dinding belakang. Tekanan angin positif menimbulkan beban aksial
tekan pada gording sedangkan tekanan angin hisap menimbulkan beban aksial tarik.
Karena gording lebih rawan terhadap beban aksial tekan, maka dalam mendesain gording
hanya tekanan angin positiflah yang ditinjau. Daerah tributaris yang maksimum dari
tekanan angin positif adalah daerah tributaris bagi gird vertikal no 6. Daerah tributaris ini
ditunjukan sebagai daerah berarsir dalam Gambar 4-3. Pintu depan dianggap sedang
tertutup dan daerah tributaris melalui grid – gird horizontal diabaikan. Gird no 6
selanjutnya mentransfer beban angin kepada gording (di ujung atas), dan kepada sloof (di
ujung bawah) sebagai beban terpusat. Terhadap gording, beban ini adalah beban aksial
tekan. Berdasarkan itu, besar beban aksial tekan (N) pada gording dapat dihitung sebagai:

1 1
x(16,85+15,11)2,8125 (40)0.9   = 808,988 kg = 8089,88 N
2 2

4.4 Analisa Struktur


Berdasarkan hitungan pembebanan di atas maka beban aksial rencana (Nu) pada gording
adalah:

γD N = 1,6(8089,88) = 12943,81 N ; [SNI-2002 pers. (6.2-3)];

beban lentur rencana oleh pembebanan terhadap sumbu x gording (Mux) adalah:

1 1
QxL2 = (566,91)x102 = 7086,375 Nm = 7,086 x 106 Nmm
8 8

beban geser rencana oleh pembebanan terhadap sumbu x gording (Vux) adalah:
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
1 1
QxL = (566,91)x10 = 2834,55 N
2 2

Beban lentur rencana oleh pembebanan pada sumbu y penampang gording (Muy) dan beban
geser rencana oleh pembebanan terhadap sumbu yang sama (Vuy) diperoleh dengan
menganalisa gording

sebagai balok struktur statis tak-tentu yang idealisasinya ditunjukkan dalam Gambar 2-6(a).
Laporan hasil analisa struktur ditampilkan pada lampiran [Gording Y GRASP] dan
memberikan :

Muy = 1,8 x105 Nmm

Vuy = 412,675 N

1. Reaksi perletakkan akibat Qx pada gording yang ditransfer ke rafter (Vx) adalah:
1 1
Vx = QxL = (566,91)x10 = 2834,55 N
2 2
2. Reaksi perletakan akibat Qy pada gording yang ditransfer ke rafter (Vy) adalah:
267,02 N; [lampiran [Gording Y doc]].
3. Reaksi perletakkan akibat Qy pada gording yang ditransfer ke sagrod (Vy-sr) adalah
776,80 N; [lampiran [Gording Y doc]].

Maka beban rencana untuk desain gording adalah:

Nu = 12943,81 N;

Mux = 7,086 x 106 Nmm; dan

Muy = 1,8 x105 Nmm

2
Vu = √𝑉𝑢𝑥 2 + 𝑉𝑢𝑦 2 = √2834,552 + 412,675 = 2864,43 N

4.5 Analisa terhadap Limit-State

Pemeriksaan atas hasil analisa struktur menyatakan bahwa gording adalah komponen
terkombinasi

aksial-lentur-geser maka usulan profil untuk gording akan dianalisa terhadap persamaan
interaksi aksial momen, persamaan kombinasi geser-lentur. Selain itu, lendutan juga adalah
limit-state dalam desain ini maka profil usulan akan juga dianalisa terhadap limit-state
lendutan.

4.5.1 Terhadap Persamaan Interaksi Aksial - Momen:


TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari

N u 8  M ux M uy 
 1,0 atau
 
N n 9  M nx M ny 

Nu 8 M M uy 
  ux   1,0 ; [SNI 03 – 1729 – 2002 butir 11.3]
2N n 9  M nx M ny 

1. Analisa untuk Memperoleh Beban – Beban Rencana Nu, Mux dan Muy
Analisa ini telah dilakukan dalam bagian 4.4, yang memberikan:

Nu = 12943,81 N;

Mux = 7,086 x 106 Nmm; dan

Muy = 1,8 x 105 Nmm

2. Analisa untuk Memperoleh Tahanan – Tahanan Rencana ФNn, ФMnx, ФMny


  0,85 ; [SNI – 2002: butir 11.3]

fy
N n  Ag ; [SNI – 2002: butir 7.6.2]

; [bergantung pada faktor tekuk c]

c  max (cx ; cy )

1 Lkx fy
cx  ; [SNI – 2002: pers (7.6-1)]
 rx E

Lkx = kx Lx

kx = 1 ; [kedua ujung adalah sendi]

Lx = 1(10000) = 10000

rx = ix = 77,7 mm (Tabel 4-1)

λcx = 1/π x (10000)/( 59,2) x (360/200000)0.5 = 1,74

1 Lky fy
cy  ; [SNI – 2002: pers (7.6-1)]
 ry E
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
Lky = ky Ly

ky = 1 ; [kedua ujung adalah sendi]

1
Ly = (800)  400mm ; [karena gording tersambung dengan penutup
2
atap (seng) oleh angker seng, maka angker seng
berfungsi sebagi penyokong terhadap tekuk arah
sumbu y penampang. Lebar seng adalah 800 mm.
Beralasan jika diasumsikan angker penutup dipasng
setiap setengah lebar seng maka Lky adalah 400 mm]

Lky = 1(400) = 400 mm

ry = iy = 27,1 mm (Tabel 4-1)

λcy = 1/π x (400)/( 27,1) x (360/200000)0.5 = 0,199

λc = max (1,74; 0,199) = 1,74

1,74> 1,2 λc >1,2 maka :

  1,25C 2 ; [ SNI 2002 Butir 7.6.2]

= 3,785

A = Ag = 1181 mm2 (Tabel 4 -1)

Nn = 1181x (360/3,785) = 112327,61 N

  0,9 ; [SNI – 2002: pers. (8.1-1) dan Tabel 6.4-2]

M nx  min ( M yx ; M bckl  x ; M ltb  x ) ;[SNI – 2002: pers. (8.1-1)]

M yx  f y S x ; [SNI – 2002: butir 8.2.1]

Sx = 72100 mm3

Myx = 360 (72100) = 2,6 x 107 Nmm

Mbckl-x bergantung kepada kekompakan dan kelangsingan penampang


diketahui dengan membandingkan faktor-faktor kelangsingan (, p, dan r) ;
[SNI – 2002 butir 8.2]
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
 = max (x; y)

λx = Lx / ix = (10000/77,7)= 128,70

λy = Ly / iy = (400/27,1) = 14,76

λ = max (128,70; 14,76) = 128,70

E
 p 1,76 ; [SNI-2002: pers. (8.4-4.a), karena factor kelangsingan untuk
fy
komponen struktur ini dihitung berdasarkan panjang bentang,
seperti yang telah dilakukan di atas]

λp = 1,76 x (200000/360)0.5 = 41,48

E
r  4,40 ; [SNI-2002: pers. (8.4-4.b), karena factor kelangsingan untuk
fy
komponen struktur ini dihitung berdasarkan panjang bentang,
seperti yang telah dilakukan di atas]

λr = 4,40 x (200000/360)0.5 = 103,71

41,48< 103,71≤ 168,92Maka :

λr ≤ λ, Maka penampang adalah penampang langsing dan Mbckl-x dihitung menurut


persamaan :

r 2
M bckl  x  M r ( ) ; [SNI -2002: butir 8.2.5]

fyZx = 360Zx

Zx ≈ 1,18 x Sx = 1,18 x 72100 mm3 = 85078 mm3

fyZx = 360 x85078 = 3 ,06x 107 Nmm

1,5 Myx = 1,5 x 2,6 x 107 Nmm = 3,9 x 107 Nmm

Mp = min (3,06x 107 ; 3,9 x 107) = 3,06x 107 Nmm

Mr = Sx (fy – fr) ; [SNI – 2002: butir 8.2.1.c]

fr bergantung kepada metoda manufaktur profil baja ; [SNI – 2002: Tabel 7.5-
1]. Karena profil Lip Channel umumnya dimanufaktur dengan cara cold-
formed maka:

Mr = 72100 (360 – 70) = 2,09 x 107 Nmm


TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
Mbckl-x = 1,89 x 107 (103,71/128,70)2 = 1,36 x 107 Nmm

Mltb-x bergantung pada apakah bentang komponen tergolong pendek, menengah atau
panjang, yang dapat diketahui dari membandingkan L, Lp dan Lr satu terhadap yang lain;
[SNI – 2002: butir 8.3]. SNI – 2002 tidak memberikan ketentuan untuk menghitung Lp
dan Lr untuk profil kanal berbibir (lip channel) tunggal. Karena lip channel tunggal akan
lebih condong berlaku sebagai profil kotak berongga Lp dan Lr untuk gording yang adalah
lip channel tunggal akan dihitung menurut butir 8.3 SNI-2002, dengan menganggapnya
sebagai “profil kotak pejal atau berongga”.

L = 10000 mm

L y = 400 mm

√𝐽𝐴
L p= 0.13Ery ; [SNI - 2002: Tabel 8.3-2]
Mp

ry = iy= 27,1 mm (Tabel 4-1)

J
1
3
 
2 Bt 3  Hd 3 ; ; konstanta puntir untuk penampang C1

J = 1/3 (2 x 75(3,2)3 + 200(3,2)3)

J = 3822,93 mm4

A = 1181 mm2

Lp = 0,13 x (200000) x, 27,1 ((9112,5 x1397) 0.5/( 2,77x 107 )) = 89,08 mm

√𝐽𝐴 89,08
Lr = 2Ery M = (2)
r 0,13

Lr = 1370,46 mm

... 10000 >1370,46 → L > Lr

Bentang komponen tergolong panjang maka Mltb-y dihitung menurut persamaan :

Mltb−x = Mcr ≤ Mp ; [SNI - 2002: pers. (8.3-2.c)

√𝐽𝐴
Mcr = 2CbE L ; [SNI - 2002: Tabel 8.3-1].
⁄ry

L=Ly = 400 mm; [bentang untuk perhitungan Mcr diambil sama dengan Ly sebab
bentang pada sumbu minor y-lah yang berpengaruh pada tekuk
puntir lateral]

𝑚𝑎𝑥 12.5𝑀
Cb = 2.5𝑀 +3𝑀 +4𝑀 ≤2,3
𝑚𝑎𝑥 𝐴 𝐵 +3𝑀𝐶
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
Mmax = Mux = 7,326 x 106 Nmm

2.52
MA = Vux(2,5) - Qx( )
2

2.52
= 2864,43(2.5) – 566,91( ) = 5,389 x 106 Nm
2

MB = Mu = 7.086 x106 Nmm

MC = MA =5.389 x106 Nmm

12.5(7.086 𝑥106 )
Cb = = 1.13
2.5(7.086 𝑥106 )+3(5.389 𝑥106 )+4(7.086 𝑥106 )+3(5.389 𝑥106 )

√3822,93 𝑥1181
Mcr = 2(1.14)200000 [ 400⁄ ]= 0,8 x108 Nmm
27,1

⇒Mcr > Mp

Mltb-x =Mp = 3,06x 107 Nmm

Mnx= min(2,6 x 107 ; 1,36 x 107 ; 3,06x 107 ) =1,36 x 107 Nmm

Mny = min(Myy;Mbckl-y;Mltb-y) ; [SNI - 2002: pers. (8.1-1)]

Myy = fySy ; [SNI - 2002: butir 8.2.1]

Sy = 16800 mm3 ; [tabel 4.1]

Myy = 360(16800) = 6,05 x106 Nmm

Mbckl-y bergantung kepada kekompakan dan kelangsingan penampang, yang dapat


diketahui dengan membandingkan faktor – faktor kelangsingan (λ , λp dan
λr)terhadap yang lain;[SNI-2002 butir 8.2].

λ = max(λx ; λy)

𝐿𝑥 10000
λx = = = 128,70
𝑖𝑥 77,7

𝐿𝑦 400
λy = = = 14,76
𝑖𝑦 27,1

λ = max(128,70;14,76) = 128,70
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
𝐸
λp =1.76√𝑓 ; [SNI - 2002: pers. (8.4-4.a), karena faktor kelangsingan untuk
𝑦

komponen struktur ini dihitung berdasarkan panjang bentang,


seperti yang telah dilakukan di atas]

200000
=1,76 √ = 41.48
360

𝐸
λr =4.40√𝑓 ; [SNI - 2002: pers. (8.4-4.b), karena faktor kelangsingan untuk
𝑦

komponen struktur ini dihitung berdasarkan panjang bentang,


seperti yang telah dilakukan di atas]

200000
λr = 4,40 √ = 103.71
360

41,48< 103,71≤ 168,92 Maka :

λr ≤ λ, Maka penampang adalah penampang langsing dan Mbckl-x dihitung


menurut persamaan :

r 2
M bckl  x  M r ( ) ; [SNI -2002: butir 8.2.5]

fyZy = 360Zy

Zy = 1.18Sy = 1.18(16800) = 19824 mm3 [untuk profil Channel, Zy dapat


diperkirakan sebagai 1.18Sy1]

fyZy = 360 (19824)= 7,136 x106 Nmm

1.5 Myy = 1.5(6,05 x106) = 9,075 x106 Nmm

Mp = min(7,136 x106; 9,075x106 ) = 7,136 x106 Nmm

Mr = Sy (fy – fr); [SNI - 2002: butir 8.2.1.c]

fr bergantung kepada metoda manufaktur profil baja; [SNI - 2002: Tabel 7.5-1].
Karena profil Lip Channel umumnya dimanufaktur dengan cara cold-formed
maka: fr = 70 MPa

Mr = 16800 (360 – 70) = 4,87 x106 Nmm

Mbckl-y = 4,87 x106 (103,71/128,70)2

= 3,16 x 106 Nmm

Mltb-y bergantung pada apakah bentang komponen tergolong pendek, menengah atau
panjang, yang dapat diketahui dari membandingkan L, Lp dan Lr satu terhadap
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
yang lain; [SNI – 2002: butir 8.3]. SNI-2002 tidak memberian ketentuan untuk
menghitung Lp dan Lr untuk profil kanal berbibir (lip channel) tunggal. Karena
lip channel tunggal akan lebih condong berlaku sebagai profil kotak berongga,
Lp dan Lr untuk gording yang adalah lip channel tunggal akan dihitung menurut
butir 8.3 SNI-2002, dengan menganggapnya sebagai profil kotak pejal atau
berongga’.

L = 400 mm

L x = 10000 mm

√𝐽𝐴
L p= 0.13Erx ; [SNI - 2002: Tabel 8.3-2]
Mp

rx= ix = 77,7 mm; [Tabel 4-1]


1
J = 3(2Bt3 + Hd3) ; konstanta puntir untuk penampang C2

J = 1/3 (2 x 75(3,2)3 + 200(3,2)3)

J = 3822,93 mm4

A = 1181 mm2

Lp = 0,13 x (200000) x 59,2 ((9112,5 x1397) 0.5/( 8,4x106 ))= 653,78 mm

√𝐽𝐴 653,78
Lr = 2Erx = (2)
Mr 0,13

Lr = 10058,13 mm

L ≤ Lp; Bentang komponen tergolong bentang pendek, maka Mltb


dihitung menurut persamaan:

Mn = Mp

Mltb-y = 7,136 x106 Nmm

Mny = min (6,05 x106 ; 3,16 x 106 ; 7,136 x106) = 3,16 x 106 Nmm

3. Analisa untuk Mencaritahu Keterpenuhan terhadap Persamaan Interaksi Aksial-


Momen

𝑁𝑢
Rasio adalah :
∅𝑁𝑛
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
12943,81
= 0,13 < 0.2
0.85(112327.61)

maka analisa terhadap persamaan interaksi aksial-momen dilakukan dengan menggunakan


persamaan:

𝑁𝑢 8 𝑀 𝑀𝑢𝑦
+ 9 (∅𝑀𝑢𝑥 + ∅𝑀 ) ≤ 1.0; [SNI-2002, butir 7.4.3.3].
2∅𝑁𝑛 𝑛𝑥 𝑛𝑦

𝑁 8 𝑀 𝑀𝑢𝑦 11943,81 8 7,086𝑥106 1,8𝑥105


⇒2∅𝑁𝑢 + 9 (∅𝑀𝑢𝑥 + ∅𝑀 ); = (2)(0.85)(52581,98) + 9 (0.9(1.36𝑥107 ) + 0.9(3,16𝑥106 ))
𝑛 𝑛𝑥 𝑛𝑦

= 0.64 < 1

Profil usulan-1 memenuhi persamaan interaksi aksial – momen, dengan rasio keterpenuhan:
0.64
(100%) = 64 %
1

M Muy Vu
3.5.2. Terhadap Persamaan Kombinasi Geser-Lentur: ∅Mux + ∅M + 0.625 ∅V ≤ 1.375;
nx ny n

[SNI 03 – 1729 – 2002 butir 8.4.3]

1. Analisa untuk Memperoleh Beban Rencana: Vu

Analisa ini telah dilakukan dalam bagian 3.4, yang memberikan:

Vu = 2864,43 N

2. Analisa untuk Memperoleh Tahanan Rencana ФVn

φ = 0.9 ; [SNI-2002, pers (8.8-1) dan Tabel 6.4-2]

Vn ; bergantung pada perbandingan tinggi (h) terhadap tebal pelat (tw); [SNI - 2002:
butir 8.8].

h= H-2t = 200 – 2(3,20) = 193.60 mm

tw = t = 3,2 mm

193,6
⇒ (h/ tw) = ( ) = 60,5
3,2

a = 10000 mm

5 5
kn=5 + =5+ =5
(𝑎⁄ℎ)
2
10000 2
( )
193,6
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari

𝑘 5(200000)
1.10 √ 𝑓𝑛𝐸 = 1.10 √ = 57.98
𝑦 360

𝑘 5(200000)
1.37 √ 𝑓𝑛𝐸 = 1.37 √ = 72.21
𝑦 360

𝑘 𝑘
⇒ 57,98 ≤ 60,5≤ 1.10 √ 𝑓𝑛𝐸 (h/ tw) 1.37 √ 𝑓𝑛𝐸 , maka:
𝑦 𝑦

Vn = 0.36 fyAe ; [SNI - 2002: butir 8.8.3]

Aw = (H – 2t)d = 195,4(3,2) = 625,28 mm2

Ae = 0,9 Aw = 0.9 x 625,28 = 562,75 mm2

Vn = 0.36 (360) 562,75 = 72932,4 N

3. Analisa untuk Mencaritahu Keterpenuhan terhadap Persamaan Kombinasi Geser-


Lentur
𝑀 𝑀𝑢𝑦 𝑣
Persamaan kombinasi geser – lentur adalah 𝛷𝑀𝑢𝑥 + 𝛷𝑀 + 0.625 𝛷𝑣𝑢 1.375, maka :
𝑛𝑥 𝑛𝑦 𝑛

𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦 𝑣 7,086𝑥106 1,8𝑥105 2851,71


+ 𝛷𝑀 + 0.625 𝛷𝑣𝑢 = (0.9(1,36𝑥106) + 0.9(3,16𝑥106 ))+0.625 (0.9(99256,32)) = 0.71 < 1.375
𝛷𝑀𝑛𝑥 𝑛𝑦 𝑛

Profil usulan – 1 memenuhi persamaan kombinasi geser – lentur, dengan rasio keterpenuhan:

0.72
(100%) = 52 %
1.375

3.5.3. Terhadap Limit State Lendutan: δ < 𝜹𝒏 ; [SNI 03 – 1729 – 2002 butir 6.4.3]

1. Analisa untuk Memperoleh Lendutan Rencana

Bentang untuk lendutan terhadap sumbu y (Ly) penampang gording adalah Lyadalah 325 mm,
yaitu

asumsi jarak kait seng pada arah memanjang gording. Lendutan gording terhadap sumbu y
penampangnya dihitung dengan menggunakan Ly sebagai panjang bentang.

𝛿 = √𝛿𝑥2 + 𝛿𝑦2

5 (𝐷𝑥 +𝐻𝑥 +𝑊)𝐿4𝑥


𝛿𝑥 =
384
( 𝐸𝐼𝑥
)

(𝐷𝑥 +𝐻𝑥 + 𝑊) = (152,25 + 180,13 + 120) = (452,38) N/m, = 0,45 N/mm,


TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari
5 (0.45)(10000)4
𝛿𝑥 = (
384 200000(721×104 )
) = 40 mm

5 (𝐷𝑦 +𝐻𝑦 )𝐿4𝑦


𝛿𝑦 =
384
( 𝐸𝐼𝑦
)

(𝐷𝑦 + 𝐻𝑦 ) = (87,90+ 104) = (191.90) N/m, = 0.192 N/mm.

5 (0.191)(400)4
𝛿𝑦 = 384 (200000(87,5×104 )) =3,66 x 10-4 mm

𝛿𝑢 = √402 + (3,66𝑥10−4 )2 = 40 mm

2. Analisa untuk Memperoleh Lendutan Batas


1
𝛿𝑛 = 240 𝐿𝑚𝑎𝑥 ; [SNI-2002 Tabel 6.4-1]

1
𝛿𝑛 = 240 (10000) = 41,67 mm

3. Analisa untuk Mencaritahu Keterpenuhan Limit State Lendutan

Terhadap Limit State: 𝛿𝑢 < 𝛿𝑛 , ternyata

40 < 41,67 𝛿𝑢 < 𝛿𝑛

maka, profil usulan-1 memenuhi limit state lendutan, dengan rasio keterpenuhan:

88,2
(100%) = 95 %
41,67

4.6. Hasil Desain

Rasio maksimum keterpenuhan limit-state dari profil usulan-1 adalah:

max(64%;52%;95%) = 95 %

yang terlampau besar dari pada batas bawah rasio optimum yaitu 60%. Profil usulan, dengan
demikian adalah pofil optimal. Selain itu profil usulan-1 memenuhi semua limit-state yang
ditinjau maka profil usulan adalah cukup kuat terhadap lendutan. Profil usulan 1: Lip Channel
200 x 75 x 20 x 3.2 mm, dengan demikian profil ini belum optimal dan cukup kuat dan dapat
dipakai untuk gording.
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2011-2012 Kelompok : II
Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman dari

Anda mungkin juga menyukai