Anda di halaman 1dari 11

Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2009-2010 Kelompok : IV ( EMPAT )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman:154dari164halaman

11.3 Sambungan Puncak Rafter


Hendak derencanakan suatu sambungan puncak rafter yang dibebani beban-beban sambungan
sebagai berikut:
Mu = 12088300 Nmm (-) ; Hu = 4400 (→) N ; Vu = 12283,40 N (↓)
Nila Mu, Vu, dan Nu diatas diperoleh darihasil analisa menggunakan GRAPS pada perhitungan
Struktur utama (Rafter),yang dapat dilihat pada point 9.1 atau pada lampiran halaman……
Sambungan dan beban-bebannya ditunjukkan secara skematis pada Gambar 11.3-1.

5 WF
x1 30
0x
10
0x 30
0x
30
0x 10
30 x1
WF 5

WF 300 x 300 x 10 x 15

TAMPAK DEPAN USULAN SAMBUNGAN PUNCAK RAFTER


Gambar 11.3-1. Skematis Sambungan Menunjukan Beban - Beban Sambungan

11.3.1 Menentukan Jenis Sambungan, Jumlah Daerah Sambung dan Konektornya


Jenis sambungan:
Sambungan adalah sambungan puncak rafter, menghubungkan dua profil dari satu rafter.
Sambungan menggunakan media sambung: pelat ujung. Rafter adalah dari profil WF 300 x 300
x 15 x 10, dengan mutu fy = 360 MPa. Data dimensi profil ditunjukkan Tabel 11.3-1. Pelat
sambung badan dan pelat sambung sayap, masing-masing adalah pelat baja dengan tebal 10
mm, dari mutu fy = 360 MPa.
Tabel 11.3-1. Data Dimensi WF 300 x 300 x 15 x 10
WF 300 x 300 x15 x 10 mm (106 kg/m') Kekuatan Material : fy = 360 Mpa
B H t d r A Ix Iy ix iy Sx Sy Zp-x
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm2) (mm4) (mm4) (mm) (mm) (mm3) (mm3) (mm3)
2,04 x 6.75 x 1,36 x 4,5 x
300 300 15 10 18 11980 108 107 131 75,1 106 105
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2009-2010 Kelompok : IV ( EMPAT )
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman:155dari164halaman
Jumlah daerah sambung dan deskripsi konektornya:
Sambungan memiliki dua daerah sambung:
1. Ujung rafter ke pelat sambung ujung; konektor las dari mutu fy = 240 MPa.
2. Pelat ujung rafter yang satu ke pelat ujung rafter berikutnya.; konektor baut dari mutu fy =
240 MPa.
Konektan - konektan dan daerah sambung dari sambungan yang hendak direncanakan
ditunjukkan dalam Gambar 11.3-2.

WF WF
x 15 30 15 30
10 0x 10x 0x
00x 30
0 0x 30
0x
x3 x1 x 30
0 0x 10
0 00 x
WF3 15
WF3 15

WF 300 x 300 x 10 x 15 WF 300 x 300 x 10 x 15 WF 300 x 300 x 10 x 15

a.Darah Sambungan 1 b.Daerah Sambungan 2


TAMPAK DEPAN USULAN RAFTER
Gambar 11.3-2. Konektan dan Daerah Sambung dari Sambungan Puncak Gebel

11.2.2 Mendesain.
A. Daerah Sambung-1: Ujung rafter ke pelat ujung, konektor: las
1. Mengusulkan bentuk, posisi dan jumlah badan las.
a) Las sayap bagian luar: 2 badan; las sudut.
b) Las sayap bagian dalam: 2 badan, masing-masing 2 segmen; las sudut.
c) Las badan balok: 2 badan; las sudut.
2. Mengusulkan tebal las (tt) dan panjang las (Lt).
a) Las sayap bagian luar:
tt = 10 mm; ►las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI ‘2002 (13.5.3.3)
Lt = 300 mm > 4tt = 4(10) = 40 mm; ► memenuhi SNI ‘2002 (13.5.3.5).
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2009-2010 Kelompok : IV ( EMPAT )
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman:156dari164halaman
b) Las sayap bagian dalam:
tt = 10 mm; ►las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI ‘2002 (13.5.3.3)
Lt satu segmen = 125 mm > 4tt = 4(10) = 40 mm; ► memenuhi SNI ‘2002 (13.5.3.5).
Ada dua segmen sehingga,
Lt = 2 x 125 = 250 mm.
b) Las badan tafter:
tt = 10 mm; ►las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI
‘2002 (13.5.3.3)
Lt = 260 mm > 4tt = 4(10) = 40 mm; ► memenuhi SNI ‘2002 (13.5.3.5).
Usulan tebal dan panjang las, serta posisi las pada daerah sambung-1 ditunjukkan dalam
Gambar 11.3-3.
A
a= las sayap luar ;
t = 10 mm;
L =300 mm

300mm
WF b= las sayap dalam
15 30
0x 0 t = 10 mm;
0 x1 x3
00 L =125 mm
30 x
0x 10
F 30 x 15

300mm
W c = las badan
t =10 mm
L = 230 mm
WF 300 x 300 x 10 x 15

A 300mm

POTONGAN A-A

Gambar 11.3-3. Usulan Dimensi dan Letak Badan Las pada Daerah Sambung-1

(Catatan: pengusulan panjang badan las harus dilakukan dengan memperhatikan ruang
tempat las yang tersedia dan yang dimungkinkan oleh dimensi bagian-bagian konektan).
3. Menghitung dan menentukan beban badan las Ru
Tradisi “penugasan” yang biasa dianut para sarjana teknik sipil dipakai dalam perencanaan
ini. Las badan ditugaskan memikul M = 12088300 Nmm,
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2009-2010 Kelompok : IV ( EMPAT )
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman:157dari164halaman
las sayap bagian dalam ditugaskan memikul H = 4400 N dan las sayap bagian luar
ditugaskan memikul V = 12283,40 N
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal-21. Dengan demikian maka:
a) Las sayap bagian luar

Ru = 1/2 x (12283,40) = 6141,7 N


b) Las sayap bagian dalam;
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal-1. Dengan demikian maka:

Ru = 1/2 x (4400) = 2200 N


c) Las badan rafter;
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal-7. Dengan demikian maka:

Ru = 3/4 x (12088300/ 260) = 39418,37 N


4. Memeriksa kecukupan kekuatan badan las
a) Las sayap bagian luar;
Badan las adalah las sudut maka formula desain las sudut berdasarkan SNI 2002 butir
13.5.3.10 dipakai untuk memeriksa kecukupan kekuatan badan las. Formula desain adalah:

Ru = 6141,7 N
Φf = 0,75

fw = min (370 ; 370) = 370 MPa


6141,7≤ 0,75 x 8 x 300 x (0,6 x 370)
6141,7≤ 499500 _ N
[memenuhi formula desain]
b) Las sayap badan
Badan las adalah las sudut maka dengan formula desain yang sama seperti pada a):
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2009-2010 Kelompok : IV ( EMPAT )
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman:158dari164halaman
Ru = 2200 N
Φf = 0,75

fw = min (370 ; 370) = 370 MPa


2200 ≤ 0,75 x 10 x 125 x (0,6 x 370)
2200 ≤ 416250_ N
[memenuhi formula desain]
c) Las badan balok;
Badan las adalah las sudut maka dengan formula desain yang sama seperti pada (a):

Ru = 39418,4 N
Φf = 0,75

fw = min (370 ; 370) = 370 MPa


39418,4 ≤ 0,75 x 10 x 260 x (0,6 x 370)
39418,4 _N ≤ 574425_N
[memenuhi formula desain]
Semua badan las memenuhi formula desain yang disyaratkan, maka usulan rancangan las
untuk daerah sambung-1 dapat dipakai.
5. Merekomendasi konstruksi badan las dalam suatu gambar rencana.
Langkah ini akan dilakukan secara tergabung bersama langkah yang sama dari daerah
sambung-2 pada tahap ‘mendokumentasikan hasil perencanaan’.

B. Daerah Sambung-2: Pelat ujung ke sayap rafter, konektor: baut


1. Mengusulkan konfigurasi letak baut.
Usulan-1: konfigruasi terdiri dari dua lajur baut, masing-masing lajur terdiri dari empat baut
(n = 8), seperti yang ditunjukkan Gambar 11.3-4. Semua baut berdiameter 16 mm.
a) Jarak minimum antar pusat lubang.
Jarak antar pusat lubang yang diusulkan, Rb, adalah 110,3 mm.
Rb > 3dbaut
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2009-2010 Kelompok : IV ( EMPAT )
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman:159dari164halaman
110,3 > 3(16)
110,3 > 48 mm
[memenuhi SNI ‘2002(13.4.2)].
b) Jarak maksimum antar pusat pengencang
Jarak antar pusat pengencang yang diusulkan, Rb, adalah 110,3mm.
Rb = 110,3< min (15tp ; 200) mm
Maka :
110,3< min (15(10) ; 200) mm
110,3< min (150 ; 200) mm
110,3< min 105 mm
[memenuhi SNI’2002(13.4.3)].

A
Baut Ø 16 Baut Ø 16

38.7mm

110.3mm 110.3mm

300mm
WF
15 110.3mm
30
110.3mm

0x 0x
0 x1 30
30 0
110.3mm 110.3mm
x1
0x 0x
30 15
WF
110.3mm 110.3mm

300mm
110.3mm 110.3mm 89.7mm

WF 300 x 300 x 10 x 15
55,3mm 55,3mm

A
300mm

TAMPAK DEPAN POT A-A


USULAN SAMBUNGAN RAFTER KOLOM
Gambar 11.2-4. Usulan Konfigurasi Baut pada Daerah Sambung-2

c) Jarak tepi minimum.


Jarak tepi minimum yang diusulkan, Rb, adalah 55,3 mm.
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2009-2010 Kelompok : IV ( EMPAT )
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman:160dari164halaman
Rb = 55,3 > 1,5 db
55,3 > 1,5 (16)
55,3 > 24 mm
[memenuhi SNI’2002(13.4.3)].
d) Jarak maksimum antar pusat pengencang pada baris luar pengencang dalam arah gaya.
Jarak antar pusat pengencang pada baris luar pengencang dengan dalam arah gaya yang
diusulkan, Rb, adalah 110,3 mm.
Rb = 110,3 < min (4tp + 100 ; 300) mm
110,3< min (4(10) + 100 ; 300) mm
110,3 < min (140 ; 300) mm
110,3 < 140 mm
[memenuhi SNI’2002(13.4.3)].
Semua syarat dipenuhi usulan penempatan baut. Usulan konfigurasi baut dapat dipakai.
2. Menentukan karakteristik baut.
Analisa atas sambungan mengungkapkan bahwa beban sambungan M dan H menyebabkan
gaya tarik Td pada masing-masing baut, dan beban sambungan V menyebabkan gaya geser
Vd pada setiap baut. Karena beban-beban sambungan bekerja serentak maka baut
berkarakteristik ‘baut kombinasi gesertarik’.
3. Menghitung dan menentukan beban maksimum pada baut.
a) Gaya tarik baut (TdH) akibat beban horisontal H = 4400 N.
H = 4400 N → TdH = 1/12 x (1400 ) = 366,67 N
b) Gaya geser baut (Vd) akibat beban vertikal V = 12283,40 N
V = 12283,40 N → Vd = 1/12 x (12283,40) = 9963,12 N
c) Gaya tarik baut maksimum (F1) akibat M = 12088300 Nmm.
M = 12088300 Nmm

F1 = (12088300) x ((551.5) / (110.32 + 220.62 + 330.92+441.22+551.52)


= 9963,16 N
Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2009-2010 Kelompok : IV ( EMPAT )


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman:161dari164halaman
Terdapat dua baut pada taraf 1 (h = 551.5 mm), maka gaya tarik untuk salah satu baut
(misalnya yang di seblah kiri atau di sebelah kanan) pada taraf ini (F1.ki) adalah:
F1.ki = 1/2 x (9963,16) = 4981,58 N
Gaya tarik total maksimum pada baut (Td) adalah:
Td = TdH + F1.ki
= 366,67 + 4981,58
= 5348,25 N
Karena Td dan Vd bekerja serentak pada baut maka baut adalah ‘baut kombinasi geser-tarik’.
4. Memeriksa kecukupan kekuatan baut dan kekuatan tumpuan baut.
Baut pada daerah sambung ini, dengan demikian, akan dirancang dengan menggunakan
persamaanpersamaan perencanaan untuk baut kombinasi geser-tarik. SNI 03 – 1729 – 2002
mensyaratkan bahwa baut kombinasi geser-tarik harus memenuhi dua persamaan.
a) Persamaan 13.2-4

Φf = 0,75
n = 12; (jumlah baut adalah delapan buah)
r1 = 0,5; (baut tanpa ulir pada bidang geser, sesuai SNI ‘2002 (13.2.2.1).
m = 1; (jumlah bidang geser adalah satu).

Fuv = (12283,40) / (8 x (1/4 x 3,14 x (162)))


= 6,65 N/mm2

0,5 x 0,75 x 370 x 1 = 138,75 N/mm2


6,65 < 138,75_ N/mm2; [memenuhi persamaan 13.2-4]
b) Persamaan 13.2-5 dan 13.2-6.
Dari persamaan 13.2-5;
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2009-2010 Kelompok : IV ( EMPAT )
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman:162dari164halaman
Diperoleh :

Dengan :
1
𝐴𝑏 = 𝜋𝑑2
4
Ab = 1/4 x 3,14 x 162
= 153,86 mm2
Tu / n = 5348,25 N
Maka :
ft ≥ ((5348,25) / (0,75 x 153,86))
ft ≥ 46,35 N
Persamaan 13.2-6

f1 = 410 MPa; (baut mutu tinggi).


r2 = 1,9; (baut tanpa ulir pada bidang geser).
f2 = 310 MPa; (baut mutu tinggi).

46,35 ≤ 410 – (1,5 x 6,65)


46,35 ≤ 397,36 ; dan 46,35 ≤ 310
[memenuhi persamaan 13.2-5 dan 13.2-6].
c) Kekuatan Tumpuan Baut; persamaan 13.2-7
Formula desain untuk kuat tumpu1 adalah:

1023,60 ≤ 2,4 x 0,75 x 16 x 10 x 370


1023,60_N ≤ 93240_N
[memenuhi persyataran kuat tumpu (SNI ‘2002 persamaan 13.2-7)].

1
Dijelaskan pada hand out kuliah no. 42
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2009-2010 Kelompok : IV ( EMPAT )
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman:163dari164halaman
Karena memenuhi semua persamaan kekuatan yang disyaratkan maka usulan sambungan
baut untuk daerah sambung-2 dapat dipakai.
5. Merekomendasikan konstruksi sambungan dalam suatu gambar rencana.
Langkah ini akan dilakukan secara tergabung bersama langkah yang sama dari daerah
sambung-1 pada tahap ‘mendokumentasikan hasil perencanaan’.

11.2.3 Mendokumentasi Hasil Perencanaan.


1. Gambar Rencana.
Gambar rencana untuk sambungan ini ditampilkan dalam Gambar 11.2-5.
2. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis sambungan dinyatakan dalam Platform 11.2-1.
a. Las Sayap Luar :
Las sudut, tt = 10 mm.
Mutu las fy = 240 MPa.
b. Las Sayap Dalam :
Las sudut, tt = 10 mm.
Mutu las fy = 240 MPa.
c. Las Badan :
Las sudut, tt = 10 mm.
Mutu las fy = 240 MPa.
d. Baut :
Baut hitam diameter (Ø) = 16 mm.
Mutu las fy = 240 MPa.
e. Pelat Ujung :
Pelat baja 680 x 10 (mm).
Mutu pelat fy = 240 MPa.
f. Pelat Rusuk :
Pelat baja 270 x 15 (mm).
Mutu pelat fy = 240 MPa.
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2009-2010 Kelompok : IV ( EMPAT )
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman:164dari164halaman
Gambar Rencana :

Anda mungkin juga menyukai