Anda di halaman 1dari 1

Pola pikir yang kelima yang juga amat dibutuhkan adalah the ethical mind (pikiran etis).

Inilah
pola pikir yang terus membujuk kita untuk berikhtiar membangun kemuliaan dan keluhuran
dalam kehidupan personal dan profesional kita. Pikiran Etis dapat menggabungkan peran di
tempat kerja dan sebagai warga negara dan bertindak secara konsisten dengan orang. Kita
semua harus berkomitmen untuk mewujudkan orientasi etika dalam pekerjaan. Hal ini secara
etis juga harus mencakup peran sipil dimana setiap dari kita harus memiliki komitmen untuk
secara pribadi bekerja menuju terwujudnya masyarakat yang berbudi luhur yang dapat
dibanggakan. Sebuah orientasi etis dimulai di rumah di mana anak-anak mengamati orang tua
mereka pada pekerjaan mereka dan bermain dan dalam tanggung jawab. Dalam masyarakat
kontemporer, juga menganggap penting dari usia dini, dan kualitas dari rekan-rekan seseorang
membuktikan sangat penting selama masa remaja dalam pengembangan pelatihan etika. Tidak
ada etika yang benar-benar universal di semua budaya dan era, namun seorang pekerja yang
baik umumnya memiliki seperangkat prinsip dan nilai-nilai yang mereka dapat nyatakan secara
eksplisit bahwa mereka hidup. Prinsip-prinsip ini konsisten dengan satu sama lain dan disimpan
dalam pikiran terus-menerus. Mereka bersikap transparan dan tidak akan menyembunyikan apa
yang mereka lakukan. Pekerja Etis juga tidak munafik, tetapi mematuhi prinsip-prinsip yang
membimbing mereka bahkan ketika mereka pergi melawan kepentingan pribadi mereka. Bicara
etis sering tampak untuk melawan kekuatan-kekuatan ekonomi dari kepentingan yang
membentuk bagian penting dari masyarakat modern kita. Pasar bisa jadi kejam dan keras.
Jonathan Sacks mengatakan bahwa "Ketika segala sesuatu yang penting dapat dibeli dan
dijual, ketika komitmen dapat rusak karena mereka tidak lagi untuk keuntungan kita, saat
berbelanja menjadi keselamatan dan slogan iklan menjadi panduan kita, ketika nilai kita diukur
oleh berapa banyak yang kita pengaruhi, maka pasar menghancurkan nilai-nilai yang sangat
luhur di mana dalam jangka panjang akan hancur. Setiap profesional harus dilatih dalam pikiran
etika untuk kebaikan individu dan masyarakat secara keseluruhan

ETHICAL MIND – Berpikir untuk orang lain demi kepentingan bersama


Adalah kemampuan/kecerdasan seseorang untuk berpikir diluar keinginan pribadi dan diluar kemampuan diri yang telah dimiliki.
Sebenarnya ethical mind ini sangat erat hubungannya dengan respectful mind dan synthesizing mind, serta creativity mind.
Seperti dasar pemikiran respectful mind bahwa hak, kewajiban, serta kemauan seseorang terbatas oleh hal yang sama dari orang
lain, maka ethical mind pun seperti itu sehingga dia sangat tahu dimana menemaptkan diri dan bersikap serta apa yang boleh dan
dapat diperbuatnya. Seseorang yang memiliki ethical mind itu tentunya sangatlah cerdas karena dia harus dapat respect ke
lingkungan sekitar sehingga dengan kemampuannya dapat bekerjasama dan mensinergikan berbagai pengetahuan dipadu dengan
creativity mind yang dimiliki. Dia juga sangat tahu bagaimana caranya menerapkan segala pemikirannya pada lingkungannya
dimana hal ini dimungkinkan karena dia memiliki pengetahuan di luar kemampuan yang sudah dimiliki sendiri tersebut.
VI. Studi Kasus
Berikut beberapa kasus yang berkaitan dengan etika profesi dan teori gardner diatas:
1. Kasus susu formula untuk bayi dan anak-anak yang dikabarkan terkontaminasi oleh suatu bakteri. Yang menjadi perhatian
saya disini bukan kepada benar tidaknya kabar tersebut, susu merk apa saja, ada korban atau tidak, dsb. Namun lebih
kepada tim peneliti yang menemukan bakteri tersebut. Ternyata disinyalir bahwa diantara anggota tim peniliti itu
terdapat dokter hewan yang juga ikut meneliti. Nah oleh beberapa pihak termasuk Menteri Kesehatan karena alasan
tersebut hasil penelitian pun dianggap tidak valid. Padahal tim itu adalah tim resmi yang dibiayai oleh APBN segala
kegiatannya. Benturan etika yang menjadi perhatian disini adalah profesi dokter hewan yang ikut meneliti kandungan
susu formula yang seharusnya dikerjakan oleh dokter bidang lainnya. Ironisnya hasil penelitian pun tidak diumumkan
secara transparan dan membuah gundah konsumen. Disini pun terjadi pelanggaran etika.

Anda mungkin juga menyukai