17
S e j a r a h Tuhan
18
Pendahuluan
19
Sejarah Tuhan
20
Pendahuluan
21
Sejarah Tuhan
22
Pendahuluan
23
Sejarah Tuhan
24
Pendahuluan
gramatikal, tetapi kata untuk esensi Tuhan yang ilahiah dan tak ter-
jangkau—Al-Dzat—adalah feminin.
Semua perbincangan tentang Tuhan adalah perbincangan yang
sulit. Namun, kaum monoteis bersikap amat positif tentang bahasa
sembari tetap menyangkal kapasitasnya untuk mengekspresikan
realitas transenden. Tuhan orang Yahudi, Kristen, dan Islam adalah
Tuhan yang—dalam beberapa pengertian—berkata-kata (berfirman).
Firmannya sangat krusial di dalam ketiga agama besar itu. Firman
Tuhan telah membentuk sejarah kebudayaan kita. Kita harus me-
mutuskan apakah kata "Tuhan" masih tetap memiliki makna bagi
kita pada masa sekarang.[]
25