Anda di halaman 1dari 1

PROLOG

ALKEMIS ITU MENGAMBIL BUKU YANG DIBAWA SESEORANG DALAM karavan. Membuka-
buka halamannya, dia menemukan sebuah kisah tentang Narcissus. Alkemis itu sudah
tahu legenda Narcissus, seorang muda yang setiap hari berlutut di dekat sebuah danau
untuk mengagumi keindahannya sendiri. Ia begitu terpesona oleh dirinya hingga, suatu
pagi, ia jatuh kedalam danau itu & tenggelam. Dititik tempat jatuhnya itu, tumbuh
sekuntum bunga, yang dinamakan Narcissus. Tapi bukan dengan itu pengarang
mengakhiri ceritanya.

Dia menyatakan bahwa ketika Narcissus mati, dewi-dewi hutan muncul dan
mendapati danau tadi, yang semula berupa air segar, telah berubah menjadi danau air
mata yang asin. "Mengapa engkau menangis?" tanya dewi-dewi itu. "Aku menangisi
Narcissus," jawab danau. "Oh, tak heranlah jika kau menangisi Narcissus," kata
mereka, "sebab walau kami selalu mencari dia di hutan, hanya kau saja yang dapat
mengagumi keindahannya dari dekat". "Tapi...indahkah Narcissus?" tanya danau. "Siapa
yang lebih mengetahuinya daripada engkau?" dewi-dewi bertanya heran. "Di dekat mu
lah ia tiap hari berlutut mengagumi dirinya!"

Danau terdiam beberapa saat. Akhirnya, ia berkata: "Aku menangisi Narcissus,


tapi tak pernah ku perhatikan bahwa Narcissus itu indah. Aku menangis karena, setiap
ia berlutut di dekat tepian ku, aku bisa melihat, dikedalaman matanya, pantulan
keindahanku sendiri". "Kisah yang sungguh memikat", pikir sang alkemis.

Anda mungkin juga menyukai