Anda di halaman 1dari 17

KTI “Memaksimalkan Lahan Kritis”

SEPTEMBER 20, 2013LEAVE A COMMENT


MEMAKSIMALKAN USAHA REKLAMASI LAHAN KRITIS DI DESA
TONGGARA KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

KARYA TULIS

Karya tulis ini disusun untuk melengkapi salah saru tugas Bahasa Indonesia kelas XI
semester II tahun ajaran 2012/2013

Disusun oleh :

1. Nama : Aulia Nurul Fatya


NIS : 116936

1. Nama : Lintang Dwi Marti


NIS : 117056

Kelas XI.IPA.4
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

DINAS PENDIDIKAN,PEMUDA DAN OLAHRAGA

UPTD SMA NEGERI 3 SLAWI

Jl. Prof. Moh. Yamin Slawi, telp. (0283) 491152

Tahun 2013
LEMBAR PEBGESAHAN

Karya tulis ini telah diteliti, dikoreksi, dievaluasi, serta disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Endah Ismojowati, Spd. Drs. Agus Sumino


NIP. 19640623 198703 2 007 NIP. 19650813 199203 1 004
Mengetahui :

Kepala SMA Negeri 3 Slawi

Drs. Herbisono
NIP. 19590529 198403 1 009

MOTTO

• Seseorang yang terjatuh adalah seseorang yang sedang dalam perjalanan menuju
kesuksesan .

• Jangan pernah mengatakan sesuatu jika sesuatu tersebut adalah diri sendiri .

• Jadikan hari kemaren sebagai pengalaman ,hari ini sebagai percobaan , dan hari esok
sebagai harapan

• Cita – Cita akan mengejarmu apabila

didetik ini ada kemauan , usaha dan doa .

• Berbakti kepada orang tua

adalah bekal menuju kesuksesan .

• Jangan katakana tidak bias sebelum mencobanya .

PERSEMBAHAN

karya tulis ini kami persembahkan kepada yang terhormat :

1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberi dukungan kepada kami
2. Bapak Drs. Herbisono selaku kepala SMA N 3 Slawi yang telah memberikan izin
kepada kami untuk melakukan penelitian.
3. Ibu Endah Ismojowati, S.Pd. selaku wali kelas XI.IPA.4 dan selaku pembimbing I
yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.
4. Bapak Drs. Agus sumino selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dalam pembuatan karya tulis ini.
5. Siswa – siswi SMA N 3 Slawi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mah Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusunan dan penulisan karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggambil judul “Memaksimalkan Hasil
Usaha Reklamasi Lahan Kritis di Desa Tonggara Kabupaten Tegal Tahun 2013” dengan
maksud dan tujuan untuk melengkapi salah satu tugas bahasa indonesia pada semester
kedua tahun 2012/2013.

Selama melakukan penyusunan dan penulisan makalah ini penulis banyak menghadapi
tantangan dan hambatan. Kesemuanya itu dapat teratasi berkat bantuan dandukungan
kedua orang tua , guru pembimbing, teman – teman dan terutama ridho Allah SWT.
Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus
kepada semua pihak yang telah turut memberikan andil dan membantu penulis hingga
selesianya penyusunan dan penulisan karya tulis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih banyak menampilkan
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak bagi
perbaikan karya tulis ini dan menjadi masukan yang sangat berguna dalam penyusunan
karya tulis berikutnya.

Dan akhirnya, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
menjadi sumber informasi yang berguna.

Slawi, Maret 2013

Penulis

ABSTRAK

Auliya Nurul Fatya dan Lintang Dwi Maerti XI IA 4 Tahun Ajaran 2012/2013.
“Memaksimalkan Usaha Reklamasi Lahan Kritis Di Desa Tonggara Kabupaten
Tegal Tahun 2013.” Jumlah

Reklamasi Lahan Kritis adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau
penatagunaan lahan yang terganggu sebagai akibat sesuatu kegiatan agar dapat berfungsi
dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya . Lahan kritis dapat didefinisikan sebagai
lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga berkurang fungsinya sampai pada batas
yang ditentukan atau diharapkan .

Secara teknis lahan kritis tidak dapat diolah untuk tujuan usaha pertanian tanaman
semusim dan harus dikelola dengan melakukan penghijauan dengan menanam tanaman
tahunan. Padang alang-alang dan semak belukar pun dapat menyebabkan lahan menjadi
sangat kecil resistensinya dalam menahan air pada musim hujan dan menyebabkan
kekeringan . Selain itu banyak masyarakat yang terlalu berlebihan dalam memberikan
bahan kimia pada tanah , sehingga tanah menjadi tidak baik .
Seharusnya masyarakat tidak dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat
membuat tanah menjadi tidak baik . Dengan membedakan lahan yang tanahnya subur ,
maka lahan kritis dapat memanfaatkan bahan-bahan yang dapat membuat tanah menjadi
subur . Seperti pupuk hijau, pupuk kandang, atau pupuk kompos. Untuk lebih memahami
permasalahan ini , penulis akan menyusun karya tulis dengan menggunakan 4 metode ,
yaitu metode observasi dimana melalukan suatu penelitian mengenai kandungan tanah
yang baik untuk dijadikan lahan roduktif . Metode wawancara penulis menanyakan
langsung kepada pengurus desa tersebut . Metode pengamatan dimana penulis mengamati
langsung mengenai proses pemaksimalan usaha reklamasi. Dan metode kepustakaan yaitu
penulis mencari melalui studi pustaka yang berkaitan dengan usaha reklamasi dan
kandungan tanah yang baik .

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………….. ii

MOTTO
…………………………………………………………………………………… iii

PERSEMBAHAN …………………………………………………………………..
iv

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. v

ABSTRAK
……………………………………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang Masalah


Dalam karya tulis ini membicarakan tentang cara memaksimalkan usaha reklamasi lahan
kritis di desa Tonggara kabupaten Tegal. Selain ini, masyarakat setempat mencoba untuk
menjadikan lahan kritis tersebut menjadi lahan yang produktif. Tetapi pengolahan lahan
tersebut tidak membuahakan hasil yang maksimalkan. Dilihat dari segi tekstur tanah,
cenderung tanah lempung dan sebagian saja yang mampu menghasilkan. Hal ini
disebabkan karena penggunaan pupuk kimiawi yang secara berlebihan terhadap lahan
tersebut. Padahal penggunaan pupuk kimiawi secara berlebihan itulah yang tidak sesuai
dengan prosedur dan menyebabkan tanah menjadi kurang baik sehingga menghambat
pertumbuhan tanaman dilahan tersebut.

Selain itu penulis juga mengharapkan agar masyarakat mengetahui secara pasti cara untuk
memaksimalkan hasil-hasil kelolahan lahan kritis yang kurang maksimal sebelumnya.
Sehingga lahan tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat utuk kehidupan
sehari-hari.

Dari uraian diatas maka penulis ingi menjelaskan bagaimana cara “Memaksimalkan
Lahan Kritis di Desa Tonggara Kabupaten Tegal Tahun 2013” dengan cara yang tidak
merusak tanah dan sesuai dengan prosedur serta menghasilakan tanaman yang lebih
maksimal.

1. B. Pembatasan Masalah
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis akan membatasi permasalahan yang akan
dibahas. Permasalahannya ada sebagai berikut :

1. Apakah reklamasi itu? Dan apakah yang menyebabkan lahan di desa Tonggara tidak
produktif?
2. Bagaimana ciri – ciri tanah yang subur dengan tanah yang tidak subur?
3. Bagaimana proses memaksimalkan hasil usaha reklamasi lahan kritis di desa
Tonggara?
1. C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Khusus : untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia semester II
kelas XI tahun pelajaran 2012/2013.
2. Tujuan Umum :
1. Menjelaskan tentang reklamasi pada lahan yang kritis. Dan faktor apa saja yang
dapat menjadikan lahan menjadi tidak produktif.
2. Mengetahui ciri – ciri tanah yang subur dengan tanah yang tidak subur.
3. Mengetahui proses pemaksimalan usaha reklamasi pada lahan kritis di desa
Tonggara.
4. D. Metode Penulisan
1. Metode Observasi
Metode observasi dilakukan dengan pengamatan langsung pada lahan kritis di Desa
Tonggara kabupaten Tegal.

1. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada narasumber
mengenai penyebab lahan menjadi kritis dan cara mereklamasi lahan kritis tersebut.

1. Metode Pustaka
Dalam karya tulis ini, penulis mengumpulkan buku-buku dan sumber yang membahas
tentang pemaksimalan hasil reklamasi lahan kritis.
1. Metode Penggamatan
Penulis melakukan pengamatan langsung ke laboratorium untuk mengetahui kandungan
tanah dan PH yang subur serta tanah yang tidak subur.

1. E. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu penelitian
Penulis melaksanakan penelitian pada :

Hari :

Tanggal :

1. Tempat penelitian
Penulis melakukan penelitian di Desa Tonggara Kabupaten Tegal.

1. F. Sistematika Penulisan
Didalam sistematika penulisan, penulis menjelaskan bab demi bab dengan urutan sebagai
berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan


penulisan, metode penulisan, pelaksanaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, memuat teori-teori yang menjadi landasan penulisan dalam kegiatan
penelitian yang mencakup definisi reklamasi lahan kritis, kandungan tanah yang subur
dan tanah yang tidak subur, pengaruh kandungan tanah pada tingkat kesuburan, pengaruh
penggunaan pupuk kimiawi secara berlebihan serta proses reklamasi pada lahan yang
kritis.

BAB III HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang diperoleh selama penelitian yang
mencakup syarat bahan kandungan tanah yang baik untuk meningkatkan produktifitas
tanah sehingga tidak menghambat pertumbuhan tanaman.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.

BAB II
LANDASAN TEORI

1. A. Definisi reklamasi
Reklamasi berasal dari kata “Reclame” yang artinya, memperoleh kembali yang berkaitan
dengan tanah atau dengan perkataan lain memperbaiki tanah yang rusak. Kalau
reklamated adalah tanah yang dimanfaatkan atau tanah yang digarap (dengan cara
mengeringkan tanah-tanah rawa pasang surut, gambut dan sebagainya).

Maksud memperoleh tanah disini memitigasi (mitigation), memelihara, memperbaiki,


memulihkan, dan melestarikan. Jadi disini reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan
memperbaiki atau penatagunaan lahan yang terganggu sebagai akibat sesuatu kegiatan
(usaha pertambangan, usaha pengambilan tanah, usaha pertambangan intan, pengambilan
pasir, usaha pertambangan batu bara, bekas bencana alam dan kegiatan lainnya) agar
dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya dan apabila tidak
memenuhi syarat-syarat konservasi tanah berarti akan menimbulkan erosi, banjir, run-up,
sedimentasi, kerusakan kimia tanah dan tata air lingkungan.

1. B. Macam-Macam Reklamasi
Reklamasi terdiri atas 2 komponen yang dilaksanakan yaitu :

1. Rehabilitasi lahan adalah usaha memperbaiki, memulihkan kembali, meningkatkan


kondisi lahan yang rusak atau kritis agar dapat berfungsi secara optimal. Maksud secara
optimal agar dapat berfungsi sebagai unsur produksi, sebagai media pengatur tata mata air
dan sebagai perlindungan lingkungan. Pengertian lahan kritis adalah lahan yang secara
fisik dan biologis mengalami degradasi.

1. Re-vegetasi adalah suatu usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan yang kritis
(bekas tambang).
1. C. Tujuan dan Manfaat Reklamasi
Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan berair
yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut,
biasanya dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan,
pertanian, serta objek wisata.

Dalam teori perencanaan kota, reklamasi pantai merupakan salah satu langkah pemekaran
kota. Reklamasi diamalkan oleh negara atau kota-kota besar yang laju pertumbuhan dan
kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi mengalami kendala dengan semakin
menyempitnya lahan daratan (keterbatasan lahan). Dengan kondisi tersebut, pemekaran
kota ke arah daratan sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan daratan baru.
Alternatif lainnya adalah pemekaran ke arah vertikal dengan membangun gedung-gedung
pencakar langit dan rumah-rumah susun.

Cara reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu negara/kota dalam rangka
penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan daerah pantai,
pengembangan wisata bahari, dll.
Perlu diingat bahwa bagaimanapun juga reklamasi merupakan bentuk campur tangan
(intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah yang selalu dalam
keadaan seimbang dinamis. Perubahan ini akan melahirkan perubahan ekosistem seperti
perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai, berpotensi meningkatkan bahaya
banjir, dan berpotensi gangguan lingkungan di daerah lain (seperti pengeprasan bukit atau
pengeprasan pulau untuk material timbunan).

1. D. Perbedaan kandungan tanah yang subur dan yang tidak subur


1. Zat yang terkandung dalam tanah subur.
Kandungan tanah yang subur bukan saja mengandungi jisim mineral pejal, tetapi juga
organism yang mereput hidupan organisma, air dan udara. Tanah mengandungi elemen
seperi yang berikut:

Jisim Mineral – Pasir dan tanah liat atau bahan bukan hidupan dari batu.

Mikroba – Bakteria, kulat dan alga.

Binatang – Cacing, serangga, ular dan mamalia.

Jisim Organik – Jisim mereput yang sebelumnya hidup.

Ruang Poros – Ruang kosong yang dipenuhi oleh air dan udara.

1. Zat yang terkandung dalam tanah tidak subur


Tanah tidak subur atau Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif atau lahan yang
telah mengalami kerusakansecara fisik, kimia, dan biologis bias juga dikatakan lahan
yang tidak mempunyai nilai ekonomis..Meskipun dikelola, produktivitas lahan kritis
sangat rendah. Bahkan, dapat terjadi jumlah produksiyang diterima jauh lebih sedikit
daripada biaya pengelolaannya. Lahan ini bersifat tandus, gundul,tidak dapat digunakan
untuk usaha pertanian, karena tingkat kesuburannya sangat rendah. Ciri-cirinya dari sudut
pertanian:

1. Tidak Subur
Lahan tidak subur adalah lahan yang sedikit mengandung mineral yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Umumnya lahan tidak subur terdapat di daerah yang
resikoancamannya besar (ancaman erosi dan banjir).

1. Miskin Humus
Lahan yang miskin humus umumnya kurang baik untuk dijadikan lahan pertanian,
karenatanahnya kurang subur. Anda pernah mendengar istilah tanah humus? Tanah
Humus adalahtanah yang telah bercampur dengan daun dan ranting pohon yang telah
membusuk. Tanahhumus dapat dijumpai di daerah yang tumbuhannya lebat, contohnya
hutan primer.Sedangkan lahan yang miskin humus adalah lahan yang terdapat di daerah
yang miskin ataujarang tumbuhan, contohnya kawasan pegunungan yang hutannya rusak.

1. 3. Faktor yang mempengaruhi kesuburan tanah


2. Warna Tanah
Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari
tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena
mempengaruhi berbagai faktor atau persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah
hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief, 1979).

Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip warnanya. Dalam
menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai
pembeda warna tersebut. Penentuan ini meliputi penentuan warna dasar atau matrik,
warna karatan atau kohesi dan humus. Warna tanah penting untuk diketahui karena
berhubungan dengan kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah tersebut,
iklim, drainase tanah dan juga mineralogi tanah (Thompson dan Troen, 1978). Mineral-
mineral yang terdapat dalam jumlah tertentu dalam tanah kebanyakan berwarna agak
terang (light). Sebagai akibatnya, tanah-tanah itu berwarna agak kelabu terang, jika terdiri
dari mineral-mineral serupa itu yang sedikit mengalami perubahan kimiawi.

Warna gelap pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari bahan organik
yang terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis persentase bahan organik di dalam tanah
diestimasi berdasarkan warnanya. Bahan organik di dalam tanah akan mengahsilkan
warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat pengaruh mineral seperti besi oksida
ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering terjadi modifikasi dari warna-warna di
atas.

1. Kadar Air
Menurut Hakim et al (1986), metode umum yang biasa dipakai untuk menentukan jumlah
air yang dikandung oleh tanah adalah persentase terhadap tanah kering. Bobot tanah yang
lembab dalam hal ini dipakai karena kedaaan lembab sering bergejolak dengan keadaan
air . Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum bervariasi
terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi dan
kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping itu, faktor iklim dan tanaman juga
menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim juga berpengaruh meliputi
curah hujan, temperatur dan kecepatan yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan
evapotranirasi. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman
perakaran, toleransi terhadap kekeringan serta tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada
prinsipnya terkait dengan kebutuhan air tanaman (Hanafiah, 2005).

1. Kerapatan Isi
Kerapatan isi adalah berat per satuan volume tanah kering oven, biasanya ditetapkan
dalam g/cc (Hakim et al, 1986). Menurut Hardjowigeno (1987), bulk density dapat
digunakan untuk menghitung ruang pori total dengan dasar bahwa kerapatan zarah tanah
adalah 2,65 g/cc. Metode penentuan bulk density yang paling sering digunakan adalah
dengan ring sampel atau metode clod gumpalan tanah yang dicelupkan ke dalam cairan
plastik yang kemudian ditimbang dan di dalam air untuk mengetahui berat dan volume
dari clod gumpalan isi.

Ditambahkan oleh Hanafiah (2005), bahwa nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus
dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin kasar akan makin berat.
1. Ruang Pori Total
Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Persentase
volume ruang pori total disebut porositas. Untuk menentukan porositas, contoh tanah
ditempatkan pada tempat berisi air sehingga jenuh dan kemudian cores ini ditimbang.
Perbedaan berat antara keadaan jenuh air dan core yang kering oven merupakan volume
ruang pori. Untuk 400 cm3 cores yang berisi 200 gr (200 cm3) air pada kondisi jenuh
porositas tanahnya akan mencapai 50% (Foth, 1988).

Tanah dengan tekstur halus mempunyai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya yang luas.
Hal ini telah ditekankan bahwa tanah permukaan yang berpasir mempunyai porositras
kecil daripada tanah liat. Berarti bahwa tanah pasir mempunyai volume yang lebih sedikit
ditempati oleh ruangpori. Ruang pori total pada tanah pasir mungkin rendah tetapi
mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada komposisi pori-pori yang besar
yang sangat efisien dalam pergerakan udara dan airnya. Persentase volume yang dapat
terisi oleh pori-pori kecil pada tanah pasir rendah yang menyebabkan kapasitas menahan
airnya rendah. Sebaliknya tanah-tanah permukaan dengan tekstur halus memiliki
ruang pori total lebih banyak dan proporsinya relatif besar yang disusun oleh pori kecil.
Akibatnya adalah atanah mempunyai kapasitas menahan air yang tinggi.

BAB III

HASIL PENELITIAN

1. A. Pengertian Reklamasi Lahan Kritis dan Faktor yang mempengaruhi Lahan


Kritis

Reklamasi Lahan Kritis adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau
penatagunaan lahan yang terganggu sebagai akibat sesuatu kegiatan agar dapat berfungsi
dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya . Lahan kritis dapat didefinisikan sebagai
lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga berkurang fungsinya sampai pada batas
yang ditentukan atau diharapkan. Fungsi yang dimaksud pada defenisi tersebut adalah
fungsi produksi dan fungsi tata airnya. Fungsi produksi berkaitan dengan fungsi tanah
sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan fungsi tata air berkaitan dengan fungsi
tanah sebagai tempat berjangkarnya akar dan menyimpan air tanah .

Upaya untuk mereklamasi atau mengelola lahan – lahan kritis harus dipertimbangkan
dahulu tingkat kerusakan yang terjadi pada lahan tersebut. Reklamasi lahan–lahan kritis
dapat dilakukan dengan penanaman tanaman penghijauan, yaitu secara teknis lahan kritis
tidak dapat diolah untuk tujuan usaha pertanian tanaman semusim dan harus dikelola
dengan melakukan penghijauan dengan menanam tanaman tahunan. Sistem reklamasi
lainnya dengan pembuatan teras. Tujuan dari pembuatan teras untuk mengurangi
kecepatan aliran air permukaan sehingga mengurangi terjadinya erosi
Pada umumnya, penyebab kerusakan lahan adalah manusia yang menjadi penyebab
utama terjadinya kerusakan lingkungan atau ekosistem. Dan disini antara lain
pertambahan populasi akibat pertambahan lahan, perkebunan, pertanian, pertambangan
dan lain-lain. Maka sejalan dengan itu kemampuan teknologi untuk memodifikasi alam
sangat penting.
Adapun faktor–faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, adalah :

1. Terjadinya longsor dan letusan gunung berapi.


2. Penebangan liar (illegal logging).
3. Kebakaran hutan.Pemanfaatan sumber daya hutan yang tidak berasaskan kelestarian.
4. Penataan zonasi kawasan belum berjalan.
5. Pola pengelolaan lahan tidak konservatif.Pengalihan status lahan (berbagai
kepentingan).
6. Berlebihan dalam penggunaan bahan kimia pada tanah .
1. B. Ciri-Ciri Tanah yang Subur dan Tanah yang Tidak Subur
Tanah yang banyak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan lebih subur daripada tanah gundul atau
ada tumbuh-tumbuhannya, karena didalamnya terkandung lapisan bunga tanah yang tidak
terkena erosi.

Akan tetap,ibila hutan-hutan ditebang tanpa batas, apalagi di daerah yang miring, maka
erosi oleh air maupun angin dapat dengan mudah terjadi di tanah bekas injakan-injakan
binatang.

Ciri-ciri tanah subur antara lain : tekstur dan struktur tanahnya baik, yaitu butir-butir
tanahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil; banyak mengandung garam yang
berguna untuk makanan tumbuh-tumbuhan; dan banyak mengandung air untuk
melarutkan garam-garaman. Dan ciri-ciri tanah yang tidak subur yaitu tanah yang tidak
mengandung tekstur tanah yang baik dan mengandung komposisi tanah yang kurang air ,
bahan mineral maupun bahan organic . Serta tidak banyak mengandung garam . Tekstur
tanah menunjukkan proporsi pelatif dari ukuran partikel-partikel tanah. Rentangan ukuran
partikel yan terbesar dapat dijumpai dalam kelompok tamah lempung (clay) yang
diameter partikel-partikelnya mempunyai ukuran 0,0002 mm hingga hamper sebesar
molekul. Struktur tanah adalah susunan butir-butir suatu tanah.

Pada umumnya, komposisi tanah terdiri dari 90% bahan mineral, 1-5% bahan organik,
0,9% udara dan air. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain
komposisi mineral dan batuan / bahan induk, sifat, dan cepatnya proses pembentkan
tanah lokal, serta umur relatif tanah.

1. C. Proses Pemaksimalan Usaha Reklamasi Lahan Kritis

1. Pertama . Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi lahan di Desa Tonggara


Kabupaten Tegal . Dimana factor-faktor tersebut merupakan suatu yang menyebabkan
lahan menjadi kritis . Seperti kandungan tanah yang tidak mengandung unsur-unsur
yang dibutuhkan pada tanah yang subur .
2. Kedua, Meneliti kandungan apa sajakan yang dibutuhkan pada tanah yang subur
sehingga dapat dijadikan menjadi lahan yang produktif atau dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat .
3. Ketiga , Melalakukan wawancara kepada narasumber mengenai factor-faktor
apasajakah yang mempengaruhi lahan menjadi tidak produktif . Kemudian apa yang
menyebabkan usaha reklamasi yang sebelumnya pernah dilakukan dan hasilnya kurang
maksimal . Serta perbedaan tanah yang subur dan tanah tidak subur berdasarkan
struktur tanah , kandungan , dll .
4. Keempat, Melakukan observasi dan pengamatan secara langsung untuk mengetahui
kandungan yang ada pada tanah subur dan tanah yang tidak subur . Salah satunya
adalah mengetahui Ph tanah dengan menggunakan PhMeter .
5. Kelima , Mencari informasi pada internet atau buku-buku mengenai komposisi yang
dibutuhkan untuk tanah menjadi subur serta hal-hal yang dapat merusak tanah .
6. Keenam . Mencatat dan membandingkan hasil penelitian . Khususnya pada perbedaan
tanah yang subur dan tanah yang tidak subur . Sehingga tanah tersebut mampu
dijadikan sebagai lahan yang produktif .
1. D. Data Penelitian
2. 1. Pengamatan secara Observasi
Penelitian yang dilakukan secara observasi untuk mengetahui Ph tanah yang subur dan
tanah yang tidak subur . Dan mengetahui kandungan blotong sebagai sampel untuk
menyuburkan tanah sehingga dapat menjadi tahan yang produktif .

Berikut adalah hasil pengamatan Ph tanah yang subur dan tanah yang tidak subur :

Ph

Tanah yang subur Tanah yang tidak subur

6.9 6.3
Dan berikut hasil pengamatan kandungan blotong :

Komponen % Zat Kering

Wax dan fat kering 5 – 14

protein kasar 5 – 15

Sabut 15 – 30

Gula 5 – 15

total abu 9 – 20

SiO2 4 – 10
P2O5 1–3

MgO 0.5 – 1.5


1. 2. Pengamatan melalui Wawancara Narasumber

Penulis melakukan wawancara langsung kepada salah satu pengurus Desa Tonggara
Kabupaten Tegal . Berikut adalah jawaban yang diberikan :

1. Dampak positif dari usaha reklamasi adalah lahan yang semula terbengkalai menjadi
bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan dapat membuahkan hasil yang maksimal .
2. Sejauh ini yang menyebabkan lahan menjadi tidak produktif adalah penggunaan pupuk
kimia secara berlebihan serta pengolahan lahan yang tidak konservatif .
3. Faktor yang mendukung tanah menjadi produktif salah satunya adalah kandungan
tanah yang cukup . Serta tercukupnya unsur hara bagi tumbuhan dan fungsi tata air
yang berkaitan dengan fungsi tanah sebagai tempat berjangkarnya akar dan
menyimpan air tanah .
4. Proses reklamasi lahan kritis yang pernah dilakukan adalah dengan menggunakan
pupuk secara berlembihan dengan maksud untuk mempercepat kesuburan . Dan
mengakibatkan tanah menjadi kering , Sehingga reklamasi yang sebelumnya pernah
dilakukan menjadi tidak berhasil atau kurang maksimal .
5. Dengan adanya permasalahan tersebut,usaha untuk memaksimalkan hasil reklamasi
yang kurang maksimal adalah dengan menggunakan bahan-bahan yang mengandung
banyak unsure hara dan garam seperti blotong dan pupuk organic , pupuk hijau
maupun pupuk kompos . Selain itu dengan upaya memperbaiki kondisi mikroklimat
dan upaya agar kondisi tanah berbatu mulai memungkinkan ditumbuhi oleh flora
berakar dangkal sambil berupaya untuk memperkaya hara nitrogen dan hara makro dan
hara mikro lainnya. Selain itu dapat menggunakan jenis-jenis yang sistem
perakarannya lebih dalam.
BAB IV

PENUTUP

1. A. Kesimpulan
Demikian uraian yang telah diuraikan oleh penulis dalam pembuatan laporan ini,
sehingga dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Reklamasi merupakan usaha untuk memperbaiki lahan yang tidak produktif atau tidak
dapat dimanfaatkan sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya. Dan
faktor-faktor yang menyebabkan lahan menjadi tidak produktif antara lain
pemanfaatan sumber daya hutan yang tidak berasaskan kelestarian. Pola pengelolaan
lahan tidak konservatif. Serta berlebihan dalam penggunaan bahan kimia pada tanah .
2. Ciri-ciri tanah yang subur adalah tekstur dan struktur tanahnya baik, banyak
mengandung garam yang berguna untuk makanan tumbuh-tumbuhan dan banyak
mengandung air untuk melarutkan garam-garaman. Sedangkan ciri-ciri tanah yang
tidak subur yaitu tanah yang tidak mengandung tekstur tanah yang baik dan
mengandung komposisi tanah yang kurang air , bahan mineral maupun bahan organic .
Serta tidak banyak mengandung garaPh tanah mempengaruhi tingkat kesuburan tanah .
3. Proses untuk memaksimalkan usaha reklamasi adalah dengan menggunakan bahan-
bahan yang mengandung banyak unsure hara dan garam seperti blotong dan pupuk
organic , pupuk hijau maupun pupuk kompos . Selain itu dengan upaya memperbaiki
kondisi mikroklimat dan upaya agar kondisi tanah berbatu mulai memungkinkan
ditumbuhi oleh flora berakar dangkal sambil berupaya untuk memperkaya hara
nitrogen dan hara makro dan hara mikro lainnya. Selain itu dapat menggunakan jenis-
jenis yang sistem perakarannya lebih dalam.
1. Saran

1. Sebaiknya untuk menjadikan lahan menjadi produktif adalah dengan kandungan tanah
yang baik sehingga tanah tersebut adalah tanah yang subur .
2. Dengan mengetahui kandungan tanah yang baik , maka dapat menggunakan atau
mengolah tanah yang tidak subur dengan pupuk atau blotong .
3. Sebaiknya dengan adanya pembuatan teras. Karena tujuan dari pembuatan teras adalah
untuk mengurangi kecepatan aliran air permukaan sehingga mengurangi terjadinya
erosi .
4. Hindari penggunaan bahan kimia atau penggunaan pupuk secara berlebihan yang
mampu merusak struktur tanah.
5. Pilihlah pupuk yang mengandung banyak garam dan unsur hara .
6. Sebaiknya agar berhasil baik dalam pemupukan perlu diperhatikan pada potensi tanah,
jenis pupuk, dosis pemupukan waktu, dan cara pemberian pupuk .
7. Gunakan pupuk hijau, pupuk kandang, atau pupuk kompos. Karena pupuk ini dapat
menyepar air hujan, memperbaiki daya mengikat air, mengurangi erosi, dan untuk
perkembangan akar atau biji.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.risvank.com/2012/01/25/blotong-dan-pemanfaatannya/#more-77
http://nglithis.wordpress.com/2007/04/24/7/
http://yohannes1.blogspot.com/2012/06/hubungan-ph-tanah-dengan-kesediaan.html
LEMBAR WAWANCARA

Pertanyaan kepada narasumber Bapak Dalyanto di Desa Tonggara Kabupaten Tegal

1. Menurut anda , apakah dampak positif dari usaha reklamasi ?


2. Sejauh ini, apakah yang menyebabkan lahan menjadi tidak produktif ?
3. Menurut anda, apasajakah factor yang mendukung tanah menjadi produktif dan bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar ?
4. Bagaimana proses reklamasi di lahan tersebut ? Apakah hasilnya sudah maksimal ?
5. Menurut anda, permasalahan tersebut , apa yang dilakukan untuk memaksimalkan hasil
reklamasi yang kurang maksimal ?

LEMBAR PENGAMATAN

Pengamatan Ph Tanah Subur dan Tanah Tidak Subur seperti pada gambar berikut :

1.1 Gambar pada Ph tanah yang subur

1.2 Gambar Ph pada tanah tidaksubur

Anda mungkin juga menyukai