Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DTP PLUMBON
Jalan Raya Plumbon KM.12 Kecamatan Plumbon
Telp. ( 0231 ) 321632 E-mail : puskesmasplumbon2@gmail.com
CIREBON
45155

PERSYARATAN KOMPETENSI TENAGA KLINIS


DI UPT PUSKESMAS DTP PLUMBON
TAHUN 2016

JABATAN SYARAT KOMPETENSI


NO FUNGSIONAL GOL / DIKLAT TEKNIS
TERTENTU PENDIDIKAN KET
RUANG FUNGSIONAL
1 Dokter umum III / b S1 Kedokteran  ATCLS
 ACLS
 PPGD
 Diklat Teknis Fungsional
Dokter
2 Dokter Gigi III / b S1 Kedokteran  Kegawat Daruratan Medik
Gigi Gigi
 Konservasi Gigi
 Bedah Mulut Sederhana
 Diklat Teknis Fungsional
Dokter Gigi
3 Perawat II / c D.III  PPGD
Keperawatan  Diklat Teknis Fungsional
Puskesmas
 Diklat Teknis Algoritma
Pengobatan
 Diklat Teknis Fungsional
Perawat
4 Bidan II / c D.III  Diklat Teknis Fungsional
Kebidanan Bidan
 Diklat APN
 PPGDON
 CTU KB
 BBLR
 MANAJEMEN ASFIKSIA
5 Apoteker III / a Apoteker  Diklat Teknis Fungsional
Kefarmasian
6 Asisten II / a SMF / SAA  Computer Terapan
Apoteker
II / c D.III Farmasi  Diklat Teknis Fungsional
Kefarmasian
7 Perawat Gigi II / c D.III AKG  Diklat Teknis Fungsional
Perawat Gigi
8 Nutrisionis II / c D.III Gizi  Penyuluhan dan konsultasi
Gigi
 Computer Terapan
 Diklat Teknis Fungsional
Nutrisionis
JABATAN SYARAT KOMPETENSI
NO FUNGSIONAL GOL / DIKLAT TEKNIS
TERTENTU PENDIDIKAN KET
RUANG FUNGSIONAL
9 Sanitarian II / c D.III  Diklat teknis Fungsional
Kesehatan Sanitarian
Lingkungan  Diklat Teknis Pengambilan
Sample
 Diklat Teknis Surveilans
Lingkungan
10 Pranata II / c D.III Analis  Diklat Teknis Patologi
Laboratorium Kesehatan Klinis
 Diklat Teknis Mikrobiologi /
BTA
 Computer Terapan
11 Pranata II / c D.III Radiologi  Diklat Pra jabatan
Radiologi  Diklat Teknis Tenaga
Radiologi
11 Penyuluh II / c D.III  Diklat Teknis KIE
Kesehatan Kesehatan  Diklat Teknis Fungsional
Masyarakat Penyuluh Kesehatan
Masyarakat
12 Petugas II/a- III/b SMA / SMK  Diklat Administrasi
Pendaftaran Kesehatan
 Diklat Pelayanan Prima
16 Surveilans II/a- III/b SMA/SMK  Diklat Pengumpulan &
Pengobatan Data
Kesehatan

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon

dr. H. EDI SUSANTO


NIP.19780424 200604 0 017
PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DTP PLUMBON
Jalan Raya Plumbon KM.12 Kecamatan Plumbon
Telp. ( 0231 ) 321632 E-mail : puskesmasplumbon2@gmail.com
CIREBON
45155

POLA KETENAGAAN DAN KONDISI


PEMBERI LAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS DTP PLUMBON

STANDAR KOMPETENSI KONDISI KETENAGAAN


NO JABATAN
PELATIHAN PENDIDIKAN JUMLAH
1 Dokter  ATCLS S1 Kedokteran 2
 ACLS
 ECG
 MINOR SURGERY
 Diklat Pra Jabatan
2 Dokter Gigi  Diklat Pra Jabatan S1 Kedokteran 1
 Pelatihan Teknis Medis Gigi
Dokter Gigi
3 Perawat  Diklat Pra Jabatan D.III Keperawatan 28
 Diklat Keperawatan
 Diklat Manejemen
Pelayanan Rumah Sakit
4 Perawat Gigi  Diklat Pra Jabatan D.III Keperawatan 2
 Diklat Perawatan Gigi dan Gigi
Mulut
5 Bidan  Diklat Pra Jabatan D.III Kebidanan 33
 Diklat Teknis Poned
 Diklat Teknis Ponek
6 Nutrisionis  Diklat Pra Jabatan D.III Gizi 2
 Diklat Nutrisionis
 Diklat Manejemen Rumah
Sakit
7 Apoteker  Diklat Pra Jabatan S1 Farmasi 1
 Pelatihan Teknis (Pendidikan
Kefarmasian Klinis Profesi Apoteker)
8 Pranata  Diklat Pra Jabatan D.III Analis 2
Laboratorium  Diklat Pranata Laboratorium Kesehatan
Kesehatan
 Diklat Pembiyakan
Mikroorganisme
 Diklat Perbaikan Alat
9 Pranata  Diklat Pra Jabatan D.III Radiologi 1
Radiologi  Diklat Teknis Tenaga
Radiologi
10 Penyuluh  Diklat Pra Jabatan S.1 Kesehatan 2
Kesehatan  Diklat Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Masyarakat Masyarakat
 Diklat Advokasi
11 Asisten  Diklat Pra Jabatan D.III Asisten 0
Apoteker  Dispensing Resep Individual Apoteker
STANDAR KOMPETENSI KONDISI KETENAGAAN
NO JABATAN
PELATIHAN PENDIDIKAN JUMLAH
12 Sanitarian  Diklat Pra Jabatan S.1 Kesehatan 3
 Diklat Sanitarian Masyarakat
 Diklat HACCP
13 Rekam Medik  Diklat Pra Jabatan D.III Rekam Medik 1
 Pelatihan Administrasi
Rekam Medik

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon

dr. H. EDI SUSANTO


NIP.19780424 200604 0 017
PEMBENTUKAN TIM INTERPROFESI

No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/645

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 1/1

Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon DTP Plumbon
dr. H. Edi Susanto
NIP.19780424 200604 1 017

1. Pengertian Tim interprofesi adalah suatu kumpulan dari berbagai macam


profesi tenaga kesehatan dalam mengelola kebutuhan seorang
pasien, keluarga dan masyarakat. Tim inter profesi bisa
beranggotaan semua atau sebagian dari tenaga kesehatan, (terdiri
dari dokter, perawat, bidan, gizi, sanitarian, laboratorium, radiologi)
sesuai dengan kebutuhan pasien, keluarga dan masyarakat.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
pembentukan tim interprofesi
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Plumbon Nomor
C/VII/SK/2016/072 tentang Tim Inter Profesi
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur 1. Petugas melakukan identifikasi layanan medis yang
memerlukan layanan inter profesi.
2. Petugas menetukan anggota tim inter profesi ( dokter,
perawat, bidan, gizi, laboratorium, sanitarian ).
3. Petugas anggota tim melakukan kajian guna memahami dan
menentukan kebutuhan pasien
4. Petugas anggota tim mencermati, mengintegrasikan hasil
pemeriksaan sebelumnya.
5. Petugas anggota tim menentukan rencana layanan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan tugas dan kewenangan profesi
masing-masing.
6. Petugas anggota menulis hasil pemeriksaan masing-masing
dalam catatan medis.
7. Petugas anggota membuat evaluasi dan rencana tindak lanjut
layanan
6. Unit Terkait Semua unit

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMBENTUKAN TIM INTERPROFESI

No. Dokumen : A/VII/SOP/2016/645


UPT Puskesmas
No. Revisi :0 dr. H. Edi Susanto
DTP Plumbon
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 2/2

8. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENDELEGASIAN WEWENANG

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPT Puskesmas H. Jamiat, Skm. MM


Panguragan NIP:196405161984121001

1. Pengertian Pendelegasian wewenang adalah suatu proses penyerahan


kewenangan tugas kepada petugas yang kompetensinya tidak
sesuai dengan kewenangan tugas pemberi wewenang.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas (dokter)
didalam melakukan pendelegasian wewenang
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Panguragan Nomor: tentang
Pendelagasian Wewenang.
4. Referensi 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 pasal 29 tentang
Keperawatan
5. Prosedur 1. Dokter mengidentifikasi kebutuhan untuk pendelegasian
wewenang.
2. Dokter menganalisa kompetensi petugas yang akan diserahi
wewenang
3. Dokter membuat daftar petugas yang bisa diserahi wewenang
4. Dokter merencanakan jenis kompetensi apa saja yang bisa
didelegasikan kepada petugas
5. Dokter membuat surat pernyataan pendelegasian wewenang
yang didalamnya berisi juga mengenai nama petugas dan
jenis kompetensi yang didelegasikan
6. Dokter menyerahkan surat pernyataan pendelagasian
wewenang kepada kepala Puskesmas untuk ditanda tangani
7. Kepala Puskesmas menandatangani surat pendelagasian
wewenang
8. Dokter mensosialisasikan pendelegasian wewenang kepada
petugas yang diserahi wewenang
9. Petugas yang diserahi wewenang menerima tugas yang
diberikan
10. Petugas melaksanakan kompetensi sesuai yang didelegasikan
11. Petugas melaporkan via telepon ataupun lisan kepada dokter
sebagai pemberi wewenang
PENDELEGASIAN WEWENANG

UPT Puskesmas No. Dokumen :


H. Jamiat, Skm.MM
Panguragan
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

6. Unit terkait 1. Unit BP Umum


2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA-KB
4. MTBS
5. IGD
6. Laboratorium

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMELIHARAAN ALAT

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPT H.Jamiat,SKM.MM
Puskesmas
NIP:196405161984121001
Panguragan

1. Pengertian Pemeliharaan alat adalah kegiatan melaksanakan pemeliharaan


peralatan medis dengan cara membersihkan, mensterilkan, serta
penyimpanan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
pemeliharaan alat
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Panguragan Nomor tentang Tim
Pemantauan, Pemeliharaan, Sarana, Prasarana, Peralatan dan
Kalibrasi.
4. Referensi 1. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pengamanan
Sediaan Alat Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur 1. Petugas membereskan alat-alat medis setelah digunakan.
2. Petugas memisahkan alat medis sesuai bahan dan perlu tidaknya di
sterilkan.
3. Petugas merendam alat medis yang perlu di sterilkan dengan
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
4. Petugas mencuci alat medis yang sudah direndam dengan sabun
dengan air mengalir.
5. Petugas mengeringkan alat yang sudah dicuci
6. Petugas menyimpan alat yang tidak perlu di sterilkan pada
tempatnya.
7. Petugas melakukan sterilisasi alat yang dibutuhkan dalam keadaan
steril sesuai SOP sterilisasi di masing-masing unit.
8. Petugas menyimpan alat yang sudah di sterilkan pada tempat
khusus.
6. Unit Terkait 1. Tim Pengelola Barang Medis
2. BP Umum
3. Unit BP Gigi
4. BP Anak / MTBS
5. Unit KIA / KB
6. Unit Gizi
7. Unit Farmasi
8. Unit Laboratorium
7. Rekaman Historis Perubahan
Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan

PEMELIHARAAN SARANA

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :

Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT
Puskesmas H.Jamiat, SKM.MM
Panguragan

1. Pengertian Pengolahan sarana dan prasarana adalah kegiatan yang


difokuskan untuk memelihara, memelihara, menjaga dan
memperbaiki serta mengusulkan perbaikan sarana dan prasarana
yang ada di UPT Puskesmas Panguragan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
pemeliharaan sarana
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Panguragan Nomor tentang
Tim Pemantauan, Pemeliharaan, Sarana, Prasarana, Peralatan
dan Kalibrasi.
4. Referensi 1. Manual mutu
2. Buku pedoman pelaksanaan pengolahan barang
3. Buku manual administrasi barang daerah
4. Petunjuk teknis pelaksanaan sensus barang daerah
5. Prosedur 1. Pemeliharaan untuk setiap ruangan dilakukan secara rutin.
2. Waktu pelaksanaan pemeliharaan untuk ruangan disesuaikan
dengan rencana kegiatan.
3. Pemeliharaan meliputi pengecekan, perbaikan gedung dan
perbaikan alat.
4. Permintaan alat untuk pemeliharaan dilakukan secara langsung
tergantung kebutuhan ke bagian pengadaan barang.
5. Selama barang yang dibutuhkan belum tersedia dilakukan
kegiatan pemeliharaan yang tidak memerlukan barang.
6. Setelah barang yang dibutuhkan tersedia, kegiatan
pemeliharaan barang dilaksanakan.
7. Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan oleh tenaga tetap harian.
8. Setelah kegiaan pemeliharaan selesai, petugas membuat
laporan.
6. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan

PEMELIHARAAN SARANA

UPT Puskesmas No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/115


dr. H. Edi Susanto
DTP Plumbon
SOP No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 13 Mei 2016


Halaman : 2/2

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan

STERILISASI ALAT MEDIS

No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/114

SOP No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 13 Mei 2016


Halaman : 1/2

Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon DTP Plumbon
dr. H. Edi Susanto
Nip.19780424 200604 1 017

1. Pengertian Sterilisasi alat medis adalah tindakan untuk menjadikan alat-alat


medis steril.
2. Tujuan Menetapkan langkah-langkah bagi petugas didalam melakukan
sterilisasi alat medis
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon Nomor
C/VII/SK/2016/542 tentang Sterilisasi Peralatan klinis.
4. Referensi 1. Pedoman kerja Puskesmas I-IV, Depkes RI, 1989/1990
2. Manual book Corona ZTP80A Dryer Strerilizer.
5. Prosedur A. TINDAKAN DEKONTAMINASI
1. Petugas merendam alat medis yang sudah digunakan
dengan larutan Clorin 0,5% ( 1 bagian bayclin dan
tambahkan 9 bagian air ) dengan memakai wadah dari
bahan plastic selama 10 menit.
2. Petugas mencuci alat dibawah air mengalir dengan
menggunakan sikat dan sabun / detergen untuk
menghilangkan sisa darah dan kotoran sampai bersih.
3. Petugas mencuci ulang sedikitnya 3 kali alat tersebut
dengan air dan sabun.
4. Petugas membilas peralatan tersebut dengan air bersih
mengalir dan mengeringkannya..
B. STERILISASI BASAH / REBUS
1. Petugas memasukan alat-alat medis yang telah bersih ke
dalam alat sterilisasi basah.
2. Petugas menghubungkan kabel ke aliran listrik untuk
menghidupkan alat sterilisasi.
3. Petugas memastikan alat-alat sudah disterilkan dalam
keadaan air mendidih selama kurang lebih 10 menit.
4. Petugas mencabut kabel alat sterilisasi yang
menghubungkan dengan aliran listrik jika sudah selesai
sterilisasi.
5. Petugas mengambil alat-alat yang sudah disterilkan
dengan korentang, keringkan kemudian simpan.

STERILISASI ALAT MEDIS

UPT Puskesmas No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/114


dr. H. Edi Susanto
DTP Plumbon
SOP No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 13 Mei 2016


Halaman : 2/2

C. STERILISASI KERING / AUTOCLAVE


1. Petugas meletakkan alat yang sudah dicuci dan dikeringkan
secara benar diatas rak, alat yang tidak tahan panas
diletakkan dibagian atas, alat yang tahun panas di bagian
bawah.
2. Petugas menutup pintu sterilisasi sebelum menghubungkan
kabel power ke listrik untuk menghidupkan alat sterilisasi.
3. Petugas menekan tombol pemanas sterilisasi, lampu akan
menyala dan lapisan bawah akan mulai proses sterilisasi,
lampu sterilisasi pemanas akan mati saat suhu yang diatur
untuk sterilisasi tercapai.
4. Jika ingin lapisan atas dan bawah bekerja bersama-sama
maka petugas menekan tombol pemanas terlebih dahulu
kemudian tekan tombol ozon sterilisasi dan lampu sterilisasi
panas ozon akan menyala yang berarti kedua-duanya
sedang bekerja. Kedua lampu akan mati sendiri apabila suhu
dalam kabinet sudah tercapai.
5. Petugas tidak boleh membuka pintu sterilisasi, karena
sterilisator masih berproses selama 10 menit setelah lampu
indikator mati, untuk memastikan efek sterilisasi.
6. Jika ingin menghentikan semua fungsi selama masih
berlangsung sterilisasi maka petugas menekan tombol power
suplay
6. Unit Terkait 1. Poli Gigi
2. Poli KIA / KB
3. UGD
4. PONED
5. RAWAT INAP
6. LABORATORIUM

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan

MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen : A/VII/SOP/2016/…..


SOP
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 1/2

PEMERINTAH UPT
KABUPATEN PUSKESMAS
CIREBON DTP PLUMBON
Dr. H. Edi Susanto
NIP.19780424 200604 1 017

1. Pengertian Merupakan tatacara pemeriksaan tekanan darah. Tekanan darah


merupakan indikator untuk menilai system kardiovaskuler
bersamaan dengan pemeriksaan nadi.
2. Tujuan Menetapkan langkah-langkah bagi petugas dalam mengukur
tekanan darah.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon Nomor
A/VII/SK/2016/058 Tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur A. CARA PALPASI
1. Petugas menjelaskan prosedur pada pasien
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas mengatur posisi pasien
4. Petugas meletakan tangan yang hendak diukur pada posisi
telentang.
5. Petugas membuka lengan baju pasien.
6. Petugas memasang manset pada lengan kanan / kiri atas
sekitar 3 cm diatas fossa cubiti ( jangan terlalu ketat
maupun longgar )
7. Petugas menentukan denyut nadi arteri radialis dextra /
sinistra pasien
8. Petugas memompa balon udara manset sampai denyut nadi
radialis tidak teraba.
9. Petugas terus memompa sampai manometer setinggi 20
mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
10. Petugas mengempeskan balon udara secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutar skrup pada pompa
udara berlawanan arah jarum jam.
11. Petugas merasakan dan mencatat detakan pertama sebagai
tekanan sistolik.
12. Petugas melepaskan manset dan merapikan alat.
13. Petugas mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.
B. CARA AUSKULTASI
1. Petugas menjelaskan prosedur pada pasien
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas mengatur posisi pasien
4. Petugas meletakan tangan yang hendak diukur pada posisi
telentang.
5. Petugas membuka lengan baju pasien.
6. Petugas memasang manset pada lengan kanan / kiri atas
sekitar 3 cm diatas fossa cubiti ( jangan terlalu ketat
maupun longgar )

UPT Puskesmas
MENGUKUR TEKANAN DARAH dr. H. Edi Susanto
DTP Plumbon
No. Dokumen : A/VII/SOP/2016/000

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 2/2

7. Petugas menentukan denyut nadi arteri brachialis dextra /


sinistra pasien
8. Petugas memompa balon udara manset sampai denyut nadi
brachialis tidak terdengar.
9. Petugas terus memompa sampai spigmanometer setinggi 20
mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
10. Petugas mengempeskan balon udara secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutar skrup pada pompa
udara berlawanan arah jarum jam.
11. Petugas mencatat tinggi air raksa spigmanometer saat
pertama kali terdengar kembali denyut nadi sebagai tekanan
sistolik dan denyutan nadi terakhir sebelum hilang sebagai
tekanan diastol
12. Petugas melepaskan manset dan merapikan alat.
13. Petugas mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.
6. Unit Terkait Semua poli pelayanan

7. Rekaman historis perubahan


Tanggal mulai
No Isi perubahan
diberlakukan
SYOK ANAFILAKTIK

No. Dokumen : A/VII/SOP/2016/

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 1/1

PEMERINTAH UPT
KABUPATEN PUSKESMAS
CIREBON DTP PLUMBON
Dr. H. Edi Susanto
NIP.19780424 200604 1 017

1. Pengertian Adalah reaksi alergi yang tergolong berat karena dapat


mengancam nyawa penderitanya. Reaksi alergi ini dapat
berkembang dengan cepat. Kondisi ini diawali dengan gejala-
gejala umum, seperti mual, muntah, dan rasa sakit di daerah perut
2. Tujuan Menetapkan langkah-langkah bagi petugas dalam menangani
pasien syok anafilaktik.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon Nomor
A/VII/SK/2016/058 Tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur 1. Petugas membaringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
dari kepala.
2. Petugas memberikan ADRENALIN Injeksi 0,3 cc ( 1:1000 )
secara intra muskuler.
3. Bila perlu petugas dapat mengulang pemberian ADRENALIN
tiap 15 menit sekali,( umumnya diperlukan 1 – 4 kali
pemberian ) .
4. Petugas memasang tourniquet proksimal dari tempat suntikan
( untuk mencegah penyebaran ), tourniquet dikendurkan tiap
10 menit.
5. Petugas menjaga agar system pernapasan dan system
kardiovaskuler berjalan dengan baik.
6. Petugas menginfus pasien ( pemberian cairan infus ) bila
diperlukan.
7. Bila perlu kortikosteroid dapat diberikan petugas secara
intravena ( dosis hidokortison 5 mg / Kg BB, dapat diulang tiap
4 – 6 jam.
8. Petugas mempersiapkan rujukan ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap bila keadaan tidak membaik.
6. Unit Terkait 1. UGD
2. UNIT RAWAT INAP
3. UNIT POLI GIGI
4. UNIT BPU
5. UNIT KIA-KB
PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DTP PLUMBON
Jalan Raya Plumbon KM.12 – Plumbon – Cirebon Telp. ( 0231 ) 321632
e-mail : puskesmasplumbon@gmail.com
PLUMBON
45155

BUKTI EVALUASI KELENGKAPAN PERALATAN KLINIS


UPT PUSKESMAS DTP PLUMBON
UNIT : BP ANAK / MTBS

KELENGKAPAN
PERALATAN
NO JENIS PERALATAN
TIDAK
ADA RUSAK
ADA

I. Set Pemeriksaan Umum


1. Anuskop
2. Baki logam tempat alat steril bertutup
Bingkai uji-coba untuk pemeriksaan
3.
refraksi
4. Buku Ishihara Tes
Corong telinga/Speculum telinga ukuran
5.
kecil, besar, sedang
6. Emesis basin /Nierbeken besar
7. Garputala 512 Hz, 1024 Hz, 2084 Hz
8. Handle kaca laring
9. Handle kaca nasopharing
10. Kaca laring ukuran 2,4,5,6
11. Kaca nasopharing ukuran 2,4,5,6
12. Kaca pembesar untuk diagnostik
13. Lampu kepala/Head Lamp + Adaptor
AC/DC
14. Lampu senter untuk periksa/pen light
Lensa uji-coba untuk pemeriksaan
15. refraksi
Lup binokuler (lensa pembesar) 3-5
16. Dioptri
17. Metline ( pengukur lingkar pinggang )
18. Opthalmoscope
19. Otoscope
20. Palu reflex
21. Pelilit kapas/Cotton applicator
22. Skinfold calliper
23. Snellen Chart 2 jenis (E Chart + Alphabet
Chart)
24. Spekulum vagina (cocor bebek) sedang

KELENGKAPAN
PERALATAN
NO JENIS PERALATAN
TIDAK
ADA RUSAK
ADA

25. Spekulum hidung dewasa


26. Sphygmomanometer untuk dewasa
27. Stetoskop untuk dewasa
Sudip lidah logam/spatula lidah logam
28. panjang 12 cm
Sudip lidah logam/spatula lidah logam
29. panjang 16,5 cm
Tempat tidur periksa dan
30. perlengkapannya
31. Termometer untuk dewasa
32. Timbangan dewasa
33. Tonometer Schiotz

II. Bahan Habis Pakai


1. Alkohol
2. Povidone Iodine
3. Podofilin Tinctura 25%
4. Kapas
5. Kasa non steril
6. Kasa steril
7. Masker wajah
8. Sabun tangan atau antiseptic
9. Sarung tangan steril
10. Sarung tangan non steril

III. Perlengkapan
1. Bantal
2. Baskom cuci tangan
3. Kasur
4. Lampu spiritus
5. Lemari alat
6. Meja instrumen
7. Meteran tinggi badan
8. Perlak
9. Pispot
10. Sarung bantal
11. Seprei
12. Sikat untuk membersihkan peralatan
13. Stop Watch
14. Tempat sampah tertutup yang dilengkapi
dengan injakan pembuka penutup
IV.Meubelair
1. Kursi Kerja
2. Lemari arsip
3. Meja tulis ½ biro

V. Pencatatan dan Pelaporan


1. Buku register pelayanan
2. Formulir dan surat keterangan lain
sesuai kebutuhan pelayanan yang
diberikan
3. Formulir Informed Consent
4. Formulir rujukan
5. Kertas resep
6 Surat Keterangan Sakit
7 Surat Keterangan Sehat

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon

dr. H. EDI SUSANTO


NIP.19780424 200604 0 017

PENANGANAN KASUS SECARA TIM ANTAR


PROFESI
No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/111

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 1/2

Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon dr. H. Edi Susanto DTP Plumbon
NIP.19780424 200604 1 017
1. Pengertian Adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
membutuhkan penanganan oleh tim kesehatan antar profesi yang
disusun dengan tujuan jelas dan terkoordinasi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pelayanan yang memerlukan kerjasama tim antar profesi
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas DTP Plumbon Nomor
C/VII/SK/2016/072 tentang Tim Antar Profesi.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur 1. Petugas medis melakukan kajian awal terhadap keluhan
pasien.
2. Petugas merencanakan layanan yang ditetapkan berdasarkan
hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk diagnosa.
3. Bila dalam penegakan diagnosa atau penatalaksanaan
rencana layanan membutuhkan penanganan lebih lanjut maka
petugas memutuskan untuk berkolaborasi antar tim
kesehatan.
4. Petugas memberikan rujukan ke poli lain dan mencatat dalam
rekam medis.
5. Hasil pemeriksaan dari poli rujukan dicatat dalam form rujukan
internal kemudian petugas melakukan rujuk balik ke unit
perujuk.
6. Petugas mengidentifikasi kasus-kasus penanganan pasien
yang memerlukan penanganan antar profesi kesehatan antara
lain :
a. Penanganan pasien Hipertensi ( HT )
b. Penanganan pasien Diabetes Melitus ( DM )
c. Penanganan pasien Tuberkulosis ( TB )
d. Penanganan pasien Infeksi Menular Sexual ( IMS )
e. Penanganan pasien BALITA gizi kurang / buruk
f. Penanganan pasien BUMIL dengan keluhan medis
g. Penanganan pasien BUMIL dengan anemia
h. Penanganan pasien BUMIL dengan KEK
i. Penanganan pasien Jiwa
j. HIV
k. Penanganan pasien gigi
6. Unit Terkait 1. Unit BP Umum 5. Unit Gizi
2. Unit BP Gigi 6. Unit Farmasi
3. Unit BP Anak 7. Unit Laboratorium
4. Unit KIA / KB 8. Rontgen

PENANGANAN KASUS SECARA TIM ANTAR


PROFESI

No. Dokumen : C/VII/SOP/2016/127


UPT Puskesmas
No. Revisi :0 dr. H. Edi Susanto
DTP Plumbon
SOP
Tanggal Terbit : 13 Mei 2016

Halaman : 2/2

7. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No. Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai