BAB I, 3 Dan 5

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus.
Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada
organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi
melihat dan merasakan seperti kita Sukarsono, 2008).
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan
yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan
sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi
dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka
analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh
organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak
langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme
tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara
umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan
penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia (Sukarsono,
2008).
Perilaku pada hewan terdiri dai perilaku bawaan yaitu pewaarisan memegang
peranan yang penting dalam perilaku hewan. Dalam hal meminang, perilaku
hewan memastikan dahulu, jika termasuk anggota spesies sama, bukan dari
anggota yang lain, sehingga dapat dijadikan pasangan. Misalnya, tingkah laku
kunag-kunang saat berpasangan walauu enunjukkan spesiea yang sama, juga
mempunyai perilaku berbeda dalam menemukan bahwa kunang-kunang betina
mempunyai pasangannya tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari pola cahaya dar
kunang-kunang yang menyala berbeda pada waktu senja. Kunang-kunang betina
dari satu spesies akan menanggapi hanya pada pejantan tertentu dengan
memerlihatkan pola nyala lampu spesies tertentu (Campbell, 2012).
Perilaku hewan juga terdiru dari perilaku terajar yang lebih kurang diperoleh
atau dimodifikasi secara permanen sebagai akibat pengalaman individu. Perilaku
bawaan berasal dari adaptasi hewan terhadap lingkungan disekitarnya berupa
kebiasaan hidup dan pertahanan hidup (Campbell, 2012).
Oleh karena itu praktikum ini dilakukanuntuk mengetahui saat-saat istirahat
mencit terbanyak dalam waktu 2 jam, mengetahui aktivitas motilitas terbanyak
dari mencit setiap 4 menit dalam interval waktu 2 jam dan mengetahui aktivitas
sosial terbanyak yang dilakukan mencit setiap 4menit dalam 2 jam.

1.2 Tujuan percobaan


Adapaun tujuan dari praktukum yang dilakukan yaitu untuk mengetahui saat-
saat istirahat mencit terbanyak dalam waktu 2 jam, mengetahui aktivitas motilitas
terbanyak dari mencit setiap 4 menit dalam interval waktu 2 jam dan mengetahui
aktivitas sosial terbanyak yang dilakukan mencit setiap 4menit dalam 2 jam.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat
Praktikum mamalogi yang berjudul “Dasar-dasar tingkah laku mencit” yang
dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2018 bertempat di Laboratorium Ekologi dan
Sistematika Hewan, Gedung C lantai 1, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan bahan


3.2. 1 Aalat
Pada praktikum adapun alat-alat yang digunakan yaitu kamera handphone,
alat tulis, kardus dan stopwatch.
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam praktikum yaitu mencit jantan (Mus
musculus) 3 ekor, mecit betina (Mus musculus) 2 ekor, makanan dan air minum.

3.3 Cara kerja


Pertama-tama disiapkan alat dna bahan yang akan dipergunakan dalam praktikum,
kemudian ditandai masing-masing mencit dibagian ekor. Selanjutya masukkan
mencit kedalam kotak kardus yang telah diisi dengan wadah makanan dan air.
Lalu selanjutnya diletakkan kardus dittempat yang terang. Kemudian diamati
=
aktivitas mencit setiap 4 menit dalam waktu empat jam sebanyak 30 kali
pengamatan untuk setiap individu dengan mengawasi aktivitas mobilitas, istirahat,
makan dan sosialnya. Selanjutnya masukkan data pengamatan dalam tabel
pengamatan. Kemudian dihitung frekueensi tingkah laku mencit dengan rumus:
Frekuesi tingkah laku Jumlah suatu tingkah laku x 100 %
Jumah seuruh tigkah laku
Selanjutnya dibuat grafik aktifitas tingkah laku mobilitas, istirahat, amakn dan
sosial mencit dari perhitungan aktivitas tingkah laku mencit dari tabel
pengamatan.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil bahwa aktifikat
istirahat terbanyak yang dilakukan mencit setiap 4 menit dalam waktu 2 jam
yaitu pada mencit Anton aktifitas istirahat yang dilakukan sebesar 56,76 %
- Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil bahwa aktifikat
mobilitas terbanyak yang dilakukan mencit setiap 4 menit dalam waktu 2 jam
yaitu pada mencit Chelsea aktifitas mobilitas yang dilakukan sebesar 53 %
- Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil bahwa aktifikat
sosial terbanyak yang dilakukan mencit setiap 4 menit dalam waktu 2 jam
yaitu pada mecit Andi aktifitas sosial yang dilakukan sebesar 33,3 %

5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum dasar-dasar tingkah laku digunakan hewan kelinci
(Lepus nigricoris) untuk lebih memudahkan pengamatan tingkah laku mamalia
dikarenakan kelinci (Lepus nigricoris) selalu menngalami masa estrus.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell. N. A. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid Dua. Jakarta: Erlangga.
Sukarsono. 2008. Ekologi Hewan. Malang: Universitas Muhammadyah Press.

Anda mungkin juga menyukai