PENGARUH OSMOTIK KONSENTRASI GARAM HARA TERHADAP ABSORBSI AIR DAN PERTUMBUHAN
KECAMBAH
KACANG HIJAU (Phaseolus radiantus)
Abstrak: Didalam tubuh tanaman, lebih dari 90% air yang diserap oleh akar dikeluarkan lagi ke udara sebagai
uap air. Penyerapan air oleh tanaman sebagian besar melalui rambut-rambut akar, yang menyediakan
permukaan untuk penyerapan yang amat luas. Tujuan dari pengamatan yang dilakukan yaitu untuk mengetahui
pengaruh osmotik dan konsentrasi garam hara terhadap absorbsi air dan pertumbuhan tanaman Kacang hijau
(Phaseolus radintus). Metode yang digunakan dalam praktikum adalah menghitung pertumbuhan kacang hijau
(Phaseolus radintus) didalam tabung reaksi. Berdasrkan pegamata yang dilakukan didapatkan hasil yaitu pada
aquadest, terjadi perubahan panjang pada kacang 7,1 cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar pad hari
ke-0. Pada CaCl2 0,01M, terjadi perubahan panjang 5,7 cm cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar.
Pada CaCl2 0,02M, terjadi perubahan panjang 3,9 cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar. Pada
CaCl2 0,03M, terjadi perubahan panjang 7,4 cm, dengan keadaan tanaman yang masih segari. Pada
CaCl2 0,04M, terjadi perubahan panjang 9,3 cm, dengan keadaan tanaman yang sega. Pada CaCl2 0,05M,
terjadi perubahan panjang 6 cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar. Pada CaCl2 0,1M, terjadi
perubahan panjang 11,3 cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar. Sementara untuk CaCl2 0,2M, terjadi
perubahan panjang tanaman 8,6 cm, dengan keadaan tanaman yang segar
Tabel 4.2 Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap air dan pertumbuhan tanaman hari ke-3
No. Larutan Volume larutan Tinggi tanaman Keterangan
Jurnal Fisiologi Tumbuhan FMIPA UNMUL 2018
09 April Samarinda, Indonesia
Tabel 4.3 Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap air dan pertumbuhan tanaman hari ke-5
No. Larutan Volume larutan Tinggi tanaman Keterangan
(ml) (cm) Kotiledon Daun Kondisi tanaman
1. Aquadest 18 ml 8,3 cm 2 2 Sedikit layu
2. 0,01 M CaCl2 18,5 ml 6,8 cm - 2 Layu
3. 0,02 M CaCl2 17,5 ml 6,1 cm - 2 Sedikit layu
4. 0,03 M CaCl2 17,5 ml 8,3 cm - - Sedikit layu
5. 0,04 M CaCl2 17,5 ml 10,7 cm - - Sedikit layu
6. 0,05 M CaCl2 17,5 ml 9,2 cm - - Layu
7. 0,1 M CaCl2 17,5 ml 12,3 cm 2 - Layu
8. 0,2 M CaCl2 17,5ml 9,8 cm 2 2 Sedikit layu
Tabel 4.4 Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap air dan pertumbuhan tanaman hari ke-7
No. Larutan Volume larutan Tinggi tanaman Keterangan
(ml) (cm) Kotiledon Daun Kondisi tanaman
1. Aquadest 18,5 ml 9,6 cm - - Layu
2. 0,01 M CaCl2 18,5 ml 7,5 cm - - Kering
3. 0,02 M CaCl2 15,4 ml 7 cm - - Layu
4. 0,03 M CaCl2 15,6 ml 8,7 cm - - Layu
5. 0,04 M CaCl2 19 ml 11,7 cm - - Layu
6. 0,05 M CaCl2 15,5 ml 10,5 cm - - Kering
7. 0,1 M CaCl2 15,7 ml 12,9 cm - - Kering
8. 0,2 M CaCl2 15,6ml 10,3 cm - 2 Layu
4.2 Grafik Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap air dan pertumbuhan tanaman
Jurnal Fisiologi Tumbuhan FMIPA UNMUL 2018
09 April Samarinda, Indonesia
ml dan diukur panjang batangnya, ternyata panjang keadaan tanaman sudah kering dengan daun dan
batang bertambah 0,2 cm menjadi 9,5 cm dengan kotiledon yang sudah tidak ada.
keadaan kecambah yang segar serta jumlah daun 2 Dari pengamatan yang telah dilakukan tersebut,
dan kotiledon sudah terlepas, pada hari ke-5 panjang data yang didapat sudah sesuai dengan teori, dimana
menjadi 10,7 cm., dan pertambahan batang pada CaCl2 0,2M, perubahan pertambahan dari
sebanyak 1,2 cm dan penambahan air sebanyak 2,5 panjangnya yang paling tingi, sedangkan yang paling
ml serta tanaman dalam kondisi sedikit layu dan rendah perubahan panjangnya adalah pada larutan
kotiledon dan daun sudah terlepas. pada hari ke-7 CaCl2 0,02M. Sementara yang lainnya juga terjadi
kecambah bertambah panjang 1 cm menjadi 11,7 cm perubahan tetapi tidak terlalu signifikan dan
dengan pertambahan air sebanyak 1 ml. Pada hari fluktuatif. Menurut [6], semakin tinggi konsentrasi
tersebut keadaan tanaman sudah layu dengan daun suatu larutan CaCl2 sebagai garam hara tumbuhan
dan kotiledon yang sudah tidak ada. akan semakin cepat pula mempengaruhi fisik
Pada larutan CaCl2 0,05 M dengan panjang tumbuhan yang menyerap unsur tersebut yang
batang mula-mula tananman yaitu 6cm dan jumlah memungkinkan berakibat defisiensi ataupun hiper
larutan pada tabung reaksi sebanyak 20 ml, pada hari unsur hara yang dapat menyebabkan kematian pada
ke-3 setelah dilakukan penambahan air 2 ml dan tumbuhan. Kelayuan dan kematian pada tanaman
diukur panjang batangnya, ternyata panjang batang disebabkan oleh konsentrasi garam hara di luar sel
bertambah 1,1 cm menjadi 7,1 cm dengan keadaan akar lebih tinggi atau PA menurun dibandingkan
kecambah yang sedikit kering serta jumlah daun dan dengan air dalam sel tumbuhan. Jadi, air akan
kotiledon 2, pada hari ke-5 panjang menjadi 9,2, mengalir dari potensial tinggi ke potensial yang
cm., dan pertambahan batang sebanyak 1,1 cm dan rendah sehingga tumbuhan akan kekurangan air
penambahan air sebanyak 2,5 ml serta tanaman dalam penyerapan (tanaman tidak mampu menyerap
dalam kondisi layu dan kotiledon dan daun sudah air dan mineral pada larutan).
terlepas. pada hari ke-7 kecambah bertambah Namun sebaliknya dari pengamatan kalsium
panjang 1,3 cm menjadi 10,5 cm dengan yang diserap akan berada dalam bentuk ion-ion dari
pertambahan air sebanyak 4,5 ml. Pada hari tersebut Ca2+ untuk dapat membantu menyokong adanya
keadaan tanaman sudah kering dengan daun dan pertumbuhan dengan baik. Kalsium tidak dapat
kotiledon yang sudah tidak ada. ditranslokasikan ke floem sehingga terjadi defisiensi,
Pada larutan CaCl2 0,2 M dengan panjang dan akibatnya terjadi kekahatan pada jaringan yang
batang mula-mula tananman yaitu 8,6 cm dan masih muda, sehingga jaringan mengerut dan
jumlah larutan pada tabung reaksi sebanyak 20 ml, berubah bentuk disebabkan oleh kekurangan
pada hari ke-3 setelah dilakukan penambahan air 2 kalsium, dan daerah meristematik mati lebih awal.
ml dan diukur panjang batangnya, ternyata panjang Begitupun klorin diserap dalam bentuk ion Cl-,
batang bertambah 0,4 cm menjadi 9 cm dengan biasanya Cl diserap sangat banyak dari apa yang
keadaan kecambah yang segar serta jumlah daun 2 tumbuhan butuhkan, sehingga pemakaiannya
dan kotiledon sudah terlepas, pada hari ke-5 panjang berlebihan. Fungsi Cl adalah pembelahan sel daun
menjadi 9,8 cm., dan pertambahan batang sebanyak dan linarut aktif dalam mengendalikan osmosis.
0,8 cm dan penambahan air sebanyak 2,5 ml serta Tanaman yang diberi CaCl2 memiliki potensial
tanaman dalam kondisi sedikit layu dan kotiledon osmotik yang kecil (nilai negatifnya besar)
dan daun 2. pada hari ke-7 kecambah bertambah dibandingkan dengan air destilata. Semakin besar
panjang 0,5 cm menjadi 10,3 cm dengan konsentrasi garam hara yang diberikan maka semakin
pertambahan air sebanyak 4,4 ml. Pada hari tersebut besar pula nilai negatif dari potensial osmotik. Nilai
keadaan tanaman sudah layu dengan daun 2 dan negatif yang lebih besar dari nilai potensial
kotiledon yang sudah tidak ada. osmotik menyebabkan energi bebas air akan
Pada larutan CaCl2 0,1 M dengan panjang menurun sehingga penyerapan air juga akan
batang mula-mula tananman yaitu 11,6 cm dan berkurang. Akhirnya pertumbuhan tanaman akan
jumlah larutan pada tabung reaksi sebanyak 20 ml, terganggu [4].
pada hari ke-3 setelah dilakukan penambahan air 2 Pada percobaan diperoleh data yang
ml dan diukur panjang batangnya, ternyata panjang kurang sesuai dengan konsep di atas.
batang bertambah 0,2 cm menjadi 11,8 cm dengan Tanaman yang diberi larutan CaCl20,2 M
keadaan kecambah yang sedikit kering serta jumlah
daun dan kotiledon 2, pada hari ke-5 panjang
(memiliki salinitas tinggi) menyerap air
menjadi 12,3 cm., dan pertambahan batang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman-
sebanyak 0,5 cm dan penambahan air sebanyak 2,5 tanaman lain yang diberi CaCl2 dengan
ml serta tanaman dalam kondisi layu dan kotiledon 2 konsentrasi yang lebih rendah dilihat dari
dan daun sudah terlepas . pada hari ke-7 kecambah penambahan air yang diberikan. Seharusnya
bertambah panjang 0,6 cm menjadi 12,9 cm dengan tanaman ini tidak menyerap air yang banyak
pertambahan air sebanyak 4,3 ml. Pada hari tersebut
Jurnal Fisiologi Tumbuhan FMIPA UNMUL 2018
09 April Samarinda, Indonesia
karena konsentrasi solut sangat tinggi dan maka pertumbuhan tanaman akan terhambat.
potensial air rendah [3]. Mengembangnya sel-sel yang ada selama
Demikian pula perubahan yang terjadi dalam proses pembesaran terjadi akibat
pada penambahan panjang tanaman. tekanan air yang akan masuk sebagai
Tanaman yang diberi larutan CaCl2 0,2 M respons terhadap perbedaan potensial air. Air
justru mengalami penambahan panjang yang yang masuk ini akan menekan dinding sel
kedua terbesar setelah tanaman yang diberi kesegala arah, sehingga dinding sel
CaCl2 0,05 M sedangkan tumbuhan kontrol mengalami pembesaran [4].
tidak mengalami perubahan panjang. Berdasarkan hasil pengamatan selama
Adanya kesalahan ini dapat disebabkan, satu minggu diperoleh data bahwa
kondisi awal tumbuhan yang tidak sama, perbedaan konsentrasi CaCl2 yang diberikan
baik itu dalam hal ukuran maupun dalam hal pada tanaman menghasilkan respon yang
fisiologi tumuhan, pemberian konsentrasi berbeda pula dari tanaman. Keadaan
yang tidak sesuai, dan kekurangtelitian tanaman kontrol yang tidak diberikan
praktikan dalam melakukan pengukuran CaCl2 pada hari ke tujuh menunjukkan
panjang [4]. pekembangan yang positif terutama dalam
Menurutnya panjang total tanaman dan dalam jumlah daun dan kondisi tanaman
luas daun seperti pada tanaman dengan yang tetap subur. Hal ini berbeda dengan
CaCl2 0,1 dan 0,01 merupakan tanggapan enam tanaman lain yang diberi perlakuan
tanaman terhadap penyediaan air dan CaCl2. Tanaman-tanaman tersebut sebagian
keadaan stes garam. Tanggapan tanaman besar layu bahkan terdapat tanaman yang
terhadap penyediaan air ini diduga karena mengalami pengurangan panjang. Hal ini
sel-sel daun yang masih muda dan sedang sangat erat kaitannya dengan potensial
mengadakan pembentangan mengalami osmotik dan stress garam yang terjadi pada
stress (kekurangan) air akibat salinitas. tumbuhan akibat peningkatan konsentrasi
Penurunan panjang akar dan kerusakan akar CaCl2 yang bersifat garam [6].
terjadi dapat disebabkan tanaman Faktor kesalahan yang terjadi pada
mengalami cekaman osmotik karena pengamatan yang dilakukan adalah adanya
meningkatnya konsentrasi CaCl2, sehingga kesalahan dalam melakukan pengukuran
pembelahan dan pembentangan sel pada yang menyebabkan tanaman menjadi rusak
ujung-ujung akar terhambat. Adanya sehingga penyerapan unsur hara menjadi
pengurangan panjang tanaman pada lebih cepat yang menyebakan tanaman
pengukuran mungkin juga disebabkan menjadi cepat keting dan layu.
karena tanaman yang layu sehingga
pengukuran yang dilakukan tidak sesuai Kesimpulan
dengan panjang aslinya. Gajala lanjut yang Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
ditimbulkan adalah kematian pada tanaman didapatkan hasil yaitu pada aquadest, terjadi
perubahan panjang pada kacang 7,1 cm, dengan
seperti yang terjadi pada tanaman dengan keadaan tanaman yang masih segar pad hari ke-0.
konsentrasi [6]. Pada CaCl2 0,01M, terjadi perubahan panjang 5,7 cm
Berdasarkan pada grafik yang tersebut cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar.
didapatkan bahwa semakin tinggi Pada CaCl2 0,02M, terjadi perubahan panjang 3,9
konsenterasi unsur hara yang menggunakan cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar.
CaCl2 dalam suatu larutan, maka masuknya Pada CaCl2 0,03M, terjadi perubahan panjang 7,4
air ke dalam akar akan menjadi lambat, hal cm, dengan keadaan tanaman yang masih segari.
Pada CaCl2 0,04M, terjadi perubahan panjang 9,3
ini terlihat dari hasi penambahan air yang
cm, dengan keadaan tanaman yang sega. Pada
semakin berkurang tiap pengamatan pada CaCl2 0,05M, terjadi perubahan panjang 6 cm,
tabung dengan konsenterasi CaCl2 yang dengan keadaan tanaman yang masih segar. Pada
tinggi yaitu 0,0 1 M, 0,2 M, 0,03 M, 0,04 M, CaCl2 0,1M, terjadi perubahan panjang 11,3 cm,
0,05 M, 0,1 M dan 0,2 M. Jika potensial air dengan keadaan tanaman yang masih segar.
pada larutan sangat rendah yang dapat Sementara untuk CaCl2 0,2M, terjadi perubahan
menghambat adanya absorbsi air oleh akar,
Jurnal Fisiologi Tumbuhan FMIPA UNMUL 2018
09 April Samarinda, Indonesia
Referensi
[1] Asdak, dkk. 2005, Fisiologi Tanaman, PT Bina
Aksara, Jakarta.
[2] Harjadi, S. 1988. Fisiologi Stress Lingkungan.P
AU IPB . Bogor.
[3] Indarto, B, Suyadi & Taryono 2012,
‘Pengaruh kadar NaCl terhadap
keragaan bibit wijen (Sesamum
indicum L.)’. Jurnal Vegetalika, vol.
1(1): 23-31.
[4] Pranasari, RA, Nurhidayati, T & Purwani, KI
2012, ‘Persaingan tanaman jagung
(Zea mays) dan rumput teki
(Cyperus rotundus) pada pengaruh
cekaman garam (NaCl)’, Jurnal
Sains dan Seni ITS, vol. 1(1):54-7.
[5] Salisburry,F.B dan Ross,W.C, 1995, Fisiologi
Tumbuhan Jilid 2, ITB Press, Bandung.
[6] Yuniati,Ratna. 2004. Penapisan Galur Kedelai(
Glycine max )
Toleran Terhadap NaCl Untuk Penan
aman Pertanian di Lahan Salin. Jurn
al Makara Sains. Vol 8. No 1. Hal:1
-2.
LAMPIRAN
4.1 Laporan sementara
4.2 Cara kerja
Gambar 4.2.3 Diukur 20 ml larutan aquadest, 0,01 M, 0,02 M, 0,,03 M, 0,04 M, 0,05 M, 0,1 M dan 0,2 M
kedalam gelas ukur dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
Gambar 4.2.4 Dimasukkan tanaman kacang hijau yang telah diganjal dengan kapas kedalam tabung reaksi dan
alaukan pengamatan perubahan jumlah larutan dari tanda