Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Fisiologi Tumbuhan FMIPA UNMUL 2018

09 April Samarinda, Indonesia

PENGARUH OSMOTIK KONSENTRASI GARAM HARA TERHADAP ABSORBSI AIR DAN PERTUMBUHAN
KECAMBAH
KACANG HIJAU (Phaseolus radiantus)

Okta Marisa Fitriani 1 Khairun Nisa 2


Laboratorim Fisiologi Tumbuhan, Program Studi Biologi
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Mulawarman
Coressponden Author: oktamarisa971002@gmail.com

Abstrak: Didalam tubuh tanaman, lebih dari 90% air yang diserap oleh akar dikeluarkan lagi ke udara sebagai
uap air. Penyerapan air oleh tanaman sebagian besar melalui rambut-rambut akar, yang menyediakan
permukaan untuk penyerapan yang amat luas. Tujuan dari pengamatan yang dilakukan yaitu untuk mengetahui
pengaruh osmotik dan konsentrasi garam hara terhadap absorbsi air dan pertumbuhan tanaman Kacang hijau
(Phaseolus radintus). Metode yang digunakan dalam praktikum adalah menghitung pertumbuhan kacang hijau
(Phaseolus radintus) didalam tabung reaksi. Berdasrkan pegamata yang dilakukan didapatkan hasil yaitu pada
aquadest, terjadi perubahan panjang pada kacang 7,1 cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar pad hari
ke-0. Pada CaCl2 0,01M, terjadi perubahan panjang 5,7 cm cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar.
Pada CaCl2 0,02M, terjadi perubahan panjang 3,9 cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar. Pada
CaCl2 0,03M, terjadi perubahan panjang 7,4 cm, dengan keadaan tanaman yang masih segari. Pada
CaCl2 0,04M, terjadi perubahan panjang 9,3 cm, dengan keadaan tanaman yang sega. Pada CaCl2 0,05M,
terjadi perubahan panjang 6 cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar. Pada CaCl2 0,1M, terjadi
perubahan panjang 11,3 cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar. Sementara untuk CaCl2 0,2M, terjadi
perubahan panjang tanaman 8,6 cm, dengan keadaan tanaman yang segar

Kata kunci: Xylem, Fase logaritmik, Unsur hara dan Salinitas

Pendahuluan berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di


Didalam tubuh tanaman, lebih dari 90% air yang bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui
diserap oleh akar dikeluarkan lagi ke udara sebagai simplas dari epidermis akar ke xylem, dan kemudian
uap air. Penyerapan air oleh tanaman sebagian besar ke atas melalui arus transpnakan potometer [2]
melalui rambut-rambut akar, yang dapat Perakaran dari tanaman yang ditanam di
menyediakan permukaan untuk penyerapan yang lapangan biasanya tumbuh dalam volum tanah yang
amat luas. Pada beberapa tanaman, ketika akar besar. Terjadi kerapatan perakaran yang tinggi dalam
menyerap air dari tanah dan mengangkutnya ke profil tanah sebelah atas tempat terjadinya
dalam xylem akar, air dalam xylem akan membentuk pengambilan air dengan cepat, tetapi apabila air
tekanan positif atau tekanan akar. Intensitas menjadi terbatas dalm profil tanah sebelah atas,
transpirasi sangat dipengaruhi oleh kadar perakaran meluas ke profil tanah yang lebih bawah
karbondioksida di dalam ruangan interseluler, yang airnya lebih banyak. Jadi pada tanaman yang
cahaya, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, ditanam di lapangan perkembangan tekanan selama
dan keadaan air dalam tanah [2]. daur kekeringan itu jauh lebih gradual, kemungkinan
Sekitar 99 % zat yang masuk kedalam jaringan untuk mengembalikan tekanan dalam semalam juga
tubuh tumbuhan meninggalkan daun dan batang besar, dan tanaman mempunyai waktu untuk
sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan beradaptasi terhadap kekurangan air yang muncul [1].
transpirasi. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan Akar dapat mengabsorbsi kandungan air dengan
tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat cara osmosis. Oleh karena itu, absorbsi airoleh
saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat tumbuhan mungkin dilakukan dengan
kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. mengnedalikan potensial air larutandimana akar itu
Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam berada. Jika potensial osmotik larutan luar lebih
daun secara langsung terlibat dalam transpirasi. Pada rendah dari potensial osmotik pada sel-
waktu transpirasi, air menguap dari permukaan sel sel akar, maka air dapat masuk dari larutan akarakan
palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang dapat masuk kedalam sistem akar. Dengan
antar sel. Dari ruang tersebut uap air berdifusi meningkatnya konsentrasi yang ada pada zat yang
melalui stomata ke udara [3]. terlarut maka masuknya air ke dalam akar menjadi
Air diserap ke dalam akar secara osmosis lebih lambat sampai arah pergerakkan airmungkin
melalui rambut akar, sebagian besar bergerak akan terbalik [4].
menurut gradien potensial air melalui xilem. Air Osmosis merupakan difusi air melintasi
dalam jaringan pengangkut mengalami tekanan membran semipermeabel daridaerah dimana air
besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit.
Jurnal Fisiologi Tumbuhan FMIPA UNMUL 2018
09 April Samarinda, Indonesia

Osmosissangat ditentukan oleh potensial kimia air Alat


ataupun dari kemampuan potensial air, Pada praktikum yang dilakukan alat yang
yangmenggambarkan kemampuan molekul air untuk dipergunakan adalah tabung reaksi, rak tabung
dapat melakukan proses difusi dalam mengabsorbsi reaksi, pipet tetes, gelas ukur, alat tulis dan kamera
kandungan air didalam tanah. handphone.
Sejumlah besar volume air memiliki lebih banyak Bahan
energi bebas daripada volume yangsedikit, di bawah Pada praktikum yang dilakukan bahan yang
kondisi yang sama. Energi bebas suatu zat per unit dipergunakan adalah aquadest, larutan CaCl2 0,01 M,
jumlah,terutama per berat gram molekul disebut 0,02 M, 0, 03 M, 0,04 M, 0,05 M, 0,1 dan 0, 2 M,
potensial kimia.Potensial kimia zat terlarut kurang kertas label, kapas dan kecambah kacang kedelai
lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. yang berumur 7 hari.
Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak
dari suatu daerah yang memiliki nilai Cara kerja
potensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpo Pertama-tama disiapkan 8 tabung reaksi yang
tensial kimia lebih kecil [3]. masing-masing diisi dengan larutan aquadest dan
Potensial air suatu sistem menunjukkan larutan CaCl2 0,0 1 M, 0,02 M, 0,03 M, 0,04 M, 0,05
kemampuan yang ada untuk dapat melakukan suatu M, 0,1 M dan 0,2 M sebanyak 20 ml. Selanjutnya
penyerapan yang ada dapat dibandingkan dengan diukur panjang tunas kecambah kacang hijau dengan
kemampuan sejumlah murni yang setara, pada penggaris, lalu diganjal dengan menggunakan kapas.
tekanan atmosfer dan pada suhu yang sama. Kemudian dimasukkan kacambah kacang hijau yang
Potensial osmotik larutan bernilai negatif, karena air berumur 7 hari kedalam tabung reaksi hingga akar
pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang terendam didalam larutan, Selanjutnya di beri tanda
dari air murni. Kalau tekanan pada larutan meningkat dengan spidol untuk menentukan tinggi awal larutan.
[5]
. Kemudian diamati selama 7 hari setiap 3 hari sekali
Oleh karena itu pengamatan ini dilakukan untuk dan diamati keadaan jumlah larutan yang ada, bila
dapat mengamati pengaruh osmotik dan konsentrasi larutan berkurang dari tanda awal maka
garam hara terhadap absorpsi air dan pertumbuhan ditambahkan larutan hingga batas tanda yang ada.
tanaman Kacang hijau (Phaseolus radintus) Kemudian setelah 7 hari tanaman dikeluarkan dari
tabung reaksi untuk mengukur pajang kotiledon dan
Metode pengamatan jumlah total air yang ditambahkan. Selanjutnya
Waktu dan tempat dibuat masing-masing tabel untuk tiap pegamatan
Praktikum Fisiologi Tentang “Pengaruh selama 7 hari untuk membuat perbandingan masing-
Tekanan Osmotik Konsentrasi Garam Hara masing dari perlakuan.
Absorbsi Air dan Pertubuhan Kecambah”
Tumbuhan dilaksanakan pada hari Senin, 09
April 2018 pada pukul 07.30-09.30 WITA di
Laboratorium Fsiologi, Perkembangan dan
Kultur Jaringan Lantai 1 Gedung C, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mulawarman.
Alat dan Bahan

Hasil dan pembahansan


Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil yaitu
Tabel 4.1 Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap air dan pertumbuhan tanaman hari ke-0
No. Larutan Volume larutan Tinggi tanaman Keterangan
(ml) (cm) Kotiledon Daun Kondisi tanaman
1. Aquadest 20 ml 7,1 cm 2 2 Segar
2. 0,01 M CaCl2 20 ml 5,7 cm 2 2 Segar
3. 0,02 M CaCl2 20 ml 3,9 cm 2 2 Segar
4. 0,03 M CaCl2 20 ml 7,4 cm 2 2 Segar
5. 0,04 M CaCl2 20 ml 9,3 cm 2 2 Segar
6. 0,05 M CaCl2 20 ml 6 cm 2 2 Segar
7. 0,1 M CaCl2 20 ml 11,6 cm 2 2 Segar
8. 0,2 M CaCl2 20 ml 8,6 cm 2 2 Segar

Tabel 4.2 Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap air dan pertumbuhan tanaman hari ke-3
No. Larutan Volume larutan Tinggi tanaman Keterangan
Jurnal Fisiologi Tumbuhan FMIPA UNMUL 2018
09 April Samarinda, Indonesia

(ml) (cm) Kotiledon Daun Kondisi tanaman


1. Aquadest 19 ml 7,4 cm 2 2 Segar
2. 0,01 M CaCl2 18,5 ml 6,2 cm 2 2 Sedikit kering
3. 0,02 M CaCl2 18,5 ml 4,3 cm - 2 Segar
4. 0,03 M CaCl2 18,5 ml 7,9 cm - 2 Segar
5. 0,04 M CaCl2 18 ml 9,5 cm - 2 Segar
6. 0,05 M CaCl2 18 ml 7,1 cm 2 2 Sedikit kering
7. 0,1 M CaCl2 18 ml 11,8 cm 2 2 Sedikit kering
8. 0,2 M CaCl2 18 ml 9 cm - 2 Segar

Tabel 4.3 Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap air dan pertumbuhan tanaman hari ke-5
No. Larutan Volume larutan Tinggi tanaman Keterangan
(ml) (cm) Kotiledon Daun Kondisi tanaman
1. Aquadest 18 ml 8,3 cm 2 2 Sedikit layu
2. 0,01 M CaCl2 18,5 ml 6,8 cm - 2 Layu
3. 0,02 M CaCl2 17,5 ml 6,1 cm - 2 Sedikit layu
4. 0,03 M CaCl2 17,5 ml 8,3 cm - - Sedikit layu
5. 0,04 M CaCl2 17,5 ml 10,7 cm - - Sedikit layu
6. 0,05 M CaCl2 17,5 ml 9,2 cm - - Layu
7. 0,1 M CaCl2 17,5 ml 12,3 cm 2 - Layu
8. 0,2 M CaCl2 17,5ml 9,8 cm 2 2 Sedikit layu

Tabel 4.4 Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap air dan pertumbuhan tanaman hari ke-7
No. Larutan Volume larutan Tinggi tanaman Keterangan
(ml) (cm) Kotiledon Daun Kondisi tanaman
1. Aquadest 18,5 ml 9,6 cm - - Layu
2. 0,01 M CaCl2 18,5 ml 7,5 cm - - Kering
3. 0,02 M CaCl2 15,4 ml 7 cm - - Layu
4. 0,03 M CaCl2 15,6 ml 8,7 cm - - Layu
5. 0,04 M CaCl2 19 ml 11,7 cm - - Layu
6. 0,05 M CaCl2 15,5 ml 10,5 cm - - Kering
7. 0,1 M CaCl2 15,7 ml 12,9 cm - - Kering
8. 0,2 M CaCl2 15,6ml 10,3 cm - 2 Layu

4.2 Grafik Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap air dan pertumbuhan tanaman
Jurnal Fisiologi Tumbuhan FMIPA UNMUL 2018
09 April Samarinda, Indonesia

Pada larutan CaCl2 0,02 M dengan panjang


batang mula-mula tananman yaitu 3,9 cm dan
Pembahasan jumlah larutan pada tabung reaksi sebanyak 20 ml,
Berdasarkan pegamatan yang dilakukaan pada pada hari ke-3 setelah dilakukan penambahan air 1,5
aquadest dengan panjang batang mula-mula ml dan diukur panjang batangnya, ternyata panjang
tananman yaitu 7,1 cm dan volume larutan 20 ml, batang bertambah 0,4 cm menjadi 4,3 cm dengan
pada hari ke-3 setelah dilakukan penambahan air 1 keadaan kecambah yang segar serta jumlah daun 2
ml dan diukur panjang batangnya, ternyata panjang dan kotiledon sudah terlepas, pada hari ke-5 panjang
batang bertambah 0,3 cm menjadi 7,4 cm dengan menjadi 6,1 cm., dan pertambahan batang sebanyak
keadaan kecambah yang masih segar serta jumlah 1,8 cm dan penambahan air sebanyak 2,5 ml serta
daun dan kotiledon 2, pada hari ke-5 panjang tanaman dalam kondisi sedikit layu dan kotiledon
menjadi 8,3 cm., dan pertambahan batanng sudah terlepas dan daun masih 2. pada hari ke-7
sebanyak 0,9 cm dan penambahan air sebanyak 2 ml kecambah bertambah panjang 0,9 cm menjadi 7 cm
serta tannaman dalam kondisi sedikit layu dan dengan pertambahan air sebanyak 4,9 ml. Pada hari
jumlah kotiledon dan daun masih 2. pada hari ke-7 tersebut keadaan tanaman sudah layu dengan daun
kecambahbertambah panjang 2,5 cm menjadi 9,6 cm dan kotiledon yang sudah tidak ada.
dengan pertambahan air sebanyak 1,5 ml. Pada hari Pada larutan CaCl2 0,03 M dengan panjang
tersebut keadaan tanaman sudah layu dengan daun batang mula-mula tananman yaitu 7,4 cm dan
dan kotiledon yang sudah tidak ada. jumlah larutan pada tabung reaksi sebanyak 20 ml,
Pada larutan CaCl2 0,01 M dengan panjang pada hari ke-3 setelah dilakukan penambahan air 1,5
batang mula-mula tananman yaitu 5,7 cm danjumlah ml dan diukur panjang batangnya, ternyata panjang
larutan pada tabung reaksi sebanyak 20 ml, pada hari batang bertambah 0,5 cm menjadi 7,9 cm dengan
ke-3 setelah dilakukan penambahan air 1,5 ml dan keadaan kecambah yang segar serta jumlah daun 2
diukur panjang batangnya, ternyata panjang batang dan kotiledon sudah terlepas, pada hari ke-5 panjang
bertambah 0,5 cmmenjadi 6,2 cm dengan keadaan menjadi 8,3 cm., dan pertambahan batang sebanyak
kecambah yang sedikit kering serta jumlah daun dan 0,4 cm dan penambahan air sebanyak 2,5 ml serta
kotiledon 2, pada hari ke-5 panjang menjadi 6,8 tanaman dalam kondisi sedikit layu dan kotiledon
cm., dan pertambahan batang sebanyak 0,6 cm dan dan daun sudah terlepas . pada hari ke-7 kecambah
penambahan air sebanyak 1,5 ml serta tannaman bertambah panjang 0,4cm menjadi 8,7 cm dengan
dalam kondisi layu dan kotiledon sudah terlepas dan pertambahan air sebanyak 4,4 ml. Pada hari tersebut
daun masih 2. pada hari ke-7 kecambahbertambah keadaan tanaman sudah layu dengan daun dan
panjang 0,7 cm menjadi 7,5 cm dengan pertambahan kotiledon yang sudah tidak ada.
air sebanyak 1,5 ml. Pada hari tersebut keadaan Pada larutan CaCl2 0,04 M dengan panjang
tanaman sudah kering dengan daun dan kotiledon batang mula-mula tananman yaitu 9,3 cm dan
yang sudah tidak ada. jumlah larutan pada tabung reaksi sebanyak 20 ml,
pada hari ke-3 setelah dilakukan penambahan air 2
Jurnal Fisiologi Tumbuhan FMIPA UNMUL 2018
09 April Samarinda, Indonesia

ml dan diukur panjang batangnya, ternyata panjang keadaan tanaman sudah kering dengan daun dan
batang bertambah 0,2 cm menjadi 9,5 cm dengan kotiledon yang sudah tidak ada.
keadaan kecambah yang segar serta jumlah daun 2 Dari pengamatan yang telah dilakukan tersebut,
dan kotiledon sudah terlepas, pada hari ke-5 panjang data yang didapat sudah sesuai dengan teori, dimana
menjadi 10,7 cm., dan pertambahan batang pada CaCl2 0,2M, perubahan pertambahan dari
sebanyak 1,2 cm dan penambahan air sebanyak 2,5 panjangnya yang paling tingi, sedangkan yang paling
ml serta tanaman dalam kondisi sedikit layu dan rendah perubahan panjangnya adalah pada larutan
kotiledon dan daun sudah terlepas. pada hari ke-7 CaCl2 0,02M. Sementara yang lainnya juga terjadi
kecambah bertambah panjang 1 cm menjadi 11,7 cm perubahan tetapi tidak terlalu signifikan dan
dengan pertambahan air sebanyak 1 ml. Pada hari fluktuatif. Menurut [6], semakin tinggi konsentrasi
tersebut keadaan tanaman sudah layu dengan daun suatu larutan CaCl2 sebagai garam hara tumbuhan
dan kotiledon yang sudah tidak ada. akan semakin cepat pula mempengaruhi fisik
Pada larutan CaCl2 0,05 M dengan panjang tumbuhan yang menyerap unsur tersebut yang
batang mula-mula tananman yaitu 6cm dan jumlah memungkinkan berakibat defisiensi ataupun hiper
larutan pada tabung reaksi sebanyak 20 ml, pada hari unsur hara yang dapat menyebabkan kematian pada
ke-3 setelah dilakukan penambahan air 2 ml dan tumbuhan. Kelayuan dan kematian pada tanaman
diukur panjang batangnya, ternyata panjang batang disebabkan oleh konsentrasi garam hara di luar sel
bertambah 1,1 cm menjadi 7,1 cm dengan keadaan akar lebih tinggi atau PA menurun dibandingkan
kecambah yang sedikit kering serta jumlah daun dan dengan air dalam sel tumbuhan. Jadi, air akan
kotiledon 2, pada hari ke-5 panjang menjadi 9,2, mengalir dari potensial tinggi ke potensial yang
cm., dan pertambahan batang sebanyak 1,1 cm dan rendah sehingga tumbuhan akan kekurangan air
penambahan air sebanyak 2,5 ml serta tanaman dalam penyerapan (tanaman tidak mampu menyerap
dalam kondisi layu dan kotiledon dan daun sudah air dan mineral pada larutan).
terlepas. pada hari ke-7 kecambah bertambah Namun sebaliknya dari pengamatan kalsium
panjang 1,3 cm menjadi 10,5 cm dengan yang diserap akan berada dalam bentuk ion-ion dari
pertambahan air sebanyak 4,5 ml. Pada hari tersebut Ca2+ untuk dapat membantu menyokong adanya
keadaan tanaman sudah kering dengan daun dan pertumbuhan dengan baik. Kalsium tidak dapat
kotiledon yang sudah tidak ada. ditranslokasikan ke floem sehingga terjadi defisiensi,
Pada larutan CaCl2 0,2 M dengan panjang dan akibatnya terjadi kekahatan pada jaringan yang
batang mula-mula tananman yaitu 8,6 cm dan masih muda, sehingga jaringan mengerut dan
jumlah larutan pada tabung reaksi sebanyak 20 ml, berubah bentuk disebabkan oleh kekurangan
pada hari ke-3 setelah dilakukan penambahan air 2 kalsium, dan daerah meristematik mati lebih awal.
ml dan diukur panjang batangnya, ternyata panjang Begitupun klorin diserap dalam bentuk ion Cl-,
batang bertambah 0,4 cm menjadi 9 cm dengan biasanya Cl diserap sangat banyak dari apa yang
keadaan kecambah yang segar serta jumlah daun 2 tumbuhan butuhkan, sehingga pemakaiannya
dan kotiledon sudah terlepas, pada hari ke-5 panjang berlebihan. Fungsi Cl adalah pembelahan sel daun
menjadi 9,8 cm., dan pertambahan batang sebanyak dan linarut aktif dalam mengendalikan osmosis.
0,8 cm dan penambahan air sebanyak 2,5 ml serta Tanaman yang diberi CaCl2 memiliki potensial
tanaman dalam kondisi sedikit layu dan kotiledon osmotik yang kecil (nilai negatifnya besar)
dan daun 2. pada hari ke-7 kecambah bertambah dibandingkan dengan air destilata. Semakin besar
panjang 0,5 cm menjadi 10,3 cm dengan konsentrasi garam hara yang diberikan maka semakin
pertambahan air sebanyak 4,4 ml. Pada hari tersebut besar pula nilai negatif dari potensial osmotik. Nilai
keadaan tanaman sudah layu dengan daun 2 dan negatif yang lebih besar dari nilai potensial
kotiledon yang sudah tidak ada. osmotik menyebabkan energi bebas air akan
Pada larutan CaCl2 0,1 M dengan panjang menurun sehingga penyerapan air juga akan
batang mula-mula tananman yaitu 11,6 cm dan berkurang. Akhirnya pertumbuhan tanaman akan
jumlah larutan pada tabung reaksi sebanyak 20 ml, terganggu [4].
pada hari ke-3 setelah dilakukan penambahan air 2 Pada percobaan diperoleh data yang
ml dan diukur panjang batangnya, ternyata panjang kurang sesuai dengan konsep di atas.
batang bertambah 0,2 cm menjadi 11,8 cm dengan Tanaman yang diberi larutan CaCl20,2 M
keadaan kecambah yang sedikit kering serta jumlah
daun dan kotiledon 2, pada hari ke-5 panjang
(memiliki salinitas tinggi) menyerap air
menjadi 12,3 cm., dan pertambahan batang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman-
sebanyak 0,5 cm dan penambahan air sebanyak 2,5 tanaman lain yang diberi CaCl2 dengan
ml serta tanaman dalam kondisi layu dan kotiledon 2 konsentrasi yang lebih rendah dilihat dari
dan daun sudah terlepas . pada hari ke-7 kecambah penambahan air yang diberikan. Seharusnya
bertambah panjang 0,6 cm menjadi 12,9 cm dengan tanaman ini tidak menyerap air yang banyak
pertambahan air sebanyak 4,3 ml. Pada hari tersebut
Jurnal Fisiologi Tumbuhan FMIPA UNMUL 2018
09 April Samarinda, Indonesia

karena konsentrasi solut sangat tinggi dan maka pertumbuhan tanaman akan terhambat.
potensial air rendah [3]. Mengembangnya sel-sel yang ada selama
Demikian pula perubahan yang terjadi dalam proses pembesaran terjadi akibat
pada penambahan panjang tanaman. tekanan air yang akan masuk sebagai
Tanaman yang diberi larutan CaCl2 0,2 M respons terhadap perbedaan potensial air. Air
justru mengalami penambahan panjang yang yang masuk ini akan menekan dinding sel
kedua terbesar setelah tanaman yang diberi kesegala arah, sehingga dinding sel
CaCl2 0,05 M sedangkan tumbuhan kontrol mengalami pembesaran [4].
tidak mengalami perubahan panjang. Berdasarkan hasil pengamatan selama
Adanya kesalahan ini dapat disebabkan, satu minggu diperoleh data bahwa
kondisi awal tumbuhan yang tidak sama, perbedaan konsentrasi CaCl2 yang diberikan
baik itu dalam hal ukuran maupun dalam hal pada tanaman menghasilkan respon yang
fisiologi tumuhan, pemberian konsentrasi berbeda pula dari tanaman. Keadaan
yang tidak sesuai, dan kekurangtelitian tanaman kontrol yang tidak diberikan
praktikan dalam melakukan pengukuran CaCl2 pada hari ke tujuh menunjukkan
panjang [4]. pekembangan yang positif terutama dalam
Menurutnya panjang total tanaman dan dalam jumlah daun dan kondisi tanaman
luas daun seperti pada tanaman dengan yang tetap subur. Hal ini berbeda dengan
CaCl2 0,1 dan 0,01 merupakan tanggapan enam tanaman lain yang diberi perlakuan
tanaman terhadap penyediaan air dan CaCl2. Tanaman-tanaman tersebut sebagian
keadaan stes garam. Tanggapan tanaman besar layu bahkan terdapat tanaman yang
terhadap penyediaan air ini diduga karena mengalami pengurangan panjang. Hal ini
sel-sel daun yang masih muda dan sedang sangat erat kaitannya dengan potensial
mengadakan pembentangan mengalami osmotik dan stress garam yang terjadi pada
stress (kekurangan) air akibat salinitas. tumbuhan akibat peningkatan konsentrasi
Penurunan panjang akar dan kerusakan akar CaCl2 yang bersifat garam [6].
terjadi dapat disebabkan tanaman Faktor kesalahan yang terjadi pada
mengalami cekaman osmotik karena pengamatan yang dilakukan adalah adanya
meningkatnya konsentrasi CaCl2, sehingga kesalahan dalam melakukan pengukuran
pembelahan dan pembentangan sel pada yang menyebabkan tanaman menjadi rusak
ujung-ujung akar terhambat. Adanya sehingga penyerapan unsur hara menjadi
pengurangan panjang tanaman pada lebih cepat yang menyebakan tanaman
pengukuran mungkin juga disebabkan menjadi cepat keting dan layu.
karena tanaman yang layu sehingga
pengukuran yang dilakukan tidak sesuai Kesimpulan
dengan panjang aslinya. Gajala lanjut yang Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
ditimbulkan adalah kematian pada tanaman didapatkan hasil yaitu pada aquadest, terjadi
perubahan panjang pada kacang 7,1 cm, dengan
seperti yang terjadi pada tanaman dengan keadaan tanaman yang masih segar pad hari ke-0.
konsentrasi [6]. Pada CaCl2 0,01M, terjadi perubahan panjang 5,7 cm
Berdasarkan pada grafik yang tersebut cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar.
didapatkan bahwa semakin tinggi Pada CaCl2 0,02M, terjadi perubahan panjang 3,9
konsenterasi unsur hara yang menggunakan cm, dengan keadaan tanaman yang masih segar.
CaCl2 dalam suatu larutan, maka masuknya Pada CaCl2 0,03M, terjadi perubahan panjang 7,4
air ke dalam akar akan menjadi lambat, hal cm, dengan keadaan tanaman yang masih segari.
Pada CaCl2 0,04M, terjadi perubahan panjang 9,3
ini terlihat dari hasi penambahan air yang
cm, dengan keadaan tanaman yang sega. Pada
semakin berkurang tiap pengamatan pada CaCl2 0,05M, terjadi perubahan panjang 6 cm,
tabung dengan konsenterasi CaCl2 yang dengan keadaan tanaman yang masih segar. Pada
tinggi yaitu 0,0 1 M, 0,2 M, 0,03 M, 0,04 M, CaCl2 0,1M, terjadi perubahan panjang 11,3 cm,
0,05 M, 0,1 M dan 0,2 M. Jika potensial air dengan keadaan tanaman yang masih segar.
pada larutan sangat rendah yang dapat Sementara untuk CaCl2 0,2M, terjadi perubahan
menghambat adanya absorbsi air oleh akar,
Jurnal Fisiologi Tumbuhan FMIPA UNMUL 2018
09 April Samarinda, Indonesia

panjang tanaman 8,6 cm, dengan keadaan tanaman


yang segar

Ucapan Terima Kasih


Saya mengucapkan terima kasih pada
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan atas fasilitas
yang diberikan untuk melakukan praktikum ini
serta asisten yang telah menuntun dalam
praktikum. Demikian pula, saya berterima kasih
kepada teman-teman atas diskusinya yang
bermanfaat sehinga praktikum dapat berjalan
dengan baik.

Referensi
[1] Asdak, dkk. 2005, Fisiologi Tanaman, PT Bina
Aksara, Jakarta.
[2] Harjadi, S. 1988. Fisiologi Stress Lingkungan.P
AU IPB . Bogor.
[3] Indarto, B, Suyadi & Taryono 2012,
‘Pengaruh kadar NaCl terhadap
keragaan bibit wijen (Sesamum
indicum L.)’. Jurnal Vegetalika, vol.
1(1): 23-31.
[4] Pranasari, RA, Nurhidayati, T & Purwani, KI
2012, ‘Persaingan tanaman jagung
(Zea mays) dan rumput teki
(Cyperus rotundus) pada pengaruh
cekaman garam (NaCl)’, Jurnal
Sains dan Seni ITS, vol. 1(1):54-7.
[5] Salisburry,F.B dan Ross,W.C, 1995, Fisiologi
Tumbuhan Jilid 2, ITB Press, Bandung.
[6] Yuniati,Ratna. 2004. Penapisan Galur Kedelai(
Glycine max )
Toleran Terhadap NaCl Untuk Penan
aman Pertanian di Lahan Salin. Jurn
al Makara Sains. Vol 8. No 1. Hal:1
-2.
LAMPIRAN
4.1 Laporan sementara
4.2 Cara kerja

Gambar 4.2.1 Diukur panjang tanaman kacang hijau

Gambar 4.2.2 Diganjal dengan menggunakan kapas didibawah kotiledon

Gambar 4.2.3 Diukur 20 ml larutan aquadest, 0,01 M, 0,02 M, 0,,03 M, 0,04 M, 0,05 M, 0,1 M dan 0,2 M
kedalam gelas ukur dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
Gambar 4.2.4 Dimasukkan tanaman kacang hijau yang telah diganjal dengan kapas kedalam tabung reaksi dan
alaukan pengamatan perubahan jumlah larutan dari tanda

Anda mungkin juga menyukai