Anda di halaman 1dari 3

ANGGOTA KELOMPOK 6 = Adi Sopiyan 1403035092

Jami’il Hakim 1403035072


Meinaldy Kristian 1403035006
Muhammad Azhar Maulani 1403035027
Muhamad Ridwan 1403035024

Kelompok 1

Judul : Perbandingan metode uji sensoris dalam pengawasan mutu

Definisi Spesifikasi atau standar kualitas :

1. Membuat standar kualitas sensoris dan spesifikasinya standar kualitas sensoris


2. Standar produk

Angka Persiapan
1. Standar kualitas produk
a. Standar produk
b. Standar mental
c. Standar tertulis

Kesimpulan

Tidak semua metode yang diusulkan untuk mengevaluasi kualitas sensoris suatu produk
sama dengan setiap program pengawasan mutu dari suatu perusahaan. Uji pembedaan atau uji
preference mengukur kualitas produk secara tipikal. Metode berbasis score card sedikit lebih sesuai
dibandingkan metode pembedaan dari kontrol dan uji deskriptif, yang sering didengar untuk tujuan
pengawasan mutu. Metode lainnya seperti metode in/out dan pengkelasan mutu digunakan untuk
situasi tertentu.

Kelompok 2

Judul : Jumlah konsumen yang diperlukan untuk uji penerimaan sensori

Saat mendesain, konsumen dikumpulkan :

1. Usia
2. Kota

Contoh, uji penerimaan dan sampel mayonaise secara komersial dengan 240 konsumen
ditiga kota dan 2 kelompok usia.

Yang diperlukan untuk menghitung N :

Parameter yang berbeda harus diketahui untuk menghitung N :

1. Tingkat alpha kemungkinan tipe 1 eror.


2. Tingkat beta kemungkinan tipe 2 eror, sering dinyatakan sebagai kekuatan = 1-beta
3. s= standar eror dari percobaan
4. d= perbedaan rata-rata yang dicari dalam percobaan

Perhitungan jumlah konsumen

Skala hedonik 1-9 point dan perkiraan perbedaan skala adalah 0,8 maka dengan
dimasukkannya nilai “d” pada tabel 3 akan menjadi perbedaan 0,8 dibagi dengan panjang skala.

Kesimpulan

Kesalahan standar dari studi penerimaan sensoris dilakukan dilima negara yang berbeda dan
pada berbagai macam produk makanan memiliki kesamaan. Hal ini memungkinkan perkiraan jumlah
konsumen yang diperlukan untuk penelitian selanjutnya, berdasarkan kesalahan standar yang
dilaporkan dalam penelitian ini.

Kelompok 3

Judul : Intruksi meningkatkan motivasi sensitifitas anak

Tujuan

Untuk mengetahui dampak intruksi kompetitif dan kooperatif pada motivasi dan kinerja anak-anak
terhadap sensoris

Subjek dan Metode

Anak-anak Jerman (N=202:101 anak perempuan, 101 anak laki-laki, anak usia 6-9 tahun)
mengikuti tes kesukaan kesamaan setelah memberikan (1) kompetitif:”saya ingin melihat apakah
anda dapat melakukannya dengan lebih baik daripada yang lain” (2) Kooperatif:”maukah membantu
saya” (3) kooperatif yang kompetitif:”apakah anda ingin membantu saya menjadi lebih baik dari
pada kelompok lainnya” atau (4) Intruksi Netral:”mampukah anda melakukan tes itu”. Selanjutnya
mereka ditanyai tentang motivasi mereka.

Bahan dan Metode

- Subjek = Anak-anak kurang dari 10 tahun. Contoh, mengkonsumsi margarin roti


- Prosedur Ikhtisar umum = Harus ditaati anak-anak dengan arahan orang dewasa
- Stimuli
- Instruksi
- Tes preferensi = Pelatihan pada anak-anak
- Uji Liking = Sesuai usia dan jenis kelamin. Apakah anak-anak bisa menentukan sesuai dengan
apa yang minta peneliti
- Uji Kesamaan = Latihan
- Motivasi = Seberapa kesenangan pekerjaan tersebut yang telah diberikan
Kesimpulan

Temuan penelitian ini penting untuk penilaian persepsi sensoris anak. Cara kita menilai
kemampuan untuk memahami perbedaan jumlah bahan tertentu, akan selalu bias oleh kemampuan
anak untuk melaporkan apa yang mereka rasakan. Dianjurkan agar ilmuan sensoris yang bekerja
dengan anak-anak seharusnya tidak hanya menyesuaikan metodologi sensoris dengan kemampuan
koginitif anak, namun juga harus secara intrinsik memotivasi anak-anak untuk berprestasi dengan
baik selama pengujian. Untuk penelitian yang harus dilakukan diJerman atau masyarakat serupa
dalam hal daya saing anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai