PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dendeng merupakan salah satu produk awetan daging tradisional yang sangat
populer di Indonesia. Dendeng adalah lembaran daging yang dikeringkan dengan
menambahkan campuran gula, garam, serta bumbu – bumbu lain. Dendeng
sebagai salah satu makanan tradisional punya peran berarti dalam perbaikan gizi
masyarakat selain mengandung protein tinggi, dalam dendeng terdapat beberapa
kandungan mineral seperti kalsium, fosfor dan besi. Masa simpannya yang lebih
lama dibanding daging sapi, membuat dendeng dapat dikonsumsikan ke daerah –
daerah yang sangat kurang makanan. Dendeng dapat dibuat dari berbagai jenis
daging ternak. Namun yang umumnya dijumpai dipasaran adalah dendeng sapi.
Belakangan ini juga mulai dikenal dendeng ikan, udang, bekicot, dan bahkan
keong mas. Jenis ikan yang biasa dioleh menjadi dendeng adalah ikan air tawar
(mujair, nila, dan belut) dan ikan air laut (Japuh, kuning, tembang, kakap dan
layaran).
Pada proses pembuatan dendeng, umumnya ditambahkan bumbu – bumbu
seperti lengkuas, ketumbar, bawang merah, lada dan bawang putih. Selain itu juga
tambahkan gula dan garam. Penambahan gula kelapa dan rempah – rempah pada
dendeng memberikan sifat flavor yang khas. Dengan demikian, dendeng dapat
dibedakan dengan produk tradisional daging semi basah lain, seperti pemmican,
biltong, dan jerky. Dendeng merupakan hasil industri rumah tangga yang diterima
luas oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Produk sejenis dendeng juga
dihasilkan dinegara – negara lain di Asia. Prinsip pembuatan dendeng adalah
substitusi air dari bahan dengan bumbu pengawet, untuk memperpanjang daya
tahan sebagian air harus dihilangkan misalnya dengan pengeringan bahan pada
pembuatan dendeng.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengetahui penanganan pasca panen ikan nila sebelum diolah
menjadi ikan dendeng?
2. Bagaimana cara pengolahan ikan dendeng nila?
3. Apa saja pengembangan produk dari ikan nila?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini ialah :
1. Untuk mengetahui penanganan pasca panen ikan nila sebelum diolah
menjadi ikan dendeng.
2. Mengetahui cara pengolahan ikan dendeng nila.
3. Mengetahui pengembangan produk dari ikan nila.
2
BAB. II PEMBAHASAN
3
rawa, sawah, kolam ataupun tambak. Ikan ini dapat tumbuh secara normal pada
kisaran suhu 14-38oC akan tetapi pada suhu 6o atau 42oC ikan ini akan mengalami
kematian (Khairuman, 2002). Selain suhu, faktor lain yang bisa mempengaruhi
kehidupan ikan ini adalah salinitas atau kadar garam. Nila bisa tumbuh dan
berkembang biak diperairan dengan salinitas 0-29 ppt. ikan ini masih bisa
tumbuh, tetapi tidak dapat bereproduksi di perairan dengan salinitas 29-35 ppt.
Ikan yang masih kecil biasanya lebih cepat menyesuaikan diri terhadap kenaikan
salinitas dibandingkan dengan nila yang berukuran besar.
Komposisi ikan nila dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Komponen Jumlah
Kalori 84 kal
Protein 18,2 g
Lemak 0,7 g
Kolesterol 44 g
Zat besi 0,4 g
4
(dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring),
sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat
dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
2. Penanganan pascapanen ikan nila dapat dilakukan dengan cara
penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
a) Penanganan ikan hidup
Ada kalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila
dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan
tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat
antara lain:
5
D. Kriteria mutu ikan
Sebelum ikan dijadikan dendeng ikan, terlebih dahulu kita harus mencari ikan
yang baik bagi kesehatan dan layak di konsumsi
Ciri-ciri ikan yang baik untuk kesehatan dan layak di konsumsi :
1) Aroma ikan cenderung lebih amis
Dalam membeli ikan di pasaran, Hendaknya anda jangan malu untuk
mencium aroma ikan tersebut bila anda ingin mendapatkan ikan yang segar.
Karena ikan yang segar akan memiliki aroma yang cenderung lebih amis. Berbeda
dengan ikan yang tidak segar, Akan memiliki aroma amis yang sedikit dan juga
terasa asam. Oleh karena itu, Teliti dalam mengetahui cirri - ciri ikan segar
memang sangat perlu. Dan ikan segar itu sendiri sangatlah mencolok jika anda
lihat dari segi fisik maupun teksturnya.
2) Kulit ikan segar terlihat mengkilap dan tidak pucat.
Ketika anda membeli ikan di pasaran, Maka ada baiknya jika anda melihat
dari segi kulit ikan tersebut agar bisa mendapat ikan yang segar. Dan perlu anda
tahu bahwa ikan yang masih segar biasanya memiliki kulit yang mengkilap dan
tidak terlihat pucat. Selain itu, Ikan yang segar juga memiliki daging yang elastis
dan tidak mengalami perubahan ketika disentuh. Karena pada dasarnya Ikan
memiliki sisik yang kasar dan bercorak sesuai dengan masing-masing jenis ikan
itu sendiri.
3) Insang ikan segar cenderung berwana merah dan sedikit kenyal bila disentuh.
Jika anda melihat insang dari ikan yang segar, Biasanya memiliki warna insang
yang cenderung merah dan apabila disentuh terasa sedikit kenyal. Berbeda dengan
ikan yang tidak segar, Bila disentuh tidak terasa kenyal. Dan sebelumnya perlu
anda tahu bahwa, Insang merupakan alat pernapasan pada ikan yang terletak
sedikit bersanding dengan kepala ikan tersebut. Dengan melihat tekstur insang
ikan tersebut, Anda bisa mengatahui cirri - ciri dari kondisi ikan yang masih segar
dan tidak.
4) Ikan segar memiliki mata terang dan tidak pucat
Selain insang ikan, Mata pada ikan juga bisa memberikan tanda bahwa kondisi
ikan tersebut masih segar dan layak untuk dikonsumsi. Mata ikan segar biasanya
6
memiliki mata yang terang dan tidak pucat. Selain itu, Bila dilihat secara kasat
mata bahwa mata ikan bisa terlihat jelas dan mengkilap. Berbeda dengan ikan
yang sudah tidak segar, Memiliki mata yang cenderung buram dan terlihat pucat.
Hal demikian perlu dihindari agar Anda bisa mengkonsumsi ikan segar yang
sehat, Sehingga bisa mengambil manfaat dari ikan secara sempurna.
7
Ikan dendeng layak konsumsi
Ikan dendeng yang tidak layak di konsumsi yaitu ikan yang sudah lama di simpan
di tempat lembab sehingga menyebabkan dendeng tersebut rusak
Pengendalian:
Dendeng ikan di kemas dan di simapan di tempat yang kering supaya dendeng
tersebut tahan lebih lama.
Bahan-bahan :
Gula pasir / gula merah
Garam
Asam
Ketumbar
Laos
Jahe
Bawang merah
Bawang putih
Alat-alat :
1. Pisau. Alat ini digunakan untuk mengiris daging menjadi irisan tipis. Pisau
yang digunakan hendaknya tajam, tipis dan dari logam stainless steel.
2. Pengantung daging. Alat ini digunakan untuk menggantung daging
ukuran besar yang akan diiris.
3. Talenan. Alat ini digunakan untuk mengeringkan irisan daging (kalau
tidak digunting).
4. Pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan irisan daging.
Pengering dapat berupa alat penjemur sederhana, atau berupa alat
pengering yang berbahan bakar (minyak, kayu bakar, atau arang),
bertenaga listrik atau bertenaga cahaya matahari.
5. Keranjang peniris. Alat ini digunakan untuk meniriskan daging setelah
direndam dengan larutan garam.
6. Penggiling bumbu. Alat ini digunakan untuk menggiling bumbu dendeng.
8
7. Panci. Alat ini digunakan untuk merebus bumbu.
8. Kulkas. Alat ini digunakan untuk menyimpan daging yang direndam di
dalam larutan bumbu
9
berukuran panjang harus digantung pada saat pengeringan. Hasil
pengeringan disebut dengan dendeng mentah.
5. Pengemasan. Dendeng mentah yang telah kering dapat disimpan di dalam
kantong plastik.
6. Penggorengan. Dendeng daging yang telah kering dapat digoreng di dalam
minyak panas (1700) selama 30-60 detik sambil dibolak-balik, kemudian
cepat-cepat diangkat dan ditiriskan.
G. Diagram alir
H. Pengembangan produk
Produk aneka olahan ikan dengan mengolah ikan nila menjadi produk abon
ikan dan nugget ikan serta bakso ikan merupakan pengembangan inovasi
pengolahan ikan di wonogiri. Produk olahan ikan nila sebagai proses
pengembangan produk perikanan wonogiri guna meningkatkan ekonomi
masyarakat setempat.
10
Produk olahan ikan nila yang merupakan inovasi produk diversifikasi
perikanan memberikan gambaran bahwa ikan nila selain di jadikan dendeng
maupun di bakar dan di goreng bisa menjadi bahan baku lokal pembuatan produk
seperti olahan abon ikan,nugget ikan nila,bakso ikan nila serta tik-tik ikan nila. Di
Mina Abadi Produk olahan ikan nila di jadikan abon ikan dan nugget ikan sebagai
pengenalan produk pengolahan ikan di kabupaten wonogiri dan merupakan
produk unggulan daerah yang menggunakan bahan baku lokal.
Produk olahan ikan nila wonogiri dapat meningkatkan pendapatan
perekonomian masyarakat lokal dan sebagai industri rumah tangga kreatif yang
bisa memberikan nilai tambah pendapatan keluarga. inovasi olahan ikan wonogiri
dapat memberikan nilai jual produk menjadi lebih tinggi.
Produk olahan ikan nila dengan kreatiifitas produk menciptakan nilai yang
positif karena ikan nila merupakan sumber pangan sebagai kesehatan dan
merupakan golongan makanan terbaik. produk ikan mengandung omega 3 dan
kaya protein serta rendah kolestrol. Adanya olahan produk ikan nila mendorong
masyarakat terhadap daya minat pembelian produk lokal di banding produk dari
daging sapi dan lainnya.
Dengan pengembangan inovasi produk ikan lokal menjadikan cita rasa
tersendiri dan sebuah brand produksi semakin dikenal, semoga dengan adanya
brand produk olahan ikan lokal bisa memberikan sinergi terhadap masyarakat
untuk peduli terhadap inovasi produk pengolahan berbahan baku lokal. Produk
olahan ikan nila Sebagai pengembangan produk perikanan kabupaten wonogiri
yang bersumber dari hasil budi daya ikan di wonogiri. serta sebagai inovasi
pengembangan produk ikan dan memberikan nilai tambah dalam produk olahan
ikan.
produk yang sudah dikenal di kabuipaten wonogiri adalah produk Abon Ikan
Mina Abadi yang memiliki citra rasa yang khas menggunakan rempah-rempah
murni dan sudah mendapatkan sertifikat halal. produk ikan olahan wonogiri
seperti abon ikan kini sudah di pasarkan ke luar kabupaten wonogiri, antara lain
sukoharjo jogja, sragen, semarang, surabaya dan jakarta. semoga andanya
11
pendampingan dari masyarakat setempat dan dinas terkait produk olahan ikan
wonogiri tetap selalu berkembang dan maju dalam pasaran lokal dan regional.
12
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dendeng merupakan salah satu produk awetan dari daging. Pada prinsipnya
proses pembuatan dendeng adalah merupakan proses pengawetan daging dengan
cara pengeringan dengan menambah bahan pengawet (garam, gula, sendawa) dan
bahan lain untuk memperoleh rasa diinginkan. Faktor –faktor yang
mempengaruhi pengeringan terutama adalah luas permukaan bahan. Tebal bahan,
suhu pengeringan, aliran udara, dan tekanan uap di udara. Untuk mempercepat
pengeringan biasanya bentuk bahan dipotong tipis atau lebar karena pangan yang
banyak mengandung gula atau zat terlarut berberat molekul rendah akan
memperlambat pengeringan.
Produk olahan ikan nila yang merupakan inovasi produk diversifikasi
perikanan memberikan gambaran bahwa ikan nila selain di jadikan dendeng
maupun di bakar dan di goreng bisa menjadi bahan baku lokal pembuatan produk
seperti olahan abon ikan,nugget ikan nila,bakso ikan nila serta tik-tik ikan nila.
13
DAFTAR PUSTAKA
Musbir, at al. 2006. Pendugaan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan
Kembung Rastreliger kanagurta Di Perairan Laut Flores. Sulawesi
Selatan. J. Sains & Teknologi, April 2006, Vol. 6 No. 1: 19 – 26.
Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat
Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan
Swiss Development Cooperation, 1993
Pengolahan ikan.Subang : Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna,
Puslitbang Fisika Terapan-LIPI, 1990. Hal. 26-34.
14