PERILAKU KEKERASAN
Disusun Oleh
141.0107
Dosen Pembimbing
A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai diri sendiri ataupun orang lain baik secara fisik, maupun
psikologis dan dapat dilakukan baik secara verbal maupun non verbal.
( Konsep Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa tahun 2013 ).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada
dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh yang
tidak terkontrol ( Buku Ajar Keperawatan Jiwa tahun 2012 ).
Perilaku kekerasan merupakan renspons terhadap stressor yang
dihadapi oleh seseorang yang ditunjukan dengan perilaku aktual
melakukan kekerasan baik kepada diri sendiri maupun orang lain
(Menurut buku Keperawatan Jiwa Iyus Yosep, S.Kp., M.Si. tahun
2010 ).
b. Faktor Psikologis
Teori Agresif Frustasi
Terjadi karena hasil dari akumulasi frustasi. Frustasi terjadi
apabila keinginan individu mengalami kegagalan atau ada yang
menghambat.
Teori Perilku
Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila
tersedia fasilitas atau situasi yang mendukung.
Teori psikoanalisa
Agresivitas dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat
tumbuh kembang seseorang. Teori ini menjeaskan bahwa
adanya ketidakpuasan fase ora antara usia 0-2 tahun dimana
anak tidak dapat kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan air
susu yang cukup cenderung mengembangkan sikap agresif dan
bermusuhan seteah dewasa sebagai kompensasi adanya
ketidakpercayaan pada lingkungannya.
Teory Eksistensi
Bertingkah laku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila
kebutuhan tersebut tidak daapt terpenuhi melalui berperilaku
konstruktif maka individu dapat memenuhi perilaku destruktif
Rasa frustasi
Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga atau
lingkungan
Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai tujuan
mengalami hambatan akan timbul dorongan depresi yang
memotivai untuk melakukan perilaku kekerasan
Penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil yang
tidak menyenangkan
c. Faktor Sosiokultural
Teori Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individual dalam
emngekspresikan marah.
D. Faktor Presipitasi
Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu
bersifat unik. Stressor tersebut dapat disebabkan dar luar ( serangan fisik,
kehilangan, kematian, dll ) maupu dalam putus hubungandengan orang
lain, takut terhadap penyakit, kritikan pada penghinaan, tindakan
kekerasan dapat memicu perilaku kekerasan. (Konsep Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa tahun 2013 ).
Faktor Presipitasi Menurut Buku Ajar Keperawatan Jiwa tahun
2012 adalah
Klien : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberbayaan, kehidupan
yang penuh agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan
Interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti,
konflik, merasa terancam baik internal dari permasalahan diri klien
sendiri maupun eksternal dari lungkungan.
Faktor Presipitasi Menurut buku Keperawatan Jiwa Iyus Yosep,
S.Kp., M.Si. tahun 2010 ) adalah
Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri atau simbol solidaritas
Ekspresi diri tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kodisi sosial
ekonomi
Kesulitan dalam mengkomunikasikan suatu dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah kecenderungan
melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik’
Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya
Kematian anggota keluarga yang paling terpenting
E. Tindakan Keperawatan
Menurut buku Konsep Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa
tahun 2013
1. Bina Hubungan Saling Percaya dengan pasien
2. Diskusikan kepada pasien penyebab perilaku kekerasan saait ini dan
lalu
3. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
4. Diskusikan perasaan pasien perilaku pasien yang biasa dilakukan
saat marah
5. Diskusikan perasaan pasien akibat perilakunya
6. Diskusikan perasaan pasien cara mengontrol perilaku kekerasan
7. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
8. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial
9. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
10. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara patuh minum
obat
11. Ikut sertakan pasien dalam TAK Stimulasi Peresepsi mengomtrol
Perilaku Kekerasan.
Menurut buku Keperawatan Jiwa Iyus Yosep, S.Kp., M.Si. tahun
2010
1. Bina Hubungan Saling Percaya
2. Dikusikan bersama klien penyebab perilakun kekerasan saait ini dan
masa lalu
3. Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
4. Diskusikan bersama klien perilaku yang biasanya dilakukan saat
marah secara verbal terhadap orang lain
5. Diskusikan bersama klien akibat perilakunya
6. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik
7. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan
secara asertif
8. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan
secara spiritual