i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
ii
INTISARI
Pengertian unit operasi secara konversi adalah operasi tanpa disertai reaksi kimia.
Pada percobaan aliran fluida, dapat dikatakan sebagai salah satu operasi tanpa disertai
reaksi kimia.Pada praktikum ini akan dipelajari mengenai perhitungan laju alir, bilangan
Reynold pada setiap perubahandebit aliran, hilang tekan (pressure drop) dari aliran serta
friksi untuk menghitung panjang ekivalen keran, pembesaran, bengkokan, sambungan dan
pengecilan.
Fluida adalah zat yang bisa mengalir, zat cair dapat mengalir dengan sendirinya dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Ditinjau pengaruh yang
terjadi bila fluida mengalami perubahan tekanan, dibagimenjadi2 jenis, yaitu fluida tak
mampat (incompressible) dan fluida mampat (compressible). Sedangkan jika ditinjau dari
kekentalannya, zat cair dibagi menjadi 2 jenis fluida Newton (Newtonian fluid) dan fluida Non
Newton (Non Newtonian fluid).
Bahan yang digunakan dalam percobaan aliran fluida adalah air dan rangkaian alat
utama terdiri dari bak air, pompa, sistem pemipaan, dan manometer. Alat tambahan lain
berupa piknometer, stopwatch, gelas ukur dan jangka sorong. Variabel percobaan yang
digunakan adalah debit/laju alir. Prosedur percobaan terlebih dulu yaitu tahap persiapan
meliputi penentuan diameter pipa, densitas air dan merakit alat. Kemudian dilakukan tahap
operasi yaitu dengan memeriksa kran bypass dan kran dihidupkan dan memastikan aliran air
konstan. Buka kran (1), kemudian buka kran manometer dan pastikan tidak ada gelembung
udara. Atur kran (1) untuk mengatur debit dan hitung bilangan Reynold sampai didapatkan
variasi bilangan Reynold.
Hasil percobaan yang diperoleh adalah semakin besar bilangan Reynold maka faktor
friksi akan semakin kecil. Hal itu dikarenakan, bilangan Reynold akan semakin besar dengan
bertambahnya laju alir, namun faktor friksi akan menurun dengan bertambahnya laju alir.
Sehingga, hubungan antara bilangan Reynold dengan faktor friksi berbanding terbalik. Selain
itu, terdapat perbedaan antara Le/D praktis dan Le/D teoritis, hal ini disebabkan oleh
terjadinya fouling pada permukaan dalam pipa.
Dapat disimpulkan, semakin besar bilangan Reynold, maka laju alir fluida yang
ditimbulkan semakin besar sehingga menimbulkan bidang kontak antar fluida dan
pipasemakin kecil yang mengakibatkan faktor friksi semakin kecil. Sebagai saran yaitu teliti
dalam membaca manometer dan usahakan tidak ada udara dalam pipa saat percobaan
berlangsung.
iii
SUMMARY
Unit operation is operating without chemical reaction. In the experiment of fluid flow,
can be regarded as one of the operations without reaction kimia. On this lab will be learned
about the calculation of the flow rate, the Reynolds number during the change of debit flow,
pressure drop of flow and friction to calculate the equivalent length of valve, enlargement ,
elbow, coupling and reducer.
Fluid is a substance that can flow, liquid can flow naturally from a higher place to a
lower place or higher pressure to lower pressure. Average gas flow itself from high pressure
to low pressure. Judging effect occurs when fluid pressure changes, dibagimenjadi2 types,
namely non incompressible fluid (incompressible) and incompressible fluid (compressible).
Meanwhile, if the terms of its viscosity, liquid substances are divided into two types of fluid
Newton (Newtonian fluid) and Non-Newton fluid (non-Newtonian fluid).
Materials used in the experiments is water and the fluid flow circuit consists of the main
tools tubs, pumps, piping systems, and manometer. Other additional tool in the form of
pycnometer, stopwatch, measuring cups and calliper. The experiment was variable discharge
/ flow rate. The experimental procedure is first preparation phase includes determining the
diameter of the pipe, the density of water and assemble the tool. Then follows the operation by
examining the bypass valves and faucets turned on and ensure constant water flow. Open the
tap (1), then open the faucet manometer and make sure there are no air bubbles. Set the faucet
(1) to regulate the flow and Reynolds number calculated to obtain the variation of the Reynolds
number.
The experimental results obtained are greater the Reynolds number, the friction factor
will be smaller. This is because, the Reynolds number will be even greater with increasing flow
rate, but the friction factor decreases with increasing flow rate. Thus, the relationship between
the Reynolds number is inversely proportional to the friction factor. In addition, there is a
difference between Le / D practical and Le / D Theoretically, this is caused by the occurrence
of fouling on the surface of the pipe.
It can be concluded, the larger the Reynolds number, the flow rate of fluid generated
causing a greater contact area between the fluid and small pipasemakin resulting friction
factor is getting smaller. As a suggestion that is meticulous in reading manometer and try no
air in the pipes during the experiment.
iv
PRAKATA
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan
Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia. Selain itu pembuatan Laporan Resmi Praktikum Unit
Operasi Teknik Kimia ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan
saat praktikum, dan untuk melengkapi tugas dari Praktikum Unit Operasi Teknik Kimia.
Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta
literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya. Dengan ini, kami juga
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Bapak Ir. Diyono Ikhsan, SU. selaku Penanggung jawab Laboratorium Proses Kimia
sekaligus dosen pembimbing materi Aliran Fluida.
3. Seluruh Asisten Laboratorium Unit Operasi Teknik Kimia.
Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini.
Maka kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan dalam tujuan menemukan refleksi
untuk peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, mohon maaf
apabila ada kesalahan. Terima kasih.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hubungan bilangan Reynold dengan faktor friksi pada pipa lurus besar...............10
Tabel 4.2 Hubungan bilangan Reynold dengan faktor friksi pada pipa lurus kecil................11
Tabel 4.3 Perbandingan Le/Di praktis dengan Le/Di teoritis.................................................14
viii
ALIRAN FLUIDA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada percobaan ini dirancang aliran fluida cair secara tertutup yaitu melalui sistem
perpipaan dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan bantuan tenaga pompa.
Pada sistem perpipaan, selain pipa lurus yang datar dan tegak, dilengkapi fitting berupa
kran, bengkokan, perbesaran, pengecilan sambungan dan manometer.
Cairan yang dialirkan ialah air yang ditampung di dalam tangki, sehingga bisa di
recycle. Aplikasi perpindahan masa bisa menghitung debit aliran dengan mengatur kran,
sedangkan aplikasi perpindahan momentum dari semburan tenaga pompa yang bisa
mengalirkan cairan bisa dihitung hilang tekan pada pipa-pipa maupun fitting.
Pada praktikum aliran fluida ini sudah disediakan rangkaian alat berupa tangki air,
pompa dan sistem perpipaan termasuk manometer sebagai alat urkur hilang tekan (pressure
drop). Sehingga praktikan diharapkan mampu mengoprasikan alat dan menghentikan
kembali, serta mencari data, merubah debit aliran yang berkaitan dengan perhitungan laju
alir, bilangan Reynold, hilang tekan, friksi dan faktor friksi pipa lurus maupun panjang
ekivalen fitting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fluida / zat alir adalah zat yang bisa mengalir, zat cair dapat mengalir dengan
sendirinya dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan tinggi ke
tekanan rendah. Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Bila
tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka untuk mengalirkan fluida harus direkayasa
dengan penambahan tenaga dari luar. Untuk zat cair menggunakan pompa, gas
menggunakan fan, blower atau kompressor.
Ditinjau pengaruh yang terjadi bila fluida mengalami perubahan tekanan, dibagi
menjadi 2 jenis , yaitu :
Dalam percobaan ini, dilakukan untuk aliran fluida cair. Ditinjau dari
kekentalannya, zat cair dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Aliran fluida cair dalam pipa, bila ditinjau dari kestabilan kapasitas atau debitnya,
dibagi 2 yaitu :
1. Aliran dalam keadaan stabil (steady state), apabila debitnya selama waktu
yang ditinjau adalah tetap.
2. Aliran dalam keadaan tak stabil (unsteady state), apabila debitnya tidak tetap/
berubah.
Sedangkan tipe aliran bila ditinjau dari olakan yang terjadi, dibagi 2 yaitu :
1. Aliran laminar; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan yang
paralel, dengan kecepatan rendah sehingga tidak terjadi arus olakan.
2. Aliran turbulen; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan tak
teratur dengan kecepatan tinggi sehingga terjadi arus olakan.
Untuk mengetahui tipe aliran fluida dalam pipa, yang paling mudah dengan
menghitung bilangan Reynold (Re).
𝜌 . 𝐷. 𝑉
𝑅𝑒 =
µ
μ = viskositas fluida
Re 20003000 transisi
Sistem pemipaan untuk aliran fluida, disamping pipa lurus juga dilengkapi
dengan fitting, antara lain : sambungan pipa, bengkokan, pembesaran, pengecilan, kran
dan sebagainya. Pada fluida yang mengalir dalam pipa. Dari neraca massa diperoleh
persamaan kontinyuitas yang intinya kapasitas massa atau debit tetap, sedang dari neraca
tenaga diperoleh persamaan tenaga yang sering disebut sebagai persamaan Bernoulli,
yaitu :
𝑔 𝛥𝑉 2 𝛥𝑃
𝛥𝐸 + 𝛥𝑍 + + + 𝑄 + 𝛴𝐹 = −𝑊𝑓
𝑔𝑐 2 𝛼 𝑔𝑐 𝜌
Keterangan :
𝛥𝑉 2
= beda tenaga kinetis
2 𝛼 𝑔𝑐
𝛥𝑃
= beda teanga tekan
𝜌
−𝑊𝑓 = tenaga yang diberikan dari luar missal melalui tenaga pompa
Jumlah tenaga hilang akibat friksi, berasal dari friksi pipa lurus ditambah friksi
dari fitting Friksi pipa lurus bisa menggunakan persamaan Fanning atau persamaan
D’Arcy, untuk keperluan teknis praktis biasanya menggunakan persamaan D’Arcy :
𝑓. 𝐿 . 𝑉 2
𝐹=
2 . 𝑔𝑐 . 𝐷
f = (Re, /D )
L = panjang pipa
V = laju alir
Dalam rangkaian alat hanya digunakan 1 jenis pipa maka /D konstan. Sehingga
dari hasil percobaan bisa diperoleh hubungan antara f dengan Re hasil pipa besar maupun
pipa kecil dibuat grafik. Sedang friksi fitting dihitung, dengan menyatakan panjang
ekuivalen fitting terhadap pipa lurus.
Panjang ekuivalen fitting (Le) adalah ekuivalensinya terhadap panjang pipa lurus
yang diameternya tertentu yang memiliki besar friksi yang sama. Dengan demikian
perhitungan friksi fitting bisa menggunakan persamaan D’Arcy :
𝑓. 𝐿𝑒 . 𝑉 2
𝐹𝑓𝑖𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 =
2 . 𝑔𝑐 . 𝐷
Dari hasil percobaan pada sikap harga Re bisa peroleh harga f sehingga bisa di
hitung harga Le. Kemudian dihitung Le ratarata dan angka tak berdimensi dinyatakan
dalam Le/D untuk masingmasing fitting. Kehilangan tenaga akibat friksi, baik pipa lurus
maupun fitting bisa di hitungan dari kehilangan tekanan ( pressure drop ) yang dihitung
dari penunjukan alat ukur yang digunakan, missal : manometer.
𝑔
𝛥𝑃 = 𝑅(𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 )
𝑔𝑐
R = manometer reading (beda tinggi permukaan) fluida pengukur , misal air raksa
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Alat yang digunakan adalah sistem pengaliran fluida cair (air) secara tertutup,
melalui sistem perpipaan yang terdiri dari pipa lurus, fitting dan pompa.
2. Sistem perpipaan dilengkapi dengan sistem recycle yang dimaksudkan agar
kerja pompa stabil. Sistem juga dilengkapi dengan kran-kran yang digunakan
untuk mengatur debit yang selanjutnya atau digunakan untuk menghitung laju
alir dan bilangan Reynold.
3. Dipasang manometer untuk mengetahui besarnya hilang tekan pada pipa lurus
maupun fitting pada setiap harga bilangan Reynold yang divariasi.
4. Menghitung faktor friksi pada pipa lurus dan panjang ekivalensi pada fitting.
Bahan : Air
Alat yang digunakan dalam percobaan aliran fluida , dibagi dalam 2 bagian, yaitu :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi pada Pipa Besar
Tabel 4.1. Hubungan bilangan Reynold dengan faktor friksi pada pipa lurus besar
Reynold Faktor Friksi
523.469 7.096
930.612 1.123
1492.857 0.436
1589.796 0.385
1744.892 0.319
1803.062 0.299
2229.592 0.196
2326.531 0.179
2520.409 0.153
2617.241 0.142
2811.225 0.123
3005.102 0.108
3392.858 0.084
3780.613 0.068
4362.246 0.051
6
Faktor Friksi
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
Bilangan Reynold
Gambar 4.1. Hubungan faktor friksi dengan bilangan Reynold pada pipa lurus
besar
Tabel 4.2. Hubungan bilangan Reynold dengan faktor friksi pada pipa lurus kecil
1.4
1.2
1
Faktor Friksi
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
Bilangan Reynold
Gambar 4.2. Hubungan faktor friksi dengan bilangan Reynold pada pipa lurus kecil
Pada gambar 4.1 dan 4.2 dapat terlihat bahwa terjadi penurunan harga faktor
friksi seiring dengan peningkatan harga bilangan Reynold, baik pada pipa besar
maupun kecil. Besarnya faktor friksi bergantung pada kekasaran pipa, diameter pipa,
dan harga bilangan Reynold. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan:
𝜌 𝐷𝑖 𝑣
𝑅𝑒 =
𝜇
𝜇 = viskositas fluida
𝐹 2𝑔𝑐 𝐷𝑖
𝑓=
𝐿𝑣
gc = specific gravity
L = panjang pipa
Berdasarkan kedua persamaan di atas, bila harga dari 𝐷𝑖, 𝜇, 𝑔𝑐, dan L dianggap
konstan, maka dapat disimpulkan bahwa harga bilangan Reynold dan faktor friksi
dipengaruhi oleh laju alir (v). Di mana laju alir fluida berbanding lurus dengan harga
bilangan Reynold. Laju alir yang semakin cepat mengakibatkan kontak antara fluida
dengan pipa semakin rendah sehingga mengakibatkan harga faktor friksi semakin
rendah.
Panjang ekivalen fitting adalah ekivalensinya terhadap pipa lurus pada harga
friksi dan diameter yang sama ( Iksan dan Suherman, 2002). Fitting merupakan bagian
dalam siste perpipaan yang berfungsi untuk:
Pada dasarnya besar tenaga gesek yang dialami oleh zat cair yang
mengalirdalam pipa terdiri dari dua macam friksi, yaitu:
a. Skin Friction (Fs), yaitu tenaga gesek yang disebabkan oleh fluida yang
mengalir dalam pipa yang permukaannya halus
b. Form Friction (Fm), yaitu tenaga gesek yang disebabkan oleh kekasaran pipa
yang kontak dengan fluida sehingga menimbulkan pemisahan fluida.
𝑓 𝐿𝑒 𝑣 2
𝐹𝑓𝑖𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 =
2𝑔𝑐 𝐷𝑖
Sehingga,
𝐿𝑒 𝐹𝑓𝑖𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 2𝑔𝑐
=
𝐷𝑖 𝑓 𝑣2
Gc = specific gravity
Dari data tersebut terdapat % error atau ketidaktepatan Le/Di praktis dengan
Le/Di teoritis. Ketidaktepatan tersebut disebabkan oleh adanya fouling dan scaling
pada fitting. Fouling adalah pembentukan lapisan deposit pada permukaan yang
terbentuk dari bahan atau senyawa yang tidak diinginkan (Soetrisnanto dan Hargono,
2008). Lapisan fouling dapat berasal dari partikel-pertikel lainnya yang terangkut oleh
aliran fluida. Pertumbuhan fouling hanya berada pada tempat-tempat yang mendukung
terjadinya akumulasi partikel-partikel penyusun fouling dan pembentukannya
merupakan fenomena yang sangat kompleks sehingga seukar sekali dianalisa secara
analitik. Sedangkan scaling adalah terbentuknya kerak yang disebabkan oleh fluida
yang mempunyai kesadahan tinggi khususnya kalsium karbonat, magnesium karbonat
dan silikat (Soetrisnanto dan Hargono, 2008).
Pada praktiknya fouling dan scaling menyebabkan naiknya harga friksi pada
permukaan dalam pipa dan fitting sehingga meyebabkan naiknya harga Le/Di pada
fitting. Pada percobaan kami didapatkan harga Le/Di yang lebih kecil dari pada harga
Le/Di referensi. Hal ini disebabkan adanya kesalah pada pembacaan manometer pada
tiap fitting. Kesalahan pembacaan ini disebabkan adanya udara pada pipa manometer
sehingga pembacaan manometer tidak sesuai.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Semakin besar harga bilangan Reynold menunjukan laju alir fluida yang semakin
cepat yang mengakibatkan bidang kontak antara fluida dan pipa semakin kecil
sehingga harga faktor friksi semakin rendah.
2. Ketidak tepatan perbandingan Le/Di praktis dengan Le/Di referensi disebabkan
oleh kesalah pembacaan manometer pada sistem perpipaan sehingga
mengakibatkan perhitungan harga friksi dan faktor friksi tidak sesuai dengan data
sesungguhnya.
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Foust, A.S. 1960. Principles of Unit Operation. 2nd ed. John Wiley and Sons Inc. New
York.
Geankoplis, C.I. 1993. Transport Process and Unit Operations. 2nd ed. Allyn and Bacon.
Inc Boston.
Giles,R.V. 1997. Fluid Mechanics and Hydraullic. 2nd ed. Schaum's outline series. Mc
Graw Hill Book. Co. New York.
Gupta, S.K. 1979. Momentum Transfer Operations. Mc Graw Hill Publishing Co.Ltd. New
Delhi.
Holland,F. A., Bragg, R. 1995. Fluid Flow for Chemical Engineer. 2nd ed. Edward Arnold.
Holdeer Headline Group. London.
Ikhsan, Diyono dan Suherman. 2002. Operasi Teknik Kimia I. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro: Semarang.
Mc Cabe, WI., Smith, JC., Harriot, P. 2001. Unit Operations of Chemical Engineering. 6th
ed. Mc Graw Hill Book. Co. New York.
Setiadi, Tjandra. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air. Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Industri. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Soetrisnanto, Danny dan Hargono. 2008. Perancangan Pabrik Kimia. Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro: Semarang.
Materi :
Aliran Fluida
Disusun Oleh :
Kelompok 5 / Kamis
Q Reynold R (cm)
No.
(ml/s) Besar Kecil 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. 5.4 523.469 1216.297 9.2 3.3 0.1 0.2 3.5 0.5 2.1 11.5 0.2
2. 9.6 930.612 2162.305 7 3.2 0.1 0.1 3,3 0.5 1.2 11.6 0.4
3. 15.4 1492.857 3468.698 3.6 2.7 0 0.1 3.1 0.3 1 11.8 1
4. 16.4 1589.796 3693.398 2.3 2.6 0 0.1 2.7 0.1 0.9 11.7 1
5. 18 1744.892 4054.322 1.3 2.5 0 0.1 2.6 0 0.7 11.7 1.3
6. 18.6 1803.062 4189.466 0.5 2.5 0 0.1 2.6 0 0.7 12 1.3
7. 23 2229.592 5180.523 0.1 2.5 0 0.1 2.5 0 0.4 12 1.5
8. 24 2326.531 5405.763 0.1 2,3 0 0.1 2.4 0.1 0.1 12.1 1.8
9. 26 2520.409 5856.243 0.1 2.3 0 0.1 2.3 0.2 0.2 12.4 2.1
10. 27 2617.241 6081.483 0.1 2.4 0 0.1 2 0.3 0.4 12.3 2.2
11. 29 2811.225 6531.964 0.1 2 0 0.1 1.8 0.3 0.7 12.6 2.5
12. 31 3005.102 6982.444 0.1 1.9 0 0.1 1.8 0.5 1.4 12.3 3
13. 35 3392.858 7883.404 0.1 1.8 0 0.1 1.8 0.5 2 13.1 3.5
14. 39 3780.613 8784.365 0.1 1.5 0 0.1 1.8 1.2 3 13.5 4.5
15. 45 4362.246 10135.806 0.1 0.4 0 0.1 1.8 3.2 5.5 15.6 7.5
Q Reynold R (cm)
No.
(ml/s) Besar Kecil 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. 5.4 523.469 1216.297 9.2 3.3 0.1 0.2 3.5 0.5 2.1 11.5 0.2
2. 9.6 930.612 2162.305 7 3.2 0.1 0.1 3,3 0.5 1.2 11.6 0.4
3. 15.4 1492.857 3468.698 3.6 2.7 0 0.1 3.1 0.3 1 11.8 1
4. 16.4 1589.796 3693.398 2.3 2.6 0 0.1 2.7 0.1 0.9 11.7 1
5. 18 1744.892 4054.322 1.3 2.5 0 0.1 2.6 0 0.7 11.7 1.3
6. 18.6 1803.062 4189.466 0.5 2.5 0 0.1 2.6 0 0.6 12 1.3
7. 23 2229.592 5180.523 0.1 2.5 0 0.1 2.5 0 0.4 12 1.5
8. 24 2326.531 5405.763 0.1 2,3 0 0.1 2.4 0.1 0.1 12.1 1.8
9. 26 2520.409 5856.243 0.1 2.3 0 0.1 2.3 0.2 0.2 12.4 2.1
10. 27 2617.241 6081.483 0.1 2.4 0 0.1 2 0.3 0.4 12.3 2.2
11. 29 2811.225 6531.964 0.1 2 0 0.1 1.8 0.3 0.7 12.6 2.5
12. 31 3005.102 6982.444 0.1 1.9 0 0.1 1.8 0.5 1.4 12.3 3
13. 35 3392.858 7883.404 0.1 1.8 0 0.1 1.8 0.5 2 13.1 3.5
14. 39 3780.613 8784.365 0.1 1.5 0 0.1 1.8 1.2 3 13.5 4.5
15. 45 4362.246 10135.806 0.1 0.4 0 0.1 1.8 3.2 5.5 15.6 7.5
Q v R
No. Re F Faktor friksi
(ml/s) (cm/s) (cm)
1. 5.4 2.756 523.469 0.2 2455.428 7.096
2. 9.6 4.899 930.612 0.1 1227.714 1.123
3. 15.4 7.858 1492.857 0.1 1227.714 0.436
4. 16.4 8.369 1589.796 0.1 1227.714 0.385
5. 18 9.185 1744.892 0.1 1227.714 0.319
6. 18.6 9.491 1803.062 0.1 1227.714 0.299
7. 23 11.737 2229.592 0.1 1227.714 0.196
8. 24 12.247 2326.531 0.1 1227.714 0.179
9. 26 13.268 2520.409 0.1 1227.714 0.153
10. 27 13.778 2617.241 0.1 1227.714 0.142
11. 29 14.798 2811.225 0.1 1227.714 0.123
12. 31 15.819 3005.102 0.1 1227.714 0.108
13. 35 17.860 3392.858 0.1 1227.714 0.084
14. 39 19.901 3780.613 0.1 1227.714 0.068
15. 45 22.963 4362.246 0.1 1227.714 0.051
𝑔
Menghitung Pressure drop : 𝛥𝑃 = 𝑅(𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 ) 𝑔
𝑐
𝑔
Menghitung tenaga hilang akibat friksi : F = ΔP - 𝛥𝑍 𝑔
𝑐
𝑓.𝐿𝑒 .𝑉 2
Menghitung faktor friksi : 𝐹𝑓𝑖𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 = 2 .𝑔𝑐 . 𝐷
Q v R
No. Re ΔP F Faktor friksi
(ml/s) (cm/s) (cm)
1. 5.4 14.877 1216.297 11.5 141187.100 39269.598 2.320
2. 9.6 26.447 2162.305 11.6 142414.820 40497.312 0.757
3. 15.4 42.426 3468.698 11.8 144870.242 42952.740 0.312
4. 16.4 45.181 3693.398 11.7 143642.527 41725.026 0.267
5. 18 49.589 4054.322 11.7 143642.527 41725.026 0.222
6. 18.6 51.242 4189.466 12 147325.666 45408.168 0.226
7. 23 63.364 5180.523 12 147325.666 45408.168 0.148
8. 24 66.119 5405.763 12.1 148553.393 46635.882 0.139
9. 26 71.629 5856.243 12.4 152236.531 50319.024 0.128
10. 27 74.383 6081.483 12.3 151008.807 49091.310 0.116
11. 29 79.893 6531.964 12.6 154691.963 52774.452 0.108
12. 31 85.403 6982.444 12.3 151008.809 49091.310 0.088
13. 35 96.423 7883.404 13.1 160830.528 58913.021 0.083
14. 39 107.443 8784.365 13.5 165741.382 63823.877 0.072
15. 45 123.972 10135.806 15.6 191523.369 89605.870 0.076
Faktor friksi
No. f. pipa 7 f. pipa 8 f. pipa 9
rata-rata
1. 1.100 2.320 0.105 1.175
2. 0.199 0.757 0.066 0.341
3. 0.064 0.312 0.064 0.147
4. 0.051 0.267 0.057 0.125
5. 0.033 0.222 0.061 0.105
6. 0.026 0.226 0.057 0.103
7. 0.011 0.148 0.043 0.068
8. 0.003 0.139 0.048 0.063
9. 0.005 0.128 0.047 0.060
10. 0.008 0.116 0.046 0.057
11. 0.013 0.108 0.045 0.055
12. 0.022 0.088 0.048 0.053
13. 0.025 0.083 0.044 0.050
14. 0.030 0.072 0.045 0.049
15. 0.041 0.076 0.057 0.058
16. 1.100 2.320 0.105 1.175
B. Menghitung Panjang Ekivalen (Le) Fitting (1, 2, 3, 5, 6)
𝐹.2.𝑔𝑐.𝐷
Rumus Panjang ekivalen : 𝐿𝑒 = 𝑓.𝑣 2
Langkah-langkahnya :
𝜌 .𝐷.𝑉
Menghitung bilangan Reynold : 𝑅𝑒 = µ
𝑔
Menghitung Pressure drop : 𝛥𝑃 = 𝑅(𝜌𝐻 − 𝜌𝐿 ) 𝑔
𝑐
1. Kran 1
Q v R Faktor
No. Re ΔP Le
(ml/s) (cm/s) (cm) friksi
1. 5.4 14.877 1216.297 9.2 112949.680 1.175 590.653
2. 9.6 26.447 2162.305 7 85939.975 0.341 490.329
3. 15.4 42.426 3468.698 3.6 44197.702 0.147 227.229
4. 16.4 45.181 3693.398 2.3 28237.420 0.125 150.415
5. 18 49.589 4054.322 1.3 15960.281 0.105 83.749
6. 18.6 51.242 4189.466 0.5 6138.569 0.103 30.764
7. 23 63.364 5180.523 0.1 1227.714 0.068 6.153
8. 24 66.119 5405.763 0.1 1227.714 0.063 6.034
9. 26 71.629 5856.243 0.1 1227.714 0.060 5.417
10. 27 74.383 6081.483 0.1 1227.714 0.057 5.309
11. 29 79.893 6531.964 0.1 1227.714 0.055 4.720
12. 31 85.403 6982.444 0.1 1227.714 0.053 4.348
13. 35 96.423 7883.404 0.1 1227.714 0.050 3.557
14. 39 107.443 8784.365 0.1 1227.714 0.049 2.939
15. 45 123.972 10135.806 0.1 1227.714 0.058 1.870
Le rata-rata 107.566
Le/D 158.185
2. Pembesaran 2
Q v R Faktor
No. Re ΔP Le
(ml/s) (cm/s) (cm) friksi
1. 5.4 2.756 523.469 3.3 40514.560 7.096 211.865
2. 9.6 4.899 930.612 3.2 39286.846 1.123 224.151
3. 15.4 7.858 1492.857 2.7 33148.276 0.436 170.421
4. 16.4 8.369 1589.796 2.6 31920.562 0.385 170.034
5. 18 9.185 1744.892 2.5 30692.848 0.319 161.056
6. 18.6 9.491 1803.062 2.5 30692.848 0.299 153.821
7. 23 11.737 2229.592 2.5 30692.848 0.196 153.821
8. 24 12.247 2326.531 2,3 28237.420 0.179 138.779
9. 26 13.268 2520.409 2.3 28237.420 0.153 124.589
10. 27 13.778 2617.241 2.4 29465.134 0.142 127.426
11. 29 14.798 2811.225 2 24554.279 0.123 94.407
12. 31 15.819 3005.102 1.9 23326.565 0.108 82.604
13. 35 17.860 3392.858 1.8 22098.851 0.084 64.031
14. 39 19.901 3780.613 1.5 18415.709 0.068 44.087
15. 45 22.963 4362.246 0.4 4910.856 0.051 7.479
Le rata-rata 298.739
Le/D 189.076
3. Bengkokan 3
Q v R Faktor
No. Re ΔP Le
(ml/s) (cm/s) (cm) friksi
1. 5.4 2.756 523.469 0.1 1227.714 7.096 72.143
2. 9.6 4.899 930.612 0.1 1227.714 1.123 144.857
3. 15.4 7.858 1492.857 0 0 0.436 0
4. 16.4 8.369 1589.796 0 0 0.385 0
5. 18 9.185 1744.892 0 0 0.319 0
6. 18.6 9.491 1803.062 0 0 0.299 0
7. 23 11.737 2229.592 0 0 0.196 0
8. 24 12.247 2326.531 0 0 0.179 0
9. 26 13.268 2520.409 0 0 0.153 0
10. 27 13.778 2617.241 0 0 0.142 0
11. 29 14.798 2811.225 0 0 0.123 0
12. 31 15.819 3005.102 0 0 0.108 0
13. 35 17.860 3392.858 0 0 0.084 0
14. 39 19.901 3780.613 0 0 0.068 0
15. 45 22.963 4362.246 0 0 0.051 0
Le rata-rata 14.400
Le/D 9.114
4. Sambungan Pipa 5
Q v R Faktor
No. Re ΔP Le
(ml/s) (cm/s) (cm) friksi
1. 5.4 14.877 1216.297 3.5 42969.988 1.175 224.705
2. 9.6 26.447 2162.305 3,3 40514.560 0.341 231.155
3. 15.4 42.426 3468.698 3.1 38059.132 0.147 195.669
4. 16.4 45.181 3693.398 2.7 33148.276 0.125 176.573
5. 18 49.589 4054.322 2.6 31920.562 0.105 167.498
6. 18.6 51.242 4189.466 2.6 31920.562 0.103 159.974
7. 23 63.364 5180.523 2.5 30692.848 0.068 153.821
8. 24 66.119 5405.763 2.4 29465.134 0.063 144.813
9. 26 71.629 5856.243 2.3 28237.420 0.060 124.589
10. 27 74.383 6081.483 2 24554.279 0.057 106.188
11. 29 79.893 6531.964 1.8 22098.851 0.055 84.966
12. 31 85.403 6982.444 1.8 22098.851 0.053 78.257
13. 35 96.423 7883.404 1.8 22098.851 0.050 64.031
14. 39 107.443 8784.365 1.8 22098.851 0.049 52.905
15. 45 123.972 10135.806 1.8 22098.851 0.058 33.654
Le rata-rata 70.546
Le/D 195.961
5. Pengecilan Pipa 6
Q v R Faktor
No. Re ΔP Le
(ml/s) (cm/s) (cm) friksi
1. 5.4 14.877 1216.297 0.5 6138.569 1.175 32.101
2. 9.6 26.447 2162.305 0.5 6138.569 0.341 35.024
3. 15.4 42.426 3468.698 0.3 3683.142 0.147 18.936
4. 16.4 45.181 3693.398 0.1 1227.714 0.125 6.539
5. 18 49.589 4054.322 0 0 0.105 0
6. 18.6 51.242 4189.466 0 0 0.103 0
7. 23 63.364 5180.523 0 0 0.068 0
8. 24 66.119 5405.763 0.1 1227.714 0.063 6.034
9. 26 71.629 5856.243 0.2 2455.428 0.060 10.834
10. 27 74.383 6081.483 0.3 3683.142 0.057 15.928
11. 29 79.893 6531.964 0.3 3683.142 0.055 14.162
12. 31 85.403 6982.444 0.5 6138.569 0.053 21.738
13. 35 96.423 7883.404 0.5 6138.569 0.050 17.786
14. 39 107.443 8784.365 1.2 14732.567 0.049 35.269
15. 45 123.972 10135.806 3.2 39286.846 0.058 59.829
Le rata-rata 18.279
Le/D 26.880
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL
1 23 Mei 2016 Format Spasi Judul dan
Sub Judul