Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Rasio C / N dan Pretreatment hearts Pembuatan Biogas Dari Ampas Teh Dan

Kotoran Sapi Beroperasi Liquid Negara Anaerobic Digestion Co-


Ghalih Hakiki Kavisa, Nurlita Sari

Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro


Jl. Prof Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50.275, Telp / fax: (024) 7460058 / (024) 76480675
Abstrak

masalah energi di Indonesia adalah isu-isu yang tidak mudah untuk dipecahkan. Jika kebutuhan
energi didominasi oleh BBM terus meningkat tanpa perubahan dalam pola penggunaan energi,
maka keberlanjutan dan keamanan energi di Indonesia akan terganggu. Oleh karena itu,
Indonesia benar-benar membutuhkan energi alternatif. Biogas merupakan energi alternatif yang
dihasilkan dari degradasi anaerobik senyawa organik dan dapat menjadi pengganti gas alam
dan bahan bakar fosil. ampas teh padat dapat digunakan sebagai substrat dari anaerobik
produksi biogas co-pencernaan dengan kotoran sapi. Secara umum, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menghasilkan biogas dari pulp teh dan kotoran sapi oleh anaerobik co-pencernaan
dan memiliki tujuan tertentu, yaitu (i) Menilai pengaruh pretreatment pada hasil biogas yang
dihasilkan, (ii) Menilai pengaruh pH pada hasil biogas, (Ii) Menilai efek dari nilai rasio C / N
pada hasil dari biogas yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan membuat variasi dalam
perawatan, termasuk pretreatment fisik dengan dan tanpa grinding (± 1 mm), pretreatment
biologi dengan dan tanpa penambahan 5% v / v mikroba konsorsium, pH dikontrol
(penambahan buffer) dan tidak terkendali, dan rasio C: N buang teh padat (25 dan 30). Proses
pembentukan biogas dilakukan selama 2 bulan pada suhu kamar dengan hasil tes respon
kuantitatif dalam bentuk volume biogas setiap 2 hari. produksi biogas di dasar teh pretreatment
memberikan hasil yang lebih baik daripada tanpa pretreatment. produksi biogas optimum
diperoleh pada C: N 30 rasio. Perbandingan C: N substrat akan mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme,
Kata kunci: Biogas, pretreatment, rasio C: N, limbah teh

Abstrak
Permasalahan energi di Indonesia merupakan ISU Yang TIDAK Mudah untuk review
diselesaikan. JIKA Kebutuhan energi Yang didominasi Oleh BBM Penyanyi Terus
MENINGKAT Tanpa ADA perubahan Pola Pemakaian energi, Maka keberlangsungan Dan
Ketahanan energi Indonesia akan terganggu. Oleh KARENA ITU Indonesia Sangat
Membutuhkan energi alternatif. Biogas Adalah shalat Satu energi alternatif Yang diproduksi
Dari degradasi anaerobik Senyawa organik Dan can Menjadi Pengganti gas alam dan bahan
bakar fosil. Ampas teh DAPAT dimanfaatkan sebagai substrat Dari Pembuatan biogas
Beroperasi anaerobik co-pencernaan DENGAN Kotoran sapi. Beroperasi Sales manager tujuan
Dari Penelitian Penyanyi Yaitu untuk review memproduksi biogas Dari AMPAS teh Dan
Kotoran sapi Beroperasi anaerob co-pencernaan Serta memiliki tujuan Beroperasi KHUSUS
Yaitu (i) Mengkaji pengaruh pretreatment Terhadap hasil biogas Yang dihasilkan, (Ii) Mengkaji
pengaruh Nilai Rasio C / N Terhadap hasil biogas Yang dihasilkan. Penelitian Penyanyi
dilakukan DENGAN MEMBUAT Variasi perlakuan diantaranya pretreatment Fisik DENGAN
Dan Tanpa pengayakan (± 1 mm), pretreatment biologi DENGAN Dan Tanpa Disposals
mikrobial Konsortium 5% v / v, Serta rasio C: N AMPAS teh (25, dan 30). Proses
pembentukan biogas dilakukan selama 40 hari hearts Suhu ruangan DENGAN respon uji hasil
temuan kuantitatif Berupa Volume biogas SETIAP 2 hari. Produksi biogas PADA AMPAS teh
Yang diberi pretreatment memberikan hasil temuan Yang Lebih Baik daripada Tanpa
pretreatment. Produksi biogas optimum TIMAH PADA rasio C: N 30. PERBANDINGAN C:
N substrat akan berpengaruh PADA pertumbuhan mikroorganisme, mikroba Yang berperan
hearts Proses Beroperasi anaerobik Membutuhkan nutrisi untuk review Tumbuh Dan
Berkembang, Berupa Sumber KARBON Dan Sumber nitrogen.
Kata kunci:biogas, pretreatment, rasio C: N, AMPAS teh

1. Pendahuluan KARENA Konsumsi energi Yang Masih dominan


Permasalahan energi di Indonesia Terhadap minyak gas bumi Dan. Faktanya
merupakan ISU Yang TIDAK Mudah untuk review Cadangan minyak bumi nasional per 1 Januari 2015
diselesaikan. Hal Penyanyi tentunya disebabkan Terbukti mengalami Penurunan 1,2% JIKA

1
dibanding Tahun sebelumnya. Disisi Lain, Laju (CO)(Ullah Khan et al., 2017). Biogas merupakan
Konsumsi BBM sebagai Produk hasil temuan energi terbarukan Yang artinya DAPAT
olahan Terus mengalami peningkatan. Sedangkan Diperbaharui(Manyuchi, Mbohwa dan Muzenda,
Perkembangan Produksi selama 10 Tahun terakhir 2018). Turki menghasilkan hampir 2 triliun m3 per
di menunjukan kecenderungan menurun, Yaitu Dari Tahun biogas Dan menghasilkan 9 juta MWh
287,30 juta barel ATAU Sekitar 800 ribu barel Listrik(Aksay, Ozkaymak dan Calhan, 2018).
perhari PADA 2006 dan Menjadi 251,87 juta barel Mencari Google Artikel using Limbah DENGAN
ATAU 690 ribu barel per hari PADA Tahun 2015. mencakup biaya Yang Murah bahkan gratis. Salah
Penurunan Produksi tersebut dikarenakan sumur- Satu Proses Pembuatan biogas Berasal Dari
sumur Produksi minyak bumi umumnya Sudah tua, bermacam substrat organik Dan biasanya using
SEMENTARA Produksi sumur baru Relatif Masih Proses anorganik co-disgestion(López González,
Terbatas(Prasodjo et al., 2016). JIKA Kebutuhan Pereda Reyes dan Romero Romero, 2017).
energi Yang didominasi Oleh BBM Penyanyi Terus Indonesia merupakan gatra Kelima
MENINGKAT Tanpa ADA perubahan Pola Produksi teh Terbesar di Dunia DENGAN Angka
Pemakaian energi, Maka keberlangsungan Dan Produksi teh hearts Bentuk daun kering sebesar
Ketahanan energi Indonesia akan 144,02 ribu ton PADA Tahun 2016(Zikria, 2017).
terganggu(Yudiartono et al., 2018). Untuk mencapai Namun untuk review memenuhi Kebutuhan Dalam
Kemandirian Dan Ketahanan energi nasional, Negeri, Indonesia Masih melakukan impor teh Dari
Seperti Yang tercantum hearts Peraturan induknya, beberapa gatra(Syaipulloh 2015). Sejumlah gede
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 daun teh Dan residu daun teh dibuang Ke
TENTANG Kebijakan Energi Nasional, Perpres Lingkungan through air minum teh SETIAP hari,
RUEN menjabarkan Prioritas development energi ekstraksi teh instan Dan teh Siap air minum (Mahaly
Indonesia Yang meliputi beberapa Hal, Yaitu et al., 2018) .Tingginya Konsumsi teh di Indonesia
PENGGUNAAN energi Terbarukan Yang Penyanyi also menimbulkan banyaknya Limbah
Maksimal DENGAN memperhatikan Tingkat Yang dihasilkan Yaitu Berupa AMPAS teh. Daun
keekonomian, meminimalkan PENGGUNAAN teh memiliki Kandungan Yang bermanfaat asam
minyak bumi, gas Pemanfaatan Bumi dan energi amino, protein, vitamin, tanin Dan polifenol.
baru Beroperasi optimal, Serta menjadikanbatubara Penghasilan kena pajak seduhan daun teh, beberapa
sebagai andalan pasokan energi nasional. Oleh nutrisi Masih Ada differences di daun teh(Aksay,
KARENA ITU Indonesia Perlu mengembangkan Ozkaymak dan Calhan, 2018). Pemanfaatan Limbah
energi baru Terbarukan sebagai Solusi Dari AMPAS teh sejauh Penyanyi Masih Terbatas
permasalahan tersebut. sehingga Perlu adanya development.
Energi biomassa, Yang Telah Menjadi Aksay et al. (2018) mengatakan bahwa
Perhatian Dunia hearts beberapa Tahun terakhir di, daun teh kering diseduh DENGAN udara Panas
Yang merupakan Sumber Daya Terbarukan Yang kemudian hasilnya DAPAT dikatakan sebagai
can diubah Menjadi Tiga fase Bahan bakar: (. Mao Limbah. Limbah Yang dihasilkan hearts Jangka
et al, 2018) gas, cair Dan padat. Indonesia Waktu Yang gede, dibuang DENGAN Campuran
merupakan gatra Yang kaya akan Sumber Daya Limbah Domestik lainnya Yang memiliki kadar
alam Baik hayati maupun nabati. Indonesia, Yang kelembaban Yang Tinggi DAPAT menyebabkan
dikatakan sebagai shalat Satu gatra DENGAN PENCEMARAN Lingkungan Dan bau TIDAK
Potensi biomassa terkaya, namun Masih memiliki sedap. Limbah AMPAS teh Terus MENINGKAT
Pemanfaatan Potensi biomassa Yang Cukup tergantung Jangka Waktu konsumsinya. Oleh
randah(Biddinika et al., 2016). Sebagian gede energi KARENA ITU Dibutuhkan development Metode
biomassa di Indonesia also digunakan untuk review baru untuk review PENGGUNAAN Kembali
Keperluan rumah tangga, pertanian, industri kayu Limbah AMPAS teh. Daun teh mengandung asam
Dan gula, di Daerah Pedesaan untuk review amino, protein, vitamin, tanin, polifenol.
memasak, Penerangan, Penggilingan padi, Penghasilan kena pajak daun teh diseduh,
pengeringan hasil temuan pertanian, Dan Panas Dan Kandungan nutrisi Masih Ada Yang Tersisa PADA
Pembangkit Listrik (Singh dan Setiawan, 2013). AMPAS teh. Oleh KARENA ITU, Limbah
Salah Satu energi alternatif Berbasis biomassa Penyanyi DAPAT digunakan untuk review Produksi
biogas Yaitu Yang DAPAT diterapkan di Indonesia. biogas disamping DAPAT digunakan sebagi pakan
Biogas diproduksi Dari degradasi ternak Dan produk lainnya.
anaerobik Senyawa organik Dan can Menjadi Populasi sapi potong di Indonesia
Pengganti gas alam dan bahan bakar fosil. Biogas diperkirakan 10,8 juta ekor sapi perah Dan 350,000-
memiliki Tiga Komponen Utama, Yaitu metana 400,000 ekor Dan apabila Satu ekor sapi rata-rata
(CH4), Karbon dioksida (CO2) Dan nitrogen (N2). SETIAP hari menghasilkan 7 kilogram Kotoran
Namun Terdapat also hasil temuan Samping Yang kering Maka Kotoran Kotoran sapi kering Yang
kadarnya Sangat Sedikit, Yaitu hidrogen sulfida dihasilkan di Indonesia sebesar 78,4 juta kilogram
(H2S), hidrogen (H2), nitrogen (N2), amonia kering per hari (Budiyanto, 2011). Satu ekor sapi
(NH3), Oksigen (O2) Dan KARBON monoksida SETIAP harinya menghasilkan Kotoran berkisar 8 -

2
10 kg per hari ATAU 2,6 - 3,6 ton per Dan dikeringkan using sinar matahari. Kepingan
Tahun(Sholihul dan Wikanta, 2017). Apabila umbi Yang Sudah kering kemudian ditepungkan.
Limbah Kotoran sapi Yang Melimpah ini tidak Tepung porang kemudain diayak DENGAN layar
dikelola DENGAN Benar, Limbah Kotoran ini tidak berukuran -80 + 100 mesh. Tepung Yang Telah
Saja memengaruhi Produksi Dan KUALITAS susu, Sesuai DENGAN ukuran kemudian dianalisis kadar
tetapi also Lingkungan Sekitarnya (Dianawati Dan airnya.
Mulijanti 2015). Dari Seluruh Komoditas ternak Alat-alat Yang digunakan PADA
ruminansia, sapi merupakan penghasil CH4 Yang Penelitian Suami Adalah Oven, gelas kaca, loyang,
LEBIH Banyak dibanding DENGAN ternak timbangan, cawan porselin digunakan untuk review
ruminansia lainnya(Syarifah dan Widiawati, 2017). Tahap gelatinisasi Bahan baku PADA Proses Panas
Telah dilaporkan bahwa kontributor emisi saham Moisture Treatment (HMT) Dan oven, loyang, Dan
gas CH4 di Indonesia tertinggi PADA subsektor Tempat pengadukan.
peternakan Adalah ternak sapi potong, Yaitu sebesar Variabel Tetap PADA Penelitian Penyanyi
65,12% Dari emisi saham ternak ruminansia, ATAU Adalah ukuran partikel tepung (-80 + 100 mesh),
sebesar 58,84% Dari Total gas emisi saham CH4 Waktu proses menerjemahkan Panas Moisture
Seluruh Komoditas ternak. Kotoran sapi memiliki Treatment (HMT) 6 jam, Dan kadaw udara Awal
Kandungan nitrogen Yang Tinggi Dan KARENA tepung (27% Berat). Sedangkan variabel bebasnya
pra-Fermentasi di lambung ruminansia, Dan Telah Adalah Suhu HMT (80oC, 90oC, 100oC, 110oC,
diamati sebagai Bahan Yang memucat Sesuai untuk Dan 120oC), Dan konsentrasi Disposals porang
review hasil temuan biogas Yang Tinggi through (0% b / b, 5% b / b, 10% b / b, 15% b / b, dan 20 %
Penelitian Yang dilakukan selama bertahun-Tahun b / b).
(Verma et al., 2014). Kotoran sapi Adalah substrat Penelitian PADA dilakukan Skala
Yang Sangat Baik untuk review Produksi biogas laboratorium Yang terdiri Dari Persiapan Bahan
Beroperasi co-disgestion DENGAN Beroperasi baku, gelatinisasi Bahan baku, proses
Bahan Limbah lainnya seperti Limbah industri menerjemahkan HMT, percampuran, Dan
organik, Limbah rumah tangga Dan lumpur Limbah pengayakan tepung. Penelitian Penyanyi DAPAT
meskipun hasil temuan metana sebagai substrat digambarkan hearts Sebuah blok diagram sederhana
tunggal randah(Yohaness, 2010). Namun, Kotoran Yang ditunjukkan PADA gambar 2.1.
sapi berfungsi sebagai substrat "pembawa" Yang Tepung Menir
Sangat Baik selama pencampuran Limbah
Campuran Dan memungkinkan anorganik disgestion
Limbah industri terkonsentrasi, Yang akan Sulit
untuk review ditangani Beroperasi terpisah. udara kadar
sejumlah gede Bakteri anaerob hearts Kotoran sapi
Pengaturan
berfungsi Efektif untuk review Menurunkan Fraksi
organik Dari Kotoran ternak meskipun pH TIDAK Proses HMT
diatur(Shehu, Ibnu dan Ismail, 2012). Oleh
KARENA KARENA ITU hearts Penelitian Tepung
Penyanyi akan dikaji Proses Pembuatan biogas Percampuran
Beroperasi anaerobik co-disgestion Dari Kotoran porang
sapi Dan Ampas teh.
pengayakan
2. Bahan, Alat, Dan Metode
Bahan Utama Yang digunakan hearts Gambar 1. Tahap Proses HMT
Penelitian Penyanyi Adalah tepung Dari Menir Proses HMT diawali DENGAN Disposals
beras IR64 Dan tepung porang Dari umbi porang udara PADA tepung untuk review penyesuaian
Yang didapatkan Dari kota Purbalingga. kadar udara sebesar 27% b / b. Loyang Berisi
Menir Yang berukuran 0,25 mm Sampai tepung dimasukkan Ke hearts oven Sesuai
0,50 mm sebanyak 500 gram ditepungkan Dan perlakuan Suhu PADA Rancangan Percobaan
dilakukan pengayakan layar DENGAN berukuran - selama 6 jam. Tepung porang kemudian
80 + 100 mesh. Tepung kemudian dianalisis kadar ditambahkan Dan diayak DENGAN ayakan
udara Dan proximatnya. Sedangkan tepung porang bertingkat ukuran -80 + 100 mesh.Tepung
didapatkan DENGAN mengolah umbi porang termodifikasi kemudian dianalisis Terhadap Nilai
terlebih PT KARYA CIPTA PUTRA. Umbi porang pembengkakan tenaga yang kecil serta Nilai
dikupas Serta dicuci Hingga Bersih. Umbi Yang kelarutan air. Analisis Nilai pembengkakan
Sudah Bersih dipotong tipis -tipis kemudian powerdan Nilai watersolubility dilakukan Terhadap
direndem DENGAN Campuran udara Dan garam tepung tegiru untuk review mengetahui Perbedaan
5% b / w selama 1 jam untuk review Diantara keduanya.
menghilangkan getah Yang ADA PADA umbi. Tepung hasil temuan modifikasi HMT
Umbi dibilas kemudian DENGAN udara Bersih DENGAN Nilai kekuatan pembengkakan Dan

3
kelarutan Yang mendekati tepung terigudigunakan Volume roti DAPAT dihitung DENGAN
untuk review Bahan baku Pembuatan roti. Proses memasukkan tepung Ke hearts loyang sama Yang
Pengolahan roti tawar diawali DENGAN didalamnya Terdapat roti Hingga Penuh, Lalu
penimbangan Yang bertujuan untukmenyesuaikan diukur volume yang nya using gelas ukur, volume
Berat SETIAP Bahan yangdibutuhkan Sesuai yang kemudian tepung Saat loyang kosong
DENGAN formulasi yangtelah ditentukan. dikurangi DENGAN Volume tepung Saat loyang
Dicampurkan 250 gram tepung, 40 gram gula, dan terisi roti.
5 gram fermipan Ke hearts Wadah. Kemudian
ditambahkan 200 ml udara Serta 2 butir kuning
telur Dan diaduk Hingga Adonan kalis, Lalu Analisa Organoleptik
volume yang Disesuaikan tiap Adonan Supaya Uji organoleptik dilakukan untuk review
sama Yaitu 300 ml. Penghasilan kena pajak ITU roti berbahan baku tepung Yang memiliki Nilai
Adonan didiamkan Dan Ditutup DENGAN kain pembengkakan tenaga yang kecil serta Nilai
selama 1 jam. Adonan kemudian dimasukkan hearts kelarutan Yang mendekati tepung Terigu. Uji
oven Suhu 170oC selama 40 Menit. Roti Yang organoleptik Penyanyi dilakukan PADA warna, rasa
Sudah Selesai dioven kemudian didiamkan terlebih Dan tekstur roti. Uji dilakukan DENGAN using
PT KARYA CIPTA PUTRA PADA Suhu Ruang panelis sebanyak 25 panelis. Pengujian dilakukan
Dan selanjutnya kemudian dianalisis Volume Beroperasi uji inderawi Yang ditentukan DENGAN
development Dan Sifat organoleptiknya. skala Anda numerik. Uji Penyanyi also dilakukan
DataYang didapatkan Dari Penelitian PADA roti berbahan baku tepung Terigu untuk
Adalah Nilai pembengkakan listrik, kelarutan, Uji review mengetahui Perbedaan Yang dihasilkan Oleh
proksimat, Volume development, uji organoleptik. roti berbahan baku tepung termodifikasi HMT.
.Berikut Adalah Penjelasan Mengenai analisis
PADA Penelitian inisial. 3. Hasil Dan Pembahasan
Analisa Nilai Pembengkakan listrik Tepung
kekuatan pembengkakan Analisa Nilai Menir Termodifikasi
Sampel ditimbang sebesar 0,1 gram Lalu kekuatan pembengkakanAdalah
dimasukkan Ke hearts tabung Reaksi ditambah 10 kemampuan pati untuk review mengembang
mL air suling Dan dipanaskan PADA Suhu 60oC jikadipanaskan PADA Suhu Dan Waktu Tertentu
(Balagopalan et al., 1988 dalamBaah, 2009).
selama 3 Menit, Sambil Terus diaduk selama
Semakin gede Nilai pembengkakan daya Maka
Pemanasan. Sampel, kemudian disentrifugasi PADA kemampuan development Volume Dan akan
1700 rpm selama 10 Menit untuk review dipisahkan Semakin gede. Penentuan Kondisi Yang optimal
pasta DENGAN supernatannya. Bagian pastanya didasarkan PADA Nilai kekuatan pembengkakan
diambil Lalu ditimbang(Blazek, 2008). Yang memucat mendekati karakteristik tepung
Terigu DENGAN Nilai pembengkakan listrik
Pembengkakan = daya sebesar 8,92 g / g
Hasil Analisa Nilai kekuatan
Analisis Nilai kelarutan pembengkakan tepung Menir termodifikasi DAPAT
Analisa kelarutan air dilakukan DENGAN Dilihat PADA gambar 2 dan 3.
menimbang 0,5 g tepung Lalu dimasukkan hearts 0% porang 5% porang
10 mL udara suling hearts tabung Reaksi. Sampel 10% porang 15% porang
kemudian dipanaskan hearts waterbath PADA Suhu 20% porang
60oC selama 30 Menit. PADA Akhir Pemanasan, 10
sampel disentrifugasi PADA 1700 rpm selama 20
8
Swelling Power

Menit dan 5 mL supernantan dialirkan Dan


dikeringkan Sampai BeratKonstan(Olufunmiet 6
semua, 2006) 4
2
Kelarutan (%) = 0
0 80 90 100 110 120
Suhu HMT
Analisa Volume development Gambar 2.PengaruhSuhu HMT
Volume Analisa development roti Gambar 2 menunjukkan bahwa PADA
dilakukan PADA variabel Terbaik uji kekuatan Suhu 0oC Hingga 100oC Nilai pembengkakan
pembengkakan Dan kelarutan, Serta PADA masing- listrik mengalami peningkatan Dari 2,3 g / g
masing perlakuan untuk review Melihat hal Menjadi 8,17 g / g, namun PADA Suhu 110oC Dan
pengaruh Yang diberikan berdampak Nyata ATAU 120oC mengalamipenurunanmenjadi 5,64 g / g.
TIDAK. PADA Suhu 100oC Hingga 120oC Nilai
pembengkakan kekuatan Mulai mengalami

4
Penurunan Akibat Dari perlakuan Pemanasan Yang Solubilit ymerupakan Sifat Yang berkaitan
tinggi, sehingga menyebabkan terjadinya DENGAN kemudahan molekul udara untuk review
pengaturan Kembali molekul pati Yang interact DENGAN molekul hearts granula pati.
mengakibatkan menurunnya Kapasitas development Penentuan Kondisi Yang optimal didasarkan PADA
granula pati (Homdok Dan Noomhorm, 2007). * Nilai kelarutan Yang memucat mendekati
Menurut Vieira Dan Sarmeto (2008) Serta karakteristk tepung Terigu Yaitu sebesar 10,44%
Adebowale (2005), Suhu mempengaruhi perubahan
kristalin Dan memberikan perubahan PADA 0% porang 5% porang
Kapasitas pembengkakan pati. Seiring 10% porang 15% porang
meningkatkan Suhu, Maka Semakin Banyak 10
20% porang
terbentuk amilosa- lipid Yang 8

Solubility
komplekssehinggamenurunkankapasitaspembengka 6
kanpati (Olayinka, dkk, 2008). 4
2
Suhu 0 oC Suhu 80 oC 0
Suhu 90 oC Suhu 100 oC
Suhu 110 oC Suhu 120 oC 0 80 90 100 110 120
10 Suhu HMT
Swelling Power (g/g)

8
Gambar 4.PengaruhSuhu Panas Moisture Treatment
6 Terhadap Nilai larut
4 Gambar 4 menunjukkan Nilai kelarutan
mengalami peningkatan seiring DENGAN
2
meningkatnya Suhu Operasi Panas Moisture
0 Treatment Yaitu Dari Suhu 0oC Hingga 120oC
0 5% 10% 15% 20% Nilai kelarutan Awal Dari tepung beras Yang Belum
Penambahan Porang mengalami Proses HMT Adalah sebesar 2,77% dan
mengalami peningkatan seiring bertambahnya Suhu
Gambar 3.Pengaruh Disposals Porang Terhadap HMT.
kekuasaan Nilai Pembengkakan Nilai kelarutan tepung akan
Gambar 3 menunjukkan, hasil temuan MENINGKAT seiring DENGAN bertambahnya
Disposals porang dari 0% Hingga 10% Waktu sebagai Akibat Stabilitas granula pati Yang
menyebabkan Nilai pembengkakan listrik Meningkat Dan terbentuknya Kompleks amilosa-
mengalami kenaikan PADA SEMUA variabel, lipid (Olayinka dkk., 2008). Semakin Tinggi Suhu,
PADA kemudian Disposals Yang LEBIH Banyak Semakin Banyak amilosa Yang Keluar Dari granula
Dari 15% Hingga 20% terjadipenurunan. pati menyebabkan Semakin Tinggi Nilai kelarutan
Semakin Tinggi tepung porang Yang ATAU kelarutan tepung modifikasi.
ditambahkan, Maka akan Semakin Banyak pula Granula pati DAPAT mengembang ketika
udara Yang akan diserap. Sesuai DENGAN dipanaskan Bersama udara, Ikatan hidrogen Yang
peryataan Wojtowicz (2007) bahwa Disposals menstabilkan Struktur untai ganda hearts Kristal
berbsgai Beroperasi emulsifier, stabilizer dan terputus sehingga Ikatan hidrogen tergantikan Oleh
pengental volume yang meningkatkan akan udara (Herawati, 2009). Pengembangan granula
development Dari Suatu Produk roti. Tepung mengakibatkan granula pecah Dan keluarnya
porang merupakan shalat Satu Beroperasi agen molekul pati terutama amilosa. Semakin Banyak
penebalan Yang memiliki kemampuan mengikat air amilosa Yang Keluar Maka Semakin gede
Yang Sangat KUAT (Charoenrein et al. 2011). Wen kelarutan. Pati DENGAN Kandungan amilosa
et al. (2008) also menyebutkan bahwa glukomanan tinggi, PADA umunya memiliki kelarutan Yang
hearts udara Mampu mengembang Hingga doa
ratus kali Berat Awal. Suhu 0 oC Suhu 80 oC
Penurunan pembengkakan kekuatan Suhu 90 oC Suhu 100 oC
PADA konsentrasi porang Yang Terlalu gede 10 Suhu 110 oC Suhu 120 oC
disebabkan Oleh Penurunan kadar amilopektin 8
Solubility

Yang signifikan hearts Campuran tepung Akibat 6


substitusi, Dimana PADA tepung porang
Kandungan amilopektin sebesar 30.018% bb 4
(Aryanti, 2015) sedangkan PADA tepungberas 2
IR64 sebesar 45,80% bb (Supriyadi, 2012). 0
0 5% 10% 15% 20%
Analisa Nilai larut Tepung Menir Temodifikasi Penambahan Porang
Hasil Analisa Nilai kelarutan tepung Menir Tinggi pula.
termodifikasi dapatdilihat PADA gambar 4 dan 5

5
Gambar 5.Pengaruh Disposals Tepung Berdasarkan Tabel 3, variabel tepung
porang Terhadap Nilai larut beras HMT 100oC Dan HMT 100oC Disposals
Gambar 5 menunjukkan Nilai kelarutan porang 10%, memiliki Nilai development Adonan
mengalami peningkatan seiring DENGAN Dan roti Terbesar dibandingkan DENGAN
peningkatan komposisi tepung porang PADA perlakuan lainnya. Volume Disposals tertinggi
different Suhu Operasi HMT. Masih berada di Bawah Volume development
Semakin Tinggi konsentrasi tepung porang tepung Terigu DENGAN Perbedaan sebesar
Yang ditambahkan, Maka akan Semakin Banyak 16,67% PADA Adonan Dan 23,34% PADA
pula udara Yang akan diserap. Sesuai DENGAN development roti.
pernyataan Wojtowicz (2007) bahwa Disposals Berdasarkan hasil temuan Percobaan
different Beroperasi emulsifier, stabilizer dan DAPAT diamati bahwa perlakuan Pemberian HMT
pengental volume yang meningkatkan akan memiliki pengaruh Yang volume yang signifikan
development Dari Suatu Produk. Tepung porang Terhadap development Adonan Dan roti. PADA
merupakan shalat Satu Beroperasi penebalan agen perlakuan Disposals glukomanan through tepung
Yang memiliki kemampuan mengikat air Yang porang didapatkan Disposals Volume development
sangatkuat (Charoenrein et al. 2011). Wen et al. Adonan Dan roti Yang tidaksignifikan.
(2008) also menyebutkan bahwa glukomanan hearts Perlakuan HMT memberikan pengaruh
udara Mampu mengembang Hingga doa ratus kali signifikan PADA Volume development. Hal
Berat Awal. Glukomanan Sendiri dilaporkan Penyanyi disebabakan Oleh kadungan amilosa
mempunyai kemampuan menyerap udara Yang hearts tepung memiliki Struktur Yang Mudah
Tinggi Yaitu Hingga 100g udara per g glukomannan menyerap udara Dan udara tersebutakan tertahan di
(Tatirat & Charoenrein, 2011). dalamnya JIKA Sudah terserap (Akubor, 2003).
Adanya Sifat tersebut akan menjadikan Struktur
Analisa Volume Pengembangan Roti berbahan pati akan berongga ketika dipanggang Akibat
baku Tepung Menir Termodifikasi menguapnya udara Dari hearts molekul pati
Volume Analisa development roti sehingga volume yang roti akan LEBIH gede. Lu et
dilakukan PADA variabel Terbaik uji kekuatan al. (1996) mempelajari gel kromatografi Fraksinasi
pembengkakan Dan kelarutan, Serta PADA pati beras Dan menemukan bahwa Proses HMT
masing-masing perlakuan untuk review Melihat hal menimbulkan degradasi amilopektin sehingga
pengaruh Yang diberikan berdampak Nyata ATAU Menurunkan Jangka Waktu molekul gede
TIDAK. Hasil Percobaan pengaruh HMT Dan (amilopektin) Dan meningkatkan Jangka Waktu
Disposals porang Volume Terhadap development molekul Kecil (amilosa). Cheetam Dan Tao (1998)
roti DAPAT Dilihat PADA Tabel 1. menambahkan adanya Korelasi PADA Penurunan
kristalinitas pati DENGAN peningkatan Kandungan
Tabel1 Pengaruh perlakuan HMT Dan Disposals amilosa. Hasil uji amilosa PADA tepung beras
Volume Terhadap porang development roti Menir HMT 100oC menunjukkan kadar amilosa
Pengem Pengemb tepung sebesar 26,58%, Dimana PADA tepung
Pengemb Pengemb
bangan angan Menir hasil temuan Percobaan Tanpa modifikasi
variabel angan angan
Adonan Adonan
(ml) (%)
Roti (ml) Roti (%) menunjukkan Angka 22,76%. Proses modifikasi
Tepung pati akan meningkatkan volume yang development
Terigu 140 46.67 470 156,67 selama pemanggangan Akibat terbentuknya Gugus
karbonil Dan Gugus karboksil PADA pati hasil
Tepung
Beras 40 13,33 310 103,33 temuan modifikasi, Hal Penyanyi also disebabkan
rusaknya granula pati Akibat Pemanasan sehingga
Tepung Proses hidrasi udara Ke hearts molekul pati akan
Menir MENINGKAT (Wang Dan Wang, 2003).
HMT
0oC, 50 16.67 330 110 Disposals kosentrasi tepung porang
Porang TIDAK memberikan pengaruh signifikan Terhadap
10% w Volume development roti, Hal Suami disebabkan
KARENA PADA temperatur Pemanasan di
Tepung
Menir differences Suhu gelatinasi DAPAT Terjadi
HMT 80 26.67 370 123,33 perubahan Struktur molekul pati, shalat Satunya
100oC Adalah denaturasi protein Yang merupakan
penyusun Utama glukomannan (Morimoto et al,
Tepung
Menir 2011).
HMT Analisa Uji Organoleptik Roti berbahan baku
90 30 370 123,33
100oC, Tepung Menir Termodifikasi
Porang Tabel 2. Hasil uji organoletik roti PADA different
10% w
* Hasil ANOVA perlakuandidapatkan, penambahanporang P =
perlakuan
0,5; HMT P = 0,012 (α = 0,05) variabel Rata-rata Pengamatan

6
Warna tekstur Rasa kadar glukomanan Yang DAPAT Menahan CO2
Tepung Terigu sehingga tekstur LEBIH berongga . Tekstur Rapuh
3.92 3.44 3,72 Dan Mudah membentuk remah disebabkan
pencampuran tepung porang disebabkan Disposals
komposisi amilosa PADA Campuran Dan
Tepung Beras memperbesar fg terjadinya Peristiwa retrogradasi
2.6 2,44 2,52 Yang menyebabkan bergabungnya molekul amilosa
Yang membengkak Menjadi molekul mikrokristal
Tepung Menir Dan mempermudah Sifat Rapuh roti (Charles et al,
HMT 0oC, Porang 2005). Disposals glukomanan menyebabkan tekstur
10% w 1,76 1,72 1,56 Menjadi kasar KARENA glukomanan merupakan
Serat MAKANAN DENGAN ukuran sel Yang
LEBIH gede pembubaran Komponen lainnya
Tepung Menir (Lasmini, 2002).
HMT 100oC Adapun Disposals porang berpengaruh
2,72 2,56 2,64 Terhadap rasa roti Berupa rasa LEBIH Seret
dibandingkan roti Dari tepung beras Tanpa
perlakuan. Hal disebabkan Oleh Peristiwa
Tepung Menir retrogradasi amilosa Dan Disposals glukomanan
HMT 100oC, 1,92 1,84 1,72 secarasignifikan Yang menyebabkan Bentuk roti
Porang 10% w TIDAK padat Dan Mudah terurai. (Charles et al,
2005)
PADA uji organoleptik didapatkan roti
Uji Organoleptik dilakukan ditunjukan DENGAN perlakuan Yang memucat DAPAT
kepada 25 responden parameter DENGAN warna, diterima Oleh responden Adalah roti DENGAN
tekstur, Dan rasa using skala Anda hedonik. Hasil perlakuan HMT 100 Tanpa Disposals porang,
uji organoleptik roti hasil temuan Percobaan DENGAN Perbedaan Nilai sebesar 1,2, 0,88, Dan
DAPAT Dilihat PADA Tabel 2. 1,08 PADA warna, tekstur, Serta rasa dibandingkan
Berdasarkan hasil temuan uji organoleptik DENGAN roti berbahan baku tepung Terigu.
didapatkan hasil temuan Terbaik variabel PADA
perlakuan HMT100oC, Dimana nilainya mendekati KESIMPULAN
tepung beras Tanpa perlakuan. Hasil uji Nilai kekuatan pembengkakan volume
organoleptik PADA Disposals tepung porang yang dan Pengembangan tepung Menir beras
memberikan Penurunan Nilai Yang Spesifik PADA tertingi didapatkan PADA perlakuan HMT variabel
different pengamatan Baik PADA tepung beras PADA 100oC, Serta perlakuan Disposals porang
Tanpa perlakuan maupun DENGAN perlakuan variabel 10% Berat. Nilai kelarutan tepung Menir
HMT. beras MENINGKAT seiring meningkatnya Suhu
Mencari Google Artikel melakukan Pemanasan Dan Disposals tepung porang, Yang
ANOVA PADA hasil temuan Yang didapat, mana didapatkan Nilai tertinggi DENGAN
diketahui bahwa Disposals porang memberikan perlakuan HMT PADA variabel 120oC, Serta
pengaruh Nyata PADA hasil temuan uji perlakuan Disposals porang PADA variabel 20%
organoleptik warna (P = 0,015), tekstur (P = 0,009), Berat. Disposals porang memberikan pengaruh
Dan rasa (P = 0,013), sedangkan perlakuan HMT signifikan Terhadap turunnya Nilai sensorik uji
TIDAK memberikan pengaruh Nyata PADA uji organoleptik, sehingga tepung Menir beras PADA
organoleptik Baik warna, tekstur, maupun rasa (P = perlakuan HMT 100oC DENGAN Disposals porang
0,09, P = 0,055, P = 0,09). 0% Berat merupakan hasil temuan Terbaik sebagai
Disposals porang memiliki pengaruh Pengganti tepung Terigu hearts Pembuat roti tawar.
Nyata Terhadap warna roti Menjadi keunguan,
Dimana PADA tepung beras murni warna roti UCAPAN TERIMA KASIH
Berupa kuning pucat. Hal Suami disebabkan warna Ucapan terima kasih ditujukan ditunjukan
umbi porang Sendiri Yang memiliki warna kepada Bu Diah Susetyo Retnowati selaku
mencolok Yaitu ungu KARENA Kandungan Pembimbing Penelitian Penyanyi sehingga
antosianin DENGAN Jangka Waktu 0,753- 1,317 Penelitian Penyanyi DAPAT dilaksanakan
mg / 100g (Winarti, 2008). DENGAN Baik.
Adapun tekstur roti PADA Disposals
porang memiliki Perbedaan Yang Nyata DENGAN DAFTAR PUSTAKA
tepung beras, Dimana PADA roti Disposals porang Adebowale, KO, Afolabi, TA, Dan Olu-Owolabi,
tekstur roti Menjadi LEBIH Rapuh, kasar, Dan BI 2005. hidrotermal Pengobatan Finger
berongga dibandingkan DENGAN tepung beras Millet Pati. Makanan Hydrocolloids, 19,
Tanpa perlakuan, Hal Suami disebabkan KARENA 974-983.

7
Aryanti, N., Abidin, KY 2015. Wang, YJ, Wang, LF, 2003. fisiko Sifat umum dan
EkstraksiGlukomanandariPorangLokal. J. Waxy Jagung Pati dengan Berbagai
Metana 11 (1), 21-30. Tingkat Sodium hipoklorit.
Badan Pusat Statistik. 2017. ProduksiPadi, Jagung, CarbohydrPolym 52: 207-217.
Kedelai Dan. BeritaResmiStatistik. Nomor Wen, X., Wang, T., Wang, Z., Li, L., Zhao, C.
50/07 / Th. XVII, 1 Juli 2017. 2008. Persiapan konjak glukomanan
Blazek J. & Copeland L. 2008. Paste dan Hidrogel sebagai DNA-Controlled Release
Pembengkakan Sifat Tepung Terigu dan Matrik Internasional. Int J Biol Macromol
Pati dalam Kaitannya dengan Amilosa 42: 256-263.
Konten. Karbohidrat Polimer (71): 380- Wojtowicz A. 2007. Pengaruh monogliserida dan
387 Lecithin Penambahan pada Memasak
Charles, AL, Chang, YH, Ko, WC 2005. Pengaruh Kualitas dimasak Pasta. Pol J Food Nutr
Struktur amilopektin dan amilosa Konten Sci 57: 157-162
pada Pembentuk gel Sifat Lima Varietas Yahya, Nur Sofia Wardani. 2012.
Singkong Pati. J. Agric Food Chem 53 (7): IndeksGlikemikBeras Analog Berbahan
2717-25. Baku
Charoenrein S, Tatirat O, Rengsutthi K, MenirdenganPenambahanEkstrakTehHita
Thongngam M. 2011. Pengaruh konjak m. Skripsi. Bogor: IPB.
glukomanan pada sineresis, tekstur
Properties dan yhe Mikro Frozen Beras
Pati Gel. J. CarbohydPolym 83: 291-296.
Herawati D., 2009. ModifikasiPatiSagudengan
Teknik Panas Pengolahan Air (HMT) Dan
AplikasinyadalamMemperbaikiKualitasBi
hun. Tesis.
SekolahPascaSarjanaInstitutPertanian
Bogor. Bogor
Hormdok, R., Dan Noomhorm, A. 2007.
hidrotermal Perawatan Beras Starchfor
Peningkatan Beras Mie Kualitas. LWT-
Ilmu dan Teknologi Pangan, 40,1723-
1731.
Jacobs, H. Dan Delcour, JA (2008). Hidrotermal
Modifikasi Granular Pati, dengan Retensi
Struktur Granular: Ulasan. Jurnal Pertanian
dan Pangan Kimia 46 (8): 2895-2905.
Lasmini, A., Y. 2002. PemanfaatanTepung Iles-Iles
Kuning (Amorphophallusonchophyllus)
sebagaiSumberSerat PADA Pembuatan
Cookies Berserat Tinggi. Bogor:
InstitutPertanian Bogor.
Morimoto, N., Tabar, A., Seguchi, M. 2015.
Pengaruh Xanthan Gum pada Peningkatan
Roti Tinggi dan Volume Spesifik pada
Baking dengan beku dan Thawed Dough.
Ilmu dan Teknologi Pangan Research, 21
(3), 309-316
Patiwiri AW. 2006. TeknologiPenggilinganPadi.
Jakarta. GramediaPustaka Utama.240 hal.
Tatirat, O., Charoenrein, S., Kerr WL. 2012.
fisikokimia Sifat Ekstrusi-Modified konjak
glukomanan. J CarbohydPolym 87: 1545-
1551.
Wahyuningsih, Kendri, dkk. 2015.
PemanfaatanBeras (Oryza sativa L.) Inpari
17 MenjadiTepungsebagaiBahan Baku
Roti Tawar Non-Gluten.
JurusanTeknologiPanganFakultas Teknik
UniversitasPasundan.

Anda mungkin juga menyukai