A. LATAR BELAKANG
Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri dari
jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptusdidalamnya, bagian organ
tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanandan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam
tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk
lingkaran yang disebut cincin Waldeyer.Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua
pilar fausium dan berasal dariinvaginasi hipoblas di tempat ini.
Penelitian yang dilakukan di Departemen THT Dunia (WHO) selama 10 tahun (Januari-
Desember ) dari 68.488 kunjungan pasien didapati penyakit Tonsilitis Kronis merupakan
penyakit yang paling banyak dijumpai yakni sebanyak 15.067 (22%) penderita. Berdasarkan
data epidemiologi penyakit THT di 7 provinsi (Indonesia) , prevalensi tonsilitis kronis 4,6%
tertinggi setelah Nasofaringitis Akut (3,8%)). Sedangkan penelitian di Puskesmas Sukaramai
pada tahun 2014 ditemukan 161 pasien tonsilitis kronis atau 6,75% dari seluruh jumlah
kunjungan. Data morbiditas pada anak menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
1995 pola penyakit anak laki-laki dan perempuan umur 5-14 tahun yang paling sering terjadi,
tonsilitis kronis menempati urutan kelima (10,5% pada laki-laki, 13,7% pada perempuan)
(Hannaford PC, et al, 2005).
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penyuluhan Kesehatan pada klien dengan topic “Pencegahan Tonsilitis (Radang
Amandel) pada anak - anak”.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkanklien dapat mengetahui tentang cara
Pencegahan Tonsilitis (Radang Amandel) pada anak - anak
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga klien mampu :
a. Menjelaskan Pengertian Tonsilitis
b. Menyebutkan Penyebab Tonsilitis
c. Menyebutkan Faktor Resiko Tonsilitis
d. Menyebutkan Tanda dan Gejala Tonsilitis
e. Menjelaskan Pencegahan Tonsilitis
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Materi (Terlampir)
2. Sasaran / Target
Sasaran : Pasien An. W dna keluarga
Target : pasien yang menderita Tonsilitis
3. Metoda
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
3. Penutup
1. Memberi kesempatan 1. Menanyakan hal-hal
peserta untuk bertanya. yang belum jelas.
2. Melakukan evaluasi 2. Peserta kooperatif
penyuluhan dalam menjawab
a. Subjektif : tanyakan pertanyaan penyuluh
bagaimana perasaan pasien 3. Peserta kooperatif
setelah mengikuti 4. Bersama penyuluh
penyuluhan menyimpulkan materi
10 menit
b. Objektif : menanyakan 5. Menjawab salam
kembali pengertahuan
peserta tentang pencegahan
penyakit polip
3. Menyimpulkan materi yang
telah didiskusikan.
4. Mengakhiri kontrak
5. Mengakhiri kegiatan
penyuluhan dengan salam.
F. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Penyuluh dan pesrta pada posisi yang sudah direncanakan
b. 60 % peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
c. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
d. Leaflet telah tersedia
e. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Masyarakat dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai selesai
c. Masyarakat berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil
a. Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan pengertian
otomikosis
b. Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 4 dari 8penyebab
otomikosis
c. Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 3 dari 5 tanda dan
otomikosis
d. Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan cara pencegahan
otomikosis
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN TONSILITIS PADA ANAK-ANAK
A. Pengertian Tonsilitis
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel) yang sangat
sering ditemukan, terutama pada anak-anak.
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri keelompok A
strepbeoccus betahemotitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau
oleh inveksi virus. (Hembing, 2004).
Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan sendiri, berlangsung
sekitar 5 hari dengan disertai disifagia dan demam. (Megantara, Imam, 2006).
B. Penyebab Tonsilitis
Penyebab utama tonsilitis adalah kuman golongan streptokokus (streptokus α
streptokokus ß hemolycitus, viridians dan pyogeneses), penyebab yang lain yaitu
infeksi virus influenza, serta herpes (Nanda, 2008). Infeksi ini terjadi pada hidung /
faring menyebar melalui sistem limpa ke tonsil hiperthropi yang disebabkan oleh
infeksi bisa menyebabkan tonsil membengkak sehingga bisa menghambat keluar
masuk udara. 50% bakteri merupakan penyebabnya. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri
maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, dan juga menyebabkan tonsilitis
(Reeves, 2001).
C. Faktor Resiko Tonsilitis
Faktor risiko untuk tonsillitis meliputi :
1. Usia muda. Tonsillitis paling sering terjadi pada usia prasekolah hingga
pertengahan remaja.
2. Sering terkena kuman. Anak usia sekolah berada dalam kontak yang dekat
dengan teman sebayanya dan sering terkena virus atau bakteri yang dapat
menyebabkan tonsillitis.
F. Pencegahan Tonsilitis
Untuk perawatan dan pengobatannya dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Diusahakan untuk minum banyak air atau cairan seperti sari buah, terutama selama
demam.
2. Jangan minum es, sirop, es krim, makanan dan minuman yang didinginkan, gorengan,
makanan awetan yang diasinkan, dan manisan.
3. Berkumur air garam hangat 3-4 kali sehari.
4. Menaruh kompres hangat pada leher setiap hari.
5. Diberikan terapi antibiotik (atas petunjuk dokter) apabila ada infeksi bakteri dan
untuk mencegah komplikasi.
Berikut ini beberapa contoh ramuan tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk radang
amandel (tonsilitis) :
1. Bubuk sambiloto sebanyak 3 – 4,5 gram diseduh dengan 200 cc air panas, tambahkan
1 sendok makan madu, diaduk, lalu diminum hangat-hangat. Atau 30 gram sambiloto
segar/15 gram yang kering, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring,
airnya ditambahkan 200 cc jus buah nanas, diaduk, lalu diminum untuk 3 kali sehari,
setiap kali minum 200 cc.
Soepardi. Efiaty. Iskandar. & Nurbaiti. (2000) Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok edisi IV cetakan I. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI,
Hafil, F., Sosialisman, Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala&Leher. Ed. ke-6. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2007.
Adam, GL. Boies LR. Higler,.Boies Buku Ajar Penyakit THT. Ed. ke-6. Jakarta: EGC
R. Sjamsuhidajat & Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta : EGC ; 1997