TINJAUAN PUSTAKA
Serviks adalah penjaga gerbang antara dunia rahim dan dunia luar.Sebagian
ditengahnya membuat darah menstruasi keluar dan sperma masuk.Jalan ini dilapisi
oleh sel pembuat secret, yang membantu menciptakan keadaan lembap alami di
vagina. Dan saluran yang sangat langsing inilah yang akan membesar sampai cukup
Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah kegananasan yang terjadi pada
leher rahim (serviks) yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol
cairan semen dan pada permukaan genital, dan ditularkan lewat hubungan seks yang
tidak terlindungi.Dibutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan dari saat terpapar HPV
sampai dapat dideteksi.Kanker serviks dimulai dengan adanya suatu perubahan dari
sel leher rahim normal menjadi sel abnormal yang kemudian membelah diri tanpa
terkendali.Sel leher rahim yang abnormal ini dapat berkumpul menjadi tumor. Tumor
yang terjadi dapat bersifat jinak ataupun ganas kearah kanker yang dapat menyebar
8
Universitas Sumatera Utara
9
(Rasjidi, 2007). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kanker serviks
adalah kanker yang terjadi pada leher rahim dengan hiperplasia sel jaringan sekitar
sampai menjadi sel yang membesar, menjadi borok atau luka yang mengeluarkan
(2009), faktor-faktor yang bisa memicu terjadinya kanker serviks antara lain :
1. Perempuan dengan mitra seksual multipel atau suami risiko tinggi, yaitu suami
2. Aktivitas seksual dini. Wanita dengan aktivitas seksual dini, misalnya sebelum
usia 16 tahun, mempunyai risiko lebih tinggi karena pada usia itu terkadang
epitel atau lapisan dinding vagina dan serviks belum terbentuk sempurna. Hal ini
terluar dari lapisan epitel (epitel superfisialis) vagina belum terbentuk sempurna.
Hal ini menyebabkan mudahnya terjadi lesi atau luka mikro di vagina atau
serviks sehingga gampang pula terjadi infeksi, termasuk infeksi oleh virus HPV,
3. Suami yang tidak disirkumsisi. Telah diketahui bahwa frekuensi kanker serviks
pada wanita Yahudi jauh lebih rendah dibandingkan dengan wanita kulit putih
untuk menderita kanker serviks dari pada perempuan yang tidak merokok
menderita kanker serviks lebih tinggi. Begitu pula dengan perempuan yang
6. Tingkat sosial ekonomi yang rendah. Perempuan dengan tingkat ekonomi yang
perempuan dengan tingkat sosial ekonomi menenggah atau tinggi. Hal ini
terkena kanker serviks. Hal ini karena HPV bisa ikut tertularkan bersamaan
Awal gejala atau stadium awal kanker serviks memang sulit terdeteksi.Pada
tahap prakanker atau dysplasia sampai dengan stadium I, tidak ada keluhan yang
misalnya keluar darah sewaktu berhubungan seks. Sedangkan pada stadium IVB, sel
kanker biasanya mudah menjalar keotak dan paru-paru sehingga nyawa sipenderita
Keputihan yang berulang dan nyeri pinggang belum tentu penyakit batu
ginjal. Ada kemungkinan lain yaitu kanker serviks. Pada 95% lesi prakanker tidak
terdapat gejala, hanya berupa rasa kering di vagina, keputihan yang berulang dan
tidak sembuh-sembuh walau sudah diobati. Menurut (Sarjadi, 1998) gejala klinis jika
sudah menjadi kanker serviks dapat dibedakan dalam beberapa stadium kanker
1. Gejala awal
karena iritasi atau mikro lesi atau luka-luka kecil di vagina saat
Serviks yang rapuh tersebut akan mudah berdarah pada saat aktivitas
terjadi menjelang haid, lender jernih, tidak berbau dan tidak gatal.
2. Gejala lanjut: cairan keluar dari liangvagina berbau tidak sedap, nyeri
kemih dan rectum/ anus. Keluhan ini muncul karena pertumbuhan kanker
(obstruksi ureter).
1. Keputihan (lekore)
abnormal
6. Bila kanker sudah masuk dalam stadium invasif, keluar cairan berwarna
7. Timbul gejala kekurangan darah (anemia) bila terjadi perdarahan kronis, misalnya
9. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki, iritasi
kandung kemih dan poros usus besar bagian bawah (rektum), terbentuk fistel
kandungan menyatakan usia aman bagi wanita untuk berhubungan seksual adalah
mulai usia 20 tahun. Sebelum usia tersebut, alat kelamin dan mental wanita
mungkin belum matang. Bagi wanita, berhubungan seksual pada usia dini dapat
mengakibatkan iritasi dan infeksi akibat ketidaksiapan fisik dan mental serta
pengetahuan seksual. Selain berhubungan seksual pada usia dini, menikah pada
usia terlambat dan melakukan hubungan seksual pertama pada usia diatas 35
tahun juga kurang dianjurkan. Bahkan wanita yang tidak menikah dan tidak
berbahaya bagi sel-sel normal. Pencegahan dari senyawa ini dapat menganggu
susunan senyawa DNA dan mengubah informasi serta prosedur pembelahan sel
hingga tak terkontrol. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar untuk
kecuali bila ada indikasi infeksi yang membutuhkan pencucian dengan antiseptik.
5. Jangan pernah menaburi talk pada vagina yang terasa gatal atau kemerahan,
dikhawatirkan serbuk talk tersebut akan terserap masuk kedalam vagina dan
6. Diet rendah lemak, diketahui bahwa timbulnya kanker berkaitan erat dengan pola
daging asap dan goring berpotensi menyisakan zat karsinogenik serta radikal
bebas yang berbahaya bagi perkembangan sel tertentu. Agar kita terhindar dari
kanker, makanlah makanan sehat. Belum tentu makanan sehat tidak enak di
lidah. Banyak sekali makanan yang sehat tidak kalah citra rasanya.
folat. Ketiga zat ini dapat memperbaiki dan memperkuat mukosa kanker serviks.
Oleh karena itu, rajinlah mengkonsumsi wortel, buah– buahan yang mengandung
8. Hubungan seks terlalu dini, idealnya hubungan seks dilakukan setelah perempuan
terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh, Sel-sel mukosa akan matang
menikah.
penyakit kelamin semakin besar. Risiko munculkan infeksi dan penularan virus
kondom untuk mencegah AIDS tidak cukup kuat bagi pencegahan virus HPV.
HPV dapat menular melalui oral seks. Oleh karenanya, menjaga frekuensi
hubungan seksual dan memantapkan diri berkomitmen pada satu pasangan hidup
10. Melakukan pemeriksaan rutin. Pahamilah bahwa sel kanker adalah sel berbahaya
yang berkembang dengan sangat lembut namun pasti. Membutuhkan waktu 15-
11. Melakukan vaksinasi HPV telah ditemukan banyak sekali vaksin anti HPV.
Vaksinasi ini bisa dilakukan sejak seorang wanita berusia 9 tahun, dan belum
Metode pemeriksaan deteksi dini yang ditemukan oleh para ahli yang mampu
mendeteksi adanya kelainan pada leher rahim merupakan lompatan raksasa dibidang
telah mencapai 80%. Menurut Elizabeth (2001), adapun cara metode-metode dalam
Pap smear merupakan salah satu cara deteksi dini kanker serviks, test ini
suatu pemeriksaan dengan mengambil cairan pada leher rahim dengan spatula
Biopsy ini dilakukan untuk melengkapi hasil pap smear. Teknik yang biasa
dilakukan punch biopsy yang tidak memerlukan anastesi dan teknik cone biopsy
ada pada kanker serviks. Jaringan yang diambil dari daerah bawah kanal servikal.
Hasil biopsyakan memperjelas apakah yang akan terjadi itu kanker invasif atau
Insfeksi Visual Asam Asetat (IVA) test merupakan alternatif skrining untuk
kanker serviks. Test sangat mudah dan praktis dilaksanakan, sehingga tenaga
sederhana, permukaan leher rahim diolesi dengan asam asetat, akan tampak
Test servik dengan koloskopi teknik ini akan menghasilkan informasi lebih
valid. Test koloskopi umumnya dilakukan pada penderita yang telah mengalami
beberapa gejala, dan dokter sudah memiliki dugaan kearah potensi kanker rahim.
serat optik yang dimasukkan kemulut vagina untuk mengambil gambar mulut
rahim hingga. Alat ini mampu memperbesar gambar hingga 40 kali lebih besar.
- Peradangan
Penentuan stadium kanker serviks dan harus dilakukan sebelum terapi dimulai
penentuan diagnosis akan berimbas pada tidak akuratnya pilihan terapi yang akan
Pada kanker serviks, sebagaimana kanker yang lain, makin tinggi stadium,
serta ada peluang menimbulkan banyak keluhan serta biaya pengobatan yang besar.
Inilah salah satu aspek, begitu pentingnya deteksi dini. Menurut (Benson, 2001)
a. Lesi Prakanker
Lesi berarti kelainan dimana tahap paling awal dari pertumbuhan sel kanker
adalah lesi skuamosa intraepitel.tahap ini berupa kelainan awal dari sel skuamosa
(dinding celah mulut rahim), namun baru sebatas di permukaan skuamosa dan dalam
area yang sangat kecil. Kelainan sel ini masih sulit dideteksi dan belum menunjukan
Lesi intra epitel ini dapat hilang oleh system kekebalan tubuh, namun dapat juga
sebagai displasia ringan atau neoplasia intraepitel servical 1 (NIS 1). NIS 1
menunjukan ketidaknormalan yang lebih jelas disbanding sel normal. Umumnya NIS
1 ditemukan pada wanita usia 25-35 tahun. NIS 1, berkembang selanjutnya adalah
NIS 2 atau disebut juga displasia sedang, dan selanjutnya menjadi NIS 3 atau
dysplasiaberat. Pada tahap ini sel prakanker telah mengumpal lebih besar dan disebut
juga Karsinoma in Situ (KIS).KIS tersebut belum menyebar meski beberapa sel telah
masuk ke lapisan jaringan serviks lebih dalam, namun semuanya masih berada di area
serviks.
usia terjadi karsinoma serviks uteri yang semakin muda, dapat dikaitkan dengan
faktor sosial dan epidemiologi terjadinya lesi prakanker. Untuk dapat menegakkan
diagnosis dini, diperlukan skrining masal masyarakat dan dibutuhkan uji laboratorium
klinis tidak berubah jika kemudian ada penemuan baru.Penemuan paska bedah
63,7%, stadium II: penyembuhan 53,5%, stadium III: penyembuhan 24,2%, stadium
digunakan sebagai alat untuk menilai kondisi wanita, terutama dalam upaya
tidak selalu harus berakhir diujung pisau bedah atau sinar laser yang menyakitkan,
serta serangkaian kemoterapi yang juga tidak ringan dirasakan. Berikut beberapa
1. Vaksinasi
Vaksin diberikan sebagai pencegahan kanker.Namun pada tahap lesi pra
kanker terutama pada dysplasia ringan dan sedang, vaksin dapat diberikan sebagai
upaya membantu pertahanan tubuh dan membasmi infeksi HPV yang sudah mulai
terjadi.
2. Radiografi
dari jenis sinar X, sinar Gamma, atau gelombang panas (Hipertermia) yang
- Rasa lelah luar biasa sampai sekitar satu minggu setelah penyinaran biasanya
dokter akan menerangkan penderita tetap beraktivitas meski merasa sangat lelah
Kulit memerah dan gatal, kulit menjadi gelap, area kulit yang disinari harus
Kulit menjadi kurang lentur, hal ini juga akan dapat dialami vagina jika kurang
tidak boleh berhubungan seksual selama beberapa waktu tertentu keluhan diare
3. Konisasi
Konisasi adalah semacam operasi, namun tidak seperti operasi besar, hanya
4. Histerektomi
dihindari oleh pengidap kanker yang masih berusia muda, sebab setelah menjalani
histerektomi ia tidak bisa lagi mengandung, juga dapat membawa risiko berupa rasa
sakit dan menopause dini bagi yang menjalaninya. Biasanya hal ini dilakukan sebagai
pilihan terakhir.
5. Kemoterapi
yang telah dirancang untuk aktif bekerja didalam sel. Kemoterapi diberikan baik
jenis ini bekerja didalam sel dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker serta
perkembangan sel kanker.Pada kasus stadium IV atau IIIB di mana kondisi penderita
telah meluas, atau faktor daya tahan penderita terhadap risiko operasi), kemoterapi
juga bisa dijalankan sebagai pengobatan paliattif yang berfungsi mengurangi rasa
sakit dan membuat penderita memiliki semangat untuk menjalani sisa hidup dengan
lebih baik.
Terdapat beberapa efek samping dari kemoterapi, meskipun tidak terlalu sama
menjadi gelap, perdarahan dibawah kulit, berkurangnya nafsu makan, dan mual atau
muntah.Hal ini dapat memegaruhi sel pada akar rambut dan dindin saluran cerna
Kemoterapi juga dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah. Jika sel
darah terpengaruh, maka sel darah mengalami pengaruh yang sama halnya dengan
yang dialami sel kanker, yaitu terlambat proses regenerasinya. Itu berarti produksi sel
darah merah (mengangkut oksigen dan nutrisi), sel darah putih (menahan infeksi),
dan keeping darah (pembeku darah) juga akan terlambat. Akibatnya penderita akan
lemas, mudah infeksi, mudah memar dan mengalami perdarahan yang sulit membeku
6. Terapi Biologis
tubuh lain. Terapi ini biasanya mengunakan Interveron dan dikombinasikan dengan
kemoterapi.Prinsip kerja dan tujuan terapi ini adalah membantu tubuh penderita untuk
- Mengubah pola makan. Banyak sekali pemicu dan faktor risiko yang berasal dari
pola makan kita. Pahami jenis-jenis makanan yang harus menjadi pantangan dan
- Mengubah pola hidup yang kita jalani sehari-hari juga memungkinkan menjadi
salah satu faktor risiko terserang kanker. Dimana menyangkut aktivitas kerja,
mendapatkan pengobatan sudah dalam stadium lanjut atau sudah parah sehingga
- Tidak sakit
Tidak terpikir olehnya lesi yang kelihatannya ringan itu adalah suatu kanker
- Takut kedokter
- Takut operasi
- Takut sakit
Keluhan penderita dianggap disebabkan oleh penyakit non kanker dan diobati
sebagai berikut:
- Pertama, tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa (no action)
- Kedua, tindakan mengobati sendiri (self treatment) karena percaya pada diri
sendiri dan berdasar pada pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah
mendatangkan kesembuhan.
(traditional remedy)
model sistem kesehatan berupa model kepercayaan kesehatan yang terdiri dari 3
beda. Hal ini disebabkan karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan pada 3
kelompok yaitu:
penelitian, karena seperti yang terjadi pada pasien yang menderita suatu penyakit
apabila ditanya tentang penyakit yang dideritanya si klien belum mengerti benar
kesehatan.
model sistem kesehatan merupakan suatu model kepercayaan kesehatan yang disebut
penyakit
ada, jumlah tenaga kesehatan yang tersedia dalam wilayah tersebut, rasio
Dimana semakin banyak sarana dan jumlah tenaga kesehatan maka tingkat
penyakit atau persepsi terhadap suatu penyakit merupakan bagian dari kebutuhan.
Dalam penilaian individu ini dapat diperoleh dari dua sumber yaitu :
dokter yang merawatnya, yang tercermin antara lain dari hasil pemeriksaan
Kanker Serviks Mencari Pengobatan ke RSUZA Banda Aceh 2013” adalah sebagai
berikut :
Dependen
Pengetahuan
Keterlambatan Mencari
Akses ke RSUZA
Pengobatan
Persepsi Penyakit