Batavia
Batavia
Kedatangan bangsa Portugis membawa dampak atau pengaruh lain bagi Indonesia dalam
bidang kebudayaan yaitu :
.
Bangsa Portugis dan Bangsa Spanyol di Nusantara tidak sedikit meninggalkan
berbagai peninggalan yang sampai sekarang masih dapat kita temui dan dapat kita rasakan,
baik berupa pengaruh kebudayaan, bangunan, maupun berbagai bahan makanan ataupun
teknik pengolahannya. Tetapi, lebih banyak peninggalan dari Bangsa Portugis dari pada
peninggalan Bangsa Spanyol, karena perjanjian Saragosa yang membagi daerah kekuasaan
menjadi utara dan selatan yang mengakibatkan Bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku
dan lebih memusatkan pada Filipina.
A. Portugis
1. Agama
Perkembangan agama Katolik baru menjadi pesat sejak Antoni Galvao menjadi
Kepala (1536-40). Ia terkenal dalam sejarah Maluku oleh karena ia dapat
mendamaikan Sultan Ternate dengan pihak-pihak padri Katolik. Dari antara
merekalah muncul pemuka-pemuka agama Katolik. Ketika Franciscus Xavier tiba di
Maluku, ia pertama-tama mengunjungi kepulauan Ambon-Lease yang pada waktu itu
ada tujuh tempat di pulau Ambon yang penduduknya memeluk agama Katolik berkat
usaha padri-padri sebelumnya. untuk menggempur desa-desa Kristen di Maluku
Tengah. Sejak tahun 1555 memang agama Katolik sangat maju di berbagai tempat di
sini. Ini karena Xavier berhasil mengerahkan sejumlah padri ke daerah itu. Dan sejak
saat itu agama Katolik berkembang pesat di Ambon dan kepulauan lainnya.
2. Kesenian
Keroncong pertama kali dikenalkan oleh para pelaut asal Portugis di abad
ke-16. Keroncong itu merupakan sejenis musik yang dikenal dengan sebutan fado
oleh bangsa Portugis .Di Jakarta ada musik Keroncong yang dikenal dengan
Keroncong Tugu. Dan juga ada macam macam keroncong pengaruh portugis, yaitu
keroncong, biola, ukulele, banyo, gitar, rebana, kempul dan cello.
3. Bangunan
Benteng Tolukko merupakan salah satu benteng peninggalan Portugis yang berada di
wilayah Maluku Utara khususnya di Ternate. Portugis ini mulai masuk dan menduduki wilayah
Ternate sejak tahun 1512 dan benteng dibangun dengan tujuan sebagai tempat pengamanan misi
dagang mereka serta kepentingan pengintaian musuh, bangunan ini mulai di bangun oleh
Portugis pada tahun 1540.
Gereja St. Paul Christ melaka merupakan sebuah gereja yang terletaknya di Bandar
Hilir,Melaka. Ia dibina oleh Kapten Portugis yang bernama Duarte Coelho pada tahun 1521 dan
dinamakan "Our Lady of The Hill". Gereja ini kemudiannya ditukar oleh pihak Belanda kepada
tempat persemadian bangsawan dan di namakan gereja St. Paul. St. Francis Xavier telah
dipelihara di dalam perkuburan terbuka pada tahun 1553 sebelum dibawa dengan kapal ke Goa,
.
Dan masih banyak lagi bangunan-bangunan peninggalan Portugis yang sebagian
besar terdapat di Maluku, antara lain adalah Benteng Tolucco yang dibangun oleh
Francisco Serao (Portugis) pada tahun 1540, Benteng Kalamata atau Benteng Santa Lucia
atau Benteng Kayu Merah yang dibangun oleh Pigafetta (Portugis) pada tahun 1540,
Benteng Kastela yang dibangun oleh Antonio de Brito pada tahun 1521 dengan nama
Nostra Senora del Rosario (Matahati, 2009).
Menurut Abang & None Jakarta Utara (2010), di Jakarta Utara tepatnya di
kecamatan Koja, di sana terdapat sekumpulan masyarakat yang memiliki nilai-nilai
kebudayaan tinggi mengenai Jakarta. Sebuah kampung yang dulu dianggap sebagai
daerah terluar dari kota Batavia ini diperuntukkan bagi para Mardijkers oleh
pemerintah Hindia Belanda yang telah dibebaskan dari tawanan peran. Mardijkers itu
sendiri adalah sebutan bagi para portugis hitam yang dibebaskan dan dikumpulkan
dalam satu kampung yaitu kampung tugu. Kampung ini dijadikan sebuah kampung
kristen tertua di Indonesia bagian Barat.
5. Bahasa/Kosakata
Sangat banyak kata-kata Indonesia yang berasal dari bahasa portugis, seperti
pesta, sabun, sepatu, bendera, meja, Minggu, dan lain-lain .Menurut Aries (2010),
kata "gereja" di Indonesia yang berasal dari bahasa Portugis igreja.ada juga kata sisa
dari sisa, terigu dari terigo, tempo dari tempo, bangku dari banco, beranda dari
varanda, boneka dari boneca, kaldu dari caldo, meja dari mesa, pesta dari festa. Ada
juga sekolah dari escola, pigura dari figura, dan sepatu dari sapato dan lain-lain
B. Spanyol
Tidak banyak peninggalan Bangsa Spanyol di Indonesia, karena perjanjian Saragosa yang
mengakibatkan wilayah daerah kekuasaan dibagi menjadi utara dan selatan dan Spanyol
mendapatkan daerah utara yang akhirnya Spanyol harus meninggalkan Maluku dan lebih
memusatkan pada Filipina.
Peninggalan Spanyol di Filipina yaitu Benteng San Pedro yang didirikan oleh pelaut asal
Spanyol Miguel Lopez de Legazpi tahun 1565 .
Terdapat juga Salib Maggellan yang merupakan salib pertama yang ditancapkan
Maggellan sebagai simbol dimulainya penyebaran agama Kristen Katolik di Filipina. Selain itu
juga terdapat Gereja Santo Nino (Basilica Minore del Sto Nino) yang didirikan pelaut lain asal
Spanyol Miguel Lopez de Legazpi tahun 1565