BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sinar X
dengan gelombang radio, panas, cahaya dan sinar ultraviolet tetapi dengan
Tabung Sinar X
sinar X, dimana dalam tabung sinar X terdapat dua element yang sangat penting
a. Katoda
Merupakan bagian negatif dari tabung sinar X yang memiliki dua bagian
penting, yaitu:
1) Filament yang merupakan sebuah gulungan kawat kecil yang berfungsi sebagai
2) Tabung Fokus (focusing Cup) adalah suatu lapisan logam yang di desain
b.Anoda
2) Bidang Fokus (Focal Spot) adalah bagian daerah target dimana sinar X
fokus), sehingga daerah focus efektif (efftive focal spot ) lebih kecil dari pada
daerah fokus sebenaran nya(actual focal spot). Karena bila titik fokus efektif lebih
anoda
d. Alat pemusat berkas elektron,alat ini menyebabkan elektron tidak bergerak
anoda diam
2. Piring wolfrom diatas tangkai molbydenum pada tabung rontgen anoda
putar
Didalam tabung sinar X terdapat dua buah dioda yaitu katoda dan
anoda. Saat filamen yang berada dikatoda dipanaskan, elektron yang keluar
dari filamen akan semakin banyak sehingga terjadilah apa yang disebut dengan
awan elektron.
atom logam berat dari target, elektron akan berinteraksi dengan atom – atom,
Secara umum lebih dari 99% energi kinetik proyektil elektron diubah
menjadi energi panas dan menyisakan kurang dari 1% yang berubah menjadi
sinar X.
mendapatkan bahwa sejenis cahaya berpendar pada layer yang terbuat dari barium
Pada umumnya bentuk fisik pesawat sinar X terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
1. Control panel
8
HV tank juga terdapat oli yang berfungsi sebagai penyekat dan pendingin
travo - dioda.
X ray Tube head adalah bagian pesawat sinar x yang berfungsi untuk
1. Examination table
menjadi 2, yaitu :
- Moveable Table
- Stationary table
2. Bucky
dua, yaitu bucky stand (bucky yang biasanya letaknya terpisah dan
berdiri vertikal) dan table top bucky (bucky yang letaknya menyatu
3. Monitor
langsung dilihat.
2.5. Kaset
Kaset adalah sebuah kotak pipih yang kedap cahaya, kaset berfungsi
sebagai tempat meletakkan film saat film itu hendak di ekspose oleh sinar X.
dengan kaset, film yang berada didalamnya tidak akan terbakar akibat cahaya
tampak, sebab kaset dirancang kedap cahaya maksudnya tidak ada satupun
cahaya yang bias masuk kedalam kaset, didalam kaset biasanya terdapat
memproduksi film radiografi. Bentuk, ukuran, warna dan bahan dasarnya sangat
Ukuran kaset yang digunakan sama dengan ukuran film radiografi yang
- Aluminium (Al)
kaset. Hal ini dimaksudkan agar sinar-x yang masuk akan mengenai
berkurang
- Spon
sehingga akan benar- benar menekan film yang berada diantara dua
screen tersebut. Hal ini dimaksudkan agar kontak antara screen dan
- Pb ( timbal)
agar sinar-x yang masih kuat sampai kebelakang kaset tidak mampu
a. Curved Cassette
b. Gridded Cassette
13
kaset.
c. Flexible Cassette
adalah harus kedap cahaya. Kaset jenis ini tidak memiliki screen di
pada tomografi yang difoto hanya satu lapis. Kaset ini cukup tebal
high speed.
2.6. Film
14
bayangan sehingga gambaran yang kita inginkan bisa dapat dilihat melalui film.
Bahan film radiografi yang paling utama adalah emulsi. Emulsi film radiografi
terbuat dari senyawa yang bernama perak bromide atau dengan rumus senyawa
kimianya adalah AgBr. Ukuran film yang umum digunakan adalah berukuran
Jika sebuah objek diletakkan diatas film, kemudian objek ini di eksposi
dengan menggunakan sinar X maka sinar X yang mengenai objek sebagian akan
diserap dan sebagian lagi akan diteruskan secara otomatis akan berkurang
intensitasnya. Akibatnya pada bagian film yang terletak dibawah objek akan
mendapatkan sinar X yang lebih sedikit, sementara bagian film yang tidak
berwarna putih sementara bagian film yang mendapatkan sinar X yang lebih
banyak akan berwarna hitam. Perbedaan gambaran ini tentunya baru bisa dilihat
Secara umum struktur film terbagi menjadi dua bagian yaitu struktur
film untuk double emulsi dan struktur film untuk single emulsi.
emulsi yaitu pada bagian depan dan belakang. Film jenis ini secara
fisik terlihat lebih tebal dibandingkan dengan yang single emulsi. Film
15
karena film ini lebih mudah digunakan dan dari segi harga relatif lebih
Gambar 2.4 : Struktur film double emulsi (Ball and Price, 1990)
Film single emulsi berarti film radiografi yang hanya memiliki satu
emulsi saja. Secara fisik film jenis ini terlihat lebih tipis dibandingkan
dengan yang double emulsi. Film jenis ini tidak digunakan pada
Gambar 2.5 Struktur film single emulsi (Ball and Price, 1990)
a. Supercoat
abrasive. Lapisan ini terbuat dari gelatin murni yang cenderung keras
debu dan kotoran, serta menjaga film dari goresan . Selama prosesing
penembusan oleh cairan kimia akan diperlambat oleh lappisan ini, hal
inilah yang menjadikan lapisan ini bersifat anti static (Jenkins, 1980).
b. Emulsi
murni. Lapisan ini sangat mudah rusak oleh cairan kimia, pergerakan
c. Adhesive
d. Film Base
a. Kerusakan fisik
b. Cahaya
g. Api
dengan cara manual, tetapi ada pengolahan film dengan cara lain yaitu pengolahan
Dalam automatic processing, semua telah diatur oleh mesin mulai film
masuk ke developer, ke fixer hingga film keluar dari mesin dalam keadaan kering.
Automatic processing dikenal juga dengan istilah dry to dry yang artinya film
masuk dalam keadaan kering dan keluar juga dalam keadaan kering, tidak seperti
pada pengolahan film secara manual dimana film masih harus dikeringkan
sama dengan pengolahan film secara manual. Namun pada pengolahan film secara
otomatis tidak terdapat tahapan rinsing. Hal ini dikarenakan tahapan rinsing
digantikan oleh roller yang berada didalam mesin automatic processing. Tahapan-
cairan yang digunakan untuk Develover dan Fixer tidak boleh yang berjenis
powder, develover dan fixer untuk pengolahan film secara otomatis hanya boleh
dari jenis liquid. Hal ini disebabkan pada develover dan Fixer dari jenis powder
19
masih ada beberapa Kristal dari Develover dan Fixer yang tidak larut dalam cairan
sehingga jika digunakan pada mesin automatic processing , Kristal ini dapat
menempel pada roller yang kemudian akan berakibat tergoresnya film saat roller
e. Total cost untuk keseluruhan biaya bisa lebih murah dibanding dengan
manual.
2.8 Anatomi
20
Genu adalah persendian antara distal femur dengan proksimal cruris. Yang
terdiri dari tulang femur, cruris dan patela. Dapat kita lihat pada gambar 2.7
Basis patela
Epicondilus lateralis
Epicondilus medialis
Fossa intercondilaris
2.8.1. Femur
epifise (bonggol tulang). Ujung dari epifise dibungkus oleh tulang rawan hialin.
pada epifise. Gambar Os.femur dapat kita lihat pada gambar 2.8.
21
2.8.2. Tibia
Tibia adalah merupakan tulang medial tungkai bawah yang besar dan
femoris dan caput fibula. Gambar Os.Tibia dapat kita lihat pada gambar 2.9.
2.8.3. Fibula
Fibula adalah tulang lateral tungkai bawah yang langsung.Tulang ini tidak
malleolus lateralis dan articulatio talocruralis. Gambar Os.Fibula dapat kita lihat
2.8.4 Patela
23
Petela adalah tulang sesamoid yang terbesar. (yaitu sebuah tulang yang
berkembang didalam tendon dari m. quadri ceps femoris didepan articulatio genu)
1.basis patela
2.facies patela
3.apex patela
1. Corpus femoris
2.Sulcus politeus
2.9 Patologi
Tempurung lutut ini adalah sesamoid tulang yang paling tetap dan yang
paling besar didalam badan. Tempurung lutut suatu tulang yang bersegi tiga
1.Fraktur
2.Dislokasi
3.Fissura
4.OA(ostroarthritis)
perbandingan genu.
beban.
Posisi pasien
Posisi objek
bucky stand karena jika berpegangan otomatis berat badan akan tertumpu
pada tangan
FFD = 100 cm
Kriteria gambarannya:
Distal femur
26
Condylus medialis
Condylus lateralis
Froksimal cruris
Fibula
c. Patela
d. Distal femur
e. Proksimal cruris
f. Fibula
2.10.1.2. AP Erect
Posisi pasien
Posisi objek
27
b. Harus true AP
FFD = 100 cm
d. Distal femur
e. Froksimal cruris
f. Fibula
28
Distal femur
Condylus medialis
Condylus lateralis
Froksimal cruris
Fibula
1. Densitas
2.Kontras
radiograf
(Chesney’s,1990:hal 9)
3.Ketajaman
Semakin tnggi nilai kontras, maka semakin tajam gambaran yang dihasilkan
(Chesney’s,1990:hal 10)
4. Detail
Proteksi Radiasi adalah suatau cabang ilmu atau teknik yang mempelajari
paparan radiasi.
radiasi yaitu:
cukup mendalam dan diketahui bahwa manfaat dari kegiatan tersebut cukup besar
2.Asas Optimasi
Asas ini menghendaki agar paparan radiasi yang berasal suatu kegiatan
sosial. Asas ini juga dikenalkan sebutan ALARA (As Low As Reasonably
Achieable).
Asas ini menghendaki agar dosis radiasi yang diterima oleh seseorang
dalam menjalankan suatu kegiatan tidak boleh melebihi nilai batas yang telah
setiap kegiatan proteksi harus selalu sesuai dengan acuan dasar. Sesuai dengan
rekomendasi ICRP, dalam setiap kegiatan proteksi dikenal adanya standar dalam
nilai batas dan tingkat acuan. Nilai batas terdiri atas nilai batas dasar, nilai batas
turunan dan nilai batas ditetapkan. Sedang tingkat acuan terdiri atas tingkat
a) Nilai batas dasar untuk tujuan proteksi radiasi tidak dapat di ukur secara
demikian hasil pengukuran yang sesuai dengan nilai batas turunan secara
otomatis akan sesuai dengan nilai batas dasar. Sedangkan nilai batas
31
hati dalam menentukan tingkat acuan dan tingkat nyata yang perlu diambil jika
nilai suatu besaran mencapai nilai acuan. Tingkat acuan ini secara operasional
akan sangat membantu penguasa instalasi atom dalam upaya mencapai tujuan
1. Tingkat pencatatan, yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka suatu
hasil pengukuran harus dicatat. Nilai dari tingkat pencatatan harus kurang
penyelidikan harus kurang dari 3/10 dari nilai batas dosis ekuivalen
tahunan.
3. Tingkat intervensi, yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka beberapa