Hidung Berbau
Oleh:
Preseptor:
2018
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus-September 2018 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Indera penghidu yang merupakan fungsi dari poliklinik Telinga Hidung Tenggorok adalah korpus alienum
pengecap yang dilakukan oleh nervus trigeminus, karena Dalam kenyataannya, masih sering dijumpai
keduanya bekerja bersama-sama. Stimulusnya berupa penderita datang ke dokter dengan keluhan hidung berbau,
rangsangan kimiawi. Reseptor organ penghidu terdapat di yang penting diperhatikan adalah bagaimana menentukan
regio olfaktorius di bagian hidung sepertiga atas. Serabut diagnosis secara praktis, apalagi bagi seorang dokter yang
saraf olfaktorius berjalan melalui lubang-lubang pada lamina tidak mempunyai alat yang lengkap untuk memeriksa
kribrosa os etmoid menuju ke bulbus olfaktorius di dasar keadaan dalam hidung. Untuk keperluan ini maka penulis
fossa kranii posterior.1 tertarik untuk menulis referat tentang “Hidung Berbau”
Partikel bau dapat mencapai reseptor penghidu bila (foetor ex nasi) bagaimana patogenesis, anamnesis, cara
menarik nafas dengan kuat atau partikel tersebut larut dalam pemeriksaan secara klinis yang sederhana dan pedoman
lendir yang selalu ada di permukaan mukosa daerah diagnostik berdasarkan diagnosis banding dari kelainan atau
olfaktorius. Berdasarkan survei data di Amerika Serikat tahun beberapa penyakit yang dapat memberikan gejala foetor ex
septum nasi. Tepi medial kartilago lateralis superior menyatu nasofaring, sehingga udara berbentuk lengkungan atau arkus.
dengan kartilago septum nasi dan tepi kranial melekat erat Saat ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian
dengan permukaan bawah os nasal serta prosesus frontal os mengikuti jalan yang sama seperti saat inspirasi, di bagian
maksila.4,5 depan aliran udara memecah sebagian melalui nares anterior
Pada tulang tengkorak, lubang hidung yang berbentuk dan sebagian lagi ke belakang membentuk pusaran dan
segitiga disebut apertura piriformis. Tepi laterosuperior bergabung dengan aliran udara nasofaring.8
dibentuk oleh kedua os nasal dan prosesus frontal os maksila. b. Pengatur kondisi udara
Dasarnya dibentuk oleh prosesus alveolaris maksila. Di garis Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur
tengah ada penonjolan (prominentia) yang disebut spina kelembaban udara dan mengatur suhu.
nasalis anterior.4 c. Sebagai penyaring dan pelindung
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi
Hidung dalam dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh rambut (vibrissae)
Struktur hidung dalam membentang dari os internum di pada vestibulum nasi, silia, palut lendir dan enzim yang dapat
sebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan menghancurkan beberapa bakteri yang disebut lisozim.8
rongga hidung dengan nasofaring. Septum nasi merupakan d. Indera penghidu
struktur tulang di garis tengah, secara anatomi membagi Hidung bekerja sebagai indera penghidu karena adanya
organ menjadi dua hidung. Pada dinding lateral hidung mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior
terdapat konka dengan rongga udara yaitu meatus superior, dan sepertiga bagian atas septum nasi. Partikel bau dapat
media dan inferior.5,6 mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir
Ujung-ujung saraf olfaktorius menempati daerah kecil atau bila menarik nafas dengan kuat.4,7
pada bagian medial dan lateral dinding hidung dalam dan ke e. Resonansi suara
atas hingga kubah hidung. Deformitas struktur demikian pula Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara
penebalan atau edema mukosa berlebihan dapat mencegah ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan
aliran udara untuk mencapai daerah olfaktorius dan dengan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga
demikian dapat mengganggu penciuman.6 terdengar suara sengau (rinolalia).8
f. Proses bicara
Hidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata
dibentuk oleh lidah, bibir dan palatum mole. Pada
pembentukan konsonan nasal (m, n, ng) rongga mulut
tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran
udara.8
g. Refleks nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang
berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan
pernafasan. Contoh: iritasi mukosa hidung menyebabkan
refleks bersin dan nafas berhenti. Rangsangan bau tertentu
menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.8
Gambar 2. Anatomi hidung dan cavum nasi 5
Epitel olfaktorius adalah epitel berlapis semu berwarna
Fisiologi hidung kecoklatan dan terdiri dari tiga macam sel-sel saraf yaitu sel
Fungsi hidung antara lain untuk jalan nafas, alat penunjang, sel basal dan sel olfaktorius. Lamina propia di
pengatur kondisi udara (air conditioning), penyaring udara, daerah olfaktorius mengandung kelenjar olfaktorius
indera penghidu, resonansi suara, membantu proses bicara Bowman. Sel penunjang dan kelenjar Bowman (Graziadei)
a. Sebagai jalan nafas Diantara sel-sel penunjang terdapat sel olfaktorius yang
Saat inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu bipolar, sedangkan di bagian puncak sel terdapat dendrit yang
naik ke atas setinggi konka media kemudian turun kearah telah berubah bentuk dan melanjutkan diri ke permukaan
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus-September 2018 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2. Penderita sendiri (+), orang lain (-) atau bersama-sama dengan difteri faring, bersifat maligna
3. Penderita sendiri (-), orang lain (+) karena biasanya disertai gejala konstitusional. Discharge
Bila penderita sendiri tidak dapat membau, berarti biasanya bilateral, sanguinous, sering disertai ekskoriasi
ia mengalami anosmia. Bila orang lain tidak membau, berarti vestibulum nasi. Berdasarkan adanya difteri hidung benigna
bau tersebut subjektif. Keluhan bau busuk dari hidung anak dan maligna, maka jangan lupa memeriksa keadaan faring.
sering dikeluhkan oleh orang tua atau pengasuhnya. Gejala Bila masih ragu, sebaiknya dilakukan pemeriksaan
nasal discharge dengan foetor dapat bersifat unilateral atau laboratorium terhadap sekret hidung dan tenggorok.3
bilateral. Hal ini perlu sekali ditanyakan dalam anamnesis 4. Sinusitis
oleh karena anamnesis yang teliti dan terarah akan sangat Dapat terjadi pada anak-anak ataupun dewasa,
membantu kita dalam mencari kemungkinan diagnosis.3 dapat unilateral, atau bilateral. Pada anak-anak, discharge
Anamnesis perlu disesuaikan dengan pemeriksaan, yang banyak sering disertai infeksi pada adenoid dan alergi
salah satu pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah hidung. Pada anak-anak gejala yang sering ditemukan ialah:
menentukan apakah discharge purulent atau sanguinous, dan nasal obstruction, persistent mucopurulent discharge,
apakah discharge sangat banyak (profuse). Berdasarkan frequent colds. Berdasarkan adanya infeksi adenoid dan
adanya macam-macam kelainan/penyakit yang dapat alergi hidung, maka pada anak-anak gejala discharge
menimbulkan gejala foetor dapatlah disusun diagnosis tentunya lebih sering bilateral. Pada anak-anak diragukan
banding sebagai berikut : apakah penderita sendiri membau atau tidak, jadi penderita
1. Korpus alienum sendiri (±), orang lain (+). Penderita dewasa sering menyadari
Kebanyakan benda-benda kecil misalnya biji buah, adanya bau yang tidak enak dalam hidungnya, tetapi kadang-
manik-manik, kancing, karet penghapus, kelereng, kacang kadang hiposmia bila ada obstruksi dan bersifat
polong, batu dan kacang tanah. Kebanyakan ditemukan pada temporer.3,9,10
anak-anak dan biasanya unilateral. Bila benda tersebut belum 5. Ozaena
lama dimasukkan apatlah disusun diagnosis banding sebagai Disebut juga rhinitis chronica atrophicans cum
berikut : foetida. Karakteristiknya adalah adanya atropi mukosa dan
jaringan pengikat submukosa struktur fossa nasalis, disertai
adanya krusta yang berbau khas. Untuk kepentingan klinis
perlu ditetapkan derajat ozaena sebelum diobati, yaitu ringan,
sedang atau berat, karena derajat ozaena menentukan terapi
dan prognosisnya. Biasanya diagnosis ozaena secara klinis
tidak sulit. Adanya discharge yang berbau, bersifat bilateral,
terdapat krusta kuning kehijau-hijauan. Penyakit ini lebih
banyak menyerang wanita dari pada pria, terutama pada umur
10
Gambar 4. Korpus alienum pada hidung sekitar pubertas. Penderita sendiri mengalami anosmia,
sedang orang lain tidak tahan baunya.3
2. Rinolit
6. Nasofaringitis kronis
Rinolit juga dianggap sebagai benda asing tipe khusus
Di nasofaring terdapat jaringan limpoid, kadang-
yang biasanya terdapat pada orang dewasa. Garam-garam tak
kadang adenoid, dimana banyak tinggal bakteri-bakteri
larut dalam sekret hidung membentuk suatu masa berkapur
didalam kripti. Bila ada infeksi virus maka bakteri tersebut
sebesar benda asing yang tertahan lama atau bekuan darah.
menjadi virulen dan dapat meluas ke semua arah. Pada
Warna sedikit abu-abu, agak coklat atau hitam kehijau-
kebanyakan kasus penyakit ini bersifat self limiting, bila daya
hijauan. Konsistensi dapat lunak sampai keras dan rapuh atau
tahan tubuh baik penyakit segera sembuh. Tetapi dapat juga
porus. Seperti halnya dengan korpus alienum, biasanya
penyakit menjadi kronis dan discharge nasofaring menjadi
terdapat unilateral. Sekret sinus kronik dapat mengawali
purulen serta mulai timbul bau, hal ini mulai dirasakan oleh
terbentuknya masa seperti itu di dalam hidung.3,6,10
penderita sendiri. Penderita sering berusaha mengeluarkan
3. Difteri hidung
discharge di nasofaring yang dirasakan sangat mengganggu.
Ada 2 tipe difteri hidung yaitu: (1) primer: terbatas
Discharge pada nasofaringitis kronis bersifat bilateral.3
dalam hidung, bersifat benigna, ±2%, (2) sekunder: berasal
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus-September 2018 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Terapi operasi, radiasi atau kombinasi operasi dan 6. Hilger PA. Hidung: Anatomi dan Fisiologi Terapan
radiasi. 3 dalam: Boeis Buku Ajar Penyakit THT. Adam,
Boeis, Highler (eds). Jakarta: EGC.1997;174-176.
Prognosis 7. Dhingra PL. Disease of Ear, Nose and Throat. 4th
Prognosis untuk korpus alienum dan rinolit setelah ed. India: Elsevier. 2007;131.
pengangkatan korpus alienum dan rinolit pada umumnya 8. Soetjipto D, Mangunkusumo E. Sumbatan Hidung
baik. Prognosis untuk radang pada umumnya baik. Adanya dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
bermacam-macam antibiotika dapat memperkecil insidens, Tenggorok Kepala Leher. Soepardi EA, Iskandar N
komplikasi dan mortalitas.3 (ed). Jakarta: Balai Penerbit FKUI,2001;88-94.
Khusus untuk ozaena, prognosis tergantung dari 9. RS Dhillon, East CA. Ear Nose and Throat and
derajat ozaena sebelum diobati.3 Head and Neck Surgery. 2nd ed. London: Churchill
Ozaena ringan, dengan terapi konservatif atau Livingstone, 1999;32.
kombinasi konservatif dan operatif, prognosis baik, 10. Ghorayeb BY. Otolaryngology Houston.
dapat sembuh 100%. http://www.ghorayeb.com. [diakses tanggal 4
Pencegahan
Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya foetor ex nasi
adalah dengan:
a. menjaga kebersihan
b. mempertinggi daya tahan tubuh agar tidak
mudah terkena infeksi
c. mencegah terjadinya infeksi kronis 3
Daftar Pustaka
1. Mangunkusumo E. Gangguan Penghidu dalam:
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher. Soepardi EA, Iskandar N
(ed). Jakarta: Balai Penerbit FKUI,2001;130.
2. Leopold DA. Disorder of Taste and Smell.
http://www.emedicine.com. [diakses tanggal 4
Agustus 2018].
3. Soedarjatni. Foetor ex nasi. Maj Cermin Dunia
Kedokt. 1977;21-24.
4. Ballenger JJ. Hidung dan Sinus Paranasal dalam:
Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Leher. Jakarta: Binarupa Aksara,1994;1-2.
5. Encarta. Anatomy of The Nose.
http://www.encarta.msn.com/Anatomy of The
Nose.html. [diakses tanggal 4 Agustus 2018].