Anda di halaman 1dari 83

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Landasan Hukum


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok
Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3470);
4. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3888); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tantang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Tahun 86, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4412);
5. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4247);
6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten
Solok Selatan, dan Kabupaten Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat (Lembaran Negara Tahun
2003 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4348);
7. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3477);
8. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4411);
9. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
10. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4436),sebagaimana
telah diubah dengan Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5074);

11. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

I-1
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
12. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4444);
13. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4722);
14. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4723);
15. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Reublik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833);
17. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4851);
18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4966);
19. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5014);
20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4956);
21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
22. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5074);
23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
25. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan

I-2
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
26. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3034);
27. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4385);
28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4452);
29. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490);
30. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
31. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4624);
32. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 86,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4655);
33. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 86,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
34. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
35. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4987);
36. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5048);
37. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5086);
38. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098);
39. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 17,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5099);
40. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan

I-3
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1503);
41. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5110);
42. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111);
43. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5112);
44. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
45. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5160);
46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Analisis Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221);
47. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
48. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang
Daerah;
49. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
50. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman persetujuan Substansi
Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Provinsi dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya;
51. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Produk Hukum
Daerah;
52. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 630/KPTS/M/2008 tentang
Penetapan Ruas-ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri dan
Jalan Kolektor 1;
53. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 631/KPTS/M/2009 tentang
Penetapan Ruas – ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional;
54. Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.304/Menhut-II/2011 tentang Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Bukan Hutan seluas ± 96.904 (Sembilan Puluh Enam
Ribu Sembilan Ratus Empat)Hektar, Perubahan Antar Fungsi Kawasan Hutan Seluas ± 147.213
(Seratus Empat Puluh Tujuh Ribu Dua Ratus Tiga Belas) Hektar dan Penunujukan Bukan Kawasan
Hutan Menjadi Kawasan Hutan Seluas ± 9.906 (Sembilan Ribu Sembilan Ratus Enam) Hektar di
Propinsi Sumatera Barat;
55. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang.
56. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 7 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

I-4
Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah
Kabupaten Tahun 2010 Nomor 7 Seri D);
57. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pemerintahan Nagari
(Lembaran Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011 Nomor 8 Seri D); dan
58. Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) (Lembaran Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011 Nomor
11 Seri D);

1.2. Profil Kabupaten Pasaman Barat


1.2.1. Administrasi dan Fisiografi
1.2.1.1. Letak geografis
Kabupaten Pasaman Barat terletak pada 0°33' LU sampai 0°11' LS dan 99°10 BT sampai dengan 100°04
BT terdiri dari 11 Kecamatan, 19 Nagari dan 206 jorong. Secara administrasi dan geografis wilayah
Kabupaten Pasaman Barat dikelilingi oleh:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumut;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tigo Nagari dan Kecamatan Panti, Kabupaten
Pasaman;
 Sebelah Barat Kecamatan Samudera Hindia.

I-5
Gambar I. 1
Peta Orientasi Kabupaten Pasaman Barat (Peta Provinsi Sumatera Barat)

1.2.1.2. Luas Wilayah dan Jumlah Kecamatan


Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah-satu wilayah otonom yang ditetapkan berdasarkan Undang-
Undang No. 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan 3 (tiga) Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, yaitu :
1) Kabupaten Pasaman Barat;
2) Kabupaten Solok Selatan dan;

I-6
3) Kabupaten Dharmasraya.
Undang-Undang tersebut mulai berlaku secara efektif terhitung sejak tanggal 18 Desember 2003. Secara
simbolis pemekaran Kabupaten Pasaman Barat dari Kabupaten Pasaman diresmikan oleh Presiden pada
tanggal 7 Januari 2004 yang lalu.
Secara administratif Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan Undang-Undang No. 38 Tahun 2003 terdiri
dari 7 (tujuh) Kecamatan, yaitu :
1) Kecamatan Sungai Baremas;
2) Kecamatan Ranah Batahan;
3) Kecamatan Lembah Melintang;
4) Kecamatan Gunung Tuleh;
5) Kecamatan Pasaman;
6) Kecamatan Kinali; dan
7) Kecamatan Talamau.
Selanjutnya, berdasarkan Perda Kabupaten Pasaman Barat No. 4 Tahun 2003 dan Perda Kabupaten
Pasaman Barat No. 17, 18 dan 20, terjadi penambahan 4 kecamatan baru, yaitu :
1) Kecamatan Koto Balingka;
2) Kecamatan Sungai Aur;
3) Kecamatan Sasak Ranah Pasisie; dan
4) Kecamatan Luhak Nan Duo.

Untuk lebih jelasnya ke-11 kecamatan dan luas wilayah masing-masingnya dapat dilihat pada tabel 1.1 dan
gambar 1.2.dan gambar peta 1.3 berikut :

Tabel I. 1
Administrasi Kabupaten Pasaman Barat Menurut Kecamatan

No Luas
Kecamatan
(Km²) (% )
1. Sungai Beremas 422.49 11.18
2. Ranah Batahan 271.54 7.19
3. Koto Balingka 266.07 7.04
4. Sungai Aur 385.78 10.21
5. Lembah Melintang 261.15 6.91
6. Gunung Tuleh 512.89 13.57
7. Talamau 327.53 8.67
8. Pasaman 419.14 11.09
9. Luhak Nan Duo 168.82 4.47
10. Sasak Ranah Pasisie 117.19 3.10
11. Kinali 625.83 16.56

Luas Darat Kab. Pasaman Barat 3,778.43 100,00


Luas Laut Kab. Pasaman Barat 805.13
Kabupaten Pasaman Barat 4,583.56
Sumber : Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 50.000, BAKOSURTANAL

I-7
Koto Balingka 266.07
Kinali 625.83
Sungai Aur 385.78
Gunung Tuleh 512.89
Ranah Batahan 271.54
Pasaman 419.14
Talamau 327.53
Luhak Nan Duo 168.82
Lembah Melintang 261.15
Sungai Beremas 422.49
Sasak Ranah Pasisie 117.19
0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 700.00

Gambar I. 2
Grafik Luas Administrasi Kecamatan Di Kabupaten Pasaman Barat

Luas kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat yang terbesar adalah Kecamatan Kinali 625.83 Km²
(16,56%), dan Kecamatan terkecil luasnya adalah Kecamatan Sasak Ranah Pasisie 117,19 Km² (3,10%).
Dan luas laut Kabupaten Pasaman Barat adalah 805,13 Km².

I-8
Gambar I. 3
Peta Administrasi Kabupaten Pasaman Barat

1.2.2. Topografi
Topografi wilayah Kabupaten Pasaman Barat bervariasi antara datar, bergelombang dan bukit bergunung.
Kabupaten Pasaman Barat berada pada ketinggian 0 – 2.912 meter di atas permukaan laut. (dpl). Kondisi
topografi Kabupaten Pasaman Barat secara umum dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) kondisi sebagai
berikut :

I-9
1. coastal land/flat land, yaitu suatu daratan yang berawal dari garis pasang surut pada kontur elevasi
0 dengan kelerengan 0 - 3% menuju daratan pada ketinggian 5 meter dari permukaan laut. Satuan
topografi ini terdiri dari endapan pantai dan alluvial yang membentuk daratan rendah dan rawa-
rawa berlumpur seperti di daerah Sasak, Muara Bingung dan Air Bangis serta desa-desa lainnya di
pinggir pantai.

2. low land dengan daratan bergelombang elevasi di atas 15 meter dari permukaan laut, dengan
kelerengan 3 - 8% menuju kaki bukit yang terbebas dari areal pasang surut.

3. middle land merupakan daerah bergelombang yang berawal dari batas ter-tinggi low land menuju
kawasan perbukitan dengan kelerengan 8 - 15% mencapai elevasi 50 di atas permukaan laut.

4. up land merupakan areal perbukitan mempunyai ketinggian hingga 2.912 di atas permukaan laut,
sebagian besar merupakan wilayah kawasan lindung.

Wilayah topografi Kabupaten Pasaman Barat yang mempunyai bentang relatif datar adalah Kecamatan
Sungai Baremas. Sedangkan wilayah perbukitan terdapat di sebagian besar wilayah Kecamatan Pasaman,
Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Kinali dan Kecamatan Talamau. Berdasarkan data tingkat
kemiringan lahan (lereng), diperoleh komposisi kemiringan lahan (lereng) sebagai berikut :

Tabel I. 2
Ketinggian Wilayah Kecamatan Dari Permukaan Laut

No. Kecamatan Ketinggian dari Permukaan Laut


(m)
1 Kinali 0 – 2.190
2 Luhak Nan Duo 0 – 425
3 Sasak Ranah Pasisie 0 – 2.190
4 Pasaman 0 – 2.193
5 Talamau 110 – 2.913
6 Gunung Tuleh 26 – 1.824
7 Sungai Aur 0 – 2.197
8 Lembah Melintang 0 – 1.425
9 Koto Balingka 0 –1.575
10 Ranah Batahan 0 – 1.573
11 Sungai Baremas 0 – 2.179
Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS Kabupaten Pasaman Barat

Selain dari data di atas, berdasarkan hasil interpretasi dan analisis terhadap Peta Rupa Bumi yang
bersumber dari Bakosurtanal, diperoleh komposisi kemiringan lahan (lereng) sebagai berikut :

Tabel I. 3
Tingkat Kemiringan Lahan (Lereng) Kabupaten Pasaman Barat

Tingkat Luas
Simbol Kelas Lereng
Kemiringan ( Ha ) Persentase
A Datar 0 –15% 256.325 65,93%

B Berombak 15 – 25% 23.737 6,11%

I - 10
C Berbukit 25 – 40% 24.083 6,19%

D Bergunung > 40% 84.631 21,77%

Jumlah 388.777 100,00%


Sumber : Potensi Lahan Pasaman Barat

Gambar I. 4
Grafik Persentase Kemiringan Lahan Kabupaten Pasaman Barat

Secara umum, kawasan dengan tingkat kemiringan <8% dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan
permukiman, pertanian (sawah), dan kegiatan sosial budaya lainnya. Sedangkan kegiatan perkebunan
(terutama sawit dan karet) banyak memanfaatkan lahan dengan tingkat kemiringan >8%.

1.2.3. Geologi
Geologi wilayah Kabupaten Pasaman Barat dibentuk oleh endapan permukaan formasi batuan pegunungan.
Secara garis besar jenis formasi pegunungan yang membentuk endapan di Kabupaten Pasaman Barat
tersebut adalah sebagai berikut:
 Formasi Kuantan
 Formasi Teluk Kido
 Formasi Silungkang Anggota Batu Gamping
 Formasi Kuantan Anggota Batu Gamping
 Formasi Sihapas
 Formasi Telissa
 Formasi Kuantan Anggota Pawan
 Formasi Silungkang

Selain formasi yang disebutkan di atas, secara umum daya dukung batuan yang ada di Kabupaten Pasaman
Barat bervariasi dari rendah sampai tinggi. Daya dukung masing-masing jenis batuan dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel I. 4
Jenis Batuan Dan Daya Dukung

No. Simbol Jenis Batuan Daya Dukung KPA

1. Qtau Aliran yang tak teruraikan; jenis batuan Daya dukung 75-200
vulkanik yang tak dipisah aliran lahar, rendah

I - 11
No. Simbol Jenis Batuan Daya Dukung KPA

fanglomerat dan endapan koluvium


2. Qh Alluvium; terdiridari lempung, pasir, kerikil, Daya dukung 100-200
pasir dan bongkahan rendah – sedang
3. Qt Kipas alluvium; terdiri rombakan batuan Daya dukung 75-600
andesit berupa bongkahan dari gunung api sedang – tinggi
4. Qtt Tufa Kristal; Jenis batua tufa basal, tufa abu, Daya dukung 600-1000
lapili, tufa basal berkaca, dan pecahan lava . sedang – tinggi
5. Qta dan QTp Andesit dan Tufa Daya dukung 600-1000
sedang – tinggi
6. PTls Batu Gamping; dari lunak sampai keras Daya dukung 1000-4000
sedang – tinggi
7. PTps Fillit, kwarsit, batu lanau meta. Lokasi Daya dukung 600-1000
terlihat pada singkapan sekitar Koto Lalang sedang
jalan ke arah Solok yang mendasari bukit-
bukit dan pegunungan yang landai
Sumber : Geologi Teknik Sipil, Drs. P.N.W. Verhoef

Berdasarkan peta Geologi Kabupaten Pasaman Barat dan sekitarnya, maka wilayah ini dibagi menjadi
beberapa secara genetik dan paratemis, yaitu :
Satuan Geomorfologi Lipat–Patahan yang meliputi 40% dari seluruh wilayah kabupaten Pasaman Barat.
Satuan Morfologi Perbukitan Karts yang tersebar setempat-setempat yang mencover sebanyak 10%
coverage.
Satuan dataran Pantai dan Aluvial yang meliputi 50%, yang menyebar dari Barat ke Timur.

I - 12
Gambar I. 5
Peta Struktur Batuan Kabupaten Pasaman Barat

Patahan geologi/struktur geologi yang dominan pada daerah Pasaman Barat adalah Sesar Great Sumatera
Fault Zone yang terdiri dari sesar turun, lipatan, sesar geser. Ada kelurusan-kelurusan sesar seperti sesar
yang melintang dari Gunung Malintang dan Gunung Talamau, berupa pola-pola kelurusan dari mofologi
dan sesar, hanya tidak aktif. Pola kelurusan ini merupakan akibat dari pengaruh gaya pada sesar
Semangko/Sesar Sumatera yang sangat aktif.

I - 13
Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka daerah Pasaman Barat, khususnya daerah bagian Barat Daya–
Barat Laut yang mengikuti arah Pulau Sumatera dipengaruh oleh sesar Sumatera. Daerah bagian Selatan
walaupun aman tetapi daerah pantai Pasaman Barat harus waspada dari gelombang Tsunami.

Secara geomorfologis, Kabupaten Pasaman Barat dan sekitarnya dibagi menjadi beberapa genetik dan
paratemis, yaitu :
 Satuan geomorfologi lipat–patahan 40% dari seluruh wilayah Kabupaten Pasaman Barat.
 Satuan morfologi perbukitan karts tersebar setempat-setempat melingkupi wilayah telitian 10%
coverage.
 Satuan dataran pantai dan alluvial 50% menyebar dari Barat ke Timur
Secara geohidrologi daerah Kabupaten Pasaman Barat mayoritas merupakan daerah vulkanik bagian lain
merupakan batuan beku, sedimen dan lain-lain.

Catchment area yang mengalir dari Utara ke Selatan dan bagian utara berasal dari Gunung Pasaman Barat
dan Gunung Talamau. Daerah pegunungan mayoritas daerah sedimen dan sebagian daerah breksi batuan
vulkanik dan sebagian lagi batuan beku asam dengan produktivitas yang sedang sampai rendah.

1.2.4. Klimatologi

Kabupaten Pasaman Barat secara geografis berada di kawasan pesisir pantai barat Sumatera yang
menyebabkan suhu udara selalu panas dan lembab. Suhu udara Kabupaten Pasaman Barat berkisar 20ºC -
26ºC dengan kelembaban udara sekitar 88%. Kecepatan angin di wilayah darat minimal 4 km/jam dan
maksimal 20 km/jam. Dari hasil pemantauan Stasiun Meterologi, pada tahun 2008 curah hujan berkisar
antara 48 mm - 691 mm dengan rata-rata curah hujan 345 mm/bulan, sedangkan jumlah hari hujan berkisar
antara 6 - 22 hari dengan rata-rata hari hujan 10 hari/bulan.

Berdasarkan dari iklim di atas maka menurut Ferguson dan Scenet, Kabupaten Pasaman Barat tergolong
pada jenis/tipe iklim A (sangat basah) atau tropika basah.

Tabel I. 5
Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2008

Stasiun
No. Bulan Curah Hujan dan Hari Hujan
Simpang Tigo Suka Menanti
Curah Hujan (mm) 493 87
1. Januari
Hari Hujan 12 10
Curah Hujan (mm) 413 200
2. Februari
Hari Hujan 10 14
Curah Hujan (mm) 383 207
3. Maret
Hari Hujan 10 12
Curah Hujan (mm) 434 255
4. April
Hari Hujan 8 18
Curah Hujan (mm) 250 143
5. Mei
Hari Hujan 7 13
Curah Hujan (mm) 394 111
6. Juni
Hari Hujan 9 10
7. Juli Curah Hujan (mm) 330.1 74

I - 14
Hari Hujan 1 10
Curah Hujan (mm) 291 90
8. Agustus
Hari Hujan 8 11
Curah Hujan (mm) 15.6 150
9. September
Hari Hujan 6 14
Curah Hujan (mm) 524 565
10. Oktober
Hari Hujan 17 24
Curah Hujan (mm) 264.8 133
11. November
Hari Hujan 7 7
Curah Hujan (mm) 115 53
12 Desember
Hari Hujan 3 5
Curah Hujan (mm) 345 265
Rata-Rata
Hari Hujan 10 15
Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS, Kabupaten Pasaman Barat

I - 15
Gambar I. 6
Peta Curah Hujan Kabupaten Pasaman Barat

1.2.5. Hidrologi

Hidrologi yang dimiliki oleh Kabupaten Pasaman Barat yaitu berupa sungai, yang berasal dari 11
kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat. Sungai yang melintas di Kabupaten Pasaman Barat

I - 16
terdiri dari sungai besar dan sungai kecil yang berpola dendritik. Lebih dari 100 sungai yang mengalir di
wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

Berdasarkan informasi yang diperoleh potensi cekungan air tanah (hidrogeologi) yang terpantau, air tanah
bebas 445 juta m3/tahun dan air tanah tertekan 65 juta m3/tahun. Umumnya sungai-sungai besar dan kecil
yang ada di wilayah Kabupaten Pasaman Barat ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan tinggi permukaan
laut. Kondisi ini yang mengakibatkan cukup banyak bagian wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang rawan
terhadap banjir/genangan. Karakteristik sungai yang terdapat di wilayah Kabupaten Pasaman Barat dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel I. 6
Nama Sungai Di Kabupaten Pasaman Barat

No Kecamatan Sungai

1 Sungai Beremas 1) Batang Pardantiangan 19) Anak Air Bunga Tanjung I


2) Batang Bamban 20) Anak Air Bunga Tanjung II
3) Batang Tomak 21) Anak Air Pematang Gunung
4) Sungai Pinang 22) Air Sepi
5) Batang Pakau 23) Air Suak
6) Air Ganggang 24) Pincuran Mingkudu
7) Air Runding 25) Titian Biduk
8) Anak Air Kamang Gadang 26) Air Sibunian
9) Batang Sopan 27) Anak Air Kampung Padang
10) Anak Air Tandikek 28) Anak Air Pati Bubur
11) Air Geringging 29) Batang Tamiang Ampalu
12) Air Balam 30) Batang Ampalu
13) Air Salak 31) Anak Air Simpang Kanan
14) Air Tangguli 32) Anak Air Kemuning
15) Air Banjar Alang 33) Danau Jernih
16) Air Kampung Alai 34) Danau Jernih
17) Air Kampung Pinang 35) Batang Air Simpang Betung
18) Air Tengah 36) Batang Penggambira

No Kecamatan Sungai

2 Ranah Batahan 37) Batang Paraman Mudik 48) Air Talang


38) Batang Batahan 49) Batang Simpang Tolang
39) Batang Air Paraman Sawah 50) Air Doli-Dolin
40) Batang Siduampan 51) Batang Lapin Kuning
41) Air Simpang Tarap 52) Air Lembut
42) Air Simpang Tolang 53) Air Pigogah
43) Air Pasak 54) Sungai Sariak
44) Batang Silaping 55) Anak Air Sigantang Mudiak
45) Air Batu 56) Aek Napal
46) Batang Muara Gobing 57) Batang Tamiang

I - 17
No Kecamatan Sungai

47) Batang Partandangan


3 Koto Balingka 58) Batang Air Balam 67) Air Parumpangan
59) Batang Sikabau 68) Air Kagulungan
60) Batang Siduampan 69) Air Talang
61) Batang Lapu 70) Air Danau Karuah
62) Batang Sopan 71) Air Sasak
63) Batang Muara Labung 72) Air Pining Rayan
64) Batang Garuntang 73) Batang Lapu Kecil
65) Air Siburuih 74) Air Geringging
66) Air Danau 75) Batang Penggambiran
4 Lembah Melintang 76) Batang Bayang 80) Batang Maligi
77) Batang Tengah 81) Batang Air Haji
78) Batang Sikabau 82) Batang Sontang
79) Sungai Danau
5 Sungai Aur 83) Batang Sikilang 93) Batang Sijanih
84) Batang Air Haji 94) Batang Simpang
85) Batang Tomang 95) Batang Balerang Gadang
86) Batang Cubadak 96) Air Putih
87) Batang Kasiak Putih 97) Batang Kamuning
88) Batang Garingging 98) Batang Marokek
89) Batang Sopan Bawah 99) Batang Malancar
90) Batang Maligi 100) Batang Paraman
91) Batang Sontang 101) Batang Simpang Beringing
92) Batang Tinggiran 102) Batang Bangai
6 Gunung Tuleh 103) Batang Alin 107) Batang Saligawan
104) Batang Kabau Alin 108) Batang Timbalak
105) Batang Kenaikan 109) Batang Pulutan
106) Sungai Batutu
Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS

Kondisi geohidrologi daerah Pasaman Barat mayoritas adalah daerah vulkanik dan sebagian berupa daerah
batuan beku, sedimen dan lain-lain. Catchment area mengalir dari Utara ke Selatan. Air berasal dari
Gunung Tamanan dan Gunung Talamau.

Daerah Pasaman Barat yang berada pada daerah pegunungan mayoritas daerah sedimen dan sebagian
daerah breksi batuan vulkanik dan sebagian batuan beku asam, dengan produlktivitas yang sedang sampai
rendah. Daerah yang terdiri dari dataran rendah sampai aluvial sungai, umumnya berada pada daerah
konglomerat/breksi dan batuan berporous.

I - 18
Gambar I. 7
Peta DAS Kabupaten Pasaman Barat

1.2.6. Penggunaan lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari lahan sawah dan lahan bukan sawah (lahan
kering dan lahan lainya). Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari sudut penggunaan lahan yang cukup besar
(diluar areal hutan) adalah perkebunan rakyat yaitu sebesar 71.338 Ha (18,65%) dan kegiatan perkebunan
besar seluas 69.541 ha (18,18%), sedangkan penggunaan lahan terendah adalah untuk kawasan industri

I - 19
seluas 1.120 Ha (0,29%). lebih jelasnya penggunaan lahan Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel I. 7
Penggunaan Lahan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2008

Luas Lahan
No. Jenis Penggunaan
(Ha) Persentase
1 Perkampungan 8.344 2,15%
2 Kawasan Industri 1.120 0,29%
3 Sawah
a. Irigasi 15.904 4,09%
b. Tadah Hujan 11.156 2,85%
4 Tegalan/Ladang 7.413 1,96%
5 Kebun Campuran 13.939 3,69%
6 Perkebunan Rakyat 71.338 18,88%
7 Perkebunan Besar 69.541 18,40%
8 Hutan 121.589 32,18%
9 Tanah Belukar 30.045 7,95%
10 Tanah Rusak 2.109 0,55%
11 Perairan 20.707 5,48%
12 Lain-lain 4.645 1,23%
Jumlah 377.843 100,00%
Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS Kabupaten Pasaman Barat

Lain-lain

Kawasan Industri

Tanah Rusa k

Tegalan/Ladang

Perkampungan

Sawah Tadah Hujan

Kebun Campuran

Sawah Irigasi

Perairan

Tanah Belukar

Perkebunan Besar

Perkebunan Rakyat

Hutan

0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000

L U A S (Ha)

Gambar I. 8
Grafik Penggunaan Lahan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2008

I - 20
Gambar I. 9
Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pasaman Barat

Karakteristik penggunaan lahan Kabupaten Pasaman Barat dapat digambarkan dalam beberapa uraian
berikut ini :

a. Secara umum, wilayah Kabupaten Pasaman Barat dapat dibagi menjadi 3 (tiga) karakteristik
penggunaan lahan, yaitu :

I - 21
1) Kawasan Hutan yang sebagian besar adalah Hutan Lindung.

2) Kawasan Transisi yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan sebagian masih berupa
semak/alang-alang.

3) Kawasan Perkotaan yang didominasi oleh permukiman, sarana sosial-ekonomi-budaya dan


prasarana perkotaan.

b. Penggunaan lahan di kawasan Pusat Kota Kabupaten tidak mengalami perubahan yang berarti,
namun terlihat semakin tinggi intensitasnya.

c. Kecenderungan perkembangan fisik yang mengikuti pola jaringan jalan-jalan utama (ribbon-type
development) berkembang menjadi semakin menebal dan padat sehingga membentuk koridor
pembangunan.

d. Perkembangan fisik di sepanjang pantai akan dapat dikendalikan dengan pembangunan jalan
sepanjang pantai.

e. Keberadaan Pelabuhan Teluk Tapang mendorong perkembangan fisik di kawasan tersebut,


terutama di sepanjang jalan-jalan utama.

Profil pemanfaatan ruang sepanjang pesisir, lautan dan pulau-pulau kecil adalah :

a. Kawasan pesisir pantai wilayah Kabupaten Pasaman Barat sebagian besar telah dimanfaatkan untuk
kawasan permukiman beserta fasilitasnya mencapai 60% dari panjang pantai yang ada.
Permukiman di sepanjang pantai dapat dikelompokan menjadi dua (2), yaitu: permukiman yang
padat terdapat di Kecamatan Sungai Beremas, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie dan Kecamatan
Kinali; dan permukiman yang kurang padat berada pada Kecamatan Koto Balingka, dan
Kecamatan Lembah Malintang.

b. Ruang lautan, pesisir dan pulau-pulau kecil telah dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan dan
budidaya, pengolahan ikan dan prasarana dan sarana penunjang, seperti pangkalan pendaratan ikan
dan pelabuhan. Pemanfataan lautan sebagai kawasan penangkapan dibagi dalam tiga (3) zona yaitu:

1) Zona Perairan Pantai; yaitu daerah penangkapan ikan sampai dengan kedalaman perairan 25
meter.

2) Zona Perairan Lepas Pantai; daerah penangkapan ikan dengan kedalaman perairan 25 sampai
200 meter. Pemanfaatan perairan lepas pantai masih sangat rendah karena penggunaan alat
dengan teknologi maju sangat terbatas.

3) Zona Perairan Laut Dalam; yaitu daerah penangkapan ikan pada peraiaran kedalaman lebih
dari 200 meter. Penangkapan pada perairan laut dalam masih sangat terbatas. Perairan laut
dalam mempunyai potensi ikan tuna dan cakalang yang dapat dipasarkan dalam negeri
maupun untuk ekspor.

c. Kawasan pesisir memiliki peranan penting untuk pengembangan sektor transportasi laut. Di
kawasan pesisir Kabupaten Pasaman Barat terdapat Pelabuhan Teluk Tapang yang berfungsi
sebagai pelabuhan, hutan tanaman industri dan perkebunan.

d. Pemanfaatan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil untuk kegiatan pariwisata. Lokasi yang potensial
untuk pengembangan wisata kawasan pesisir di Kabupaten Pasaman Barat adalah di Muaro
Bingung, Sasak, Sikilang dan Air Bangis.

e. Pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau kecil untuk sektor pertanian umumnya adalah perkebunan
kelapa dan kelapa sawit.

I - 22
f. Di sepanjang pesisir terdapat berbagai ekosistem yang spesifik seperti, hutan bakau, padang lamun,
terumbu karang dan estuaria, yang sangat penting bagi keberlangsungan sumber daya perikanan.

1.2.7. Kependudukan
1.2.7.1 Jumlah dan Sebaran Penduduk
Jumlah penduduk di Kabupaten Pasaman Barat pada Tahun 2008 adalah 333.192 jiwa dengan komposisi
168.032 jiwa laki-laki dan 165.160 jiwa perempuan. Penduduk tersebut tersebar pada 11 (sebelas) kecamatan
di Kabupaten Pasaman Barat. Jika dilihat dari distribusi penduduk per kecamatan, jumlah penduduk terbesar
berdomisili di Kecamatan Pasaman yakni 53.690 jiwa. Diikuti oleh Kecamatan Kinali dengan jumlah
penduduk 53.419 jiwa dan Kecamatan Lembah Melintang 38.988 jiwa.

Sedangkan Kecamatan Sasak Ranah Pasisie dengan jumlah penduduk 12.990 jiwa merupakan kecamatan
terkecil jumlah penduduknya di Kabupaten Pasaman Barat. Pada tahun 2008 jumlah rumahtangga di
Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 78.499 rumahtangga. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
didapat rata-rata penduduk per rumahtangga pada tahun 2008 di Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 4
jiwa/rumah tangga.

Tabel I. 8
Jumlah Penduduk Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2008

Jumlah
Luas Daerah
No. Kecamatan Rumah
Km2 Nagari Penduduk
Tangga
1 Sungai Beremas 422.49 1 5.146 20.536
2 Ranah Batahan 271.54 2 5.302 21.862
3 Koto Balingka 266.07 1 6.665 23.555
4 Sungai Aua 385.78 1 7.426 28.716
5 Lembah Melintang 261.15 1 8.806 38.988
6 Gunung Tuleh 512.89 2 5.473 25.760
7 Talamau 327.53 3 6.751 19.689
8 Pasaman 419.14 3 12.282 53.690
9 Luhak Nan Duo 168.82 2 8.265 33.987
10 Sasak Ranah Pasisie 117.19 1 2.797 12.990
11 Kinali 625.83 2 9.586 53.419
Jumlah 3.778,43 19 78.499 333.192
Sumber : Peta Rupa Bumi Indonesia, Skala 1 : 50.000, BAKOSURTANAL dan Pasaman Barat Dalam
Angka 2009, BAPPEDA dan BPS Kabupaten Pasaman Barat

1.2.7.2 Perkembangan Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan faktor utama perencanaan, sehingga pengetahuan akan kegiatan dan perkembangan
penduduk merupakan bagian pokok dalam penyusunan rencana. Analisis kependudukan merupakan faktor
utama untuk mengetahui ciri perkembangan suatu daerah, sehingga data penduduk masa lampau sampai
tahun terakhir sangat diperlukan dalam memproyeksikan keadaan pada masa mendatang. Salah satu yang
penting dalam analisis penduduk yaitu mengetahui jumlah penduduk di masa yang akan datang.

I - 23
Kabupaten Pasaman Barat dengan luas wilayah 3.887,77 Km2 yang terbagi ke dalam 11 (sebelas)
kecamatan berdasarkan data tahun 2003, jumlah penduduknya mencapai 316.717 jiwa dan tahun 2008
sekitar 333.192 jiwa. Dengan demikian laju pertumbuhan penduduk periode tahun 2003 – 2008 adalah
1,03%. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan dan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten
Pasaman Barat dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

Tabel I. 9
Perkembangan Penduduk Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2003 – 2008

Jumlah Penduduk (Jiwa)


No Kecamatan
2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 Sungai Beremas 19.522 19.758 20.231 20.710 20.203 20.536
2 Ranah Batahan 20.781 21.033 21.746 22.046 21.507 21.862
3 Koto Balingka 22.390 22.662 22.713 23.754 23.173 23.555
4 Sungai Aua 27.295 27.627 28.779 28.958 28.250 28.716
5 Lembah Melintang 37.061 37.510 38.674 39.317 38.356 38.988
6 Gunung Tuleh 18.716 18.943 19.051 25.977 25.342 25.760
7 Talamau 24.486 24.783 25.575 19.856 19.370 19.689
8 Pasaman 51.035 51.654 52.712 54.143 52.819 53.690
9 Luhak Nan Duo 32.307 32.699 33.265 34.274 33.436 33.987
10 Sasak Ranah Pasisie 12.348 12.497 12.542 13.099 12.779 12.990
11 Kinali 50.776 51.393 53.367 53.869 52.552 53.419
Jumlah 316.717 320.559 328.655 336.003 327.787 333.192
Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS Kabupaten Pasaman Barat

Gambar I. 10
Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2003 - 2008
400,000 3 2
5 0 7 9
7 9 5 ,0 8 1
1 5 ,6 6 ,7 ,
7 ,5 8 3 7 3
, 0 2 3 2 3
350,000 6 2 3 3 3
1 3
3

300,000
Sungai Beremas
Ranah Batahan
Koto Balingka
250,000
Sungai Aua
Lembah Melintang
Gunung Tuleh
200,000
Talamau
Pasaman
Luhak Nan Duo
150,000
Sasak Ranah Pasisie
Kinali
KABUPATEN
100,000

50,000

0
2003 2004 2005 2006 2007 2008

Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS Kabupaten Pasaman Barat

I - 24
Tabel I. 10

Perkembangan Jumlah Penduduk Dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2003 – 2008

Tahun Jumlah Penduduk Laju


(Jiwa) Pertumbuhan
2003 316.717 -

2004 320.559 1,21%

2005 328.655 2,53%

2006 336.003 2,24%

2007 327.787 -2,45%

2008 333.192 1,65%

Laju Pertumbuhan Rata-


1,04%
Rata 2003 - 2008
Sumber Pasaman Barat Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS Kabupaten Pasaman Barat

3,00%
2,53%
2,24%

2,00% 1,65%

1,21%

1,00%

0,00%
2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008

-1,00%

-2,00%
-2,45%

-3,00%

Gambar I. 11
Grafik Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2003 - 2008

1.2.7.3 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan kepadatan bruto (kepadatan berdasarkan
perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah) tahun 2008 adalah 88 jiwa/Km2. Penduduk terpadat
terdapat di Kecamatan Luhak Nan Duo dengan kepadatan penduduk 201 jiwa/Km2, diikuti oleh Kecamatan
Pasaman dengan kepadatan 128 jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten
Pasaman Barat pada Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

I - 25
Tabel I. 11

Kepadatan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2008

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk


No Kecamatan
(Jiwa) Per Nagari (Jiwa/Km2) Per Rumah Tangga
1 Sungai Beremas 20.536 20.203 49 4
2 Ranah Batahan 21.862 10.754 81 4
3 Koto Balingka 23.555 23.173 89 4
4 Sungai Aua 28.716 28.250 74 4
5 Lembah Melintang 38.988 38.356 149 4
6 Gunung Tuleh 25.760 12.671 50 5
7 Talamau 19.689 6.457 60 3
8 Pasaman 53.690 17.606 128 4
9 Luhak Nan Duo 33.987 16.718 201 4
10 Sasak Ranah Pasisie 12.990 12.779 111 5
11 Kinali 53.419 26.276 85 6
Jumlah 333.192 17.536 88 4
Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS Kabupaten Pasaman Barat

Lembah Melintang 149

Pasaman 128

Luhak Nan Duo 201

Sungai Beremas 49

N Kinali 85
A
T
A
M Sasak Ranah Pasisie 111
A
C
E
K Sungai Aua 74

Gunung Tuleh 50

Talamau 60

Ranah Batahan Gambar I. 12 81

Grafik Kepadatan Penduduk Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2008


Koto Balingka 89
Secara umum tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Pasaman Barat masih relatif sangat rendah
0 50 100 150 200
dibandingkan dengan daerah lainnya, dikarenakan perbandingan antara jumlah penduduk dan luas
KEPADATAN
wilayahnya sangat kecil. Selain itu penyebaran permukiman penduduk PENDUDUK
masih terkonsentrasi pada(Jiwa/Km2)
daerah
kota kabupaten atau daerah pusat kegiatan ekonomi.

I - 26
1.2.8 Kawasan Rawan Bencana
1.2.8.1 Kawasan Rawan Tanah Longsor

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau
material yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan tanah,
umumnya gerakan tanah yang terjadi adalah longsor bahan rombakan (debris avalanches) dan nendatan
(slumps/rotational slides). Gaya-gaya gravitasi dan rembesan (seepage) merupakan penyebab utama
ketidakstabilan (instability) pada lereng alami maupun lereng yang di bentuk dengan cara penggalian atau
penimbunan.

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun
lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun
secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alami dan manusia. Kondisi alam yang menjadi faktor
utama terjadinya longsor antara lain :
 Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, struktur sesar
dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan gunung api.
 Iklim : curah hujan yang tinggi.
 Keadaan topografi : lereng yang curam.
 Keadaan tata air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan
tekanan hidrostatika.
 Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.

Gejala umum terjadinya tanah longsor :


 Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing;
 Biasanya terjadi setelah hujan;
 Munculnya mata air baru secara tiba-tiba;
 Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

Kawasan longsor di wilayah Pasaman Barat hanya terdapat di Kecamatan Talamau yang dilintasi jalan
menuju Lubuk Sikaping (Kabupaten Pasaman). Namun kawasan rawan atau potensial mengalami longsor
dengan kategori tanah dengan erosi tingkat tinggi meliputi di Kecamatan Gunung Tuleh, Talamau,
Pasaman, Luhak Nan Duo dan Kinali. Khusus untuk Kecamatan Gunung Tuleh lebih disebabkan jenis
batuan yang mempunyai porositas tinggi berupa batu gamping. Kawasan dengan erosi sedang adalah
kawasan perbukitan yang berada di bagian utara dan timur wilayah Pasaman Barat yang meliputi
Kecamatan Sungai Beremas, Ranah Batahan, Koto Balingka, Lembah Melintang, Sungai Aua, Gunung
Tuleh, Talamau, Pasaman, Luhak Nan Duo dan Kinali

1.2.8.2 Kawasan Rawan Gelombang Pasang

sebagaimana diketahui bahwa sepanjang barat pantai Sumatera merupakan merupakan kawasan rawan
gelombang pasang. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sungai Beremas, koto Balingka, Sungai Aua, Sasak
Ranah Pasisie, Luhak Nan Duo dan Kinali

1.2.8.3 Kawasan Rawan Banjir


Secara alamiah, pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan di atas normal,
sehingga sistim pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran
drainase dan kanal penampung banjir buatan tidak mampu menampung akumulasi air hujan sehingga
meluap. Kemampuan/daya tampung sistem pengaliran air berkurang akibat sedimentasi, maupun

I - 27
penyempitan sungai akibat fenomena alam dan manusia. Secara umum pada sebuah sistem aliran sungai
yang memiliki tingkat kemiringan (gradien) sungai yang relatif tinggi (lebih dari 30%) apabila di bagian
hulunya terjadi hujan yang cukup lebat, maka potensi terjadinya banjir bandang relatif tinggi. Sedangkan
curah hujan adalah salah satu faktor pemicu.

Bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Pasaman Barat menurut data analisis kebencanaan adalah
banjir. Hal ini disebabkan karakteristik lahan berupa satuan bentuk lahan yang memiliki topografi dataran
dan cekungan pada daerah aliran sungai (DAS). Daerah dataran banjir ini memiliki ciri-ciri berupa
topografi yang datar dan umumnya berada di sekitar daerah aliran sungai (DAS) yang memiliki potensial
materialnya berupa pasir dan kerikil yang masih segar atau belum mengalami pelapukan. Kawasan yang
teridentifikasi rawan terhadap banjir di Kabupaten Pasaman Barat yaitu Kecamatan Sasak Ranah Pasisie,
Kecamatan Pasaman, Kecamatan Luhak Nan Duo dan Gunung Tuleh.

1.2.8.4 Bahaya Tsunami

Seluruh bagian pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan kawasan rawan bahaya tsunami yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori zona kerawanan yaitu :

 Zona Kerawanan tinggi, wilayah dengan jarak garis pantai 50 m, sepanjang pantai dengan
ketinggian kontur kurang dari 10 m dpl.
 Zona Kerawanan menengah yaitu daerah sepanjang pantai dengan kontur ketinggian 10 – 15 m
dpl, dengan kemiringan lereng cukup terjal.
 Zona kerawanan rendah yaitu wilayah sepanjang pantai dengan ketinggian 15 – 30m dpl, dengan
morfologi curam dan relief tinggi atau berbukit, dan daerah ini dapat dimanfaatkan untuk evakuasi
dan lokasi pengungsian.
Berdasarkan kriteria diatas, maka zona kerawanan tsunami meliputi kecamatan-kecamatan berikut.

 Zona Kerawanan tinggi, meliputi Kecamatan Sei Beremas bagian timur, Kecamatan Koto Balingka,
Kecamatan sungai Aua, Sasak ranah Pasisie, Luhak Nan Duo dan Kinali
 Zona Kerawanan menengah meliputi Kecamatan Sei Beremas, Koto Balingka, Sungai Aua, Sasak
Ranah Pasisie dan Kinali.
 Zona kerawanan rendah meliputi Kecamatan Sei Beremas, Koto Balingka, Sungai Aua dan Kinali.

Secara grafis ketiga kategori kawasan kerawanan tsunami di Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada
Gambar 4.xx Peta Kawasan Rawan Bencana.

1.2.8.5 Bahaya Gempa

Mengingat lokasi Pasaman Barat yang berada pada dua patahan besar yaitu pertemuan lempeng eurosia dan
australia dengan jalur patahan Semangko Besar (ring of fire) dan berdasarkan rekam jejak kejadian gempa,
seluruh wilayah Kapuaten Pasaman Barat merupakan kawasan rawan gempa.

Gerakan Tanah; berdasarkan peta gerakan tanah, dimana intensitas gerakan dikelompokkan menjadi tiga
zona kerentanan gerakan tanah, yaitu :

 Zona gerakan kerentanan gerakan tanah tinggi berada di bagian utara Kecamatan Ranah Batahan,
Koto Balingka, Lembah Melintang, Sungai Aua, ssebagian besar Kecamatan Gunung Tuleh,
seluruh kecamatan Talamau, bagian timur Kecamatan Pasaman, Luhak Nan Duo dan bagian utara
Kecamatan Kinali.
 Zona gerakan kerentanan gerakan tanah sedang meliputi Kecamatan Sei Beremas, Ranah Batahan,
Koto Balingka, Sungai Aua dan sebagian kecil Kecamatan Gunung Tuleh

I - 28
 Zona gerakan kerentanan gerakan tanah rendah meliputi Kecamatan Sei Beremas, Koto Balingka,
Lembah Melintang, Sungai Aua, bagian barat Kecamatan Gunung Tuleh, Pasaman, Sasak Ranah
Pasisie, Luhak Nan Duo dan Kinanti.

1.2.8.6 Patahan

Di kebupaten Pasaman Barat terdapat patahan aktif dan patahan pasif. Patahan ini akan menimbulkan
kerusakan bangunan di atasnya bila terjadi gempa. Untuk jalur patahan aktif minimal harus disediakan
sempadan 200 meter kiri kanan patahan. Sedangkan areal yang juga tidak kalah berbayahanya adalah areal
pertemuan antar patahan yang belum tersambung. Adapun kawasan yang dilalui oleh patahan aktif di
bagian utara wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang sebagian besar berada pada kawasan lindung atau
yang harus di konservasi karena mempunyai kelerengan diatas 40%. Patahan diluar kawasan lindung
terdapat di bagian barat Kecamatan Sei Beremas, dan itupun merupakan patahan pasif.

I - 29
Gambar I. 13
Peta Rawan Banjir, Longsor, dan Tsunami Kabupaten Pasaman Barat

I - 30
Gambar I. 14
Peta Gerakan Tanah dan Patahan Kabupaten Pasaman Barat

I - 31
1.2.9 Sumber Daya Lahan
1.2.9.1 Kehutanan Kawasan Konservasi dan hutan produksi
Sumberdaya alam berupa lahan hutan di wilayah Kabupaten Pasaman Barat berupa hutan Hutan Lindung,
cagar alam dan hutan produksi tetap dan terbatas dalam beberapa tahun terakhir ini tidak mengalami
penyusutan luas area. Produksi yang dihasilkan hutan kabupaten Pasaman Barat berupa produksi kayu
bulat, kayu persegi, rotan, manau dan sarang burung.

Tabel I. 12
Luas Areal Hutan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2006-2009

Luas Areal Hutan (Ha)


No Jenis Hutan
2006 2007 2008 2009 2010

1 Hutan Suaka Alam Wisata (HSAW) 46,00 46,00 46,00 46,00 -

2 Hutan Lindung (HL) 93.012,41 93.012,41 93.012,41 93.012,41 88.510

3 Hutan Produksi Tetap (HP) 13.744,48 13.744,48 13.744,48 13.744,48 19.348

4 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 21.054,11 21.054,11 21.054,11 21.054,11 6.768

5 Hutan Produksi Konservasi (HPK) - - - - 2.665

6 Lainnya 260.890,00 260.890,00 260.890,00 260.890,00 260.552

JUMLAH 388.747,00 388.747,00 388.747,00 388.747,00 3778.43

Sumber : Profil Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009 dan Kabupaten Pasaman Dalam
Angka 2009

Tabel I. 13

Produksi Kayu Dan Hasil Hutan Yang Dihasilkan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2008

Kayu Kayu Sarang


Rotan Manau Provisi Sumber Daya Hutan
No. Kecamatan Bulat Persegi Burung
(Kg) (Batang) (Rp)
(M³) (M³) (Kg)
1 Sungai Beremas 2.512,29 1.195,54 - - - 4.392,78
2 Ranah Batahan - - - - - -
3 Koto Balingka 223,12 213,42 - - - 5.794,80
4 Sungai Aua 149,00 162,00 - - - 2.000,00
Lembah
5 129,00 138,47 39.000 14.500 - 2.648,00
Melintang
6 Gunung Tuleh - 15,17 3.800 14.700 - -
7 Talamau - 64,68 - - 322,70 1.200,00
8 Pasaman - 70,81 - - - 2.320,00
9 Luhak Nan Duo - 19,15 - - - -
Sasak Ranah
10 - 46,37 - - - 1.200,00
Pasisie
11 Kinali - 18,82 - - - -
Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka Tahun 2009

I - 32
Tabel I. 14
Produksi Kayu Dan Hasil Hutan Lainnya Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2008
Kecamatan
Sasak
No Jenis Produksi Satuan Sungai Ranah Koto Sungai Lembah Gunung Luhak
Talamau Pasaman Ranah Kinali
Beremas Batahan Balingka Aua Melintang Tuleh NanDuo
Pasisie
1 Kayu Bulat M³ 2.512,29 - 223,12 149,00 129,00 - - - - - -
2 Kayu Persegi M³ 1.195,54 - 213,42 162,00 138,47 15,17 64,68 70,81 19,15 46,37 18,82
3 Kayu Bakar Sm - - - - - - - - - - -
4 Kulit Kayu Kg - - - - - - - - - - -
5 Rotan Kg - - - - 39.000 3.800 - - - - -
6 Manau Batang - - - - 14.500 14.700 - - - - -
7 Tabu-Tabu Batang - - - - - - - - - - -
8 Semambu dan Nibung Batang - - - - - - - - - - -
9 Kamedangan Kg - - - - - - - - - - -
10 G.Gaharu dan Linjuang Kg - - - - - - - - - - -
11 Sarang Burung Kg - - - - - - 322,7 - - - -
12 Provisi Sumberdaya Hutan Rp.000 4.392,78 - 5.794,80 2.000,00 2.648,00 - 1.200,00 2.320,00 - 1.200,00 -
13 Dana Reboisasi $.000 - - 560,00 280,00 - 2.161,40 280,00 720,00 - 280,00 -
Sumber : Kabupaten Pasaman Barat Dalam Angka Tahun 2009.

I - 33
Gambar I. 15
Peta Kawasan Hutan Kabupaten Pasaman Barat

1.2.9.2 Pertanian
Kabupaten Pasaman Barat memiliki potensi tanaman pangan dan palawija yang sangat besar. Luas
tanam tanaman pangan dan Palawija sebesar 19,39% dari luas Kabupaten Pasaman Barat. Dari masing-
masing jenis tanaman pangan dan palawija, luas tanam yang terbesar dan memiliki potensi yaitu
tanaman jagung dengan luas tanam sebesar 59,15% dari luas tanaman pangan dan palawija yang ada di
Kabupaten Pasaman Barat. Produksi hasil tanam tanaman Jagung juga selalu mengalami peningkatan
produksi tiap tahunnya dengan peningkatan produksi pada tahun 2009 sebesar 24,43%.

I - 34
Tanaman pangan dan palawija yang juga memiliki potensi yaitu tanaman padi sawah dengan luas tanam
sebesar 28,60% dan luas tanam tanaman pangan dan palawija di Kabupaten Pasaman Barat. Bila dilihat
dari luas tanam, luas tanam padi sawah mengalami penurunan pada tahun 2004/2005. Sedangkan dalam
periode tahun 2005 - 2008 mengalami peningkatan luas tanam antara 0,71% sampai 12,51%.

Tabel I. 15
Presentase Luas Tanam Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Dan Palawija Di Pasaman Barat
Tahun 2009

Luas Tanam
No. Komoditas Pertanian
(Ha) %
1 Padi Sawah 21.511 28.60
2 Padi Ladang 5.444 7.24
3 Jagung 44.492 59.15
4 Ubi Kayu 280 0.37
5 Ubi Jalar 217 0.29
6 Kacang Tanah 2.329 3.10
7 Kedelai 511 0.68
8 Kacang Hijau 438 0.58
Luas Tanam Tanaman Pangan dan
75.222 100,00
Palawija
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman
Barat Tahun 2010

I - 35
Tabel I. 16

Perkembangan Luas Tanam Dan Produksi Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Dan Palawija Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2003 – 2009
Perkembangan
No. Komoditas Pertanian
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Luas Tanam (Ha) 22.266 26.967 16.127 17.529 19.722 19.863 21.511
Perkemb.luas tanam 21,11% -40,20% 8,69% 12,51% 0,71% 8.30%
1 Padi Sawah Produksi (ton) 100.237 119.172 77.606 76.734 86.487 100.544 96.929
Perkemb.Produksi - 18,89% -34,88% -1,12% 12,71% 16,25% -3.60%
Produktifitas (ton/Ha) 4,5 4,4 4,8 4,4 4,4 5,1 4.9
Luas Tanam (Ha) 3.921 4.881 6.242 7.838 4.877 5.852 5.444
Perkemb.luas tanam 24,48% 27,88% 25,57% -37,78% 19,99% -6.97%
2 Padi Ladang Produksi (ton) 9.907 10.368 9.552 21.304 12.505 16.230 12.678
Perkemb. Produksi - 4,65% -7,87% 123,02% -41,30% 29,78% -21.89%
Produktifitas (ton/Ha) 2,5 2,1 1,5 2,7 2,6 2,8 2,8
Luas Tanam (Ha) 10.281 17.327 21.092 29.285 31.692 40.973 44.492
Perkemb.luas tanam 68,53% 21,73% 38,84% 8,22% 29,28% 8.59%
3 Jagung Produksi (ton) 62.351 102.701 127.862 152.488 163.440 251.476 312.907
Perkemb. Produksi - 64,71% 24,50% 19,26% 7,18% 53,86% 24,43%
Produktifitas (ton/Ha) 6,1 5,9 6,1 5,2 5,2 6,1 6,9
Luas Tanam (Ha) 288 248 309 342 250 302 280
4 Ubi Kayu Perkemb.luas tanam - -13,89% 24,60% 10,68% -26,90% 20,80% -7,28%
Produksi (ton) 3.204 10.706 12.770 14.663 11.438 9.828 14.260

I - 36
Perkemb. Produksi - 234,14% 19,28% 14,82% -21,99% -14,08% 45.10%
Produktifitas (ton/Ha) 11,1 43,2 41,3 42,9 45,8 32,5 46
Luas Tanam (Ha) 262 285 270 310 209 220 217
Perkemb.luas tanam - 8,78% -5,26% 14,81% -32,58% 5,26% -1.36%
5 Ubi Jalar Produksi (ton) 2.135 3.895 3.633 5.260 5.551 4.642 6.766
Perkemb. Produksi - 82,44% -6,73% 44,78% 5,53% -16,38% 45,76%
Produktifitas (ton/Ha) 8,1 13,7 13,5 17,0 26,6 21,1 34
Luas Tanam (Ha) 1.569 1.887 2.292 2.314 2.536 2.835 2.329
Perkemb.luas tanam - 20,27% 21,46% 0,96% 9,59% 11,79% -17.85%
6 Kacang Tanah Produksi (ton) 2.361 2.867 3.478 35.462 5.858 4.114 8.910
Perkemb. Produksi - 21,43% 21,30% 919,67% -83,48% -29,77% 53,83%
Produktifitas (ton/Ha) 1,5 1,5 1,5 15,3 2,3 1,5 3.3

Perkembangan
No. Komoditas Pertanian
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Luas Tanam (Ha) 233 217 859 488 223 210 511
Perkemb.luas tanam - -6,87% 295,85% -43,19% -54,30% -5,83% 143.33%
7 Kedelai Produksi (ton) 490 315 782 635 507 396 1780
Perkemb. Produksi - -35,71% 148,39% -18,84% -20,16% -21,89% 349,49%
Produktifitas (ton/Ha) 2,1 1,5 0,9 1,3 2,3 1,9 3.3
Luas Tanam (Ha) 299 289 384 390 376 610 438
8 Kacang Hijau
Perkemb.luas tanam - -3,34% 32,87% 1,56% -3,59% 62,23% -28-20%

I - 37
Produksi (ton) 545 231 301 491 456 647 600
Perkemb. Produksi - -57,61% 30,10% 63,31% -7,09% 41,84% -7,26%
Produktifitas (ton/Ha) 1,8 0,8 0,8 1,3 1,2 1,1 1,2
Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2003, 2004, 2005, 2007, 2008, 2009 dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010 (untuk
data tahun 2009)

I - 38
Tabel I. 17
Keragaman Pertanian Tanaman Pangan Dan Palawija Per Kecamatan Di Pasaman Barat Tahun 2009
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kacang Kedelai Kacang Hijau
No. Kecamatan Tanam Produksi Tanam Produksi Tanam Produksi Tanam Produksi Tanam Produksi Tanam Produksi Tanam Produksi Tanam Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
1. Sungai Beremas 638 1766.40 395 646.09 710 3201.60 7 120.00 - - 196 467.40 32 122.00 53 57.60
2. Ranah Batahan 2025 7843.00 1734 2838.07 2936 10962.00 63 2397.00 65 1700.00 294 1083.00 106 400.00 49 60.00
3. Koto Balingka 406 1602.90 783 1765.80 2752 11379.60 43 1548.00 22 704.00 539 1482.00 163 578.00 46 50.40
4. Sungai Aua 1388 4828.20 598 1123.22 1480 9766.10 13 880.00 4 136.00 125 623.70 - - 9 11.70
5. Lembah Melintang 4391 10177.24 713 1472.04 4149 33881.38 13 1118.00 12 416.00 260 1434.80 53 192.20 57 97.50
6. Gunung Tuleh 1096 6071.10 313 985.50 865 7128.80 23 903.00 22 704.00 231 1190.16 10 24.80 80 140.80
7. Talamau 2835 16621.70 209 751.10 540 3490.60 41 2184.00 - - 185 555.75 3 8.40 2 2.40
8. Pasaman 3740 25350.96 281 1401.40 5809 45211.46 15 912.00 - 105.00 82 313.24 53 183.60 44 59.40
9. Luhak Nan Duo 1628 10246.32 30 107.39 4351 38223.06 44 3072.00 - - 93 218.88 - - 42 45.60
10. Sasak Ranah Pasisie 264 1683.40 84 215.60 1088 8735.66 - 84.00 - - 66 201.60 15 33.60 42 46.20
11. Kinali 3100 20429.00 304 870.80 19812 192306.40 18 1456.00 10 374.00 258 1419.28 76 338.20 14 19.20

Jumlah 21511 96929.04 5444 12678.47 44492 312907.61 280 14260.00 217 6766.00 2329 8910.30 511 1780.52 438 600.00

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

I - 39
Dari tabel di atas bahwa potensi Pertanian tanaman Pangan dan Palawija dari masing-masing kecamatan
dapat dilihat berdasarkan komoditi pertanian yang dimilikinya. Komoditi yang berpotensi dimasing-
masing kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat adalah komoditi Padi sawah, Jagung, Padi Ladang dan
Kacang Tanah.

 Komoditi padi sawah berpotensi berdasarkan luas tanamnya terdapat di Kecamatan Pasaman,
Kecamatan Kinali dan Kecamatan Talamau dan Kecamatan Ranah Batahan.

 Komoditi Padi Ladang berpotensi berdasarkan luas tanam terdapat di Kecamatan Ranah
Batahan.

 Sedangkan Komoditi Jagung berpotensi dengan luas tanam terdapat di Kecamatan Pasaman,
Kecamatan Luhak Nan duo dan Kecamatan Kinali.

Perkembangan komoditas hortikultura pada tahun 2009 yang menonjol di wilayah Kabupaten Pasaman
Barat dilihat dari produksinya yaitu Pisang, Nenas, Rambutan, Durian, Salak dan Jeruk.

 Potensi Produksi pisang terdapat di Kecamatan Koto Balingka, Kecamatan Sungai Beremas,
Kecamatan Pasaman, Kecamatan Gunung Tuleh, Kecamatan Lembah melintang, Kecamatan
Talamau;

 Potensi Produksi Durian terdapat di Kecamatan Kinali dan Kecamatan Sungai Beremas,
Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Talamau, Kecamatan Koto Balingka, dan
Kecamatan Pasaman;

 Potensi Produksi Rambutan terdapat di Kecamatan Pasaman, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie,
Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Koto Balingka, dan Kecamatan Ranah Batahan;

 Potensi Pepaya terdapat di Kecamatan Koto Balingka;

 Potensi Nangka tedapat di Kecamatan Sungai Beremas, Kecamatan Kinali, Kecamatan Lembah
Melintang dan Kecamatan Koto Balingka;

 Potensi Produksi Salak terdapat di Kecamatan Gunung Tuleh dan Kecamatan Lembah
Melintang, Kecamatan Koto Balingka, dan Sungai Aua;

 Potensi Jengkol terdapat di Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Lembah Melintang dan
Kecamatan Gunung Tuleh;

 Potensi Petai tedapat di Kecamatn Talamau da Kecamatan Ranah Batahan;

 Ptensi duku terdapat di Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Kinali, Dan Kecamatan Koto
Balingka;

 Potensi Produksi Jeruk terdapat di Kecamatan Talamau, Kecamatan Koto Balingka, dan
Kecamatan Kinali;

 Potensi manggis terdapat di Kecamatan Talamau, Kecamatan Koto Balingka, Kecamatan


Kinali, dan Kecamatan Ranah Batahan.

 Potensi Produksi Nenas tedapat di Kecamatan Lembah Melintang dan Gunung Tuleh;

Keragaman pengembangan buah-buahan di Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2009 dapat dilihat
pada tabel di halaman berikut.

I - 40
Keragaman sayuran yang berpotensi di Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari luas tanam dan produksi
yang dihasilkan yaitu Lombok, Terung, Kacang Panjang, Cabe Rawit dan Ketimun. Uraiannya dapat
dilihat pada tabel di halaman berikut.

I - 41
Tabel I. 18
Luas Tanam Buah-Buahan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009
Luas Tanam (Ha)

Manggis
Rambut
Mangga
Alpokat
No Kecamatan

Belimbi

Jengkol
Nangka

Melinjo
Pepaya

Durian

Jambu

Jambu
Pisang

Sukun
Sirsak
Nenas

Jeruk

Jeruk
Salak

Duku

besar

Sawo

Petai
Biji

air
an

ng
1. Sungai Beremas 2,00 - - - 0,38 2,10 2,04 0,47 - 0,33 - - - 0,83 - 0,28 0,25 - 0,30 - - -

2. Ranah Batahan 0,03 0,10 - 0,021 - - - - - 1,20 0,12 - 0,20 - - - - - - - - -

3. Koto Balingka 16,00 0,52 - - 15,00 2,30 2,00 - - - - - - - - - 3,00 - - - - -

4. Sungai Aua - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

5. Lembah Melintang 86,40 3,00 - - 4,00 0,03 1,00 - - 0,52 - - 0,20 0,40 0,09 1,00 0,10 0,100 - - - 0,10

6. Gunung Tuleh 1,00 0,10 0,125 0,147 0,10 0,29 0,36 0,53 0,3 0,74 0,20 0,012 0,20 0,21 1,00 0,33 0,07 - 0,12 0,07 0,35 0,85

7. Talamau 375,20 0,40 0,032 0,002 0,14 2,00 6,35 0,35 - 3,00 0,45 - 0,07 7,00 0,28 1,80 - - - 1,00 -

8. Pasaman 0,40 0,10 0,025 0,010 0,20 1,00 1,80 0,50 0,2 1,00 1,00 0,137 0,23 1,45 0,32 0,24 0,10 0,004 0,13 0,10 0,65 0,83

9. Luhak Nan Duo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

10. Sasak Ranah Pasisie 10,00 0,14 0,030 - 0,14 0,11 0,33 - - 0,02 - - - - - 0,10 0,004 - 0,07 - -

11. Kinali - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0,29 -

Kab. Pasaman Barat 491,03 4,36 0,212 0,180 19,96 7,83 13,88 1,85 0,5 6,81 1,17 0,149 0,83 2,51 8,41 2,13 5,42 0,108 0,55 0,24 2,29 1,78

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

I - 42
Tabel I. 19
Produksi Buah-Buahan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009
Produksi (Ton)

Rambuta

Belimbin

Manggis
Mangga
Alpokat

Jengkol
Nangka

Melinjo
Pepaya
No Kecamatan

Durian

Jambu

Jambu
Pisang

Sukun
Sirsak
Nenas

Jeruk

Jeruk
Salak

Duku

besar

Sawo

Petai
Biji

air
n

g
1 Sungai Beremas 1448.16 - 0.25 - 10.40 44.4 2.04 53.74 - 1366.12 - - 12.63 17.40 117.58 21.40 - 3.40 5.28 1.59 15.60

2. Ranah Batahan 1996.52 2.80 1.50 9.90 12.98 12.3 - 208.82 157.79 23.40 1.20 - 4.91 0.77 17.90 4.38 1.79 - 3.67 12.25 20.29 278.80

3. Koto Balingka 1580.56 6.60 75.20 70.00 334.48 249.4 2.00 375.00 55.40 195.00 7.02 - 8.81 2.80 29.70 99.86 29.10 - - 11.66 8.30 37.28

4. Sungai Aua 29.88 0.54 10.79 59.50 9.80 - - 24.12 - 21.30 0.52 - - - - - 6.90 - - - - -

5. Lembah Melintang 391.05 4.64 - 135.24 10.26 10.8 1.00 504.78 5.20 781.41 0.52 - 3.71 3.80 2.70 90.74 9.90 0.84 - 2.34 - 47.88

6. Gunung Tuleh 115.68 2.37 23.28 161.19 1.50 - 0.36 40.77 10.90 154.40 0.99 0.22 1.84 1.54 3.30 13.80 1.50 - 0.49 1.60 5.40 47.40

7. Talamau 7753.22 1.10 132.30 15.19 7.90 38.7 6.35 0.30 1.72 270.71 0.50 - - 1.69 43.40 7.30 4.49 - - 2.80 335.16 -

8. Pasaman 2392.00 5.46 0.90 30.60 10.38 45.9 1.80 475.26 0.37 112.10 1.90 0.62 9.69 4.10 2.70 30.49 51.10 2.40 6.30 5.20 17.02 13.90

9. Luhak Nan Duo 897.89 23.94 - - 10.38 - - - - 42.30 - - - - - 48.00 - - - 3.99 - -

10. Sasak Ranah Pasisie 422.50 0.52 4.30 - 7.29 48.6 0.33 580.05 - 64.50 1.30 - 1.82 - - 43.40 0.89 0.01 0.13 0.18 3.60 2.10

11. Kinali 259.28 - 132.30 - 28.44 171.8 - 31.60 103.50 1163.20 0.05 - - 1.70 19.70 162.69 23.24 1.93 1.90 - 2.29 30.39
Kab. Pasaman Barat 14592.77 57.29 231.86 598.88 640.00 634.80 13.88 2382.18 309.45 4273.53 14.98 0.85 30.77 28.93 210.36 634.27 206.98 5.18 20.71 51.44 358.02 473.35

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

I - 43
Tabel I. 20
Luas Tanam Sayuran Per Kecamatan Di Pasaman Barat Tahun 2009
Luas Tanam (Ha)
No. Kecamatan Kacang Bawang
Lombok Ketimun Terung Bayam Buncis Kangkung Tomat Cabe Rawit Petsai-Sawi
Panjang Daun
1. Sungai Beremas 35 27 23 40 15 - 8 - 21 - -
2. Ranah Batahan 39 78 80 53 39 - 36 - 59 - -
3. Koto Balingka 80 38 28 31 27 - 23 - 65 - -
4. Sungai Aua 1 - - 1 - - - - 1 - -
5. Lembah Melintang 33 14 45 56 22 - 17 - 41 - -
6. Gunung Tuleh 55 14 17 26 7 - 8 - 25 - 1
7. Talamau 50 1 31 30 - 41 - - 2 11 15
8. Pasaman 20 14 16 18 4 15 3 4 3 - -
9. Luhak Nan Duo 12 12 13 12 - - - - 12 - -
10. Sasak Ranah Pasisie 12 - - - - - - - - - -
11. Kinali 15 12 5 14 12 6 12 6 4 - -
Kab. Pasaman Barat 352 210 258 281 126 62 107 10 233 11 16
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

I - 44
Tabel I. 21
Produksi Sayuran Per Kecamatan Di Pasaman Barat Tahun 2009
Produksi (Ton)
No, Kecamatan Kacang Bawang
Lombok Ketimun Terung Bayam Buncis Kangkung Tomat Cabe Rawit Petsai-Sawi
Panjang Daun
1, Sungai Beremas 427,89 390,00 451,44 264,00 74,60 - 34,30 - 312,34 - -
2, Ranah Batahan 489,09 1.121,11 1.545,00 468,00 153,48 - 183,20 - 1.175,33 - -
3, Koto Balingka 771,26 607,83 618,27 294,45 114,59 - 97,70 - 1.679,86 - -
4, Sungai Aua 9,00 - 39,90 12,40 - - 4,60 - 91,94 - -
5, Lembah Melintang 581,91 282,78 1.137,23 552,00 121,00 - 88,40 - 1.022,32 - -
6, Gunung Tuleh 682,44 153,78 467,57 265,29 25,80 - 39,60 - 603,64 - 9,17
7, Talamau 2.441,71 22,90 702,47 279,00 - 491,40 - - 213,79 72 100,83
8, Pasaman 351,79 224,49 361,78 149,58 21,10 150,47 19,30 72,69 146,37 - -
9, Luhak Nan Duo 210,10 204,00 287,95 112,10 - - - - 265,18 - -
10, Sasak Ranah Pasisie 114,08 - - - - - - - - - -
11, Kinali 345,45 136,10 172,97 123,28 57,30 49,19 58,99 52,70 266,60 - -
Kab, Pasaman Barat 5.587,56 3.068,98 5.867,53 2.531,34 571,50 637,43 520,37 125,38 5.670,15 72 109,99
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

I - 45
Dukungan untuk pengembangan komoditas pertanian Padi Sawah sangat terkait dengan sistem
pengairan yang terdapat di wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

Memperhatikan data luas areal sawah tahun 2008 (14.842 Ha), terlihat penurunan luas yang sangat
signifikan dibandingkan luas areal sawah tahun 2004 (40.995 Ha). Data tahun 2008 menunjukan bahwa
sebagian besar lahan sawah di Kabupaten Pasaman Barat didukung oleh sawah irigasi teknis (25,29%)
dan sawah tadah hujan (27,81%).

Tabel I. 22
Luas Areal Sawah Menurut Sistem Pengairan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2008
Sistem Pengairan (Ha)
No Kecamatan Irigasi Tadah Rawa
Teknis ½ teknis Sederhana
Desa Hujan Lebak
1 Sungai Beremas - - 78 130 53 140
2 Ranah Batahan - 1.897 70 70 1.389 410
3 Koto Balingka - 97 30 - 134 25
4 Sungai Aua - - 23 - 825 390
5 Lembah Melintang 810 46 27 - 1.498 -
6 Gunung Tuleh 147 64 60 251 204 -
7 Talamau 291 1.038 881 169 - -
8 Pasaman 1.225 481 - 1.119 - -
9 Luhak Nan Duo 761 35 - 65 - -
10 Sasak Ranah Pasisie - - - - 25 410
11 Kinali 519 227 445 - - -
Jumlah Thn 2008 3.753 2.168 1.614 1.804 4.128 1.375
2007 3.753 2.168 1.614 1.804 4.126 1.375
2006 3.753 2.168 1.616 1.804 4.126 5.930
2005 7.416 2.605 2.472 2.860 5.120 7.980
2004 6.952 2.796 5.443 4.808 2.592 18.364
Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka Tahun 2009
1.2.9.3 Perkebunan
Komoditas perkebunan yang memiliki potensi dan telah dikembangkan di wilayah Kabupaten Pasaman
Barat adalah kelapa sawit, kakao, kopi, karet, kelapa dan nilam. Dilihat dari luas tanam Kelapa sawit
merupakan komoditas yang berpontensi di Kabupaten Pasaman Barat yaitu 81,14% dari luas komoditas
perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat. Persentase luas komoditas perkebunan, gambaran
perkembangan luas tanam dan produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat
pada tabel-tabel berikut ini.

Tabel I. 23
Persentase Luas Komoditas Perkebunan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009
Luas Tanam
No. Komoditas Perkebunan Persentase
(Ha)
1. Karet 7.184 6,47
2. Kopi 973 0,88
3. Kelapa Sawit 90.151 81,14
4. Kakao 9.997 9,00

I - 46
5. Kelapa 2.804 2,51
Jumlah 111.109 100,00
Sumber : Profil Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009 dan Hasil Olahan

Tabel I. 24
Keragaman Pengembangan Komoditas Perkebunan Di Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Jenis Tanaman Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
Karet 5777.00 3786.04 5909.00 3849.30 6895.00 4885.20 7184.00 5144.40
Kopi 934.00 120.21 998.00 205.26 998.00 207.24 973.00 2006.40
Kelapa Sawit 43883.00 63865.78 85034.00 179665.92 87912.00 183876.48 90151.00 187721.28
Kakao 7204.00 4027.39 8387.00 4747.02 9754.00 5505.86 9997.00 6368.40
Kelapa 2692.00 1631.47 2810.00 1986.96 2821.00 2014.50 2804.00 2021.64
Nilam 1306.00 55.30 1370.00 70.68 1771.00 72.70 - -
Sumber : Profil Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009 dan Kabupaten Pasaman Barat Dalam Angka
Tahun 2009, 2008, 2007
Tabel I. 25
Perkembangan Luas Tanam Komoditas Perkebunan Di Kabupaten Pasaman Barat
Karet Kopi Kelapa Sawit Kakao Kelapa Nilam
Tahun Luas Luas Luas Luas Luas Luas
Perkb Perkb Perkb Perkb Perkb Perkb
tanam tanam tanam tanam tanam tanam
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
2006 5.777 - 934 - 43.883 - 7.204 - 2.692 - 1.306 -
2007 5.909 2,28% 998 6,85% 85.034 93,77% 8.387 16,42% 2.810 4,38% 1.370 4,90%
2008 6.895 16,69% 998 0,00% 87.912 3,38% 9.754 16,30% 2.821 0,39% 1.771 29,27%
- -
2009 7.184 4,19% 973 90.151 2,55% 9.997 2,49% 2.804 -
2,51% 0,60%
Sumber : Profil Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009 dan Kabupaten Pasaman Barat Dalam Angka
Tahun 2009, 2008, 2007
Berdasarkan data statistik komoditi perkebunan Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat tahun
2009, luas perkebunan kelapa sawit di wilayah ini telah mencapai 149.001 ha dan sebagian besar
(124.031 Ha) telah berproduksi (TM). Perkebunan kelapa sawit di wilayah ini tersebar di hampir seluruh
kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat seperti terlihat pada peta terlampir. Pada saat ini telah terdapat
14 perusahaan yang mengembangkan perkebunan kelapa sawit dan 2 kebun parsial (kebun plasma dan
kebun rakyat murni) di Kabupaten Pasaman Barat. Di samping perkebunan kelapa sawit yang telah
dikembangkan oleh perusahaan swasta nasional juga telah dikembangkan kebun plasma swadaya dan
kebun rakyat individu secara parsial. Pengembang perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Pasaman
Barat seperti tertera pada tabel berikut :

I - 47
Tabel I. 26
Luas/Area Dan Produksi Kelapa Sawit Yang Dikelola Perusahaan Dan Rakyat Di Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2009
Luas Kebun (Ha) Luas Kebun Produksi
Nama Perusahaan/ Kebun
No Inti Plasma Rakyat Jumlah Berproduksi
Rakyat (Ton)
(Ha)
1 PT. Bintara Tani Nusantara 7.000 1.050 - 8.050 8.050 193.200,00
2 PT. Laras Internusa 4.950 - - 4.950 4.950 118.809,60
3 PT. Gresindo Minang Plantation 5.698 2.400 - 8.098 8.098 174.916,80
4 PT. Perkebunan Anak Nagari 834 - - 843 843 20.232,00
Pasaman
5 PT. Permata Hijau Pasaman 3.720 4.714 - 8.434 8.434 182.174,40
6 PT. Bakrie Pasaman Plantation 9.063 4.171 - 13.234 13.234 317.616,00
7 PT. Anam Koto 2.798 1.300 - 4.098 4.098 98.344,80
8 PT. Agrowiratama 8.294 1.524 - 9.818 9.818 235.632,00
9 PT. Perkebunan Nusantara VI 5.010 4.800 - 9.810 9.810 166.770,00
10 PT. Inkud Agrotama 732 2.630 - 3.362 3.362 80.688,00
11 PT Pasaman Marama Sejahtera 3.967 1.855 - 5.822 5.822 139.728,00
12 PT. Pritama Mulia Jaya 4.890 1.100 - 5.990 5.990 143.760,00
13 PT. Tulas Sakti Jaya 985 - - 985 985 23.640,00
14 PT. Tunas Rimba 900 - - 900 900 21.600,00
Jumlah Kebun Perusahaan 58.850 25.544 - 84.394 84.394 1985.781,60
1 Kebun Plasma/KUD/CV - - 12535 12.535 11.200 201.600,00
2 Kebun Rakyat Murni - - 52072 52.072 28.437 409.492,80
Jumlah Kebun Parsial - - 64607 64.607 39.637 611.092,80
Jumlah 58.850 25.544 64607 149001 124.031 2596.874,40
Sumber : Data Statistik Komoditi Perkebunan Tahun 2009, Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat

Tabel I. 27
Sebaran Kud Di Kabupaten Pasaman Barat
No Nama KUD Alamat
1 KUD Lingkuang Aua II Kampung Cubadak
2 KUD Saiyo Aia Gadang Aia Gadang
3 KUD Usaha Jaya Ujuang Gadiang
4 KUD Bukit Harapan Pasaman
5 KUD Sidoampan Ranah Batahan
6 KUD Dastra Kinali
7 KUD Kapar Kapar
8 KUD Rantau Pasaman Luhak Nan Duo
9 KUD Parit Sepakat Parit
10 KUD Bukit Gambir I Sungai Aua

I - 48
11 KUD Padang Timbalun Sungai Aua
12 KUD Batang Alin Permai Sungai Aua
13 KUD Manggonang Sepakat Sungai Aua
14 KUDSei. Aur Sungai Aua
15 KUD Silawai Jaya Aia Bangih
16 KUD Baringin Sidoampan Ranah Batahan
17 KUD Dorong Semangat Gunung Tuleh
18 KUD Bukit Beremas Koto Balingka
19 KUD Aua Kuniang Padang Tujuh
20 KUD KKT Karang Taruna Air Rundiang
21 KUD Kajai Kajai
22 KUD (Koperasi Sawit Kapundung Kinali) Kinali
23 KUD Sarik
Sumber : Data Statistik Komoditi Perkebunan Tahun 2009, Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat
Tabel I. 28
Situasi Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009
Luas Mutasi Selama
Jumlah tanam Triwulan IV Keadaan Triwulan IV (Ha) Jumlah
Rata-Rata
No Komoditi KK (Ha) (Ha) Produksi
Kg/Ha
Petani Triwulan TBM TM TR TBM TM TR Jumlah (Kg)
lalu
1 Kelapa Sawit 8.436 89.457 696 - 2 24.848 65.181 122 90.151 187.721.280 2.880
2 Kakao 1.859 9.935 77 - 15 4.776 5.220 1 9.997 6.368.400 1.220
3 Karet - 7.164 39 - 19 1.437 5.716 31 7.184 5.144.400 900
Kelapa
4 5.922 2.831 - - 27 801 1.982 21 2.804 2.021.640 1.020
Dalam
5 Kopi - 998 - - 25 66 304 2 973 200.640 660
6 Pinang 2.508 525 2 - 12 231 321 - 552 215.712 672
7 Gambir - 140 - - 83 57 - 140 36.936 648
8 Enau - 205 - - 49 52 104 - 156 150.592 1.448
9 Cassia Vera - 127 - - 10 43 74 - 117 152.736 2.064
10 Gadamunggu 37 126 18 - 1 86 57 - 143 15.732 276
11 Lada/Merica - 92 - - - 27 65 - 92 23.400 360
12 Cengkeh 8 14 - - 3 6 5 - 11 1.200 240
13 Pala - 4 - - - 1 3 - 4 2.250 750
14 Nilam 2.030 1.796 213 - 161 1.224 623 1 1.848 77.899,92 125,04

Jumlah - 113.414 1.045 - 324 34.282 79.712 178 114.172 - -

Sumber : Profil Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009.


Tabel I. 29
Keragaman Pengembang Pada Sektor Perkebunan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009
No Nama Perusahaan Bidang Usaha Keterangan
1 PT. Agro Wiratama Perkebunan Kelapa Sawit Produksi
2 PT. Tri Sangga Guna Perkebunan Kelapa Sawit Produksi
3 PT. Pasaman Marama Sejahtera Perkebunan Kelapa Sawit Persiapan
4 PT. Astra Meranti Logging Produksi

I - 49
5 PT. Bakrie Pasaman Plantatise Perkebunan Kelapa Sawit Produk
6 PT. Inkud Agritama Perkebunan Kelapa Sawit Persiapan
7 PT. Bumi Surya Nusantara Perkebunan Kelapa Sawit Persiapan
8 PT. Maju Aneka Sawit Industri Pengolahan Persiapan
9 PT. Sinar Sawit Pasaman Industri Industri Pengolahan Kelapa Persiapan
10 PT. Bintara Tani Nusantara Perkebunan Kelapa Sawit Produksi
11 PT. Sawita Pasaman Jaya Perkebunan Kelapa Sawit Persiapan
12 PT. Prismasentara Agro Utama Industri Minyak Kasar Persiapan
13 PT. Anam Koto (Malaysia) Perkebunan Kelapa Sawit Produksi
14 PT. Sari Buah Sawit Industri pengolahan Kelapa Sawit Persiapan
15 PT Bangun Jaya Sawit Industri Pengolahan Kelapa Sawit Persiapan
16 PT Perkebunan Nusantara VI Perkebunan Kelapa Sawit Produksi
17 PT. Gonjong Limo Corp. Malaysia Perkebunan Kelapa Sawit Persiapan
18 PT. Permata Hijau Pasaman Perkebunan Kelapa Sawit Produksi
19 PT. Guthrie Pasaman Nusantara Industri Minyak Sawit Persiapan
20 PT. Primatama Mulya Jaya Perkebunan Kelapa Sawit Produksi
21 PT. Andalas Agro Industri Industri Pengolahan Kelapa Persiapan
22 PT. Micro Perintis Industri Moulding Persiapan
Sumber : Profil Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009.
Sektor perkebunan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Kabupaten Pasaman
Barat, komoditi utama yang memiliki produksi paling besar adalah perkebunan sawit. Daerah yang
cocok untuk lokasi perkebunan karet dan Kakao adalah Kecamatan Gunung Tuleh, Kecamatan Ranah
Batahan dan Kecamatan Talamau (Sumber dari profil tahun 2009). Komoditi utama di Kabupaten
Pasaman Barat antara lain : Kelapa sawit, Kakao, Karet, Nilam (Data statistk komoditi perkebunan
tahun 2009)

1.2.9.4 Peternakan
Perkembangan jumlah ternak terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, terutama Sapi Potong dan
Kambing. Sedangkan Kerbau dan Domba mengalami peningkatan dan penurunan tiap tahunnya.
Pemotongan hewan yang lebih banyak pada sapi dan kambing. Pemotongan sapi berkisar 3% - 22% tiap
tahunnya, sedangkan kerbau 1% sampai 4% tiap tahunnya, dan Kambing 6%- 12% tiap tahunnya serta
domba 2% - 6% tiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada tabel berikut.

Tabel I. 30
Populasi Ternak Dan Jumlah Ternak Yang Dipotong Di Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2003 - 2009
Tahun Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
A. Populasi Ternak
2009 (ekor) - 13.062 2.951 - 12.739 152 -
2008 (ekor) - 13.927 3.414 - 12.412 173 -
2007 (ekor) - 12.805 3.866 - 11.335 192 -
2006 (ekor) - 12.108 3.847 - 10.290 67 -

I - 50
2005 (ekor) - 10.415 3.574 - 9.419 91 -
2004 (ekor) - 8.092 6.231 - 7.894 120 -
2003 (ekor) - 13.477 3.472 290 7.987 - -
B. Ternak Dipotong
(ekor) - 757 29 - 1.167 - -
2009
(%) 5,80% 0,98% 9,16% -
(ekor) - 1.735 146 - 1.155 10 -
2008
(%) 12,46% 4,28% 9,31% 5,78%
(ekor) - 1.701 157 - 1.451 4 -
2007
(%) 13,28% 4,06% 12,80% 2,08%
(ekor) - 1.369 186 - 1.079 2 -
2006
(%) 11,31% 4,83% 10,49% 2,99%
(ekor) - 411 81 - 560 2 -
2005
(%) 3,95% 2,27% 5,95% 2,20%
(ekor) - 1815 256 - 398 3 -
2004
(%) 22,43% 4,11% 5,04% 2,50%
(ekor) - 850 91 766 - -
2003
(%) 6,31% 2,62% 9,59% -
Sumber : Kabupaten Pasaman Barat Dalam Angka Tahun 2003 s/d 2009, Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Holtikultura dan Peternakan Tahun 2009 (untuk tahun 2009) dan hasil olahan.

Setiap kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat memiliki potensi untuk ternak kecil yaitu ayam buras
dan ayam ras pedaging dan itik, sedangkan ayam ras petelur berpotensi di Kecamatan Kinali. Jumlah
ternak besar dan kecil dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

Tabel I. 31
Populasi Ternak Besar Dan Kecil Perkecamatan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009
Ternak Besar Ternak Kecil
No Kecamatan Sapi Sapi
Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Perah Potong
1 Sungai Beremas - 24 - 180 52 -
2 Ranah Batahan - 704 2 - 834 25 -
3 Koto Balingka - 108 5 - 402 - -
4 Sungai Aua - 302 122 - 667 75 -
5 Lembah Melintang - 123 51 - 516 - -
6 Gunung Tuleh - 108 - - 640 - -
7 Talamau - 868 535 - 844 - -
8 Pasaman - 2.581 500 - 2.767 - -
9 Luhak Nan Duo - 1.962 118 - 1.320 - -
10 Sasak Ranah Pasisie - 638 37 - 1.244 - -
11 Kinali - 5.644 1.581 - 3.325 - -
Jumlah - 13.062 2.951 - 12.739 152 -
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan, Tahun 2010

I - 51
Tabel I. 32
Populasi Ternak Besar Dan Kecil Perkecamatan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009
Ayam Ayam Ras Ayam Ras Burung
No Kecamatan Itik
Buras Petelur Daging Puyuh
1 Sungai Beremas 5.640 - - 1.144 -
2 Ranah Batahan 15.316 - 950 3.230 -
3 Koto Balingka 7.203 - 7.500 408 -
4 Sungai Aua 10.590 - 8.500 400 -
5 Lembah Melintang 255..375 - 24.000 825 -
6 Gunung Tuleh 15.500 - 9.500 1.450 -
7 Talamau 6.886 - 10.500 3.285 -
8 Pasaman 15.496 350 134.000 2.544 5.000
9 Luhak Nan Duo 2.050 - 4.500 561 -
10 Sasak Ranah Pasisie 1.422 414 508 2.850 -
11 Kinali 35.990 160.000 4.450 2.210 -
Jumlah 371.448 160.764 204.408 18.907 5.000
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan, Tahun 2010

1.2.9.5 Perikanan dan Kelautan


Potensi lahan pengembangan untuk perikanan budidaya di Kabupaten Pasaman Barat berupa budidaya
ikan laut, budidaya ikan payau, budidaya ikan kolam, budidaya ikan sungai/saluan irigasi/keramba,
budidaya ikan waduk dan budidaya ikan sawah. Potensi pengembangan ikan laut terdapat di Kecamatan
Sungai Beremas seluas 150 Ha. Potensi pengembangan ikan payau di Kecamatan Sei Beremas (130 Ha),
Kecamatan Sasak ranah Pasisie (130 Ha), Kecamaan Kinali (150 Ha), Kecamatan Koto Balingka (50
Ha), Kecamatan Sungai Aur (40 Ha). Sedangkan untuk pengembangan ikan kolam berpotensi diseluruh
kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut dibawah
ini.

Tabel I. 33
Potensi Lahan Pengembangan Perikanan Budidaya Menurut Wilayah Kecamatan Perkiraan
Tahun 2009
Budidaya
Sungai/Saluran
Waduk/
` Kecamatan Laut Payau Kolam Irigasi/ Sawah
Danau
(Ha) (Ha) (Ha) Keramba (Ha)
(KJA) (Ha)
(Unit)
1 Sei. Beremas 150,00 130,00 1,80 - - -
2 Ranah Batahan - - 2,40 4,00 - -
3 Koto Balingka - 50,00 3,70 - 23,00 -
4 Lembah Melintang - - 5,30 - - 0,50
5 Sei. Aur - 40,00 2,10 - - -
6 Gunung Tuleh - - 8,00 - - 1,00
7 Pasaman - - 32,80 46,00 - 2,00
8 Luhak Nan Duo - - 11,50 181,00 - -

I - 52
9 Sasak Ranah Pasisie - 130,00 4,20 26,00 - 1,00
10 Kinali - 150,00 12,60 - 30,00 -
11 Talamau - - 28,30 - - 80,00
Jumlah 150,00 500,00 112,53 257,00 53,00 84,50
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pasaman Barat, 2010.

Usaha perikanan laut di Kabupaten Pasaman Barat cukup berkembang ini dilihat dari perkembangan
usaha perikanan setiap tahunnya terjadi peningkatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel I. 34
Banyaknya Perusahaan/Usaha Perikanan Laut Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009

Usaha Usaha
No. Kecamatan Jumlah
Perorangan Bersama
1 Sei Beremas 53 6 59
2 Ranah Batahan 9 - 9
3 Koto Balingka 19 - 19
4 Lembah Melintang 10 1 11
5 Sungai Aua 20 - 20
6 Gunung Tuleh 17 - 17
7 Pasaman 10 - 10
8 Sasak Ranah Pasisie 38 8 46
9 Luhak Nan Duo 12 1 13
10 Kinali 28 4 32
11 Talamau 9 - 9
Jumlah 2009 216 20 236
2008 225 20 245
2007 351 17 368
2006 158 17 175
2005 124 - 124
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pasaman Barat, 2010.
Di Kabupaten Pasaman Barat, Balai Benih Ikan terdapat di Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Luhak
Nan Duo, untuk Perikanan rakyat terdapat Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Gunung Tuleh,
Kecamatan Pasaman, kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kecamatan Luhak Nan Duo, Kecamatan Kinali
dan Kecamatan Talamau. Luas dan produksi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel I. 35
Luas Areal Dan Produksi Benih Ikan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009
Balai Benih Ikan Perikanan Rakyat Perairan Umum
No. Kecamatan Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
(Ha) (000 ekor) (Ha) (000 ekor) (Ha) (000 ekor)
1 Sei Beremas - - - - - -
2 Ranah Batahan - - 0,5 60 - -
3 Koto Balingka - - - - - -
4 Lembah Melintang - - - - - -
5 Sungai Aua - - - - - -
6 Gunung Tuleh - - 0,5 60 - -
7 Pasaman 16,0 750 1,0 4.300 - -

I - 53
8 Sasak Ranah Pasisie - - 1,0 3.600 - -
9 Luhak Nan Duo 1,5 1.500 1,0 1.200 - -
10 Kinali - - - - - -
11 Talamau - - 0,5 180 - -
Jumlah 2009 17,5 2.250 4,5 9.400
2008 17,5 1.500 4,5 9.638 - -
2007 1,5 120 20,3 1.980 - -
2006 17,5 445 18,8 1.700 - -
2005 17,5 500 22,1 2.100 - -
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pasaman Barat, 2010.
Luas budidaya ikan diperairan umum di Kabupaten Pasaman Barat terdapat diseluruh kecamatan, yang
terluas terdapat di Kecamatan Pasaman. Ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel I. 36
Luas Areal Budidaya Ikan Perairan Umum Per Kecamatan Tahun 2009
Sungai Danau Rawa Telaga Jumlah
No. Kecamatan
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 Sei Beremas 0,75 - - - 0,75
2 Ranah Batahan 4,50 - - - 4,50
3 Koto Balingka 2,25 - - - 2,25
4 Lembah Melintang 4,00 - - - 4,00
5 Sungai Aua 4,00 - - - 4,00
6 Gunung Tuleh 5,25 - - - 5,25
7 Pasaman 8,50 - - - 8,50
8 Sasak Ranah Pasisie 1,00 - - - 1,00
9 Luhak Nan Duo 7,25 - - - 7,25
10 Kinali 3,50 - - - 3,50
11 Talamau 6,75 - - - 6,75
Jumlah 2009 47,75 - - - 47,75
2008 47,75 - - - 47,75
2007 47,75 40,00 - - 47,75
2006 1,73 - - - 41,73
2005 1,63 40,00 - - 8,63
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pasaman Barat, 2010.
Di Kabupaten Pasaman Barat, keberadaan nelayan terdapat di Kecamatan Sungai Beremas, Kecamatan
Koto Balingka, Kecamatan Sungai Aua, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, dan Kecamatan Kinali.
Persebaran nelayan dan alat tangkat yang dipakai dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel I. 37
Banyaknya Kapal Penangkap Ikan Laut Per Kecamatan Tahun 2009
Kapal Tak Bermotor
No Kecamatan Kapal Motor Motor Tempel
Besar Sedang Kecil
1 Sei Beremas - - 165 142 95
2 Ranah Batahan - - - - -
3 Koto Balingka - - 144 15 30

I - 54
Kapal Tak Bermotor
No Kecamatan Kapal Motor Motor Tempel
Besar Sedang Kecil
4 Lembah Melintang - - - - -
5 Sungai Aua - - 113 - 20
6 Gunung Tuleh - - - - -
7 Pasaman - - - - -
8 Sasak Ranah Pasisie - - 341 21 124
9 Luhak Nan Duo - - - - -
10 Kinali - - 130 44 55
11 Talamau - - - - -
2009 - - 813 222 404
2008 - - 893 222 324
Jumlah 2007 - - 957 465 260
2006 - - 1.086 407 174
2005 - - 1.086 459 43
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pasaman Barat, 2010.

I - 55
Tabel I. 38
Banyaknya Alat Penangkap Ikan Laut Menurut Kecamatan Tahun 2009
Pukat kantong Jaring Insang (Gill Net) Jaring Angkat (Lift Seine)
Pukat
No. Kecamatan Jaring Jaring Jaring Jaring Tramel Net
Payang Dogol Pukat tepi Cincin Bagan Colok Pancing
Hanyut Klitik Lingkar Tetap
1 Sei Beremas - 89 - 4 60 - 26 110 105 40 16 248
2 Ranah Batahan - - - - - - - - - - - -
3 Koto Balingka - 82 - - - - 81 94 110 - - 96
4 Lembah Melintang - - - - - - - - - - - -
5 Sungai Aua - 45 2 - - - 47 103 77 - - 64
6 Gunung Tuleh - - - - - - - - - - - -
7 Pasaman - - - - - - - - - - - -
8 Sasak Ranah Pasisie 43 236 36 14 - - 189 119 158 - - 180
9 Luhak Nan Duo - - - - - - - - - - - -
10 Kinali - 80 19 - 2 - 67 - 130 - - 21
11 Talamau - - - - - - - - - - - -
Jumlah 2009 43 532 57 18 62 - 410 426 580 40 16 609
2008 43 532 57 18 62 - 410 426 580 40 16 609
2007 43 532 57 18 62 - 410 426 548 40 16 609
2006 43 532 56 18 62 - 410 426 548 40 16 609
2005 43 532 80 21 60 - 410 426 548 40 16 602
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pasaman Barat, 2010.

I - 56
Potensi ikan laut yang dimiliki Kabupaten Pasaman Barat yaitu ikan Kembung, ikan selar, ikan tongkol,
ikan tenggiri, teri dan ikan kuwe. Perkembangan produksi ikan laut di Kabupaten asaman Barat setiap
Tahunnnya meningkat. Produksi ikan laut di Kabupaten Pasaman Barat tahun 2009 dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel I. 39
Produksi Dan Nilai Produksi Ikan Laut Segar Menurut Jenis Ikan Tahun 2009
Produksi Nilai Produksi
No. Jenis Ikan
(Ton) (Rp.)
1 Tenggiri 6.584 197.520.000
2 Tuna 669 30.082.500
3 Tongkol 10.767 355.297.800
4 Cakalang 1.165 20.968.200
5 Pari 518 8.807.700
6 Bawal 1.482 44.469.000
7 Kembung 19.627 294.399.000
8 Selar 18.596 204.551.600
9 Alu-Alu 770 8.464.500
10 Kuwe 6.574 72.312.900
11 Layur 585 8.773.500
12 Mayung 565 6.782.400
13 Teri 7.033 105.498.000
14 Hiu 697 11.505.450
15 Peperek 365 4.382.400
16 Udang Windu 133 5.336.000
17 Udang Swallow 195 5.844.000
18 Udang Putih 253 5.052.000
19 Udang Dogol 262 4.708.800
20 Kepiting 154 2.304.000
21 Ranjungan 143 2.780.700
22 Cumi-cumi 188 3.192.600
23 Ikan Lain 295 3.309.287
Jumlah 2009 77.617 1.406.342.337
2008 76.195 1.370.298.810
2007 73.444 1.803.025.644
2006 7.894 66.737.000
2005 7.625 63.235.000
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pasaman Barat, 2010.

Produksi ikan laut lebih berpotensi dari pada ikan budidya ini dilihat dari banyak produksi ikan laut dari
pada produksi ikan budidaya di Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan produksi ikan diperairan umum
lebih sedikit dari pada budidaya. Perbandingan produksi ikan laut dan budidaya dapat dilihat pada tabel
berikut.

I - 57
Tabel I. 40
Produksi Ikan Laut Dan Budidaya Per Kecamatan Tahun 2009
Budidaya
Laut
No. Kecamatan Kolam Sawah Keramba Jumlah (Ton)
(Ton)
(Ton) (Ton) (Ton)
1 Sei Beremas 53.153 11,5 - - 53.164,6
2 Ranah Batahan - 16,2 - 6,3 22,5
3 Koto Balingka 919 17,8 - 2,9 939,9
4 Lembah Melintang - 21,3 0,3 - 21,6
5 Sungai Aua 848,4 13,6 - - 862,0
6 Gunung Tuleh - 15,5 0,7 - 16,2
7 Pasaman - 116,2 1,1 10,1 127,4
8 Sasak Ranah Pasisie 21.798,6 176,9 - - 21.975,5
9 Luhak Nan Duo - 119,9 0,6 203,6 324,1
10 Kinali 897,4 106,8 - 4,4 1.008,6
11 Talamau - 268,0 37,3 3,2 308,5
Jumlah 2009 77.616,8 883,7 40,0 230,5 78.771,0
2008 76.195,1 883,7 40,0 230,5 77.349,3
2007 73.443,2 299,7 444,1 329,9 74.516,9
2006 7.894,1 299,7 151,2 231,2 8.576,2
2005 7.625,0 150,4 151,2 - 7.926,6
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pasaman Barat, 2010.
Tabel I. 41
Produksi Ikan Di Perairan Umum Per Kecamatan Tahun 2009

Sungai Danau Rawa Telaga Jumlah


No. Kecamatan
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
1 Sei Beremas 15,9 - - - 15,9
2 Ranah Batahan 17,1 - - - 17,1
3 Koto Balingka 17,8 - - - 17,8
4 Lembah Melintang 16,3 - - - 16,3
5 Sungai Aua 15,8 - - - 15,8
6 Gunung Tuleh 16,9 - - - 16,9
7 Pasaman 25,6 - - - 25,6
8 Sasak Ranah Pasisie 16,8 - - - 16,8
9 Luhak Nan Duo 18,0 - - - 18,0
10 Kinali 23,6 - - - 23,6
11 Talamau 11,4 - - - 11,4
Jumlah 2009 195,2 - - - 195,2
2008 195,2 - - - 195,2
2007 193,0 - - - 193,0
2006 7,1 - 3,8 - 10,9
2005 6,8 2,3 3,4 - 12,5
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pasaman Barat, 2010.

I - 58
Di Kabupaten Pasaman Barat memiliki potensi penghasil ikan laut dan budidaya (Kolam, Sawah dan
Keramba). Produksi ikan budidaya banyak dihasilkan pada ikan kolam. Perkembangan produksi perikan
laut setiap tahunnya selalu meningkat, sedangkan perkembangan ikan budidaya meningkat pada tahun
2009 dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel I. 42
Produksi Ikan Laut Dan Budidaya Per Bulan Tahun 2009
Budidaya
Laut
No. Bulan Kolam Sawah Keramba Jumlah (Ton)
(Ton)
(Ton) (Ton) (Ton)
1 Januari 7.300,4 65,2 4,0 39,9 7.409,5
2 Februari 5.803,4 63,3 5,3 39,9 5.911,8
3 Maret 7.702,3 63,6 5,7 40,2 7.811,8
4 April 6.636,7 61,0 - - 6.697,7
5 Mei 6.232,8 61,7 - - 6.294,5
6 Juni 6.486,6 62,9 - - 6.549,5
7 Juli 6.214,4 90,2 9,0 36,7 6.350,3
8 Agustus 5.350,7 89,5 7,9 36,5 5.484,5
9 September 5.797,0 90,4 8,1 37,3 5.932,7
10 Oktober 6.693,8 76,9 - - 6.770,8
11 November 6.115,9 78,6 - - 6.194,6
12 Desember 7.282,9 80,5 - - 7.363,4
Jumlah 2009 77.616,8 883,7 40,0 230,5 78.771,0
2008 76.195,1 883,7 40,0 230,5 77.349,3
2007 73.444,2 299,7 444,1 329,9 74.517,9
2006 7.894,1 299,7 151,2 - 8.345,0
2005 7.625,0 217,8 150,3 - 7.993,1
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pasaman Barat, 2010.

Tabel I. 43
Produksi Ikan Di Perairan Umum Per Bulan Tahun 2009
Sungai Danau Rawa Telaga Jumlah
No. Bulan
(ton) (ton) (ton) (ton) (ton)
1 Januari - - - - -
2 Februari - - - - -
3 Maret - - - - -
4 April - - - - -
5 Mei - - - - -
6 Juni - - - - -
7 Juli 18,6 - - - 18,6
8 Agustus 18,3 - - - 18,3
9 September 19,5 - - - 19,5
10 Oktober 45,7 - - - 45,7
11 November 46,5 - - - 46,5

I - 59
12 Desember 46,8 - - - 46,8
Jumlah 2009 195,2 - - - 195,2
2008 195,2 - - - 195,2
2007 195,2 - - - 195,2
2006 7,1 - 3,8 - 10,9
2005 6,8 2,3 3,4 - 12,5
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pasaman Barat, 2010.

1.2.9.6 Pertambangan
Potensi tambang di Kabupaten Pasaman Barat berupa bahan tambang Galian A, Galian B, Galian C.
Bahan galian Tambang Golongan C Berupa Batu bara dan Uranium. Batu Bara terdapat di Kecamatan
Ranah Batahan, Kecamatan Koto Balingka dan Kecamatan Talamau. Sedangkan Uranium terdapat di
Laut Tingga Kecamatan Kecamatan Sungai Aua. Lebih jelasnya bahan galian tambang Golongan A, B
dan C dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

Tabel I. 44
Bahan Galian Tambang Golongan A Di Kabupaten Pasaman Barat
No Bahan Galian Lokasi Cadangan

1 Batu Bara - Lubuk Gobing Kec. Ranah Batahan Sumber daya


- Aek Nabirong Kec. Koto Balingka Sumber daya
- Sinuruik Kec. Talamau Sumber daya

2 Uranium - Laut Tinggal Kecamatan Sungai Aua Sumber daya

Sumber : Profil Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009


Tabel I. 45
Bahan Galian Tambang Golongan B Di Kabupaten Pasaman Barat

No Bahan Galian Lokasi Cadangan

1 Biji (Biji Besi)  Nagari Aia Bangih, Kecamatan Sungai Beremas Sumber daya

 Nagari Silaping, Kecamatan Ranah Batahan

2 Emas/perak  Tombang Nagari Sinuruik, Kecamatan Talamau Sumber daya


Sontang
 Kecamatan Sungai Aua
 Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh

3 Kromik  Pinaga Nagari Aua Kuniang, Kecamatan Pasaman

4 Pasir Besi  Katiagan Kecamatan Kinali Sumber daya

5 Belerang  Sitobu, Kecamatan Gunung Tuleh Sumber daya

6 Pirit  Pinaga Kecamatan Pasaman Sumberdaya

7 Timah  Pengambiran, Kecamatan Koto Balingka Sumberdaya

Sumber : Profil Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009

I - 60
Tabel I. 46
Bahan Galian Tambang Golongan C Di Kabupaten Pasaman Barat

No Bahan Galian Lokasi Cadangan

1 Granit  Aia Bangih, Kecamatan Sungai Beremas Sumber daya

 Sitabu, Kec.amatan Gunung Tuleh

2 Andesit/  Simpang Timbo Abu, Nagari Talu, Kecamatan Sumber daya


Granodiosit Talamau
 Kajai Kecamatan Talamau

3 Marmer  Gunung Tuleh, Kecamatan Gunung Tuleh

4 Batu Kapur  Gunung Tuleh, Kecamatan Gunung Tuleh Sumber daya

5 Tanah Liat  Pasa Lamo, Kecamatan Lubuk Melintang Sumber daya

6 Pasir  Muara Kiawai Sumberdaya

7 Batu Tulis (Batu  Sinuruik, Kecamatan Talamau Sumberdaya


Sabak)  Kajai, Kecamatan Talamau

Sumber : Profil Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009


1.2.10 Industri dan Perdagangan
Kegiatan industri merupakan salah-satu kegiatan utama dalam mendukung perekonomian wilayah
Kabupaten Pasaman Barat, khususnya industri pengolahan komoditas perkebunan. Dilihat dari nilai
produksi yang dihasilkan pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 293% dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2006 mengalami penurunan, untuk tahun selanjutnya telah mengalami
peningkatan kembali.

Tabel I. 47
Jumlah Usaha Industri, Tenaga Kerja Dan Nilai Produksi Menurut Kecamatan Di Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2008
No. Kecamatan Jumlah Usaha industri Jumlah Tenaga Kerja Nilai Produksi
1. Sungai Beremas 107 309 7.586.500
2. Ranah Batahan 109 266 11.971.775
3. Koto Balingka 40 84 1.628.590
4. Sungai Aua 14 40 1.927.100
5. Lembah Melintang 58 166 3.363.700
6. Gunung Tuleh 55 145 4.581.370
7. Talamau 161 421 11.593.855
8. Pasaman 126 322 19.996.680
9. Luhak Nan Duo 161 312 19.854.630
10. Sasak Ranah Pasisie 45 180 5.485.500
11. Kinali 84 198 4.163.750
Jumlah
2008 960 2.443 92.153.450
2007 917 2.325 85.291.610
2006 640 1.812 63.944.542
2005 916 2.558 322.074.378
2004 1.715 3.884 81.761.595
Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat dalam Angka 2009

I - 61
Kegiatan perdagangan di Kabupaten Pasaman Barat didukung oleh ketersediaan pasar yang tersebar di
seluruh kecamatan. Sampai tahun 2009 tercatat sebanyak 40 lokasi pasar yang tersebar di setiap
kecamatan.

Tabel I. 48
Sebaran Lokasi Pasar Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009
No Kecamatan Nama Pasar Desa/kelurahan Hari Pasar
1. Sungai Beremas 1. Pasar Air Bangis Koto Jambur Sabtu
2. Ranah Batahan 2. Silaping Batahan Kamis
3. Desa Baru Desa Baru Selasa
4. Kampung Baru Batahan Rabu
5. Bedeng Barat Desa Baru Minggu
3. Koto Balingka 6. Pasar Sp.III Air Balam Parik/Air Balam Minggu
7. Pasar Tamiang Parik/T.Ampalu Rabu
8. Pasar Lubuak Gadang Parik/Lb. Gadang Minggu
9. Pasar Pengambiran Parik/Rura Patontang Jumat
10. Pasar Tamang Padang Parik/Simaningir Kamis
11. Pasar Simpang Parik/Simpang Jumat
12. Pasar Parit Parik/Parit Minggu
4. Sungai Aur 13. KAN Sungai Aur Sungai Aur/Koto Dalam Selasa dan
Minggu
14. Sarasah Sarasah Betung Kamis
15. Manggonang Sungai Tanang Jumat
16. Sontang P.Sontang Sabtu
17. Simpang Godang Simpang Gadang Minggu
18. Transmigrasi Sakota Jaya Minggu
19. Sikiliang Sikiliang Jumat
5. Lembah Melintang 20. KAN Ujuang Gading Pasa lamo
Irian Senin
Tanjung Damai
Taluk Ambun Kamis
21. Rojang Situak Barat Minggu
22. Robajala Situak Barat Selasa
23. Situak Situak Sabtu
6. Gunung Tuleh 24. KAN Rabi Jonggor Rabi Jonggor/Paraman Rabu
Ampalu
25. Kan Muaro Kiawai Muaro Kiawai/Sudirman Kamis
26. Bandar Rabi Jonggor/Paraman Ampa Minggu
7. Talamau 27. Pasar Talu Sinurut Rabu
28. Pasar Kajai Kajai Selasa
29. Pasar Timbo Abu Kajai Sabtu

I - 62
No Kecamatan Nama Pasar Desa/kelurahan Hari Pasar
8. Pasaman 30. Pasar Simpang IV Lingkuang Aua Minggu
31. Pasar Padang Tujuh Aua Kuniang Senin
32. Pasar Batang Lingkin Aia Gadang Selasa
33. Pasar Aia Gadang Aia Gadang Jumat
9. Luhak Nan Duo 34. Pasar Kapar Kapar Timur Kamis
35. Pasar Simpang III Simpang III Jumat
10. Sasak Ranah Pasisie 36. Pasar sasak Padang Halaban Sabtu
11. Kinali 37. Pasa Durian Kilangan Langgam Senin
38. Pasa Tampuruang IV Koto Minggu
39. Pasa Padang Canduah Bangun Rejo Sabtu
40. Pasa Koto Pajang VI Koto Utara Kamis
Sumber : Kecamatan Dalam Angka di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009

1.2.11 Pariwisata
Kabupaten Pasaman Barat memiliki jeni wisata alam dan sejarah. Sektor pariwisata di Kabupaten
Pasaman Barat dapat digambarkan menurut objek dan daya tarik wisata dengan lokasi dan jarak dari
Ibukota Kabupaten dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel I. 49
Obyek Wisata Dan Lokasi Wisata Di Kabupaten Pasaman Barat
Jarak dari
No Obyek dan Daya Tarik Wisata Lokasi Ibukota Kab.
(Km)
1 Pantai Aia Bangih Kec. Sungai Baremas 74
2 Pantai Sasak Kec. Sasak Ranah Pasisie 20
3 Pantai Muara Bingung Kec. Kinali 46
4 Pantai Sikilang Kec. Sungai Aua 53
5 Pantai Sikabau Kec. Koto Balingka 66
6 Air Terjun, Sarasah, Sampuran Kec. Sungai Aua 64
Botung, Sampuran Talang
7 Air Panas Simpang Lolo Kec. Gn Tuleh Tala Kec. 55
Talamau
8 Panjat Tebing Kec. Gn Tuleh 37
9 Hiking/lintas Alam Gn Talamau dan, 11
Gn Pasaman di Kecamatan Talamau 11
10 Arung Jeram (Rafting) Batang Kenaikan Kec Gn Tuleh, 40
Batang Tongar Kec. Pasaman 8
11 Perkampungan Minangkabau Kajai Kec. Talamau 16
12 Wisata Religius Surau Buya Sasak, Surau Buya Lb Landua, 9
Surau Buya Alin Tagak 25
13 Sepeda Gunung Gn Pasaman III & IV Kec Talamau 12
14 Motor Cross Rimbo Canduang Kec Pasaman 7,5
15 Laut Tinggal Sei. Aur 65
Sumber : Profil Daerah Kabupaten Pasaman Barat 2009

I - 63
Tabel I. 50
Banyak Obyek Wisata Di Kabupaten Pasaman Barat
Wisata Alam Sejarah
No Kecamatan Sumber Jumlah
Panorama C.Alam Danau Air Sejarah Tradisi
Panas
1 Sungai Beremas 3 5 - - 1 5 14
2 Ranah Batahan 1 1 - - - 10 12
3 Koto Balingka 1 1 1 - - 2 5
4 Sungai Aua 2 1 - - - 2 5
5 Lembah Melintang 1 - - - - 1 2
6 Gunung Tuleh 2 - - 1 - - 3
7 Talamau 2 2 - 1 2 2 9
8 Pasaman 2 2 - - 1 2 7
9 Luhak Nan Duo 1 - - - 1 2
10 Sasak Ranah Pasisie 3 3 - - - 1 7
11 Kinali 2 2 - - - 2 6
Jumlah 20 17 1 2 4 28 72
Sumber: Kabupaten Pasaman Barat Dalam Angka Tahun 2009

I - 64
Tabel I. 51
Potensi Wisata Perkecamatan Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010
No Kecamatan Objek Wisata Jenis Atraksi Nagari
1 Sungai Beremas 1. Pantai Tugu Jepang  Pesta Pantai  Aia Bangih
2. Gunung Marando  Hikking  Aia Bangih
3. Teluk Pantai Pulau-pulau Kecil  Wisata Bahari  Aia Bangih
4. Hutan Mangrove  Bahari  Aia Bangih
5. Pulau Biak/Pulau Panjang (Terumbu karang)  Diving  Aia Bangih
6. Pulau Pangka  Bahari 
7. Pulau Pigago  Bahari 
8. Pulau Tamiang  Bahari 
9. Pulau Unggas  Bahari 
10. Pulau Biak/Pulau Panjang  Bahari 
11. Pulau Harimau  Bahari 
12. Pulau Nibung/Talud  Bahari 
13. Pulau Pini  Bahari 
2 Ranah Batahan 14. Batang Batahan  Tempat pemandian  Batahan
 Tempat pemancingan
15. Alam  Motor Cross  Batahan
16. Air Terjun  Alam  Desa Baru
3 Koto Balingka 17. Batang Sikabau  Arung jeram  Parit

I - 65
No Kecamatan Objek Wisata Jenis Atraksi Nagari
18. Danau Indah  Pesta Danau  Parit
 Arena Pemancingan
 Perkemahan
19. Pantai Sikabau  Wisata Bahari  Parit
4 Sungai Aua 20. Pantai Pasir Putih  Pesta Pantai  Sungai Aua
 Wisata Bahari
21. Sompuran Betung  Alam (Air Terjun)  Sungai Aua
22. Laut Tinggal  Alam  Sungai Aua
5 Lembah Melintang 23. Jembatan Gantung  Rekreasi  Ujuang Gadiang
24. Kebun Salak  Agrowisata  Ujuang Gadiang
25. Alam  Arena Motor Cross  Ujuang Gadiang
6 Gunung Tuleh 26. Perbukitan Kapur  Panjat Tebing (Wisata Alam)  Muaro Kiawai
27. Batang Keanekan  Arung Jeram  Muaro Kiawai
28. Kebun Salak  Agro wisata  Robi Jonggor
29. Pesantren Alin Tagak  Wisata religius  Robi Jonggor
30. Goa Laping  Keindahan Alam di Didalam Goa  Muaro Kiawai
31. Goa  Keindahan Alam di Didalam Goa  Robi Jonggor
32. Pantai/air terjun  Keindahan Pantai  Robi Jonggor
33. Harimau Gunung Tuleh  Sejarah  Robi Jonggor
34. Kuburan Tuan Blongger  Sejarah  Robi Jonggor

I - 66
No Kecamatan Objek Wisata Jenis Atraksi Nagari
35. Air Tejun Gapuk  Keindahan Alam  Robi Jonggor
36. Air Silupak-lupak  Keindahan Alam  Robi Jonggor
37. Air Hangat Sosopan  Keindahan Alam  Robi Jonggor
38. Kuburan Gadang (Keramat)  Sejarah  Muaro Kiawai
39. Kubah Pasa Lamo  Sejarah  Muaro Kiawai
7 Talamau 40. Pemandian Air Panas  Tempat Pemandian  Kajai Sinuruik
41. Ngarai  Pemandangan Alam  Kajai
42. Gunung Talamau  Hikking  Kajai
43. Ikan Larangan   Kajai
44. Kolam Pancing  Tempat Pemancingan  Kajai
45. Rumah Peninggalan Rajo Sinuruik  Wisata Sejarah  Sinuruik
46. Rumah Peninggalan Rajo Tuanku Nan Lareh  Wisata Sejarah  Kajai
47. Lobang Jepang  Wisata Sejarah  Talu
48. Hutan Lindung  Wisata Alam  Kajai
8 Pasaman 49. Kolam Pancing  Area Pemancingan  Aua Kuniang
50. Bendungan Batang Tongar  Tempat pemancingan  Aua Kuniang
 Area Perkemahan
51. Air Terjun Lingkek  Tempat Pemandian  Aua Kuniang
52. Ikan Larangan Lubuk Landur  Wisata Religius  Aua Kuniang
53. Kolam Pancing  Tempat Pemancingan  Aia Gadang

I - 67
No Kecamatan Objek Wisata Jenis Atraksi Nagari
54. Gunung Pasaman  Hiking, Keindahan Alam  Aua Kuniang
9 Luhak Nan Duo 55. Perkampungan Transmigrasi  Permukiman  Koto Baru
56. Makam Syek Buya Sasak  Wisata Religius  Kapar
57. Bendungan Batang Kapa  Tempat Pemancingan  Kapar
10 Sasak Ranah Pasisie 58. Perkampungan Nelayan  Permukiman  Sasak
59. Muaro Merdeka  WisataBahari  Sasak
60. Pantai Indah  Area Pesta Pantai  Sasak
61. Batang Kapa  Selaju Sampan  Sasak
62. Muaro Sasak  Perahu Wisata  Sasak
 Perkemahan
 Pesta Pantai
63. Pantai Maligi  Wisata Alam 
11 Kinali 64. Tugu Equator  Sejarah  Padang Rajo IV Koto
65. Air Terjun Siburai-burai  Wisata Alam  Kinali
66. Pantai Mandiangin  Wisata Alam  Katiagan
67. Pantai Katiagan  Wisata ALam  Katiagan
68. Muaro Binguang  Wisata Pesta Pantai  Katiagan
69. Ikan Larangan Langgam  Arena Pancing  Kinali
70. Air Mauwok  Permukiman  Kinali
Sumber : Dinas Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

I - 68
Tabel I. 52
Kesenian Tradisional Kabupaten Pasaman Barat

No Kecamatan Jenis Kesenian

1 Sungai Beremas Randai, Ronggeng, Tari Pilin salapan, Tari Persembahan, Tari Piring,
Pencak Silat/Perguruan, Talempong, Tari Gelombang, Lukah Gilo, Tari
Indang, Dendang, Salawat Ulang, Rabab, Alek nagari, Gelar Penghulu.
2 Ranah Batahan Tor-tor, Reog
3 Koto Balingka Randai, Rabana, Ronggeng, Kuda Kepang
4 Sungai Aua Ronggeng
5 Lembah Melintang Ronggeng
6 Gunung Tuleh Ronggeng, Tor-tor
7 Talamau Randai, Dikia Rabana, Ronggeng, Tamat Kaji
8 Pasaman Rabab, Saluang Dangdut, Randai, Pencak Silat, Kuda Kepang,
Ronggeng, Dikia Bajonzi, Silat Gelombang
9 Luhak Nan Duo Kasidah Rebana, Ronggeng, Kuda Lumping Campur Sari, Wayang
Campur Sari, Reog Ponorogo, Orkes gambus
10 Sasak Ranah Pasisie Rabab, Gandang Lasuang, Randai, Silat Gelombang, Ronggeng
11 Kinali Randai, Silat Gelombang, Ronggeng, Kuda Kepang Sidomulyo, Kuda
Kepang, Kuda Lumping, Wayang Kulit, Ketoprak, Ludruk, Reok
Sumber : Dinas Perhubungan, Kebudayan dan PariwisataKabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

Tabel I. 53
Jumlah Industri Pariwisata Menurut Jenis Usaha Di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2008

No. Kecamatan Hotel Penginapan Agen Toko cindera Rumah


Jumlah
Perjalanan mata Makan & Restoran

1. Sungai Beremas 1 - - 1 5 7
2. Ranah Batahan - - - - 1 1
3. Koto Balingka - - - - 1 1
4. Sungai Aua - - - - 2 2
5. Lembah Melintang 1 1 - - 8 9
6. Gunung Tuleh - - - - 6 6
7. Talamau 1 - - 1 5 7
8. Pasaman 8 - 2 - 22 32
9. Luhak Nan Duo - - - - 6 6
10. Sasak Ranah Pasisie - - - 1 2 2
11. Kinali - - - 1 5 6
Jumlah 11 1 2 4 63 81
Sumber : Kabupaten Pasaman Barat Dalam Angka Tahun 2009

Sedangkan apabila data kondisi dan potensi di atas dibandingkan dengan potensi arus wisatawan yang
berkunjung ke Kabupaten Pasaman Barat sampai saat ini masih belum optimal. Hal ini dikarenakan
potensi wisata yang ada kurang mendapatkan perhatian. Berikut data jumlah arus wisatawan yang
berkunjung ke Kabupaten Pasaman Barat.

I - 69
Tabel I. 54
Arus Wisatawan Yang Berkunjung Ke Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2006 - 2008

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008


No Nama Kecamatan Manca- Dalam Jumlah Manca- Dalam Jumlah Manca- Dalam Jumlah Manca- Dalam Jumlah
negara Negeri negara Negeri negara Negeri negara Negeri*
1 Sungai Beremas 32 1.010 1.042 2 280 282 36 3.532 3.568 20 - 20

2 Ranah Batahan - - - - - - 0 100 100 2 - 2

3 Koto Balingka 2 12 14 - 2.500 2.500 0 66 66 8 - 8

4 Sungai Aua 8 28 36 - - - 0 70 70 5 - 5

5 Lembah Melintang - - - - 4.000 4.000 0 85 85 5 - 5

6 Gunung Tuleh 4 9 13 - 400 400 35 1.452 1.487 0 - 0

7 Talamau 29 24.300 24.329 7 230 237 40 2.904 2.944 0 - 0

8 Pasaman 10 1.330 1.340 8 320 328 40 3.432 3.472 77 - 77

9 Luhak Nan Duo - - - - - - 0 90 90 3 - 3

10 Sasak Ranah Pasisie 4 22.000 22.004 3 9.700 9.703 36 4.685 4.721 60 - 60

11 Kinali 2 10.000 10.002 - 2.800 2.800 36 2.244 2.280 50 - 50

Jumlah 91 58.689 58.780 20 20.230 20.250 223 18.660 18.883 230 - 230

Sumber : Kabupaten Pasaman Barat Dalam Angka Tahun 2007-2009


Keterangan : * : Data Tidak Tersedia di Tahun 2008

I - 70
1.2.12 Perekonomian Daerah
1.2.12.1Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur Perekonomian

Perekonomian Kabupaten Pasaman Barat sejak ditetapkan sebagai kabupaten pada tahun 2003 yang lalu
menunjukan kinerja yang sangat baik. Hal ini tergambar dari laju pertumbuhan ekonomi yang selalu
berada di atas laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat.

Setelah ditetapkan menjadi kabupaten berdasarkan Undang-Undang No. 38 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Solok Selatan dan Pasaman Barat, laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Pasaman Barat selalu berada pada angka di atas 6% setiap tahunnya.

Sebagai perbandingan dapat dilihat tabel berikut ini yang menggambarkan perbandingan laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasaman Barat dengan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera
Barat dan laju pertumbuhan Kota Padang (sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat) dalam periode
2004 sampai 2009.
Tabel I. 55
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pasaman Barat, Kota Padang & Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2004-2009
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Tahun
Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat Kota Padang

2004 6,47% 5,47% 5,89%

2005 6,54% 5,73% 5,29%

2006 6,36% 6,14% 5,12%

2007 6,41% 6,34% 6,14%

2008 6,40% 6,37% 6,21%

2009 6,26% 4,16% 5,08%


Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat, BPS Provinsi Sumatera Barat

Memperhatikan kontribusi lapangan usaha pembentuk PDRB Kabupaten Pasaman Barat dalam
beberapa tahun terakhir, terlihat bahwa struktur perekonomian Kabupaten Pasaman Barat didominasi
oleh beberapa lapangan usaha/sektor, yaitu sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar
31,96%, dengan sub sektor perkebunan memberikan kontribusi 20,12% terhadap PDRB Kabupaten
Pasaman Barat. Berikutnya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan kontribusi
sebesar 25,01%, dengan sub sektor perdagangan besar dan eceran memberikan kontribusi sebesar
24,84% terhadap PDRB Kabupaten Pasaman Barat. Selanjutnya adalah sektor industri pengolahan yang
memberikan kontribusi sebesar 23,73%, dengan sub sektor industri non migas yang memberikan
kontribusi sebesar 23,72% terhadap PDRB Kabupaten Pasaman Barat.

Dengan kata lain, perekonomian Kabupaten Pasaman Barat sangat dipengaruhi oleh 3 sektor utama,
yang Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan Sektor Industri Pengolahan.

Secara lebih spesifik sub-sub sektor yang mempengaruhi perekonomian Kabupaten Pasaman Barat
adalah :

a. Sub Sektor Perkebunan

b. Sub Sektor Perdagangan

c. Sub Sektor Industri Non Migas

I - 71
Gambar I. 16
Grafik Kontribusi Sektor-Sektor Pembentuk PDRB Kabupaten Pasaman Barat

Tabel I. 56
PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun
2006 - 2008
Tahun
No Lapangan Usaha
2004 2005 2006 2007*) 2008**)

1. Pertanian 803.626,92 995.484,22 1.154.168,58 1.341.047,15 1.555.877,36

a. Tanaman Pangan 157.095,70 208.876,09 248.603,58 294.335,27 348.898,19

b. Perkebunan 539.368,06 655.471,56 746.413,10 857.393,29 979.470,49

c. Peternakan 24.863,67 29.562,21 34.749,80 40.446,14 47.163,84

d. Kehutanan 49.421,62 60.905,55 76.148,85 93.301,88 114.405,85

e. Perikanan 32.877,86 40.668,81 48.253,25 55.570,58 65.938,99

2. Pertambangan dan Penggalian 25.958,09 29.159,84 35.181,53 41.236,18 48.404,34

a. Minyak dan Gas Bumi x x x x x

b. Pertambangan Tanpa Gas x x x x x

c. Penggalian 25.958,09 29.159,84 35.181,53 41.236,18 48.404,34

3. Industri Pengolahan 560.480,34 662.497,41 797.427,75 958.548,09 1.154.909,78

a. Industri Migas x x x x x

b. Industri tanpa Migas 560.480,34 662.497,41 797.427,75 958.548,09 1.154.909,78

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 4.378,89 5.249,64 5.800,70 6.415,70 7.075,48

a. Listrik 4.028,86 4.776,76 5.277,36 5.838,29 6.434,39

b. Gas x x x x x

c. Air Bersih 350,03 472,88 523,33 577,42 641,09

5. Bangunan 75.551,59 89.103,77 104.390,66 123.650,08 145.515,49

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 635.347,10 730.820,74 856.318,02 1.012.424,99 1.221.695,09

a. Perdagangan Besar dan Eceran 627.999,43 722.427,89 846.776,17 1.001.545,57 1.209.266,92

b. Hotel 464,94 539,47 636,74 752,57 891,29

c. Restoran 6.882,73 7.853,38 8.905,11 10.126,85 11.536,88

I - 72
Tahun
No Lapangan Usaha
2004 2005 2006 2007*) 2008**)

7. Pengangkutan dan Komunikasi 88.529,21 104.803,69 132.486,73 148.886,06 178.579,57

a. Pengangkutan 79.571,77 94.379,14 120.892,05 135.497,42 163.740,70

1. Angkutan Kereta Api x x x x x

2. Angkutan Jalan Raya 75.054,27 89.044,22 114.840,38 128.488,92 155.635,09

3. Angkutan Laut 3.773,48 4.432,50 5.023,13 5.801,40 6.691,55

4. Angkutan Sungai x x x x x

5. Angkutan Udara x x x x x

6. Jasa Penunjang Angkutan 744,02 902,42 1.028,53 1.207,10 1.414,06

b. Komunikasi 8.957,44 10.424,55 11.594,68 13.388,63 14.838,87

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 49.209,22 55.425,28 63.009,59 71.629,63 81.806,78

a. Bank 27.546,54 28.966,16 32.823,12 37.153,55 42.185,99

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 9.223,00 10.626,33 12.453,10 14.574,97 17.018,81

c. Sewa Bangunan 11.952,02 15.259,75 17.102,88 19.211,56 21.840,45

d. Jasa Perusahaan 487,66 573,04 630,49 689,55 761,53

9. Jasa-jasa 259.907,42 310.757,56 358.591,41 411.978,99 474.191,39

a. Pemerintah Umum 226.855,87 273.000,28 317.050,67 366.429,56 424.253,66

b. Swasta 33.051,55 37.757,28 41.540,74 45.549,43 49.937,73

1. Sosial Kemasyarakatan 14.207,87 17.314,78 19.370,83 21.539,51 23.950,39

2. Hiburan dan Rekreasi 358,58 387,08 421,34 458,18 498,28

3. Perorangan dan Rumahtangga 18.485,10 20.055,42 21.748,57 23.551,75 25.489,07

Jumlah 2.502.988,78 2.983.302,15 3.507.374,97 4.115.816,87 4.868.055,28

Catatan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Sumber : Buku PDRB Kabupaten Pasaman Barat Menurut Lapangan Usaha 2004-2008
Bappeda Pasaman Barat dan BPS Kabupaten Pasaman Barat

Tabel I. 57
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2006 - 2008
Tahun
No Lapangan Usaha
2004 2005 2006 2007*) 2008**)
1. Pertanian 32,11% 33,37% 32,91% 32,58% 31,96%
a. Tanaman Pangan 6,28% 7,00% 7,09% 7,15% 7,17%
b. Perkebunan 21,55% 21,97% 21,28% 20,83% 20,12%
c. Peternakan 0,99% 0,99% 0,99% 0,98% 0,97%
d. Kehutanan 1,97% 2,04% 2,17% 2,27% 2,35%
e. Perikanan 1,31% 1,36% 1,38% 1,35% 1,35%
2. Pertambangan dan Penggalian 1,04% 0,98% 1,00% 1,00% 0,99%
a. Minyak dan Gas Bumi x x x x x
b. Pertambangan Tanpa Gas x x x x x
c. Penggalian 1,04% 0,98% 1,00% 1,00% 0,99%
3. Industri Pengolahan 22,39% 22,21% 22,74% 23,29% 23,72%

I - 73
a. Industri Migas x x x x x
b. Industri tanpa Migas 22,39% 22,21% 22,74% 23,29% 23,72%
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,17% 0,18% 0,17% 0,16% 0,15%
a. Listrik 0,16% 0,16% 0,15% 0,14% 0,13%
b. Gas x x x x x
c. Air Bersih 0,01% 0,02% 0,01% 0,01% 0,01%
5. Bangunan 3,02% 2,99% 2,98% 3,00% 2,99%
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 25,38% 24,50% 24,41% 24,60% 25,10%
a. Perdagangan Besar dan Eceran 25,09% 24,22% 24,14% 24,33% 24,84%
b. Hotel 0,02% 0,02% 0,02% 0,02% 0,02%
c. Restoran 0,27% 0,26% 0,25% 0,25% 0,24%
7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,54% 3,51% 3,78% 3,62% 3,67%
a. Pengangkutan 3,18% 3,16% 3,45% 3,29% 3,36%
1. Angkutan Kereta Api x x x x x
2. Angkutan Jalan Raya 3,00% 2,98% 3,27% 3,12% 3,20%
3. Angkutan Laut 0,15% 0,15% 0,14% 0,14% 0,14%
4. Angkutan Sungai x x x x x
5. Angkutan Udara x x x x x
6. Jasa Penunjang Angkutan 0,03% 0,03% 0,03% 0,03% 0,03%
b. Komunikasi 0,36% 0,35% 0,33% 0,33% 0,30%
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,97% 1,86% 1,80% 1,74% 1,68%
a. Bank 1,10% 0,97% 0,94% 0,90% 0,87%
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,37% 0,36% 0,36% 0,35% 0,35%
c. Sewa Bangunan 0,48% 0,51% 0,49% 0,47% 0,45%
d. Jasa Perusahaan 0,02% 0,02% 0,02% 0,02% 0,02%
9. Jasa-jasa 10,38% 10,42% 10,22% 10,01% 9,74%
a. Pemerintah Umum 9,06% 9,15% 9,04% 8,90% 8,72%
b. Swasta 1,32% 1,27% 1,18% 1,11% 1,03%
1. Sosial Kemasyarakatan 0,57% 0,58% 0,55% 0,52% 0,49%
2. Hiburan dan Rekreasi 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01%
3. Perorangan dan Rumahtangga 0,74% 0,67% 0,62% 0,57% 0,52%

Jumlah 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%


Catatan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Sumber : Buku PDRB Kabupaten Pasaman Barat Menurut Lapangan Usaha 2004-2008
Bappeda Pasaman Barat dan BPS Kabupaten Pasaman Barat

I - 74
Tabel I. 58
Perkembangan Pendapatan Regional Dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Pasaman Barat
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2008

No. Rincian 2004 2005 2006*) 2007**) 2008***)

1. Produk Domestik Regional Bruto


(Rp. 000.000.) 2.502.988,78 2.983.302,15 3.507.374,97 4.115.816,87 4.868.055,28

2. Penyusutan Barang Modal


(Rp. 000.000.) 359.539,66 418.843,52 474.382,17 556.675,62 724.259,74

3. Produk Domestik Regional Netto ADH Berlaku


(Rp. 000.000.) 2.143.449,12 2.564.458,63 3.032.992,80 3.559.141,25 4.143.795,54

4. Pajak tak Langsung Netto


(Rp. 000.000.) 609.444,28 75.776,91 94.925,73 111.392,97 129.691,31

5. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar


Biaya Faktor (Rp. 000.000.) 2.082.504,84 2.488.681,72 2.938.067.07 3.447.748,28 4.014.104,23

6. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun


(Jiwa) 301,95 320,56 324.45 327,79 333,19

7. Produk Domestik Regional Bruto Per kapita


(Rp) 829.414,72 9.306.561,82 10.810.217,19 12.556.376,17 14.610.360,64

8. Pendapatan Regional Per kapita ***)


(Rp) 6.896.853,24 7.763.568,39 9.055.531,10 10.518.258,14 12.047.420,79

Catatan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Sumber : Buku PDRB Kabupaten Pasaman Barat Menurut Lapangan Usaha 2004-2008

Gambar I. 17
Grafik Perkembangan Pdrb Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2004-2008

I - 75
Gambar I. 18
Grafik Perkembangan Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar
Harga Berlaku Tahun 2004-2008

1.2.12.2 Kontribusi Perekonomian Kabupaten Pasaman Barat Terhadap Provinsi Sumatera Barat

Seiring dengan kegiatan perekonomian yang terus berjalan, nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000
Kabupaten Pasaman Barat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 nilai PDRB atas dasar harga
konstan 2000 Kabupaten Pasaman Barat tercatat sebesar 2.250,82 milyar rupiah dan pada tahun
berikutnya nilai PDRB mengalami peningkatan hingga pada tahun 2009 nilai PDRB atas dasar harga
konstan 2000 Kabupaten Pasaman sudah mencapai 2.544,86 milyar rupiah.

Tabel I. 59
Perkembangan Nilai PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Dan
Kontribusinya Terhadap Pdrb Provinsi Sumatera Barat Tahun 2004-2009
Nilai PDRB Atas Dasar Nilai (Milyar Rp)
Harga Konstan Tahun
2004 2005 2006 2007 2008 2009
2000
Kab. Pasaman Barat 1.866,61 1.988,70 2.115,11 2.250,82 2.394,85 2.544,86
Prov. Sumatera Barat 27.578,14 29.159,48 30.949,95 32.912,97 35.007,92 37.488,99
Kontribusi 6,77% 6,82% 6,83% 6,84% 6,84% 6,79%
Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat, BPS Provinsi Sumatera Barat.
Sementara itu, nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Provinsi Sumatera Barat juga
menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Pada tahun 2008 nilai PDRB Provinsi Sumatera
Barat atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp. 35,01 triliun dan pada tahun 2009 meningkat menjadi
Rp. 37,49 triliun.

Sebagai salah-satu kabupaten yang relatif baru di Provinsi Sumatera Barat, nilai tambah yang dihasilkan
oleh Kabupaten Pasaman Barat dibandingkan dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000
Provinsi Sumatera Barat relatif masih kecil. Jika pada tahun 2008 kontribusi PDRB Kabupaten Pasaman
Barat mencapai sebesar 6,84% dan pada tahun 2009 kontribusinya mengalami sedikit penurunan,
menjadi sebesar 6,79% dari total nilai PDRB Provinsi Sumatera Barat atas dasar harga konstan 2000.

Guna meningkatkan peran Kabupaten Pasaman Barat dalam kancah perekonomian Sumatera Barat
kiranya perlu dilakukan terobosan dalam memacu perekonomian daerah. Salah-satu yang
memungkinkan untuk melakukan terobosan adalah dengari meningkatkan produk sektor pertanian,
industri pengolahan, dan sektor perdagangan sebagai penunjang sektor-sektor lainnya.

I - 76
Tabel I. 60
Perkembangan Nilai PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Berlaku Dan
Kontribusinya Terhadap Pdrb Provinsi Sumatera Barat Tahun 2004-2009

Nilai PDRB Atas Dasar Nilai (Milyar Rp)


Harga Berlaku 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Kab. Pasaman Barat 2.502,99 2.983,30 3.507,37 4.115,82 4.868,06 5.517,05

Prov. Sumatera Barat 37.358,65 44.674,57 53.029,59 59.799,05 70.614,21 76.162,10

Kontribusi 6,70% 6,68% 6,61% 6,88% 6,89% 7,24%

Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat, BPS Provinsi Sumatera Barat.

Uraian pada tabel berikut dapat menggambarkan posisi Kabupaten Pasaman Barat dibandingkan dengan
kabupaten/kota lainnya dalam menyumbang nilai PDRB Provinsi Sumatera Barat.

Sedangkan katau dilihat secara keseluruhan wilayah kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Barat ini,
maka Kabupaten Pasaman Barat menduduki posisi yang kelima di bawah Kota Padang, Kabupaten
Agam, Padang Pariaman, dan Kabupaten Limapuluh Kota.

Tabel I. 61
Kontribusi PDRB Kabupaten Pasaman Barat Dan Kabupaten/Kota Lainnya Terhadap PDRB
Provinsi Sumatera Barat Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2009
Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
No Kabupaten/Kota
2007 2008 2009
1 Kab. Kepulauan Mentawai 1,42% 1,39% 1,36%
2 Kab. Pesisir Selatan 5,47% 5,42% 5,34%
3 Kab. Solok 5,51% 5,50% 5,46%
4 Kab. Sawahlunto/Sijunjung 3,48% 3,46% 3,66%
5 Kab. Tanah Datar 6,69% 6,66% 6,58%
6 Kab. Padang Pariaman 7,56% 7,56% 7,33%
7 Kab. Agam 7,98% 7,98% 7,82%
8 Kab. Limapuluh Kota 7,29% 7,27% 7,11%
9 Kab. Pasaman 3,48% 3,47% 3,44%
10 Kab. Solok Selatan 1,66% 1,66% 1,64%
11 Kab. Dharmasraya 2,91% 2,91% 2,90%
12 Kab. Pasaman Barat 6,84% 6,84% 6,79%
13 Kota Padang 30,89% 30,84% 30,26%
14 Kota Solok 1,35% 1,35% 1,33%
15 Kota Sawahlunto 1,39% 1,36% 1,32%
16 Kota Padang Panjang 1,07% 1,07% 1,06%
17 Kota Bukittinggi 2,62% 2,66% 2,59%
18 Kota Payakumbuh 2,21% 2,21% 2,19%
19 Kota Pariaman 1,89% 1,87% 1,83%
Provinsi Sumatera Barat 100,00% 100,00% 100,00%
Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat; BPS Provinsi Sumatera Barat

I - 77
1.2.12.3 Pendapatan Daerah
Realisasi pendapatan daerah Kabupaten Pasaman Barat tahun 2008 mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan tahun 2007, dari Rp. 463,43 milyar menjadi Rp. 486,61 milyar. Pendapatan
daerah Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2008 masih didominasi dari Dana Alokasi Umum yaitu
sebesar sebesar 62,80 %, sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya sebesar atau 1,77% dari
keseluruhan penerimaan daerah.

Tabel I. 62
Realisasi Penerimaan Daerah Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2003 - 2008
Jumlah Penerimaan
Sumber Penerimaan
(Rp.) Persentase
1. Sisa Lebih Tahun Lalu 73.557.055.205,00 15,12%
2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 8.633.598.516,00 1,77%
A. Pajak Daerah 4.410.695.206,00 0,91%
B. Restribusi Daerah 4.211.770.302,00 0,87%
C. Laba Usaha Milik Daerah - -
D. Pendapatan dari Dinas-Dinas - -
E. Pandapatan Lain-lain 11.133.008,00 0,00%
3. Pendapatan yang berasal dari pemberian
378.790.420.078,00 77,84%
pemerintah atau instansi yang lebih tinggi
a. Bagi Hasil Pajak 26.142.176.577,00 5,37%
b. Bagi Hasil Bukan Pajak 354.172.501,00 0,07%
c. Dana Alokasi Umum 305.576.071.000,00 62,80%
d. Dana Alokasi Khusus 46.718.000.000,00 9,60%
4. Lain-lain Penerimaan yang sah 25.630.129.937,88 5,27%
a. Penerimaan dari Pemerintah Pusat 1.738.113.000,00 0,36%
b. Penerimaan dari Pemerintah Provinsi 23.892.016.937,88 4,91%
c. Pengembalian Gaji - -
d. Bantuan Sarana Kesehatan - -
5. Urusan Kas dan Perhitungan (Lainnya) - -
Jumlah Tahun 2008 486.611.203.736,88 100,00%
Tahun 2007 463.432.907.040,00
Tahun 2006 339.727.613.930,00
Tahun 2005 132.151.029.337,00
Tahun 2004 -
Tahun 2003 255.477.200.476,00
Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat dalam AngkaTahun 2003-2009
Keterangan : * : data tidak tersedia

I - 78
1.3. Isu-Isu Strategis

Beberapa isu strategis pembangunan dan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Pasaman Barat, antara
lain adalah :

1.3.1 Kerawanan Terhadap Bencana

Wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang berada di pesisir pantai barat Sumatera tergolong rawan
terhadap bencana, baik potensi bencana dari laut maupun potensi bencana dari darat. Mengingat laut di
pantai barat berada di zona tumbukan aktif Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, serta dekat
dengan zona patahan Mentawai dan sesar Semangko, maka potensi terjadinya gempa di laut cukup
besar. Sedangkan dari darat, sepanjang Bukit Barisan merupakan daerah patahan yang berpotensi
terjadinya gerakan tanah.

1.3.2 Keterpaduan Pemanfaatan Ruang pada Tingkat Yang Lebih Tinggi

Hal ini bertujuan menciptakan keterpaduan pemanfaatan ruang terutama pola ruang dan prasarana lalu-
lintas wilayah sehingga tercipta satu kesatuan antara wilayah Kabupaten Pasaman Barat dan
keterpaduan pola ruang menyangkut fungsi kawasan lindung pada perbatasan dengan Kabupaten
Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Pasaman. Namun pada perbatasan dengan
Kabupaten Mandailing Natal telah terjadi sebagian kecil fungsi lahan beralih dan kawasan lindung
menjadi perkebunan rakyat.

1.3.3 Berlakunya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


Pada Undang-undang tersebut terkandung prinsip penekanan pola insentif dan disinsentif, penerapan
sanksi, proposisi kawasan lindung dalam DAS dan ruang terbuka hijau perkotaan paling sedikit 30%,
dan perlunya arahan zonasi pada kawasan strategis. PP No. 26 tahun 2008 tentang RTRWN menetapkan
struktur ruang yang mengatur sistem perkotaan nasional, dan penetapan pola ruang serta penetapan
kawasan strategis nasional di wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

1.3.4 Konversi Lahan Sebagai Upaya Pemanfaatan Ruang


Konversi lahan terjadi pada pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan seperti untuk
perkebunan rakyat/sawit, untuk plot potensi bahan galian atau hasil tambang seperti kandungan granit,
bijih besi, pasir besi dan batu bara yang sebagian besar berada pada kawasan Hutan Lindung.

Selain itu konversi terjadi pada lahan pertanian menjadi perkebunan skala besar seperti sawit, karet dan
bukano.

1.3.5 Isue Perdagangan Carbon (Carbon Trade)


Arahan pemanfaatan ruang pada kawasan Hutan Lindung untuk tetap mempertahankan keberadaan
kawasan Hutan Lindung sebagai bentuk insentif dan disinsentif karena Indonesia memiliki hutan tropis
terluas dunia sebagi antisipasi terhadap pemanasan global (global waming) dan penzoningan.

1.3.6 Penataan Kawasan Pesisir Pantai (coastal planning) serta perlindungan Kawasan sekitar
Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang. Potensi pesisir dan laut
sebagai sektor perikanan darat dan laut dan pulau-pulau yang belum sepenuhnya dikelola.

1.3.7 Pariwisata

Sektor pariwisata bahan seperti Pantai Sasak, Sikabau dan Sikilang, Muaro Binggong, Air Bangis,
wisata alam terdiri dari Gunung Pasaman, Talamau, Aie Angek, Sungai/waduk, panorama, wisata ikan
larangan. Wisata budaya/sejarah terdiri dari budaya kerajaan dan asal usulnya kerajaan yang ada di
Kabupaten Pasaman Barat. Tempat pengajian Buya Lubuk Landur, Kerajaan Kajai, wisata Ikan

I - 79
Larangan dan masih banyak potensi wisata budaya lainnya.

1.3.8 Penataan Kota Simpang Empat Terpadu

Jalan Lingkar Ibukota Kabupaten (Outer Ring Road) yang akan mempengaruhi perkembangan kawasan
perkotaan utama di Kabupaten Pasaman Barat serta akan berdampak terhadap peningkatan kapasitas
pelayanan wilayah.

1.4. Rumusan Potensi Dan Masalah Pengembangan Wilayah Kabupaten Pasaman Barat

1.4.1 Potensi dan Masalah Penggunaan Lahan

Dari penjelasan bab sebelumnya dapat dirumuskan beberapa hal potensi dan masalah yang terkait
dengan aspek penggunaan lahan Kabupaten Pasaman Barat sebagai berikut :

a) Wilayah Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2008 penggunaan lahannya didominasi oleh
kawasan hutan (34,65% luas wilayah) dan kawasan pertanian (sawah, ladang, kebun, peternakan
dan perkebunan rakyat), yang paradoks dengan pemahaman umum tentang pengertian kota sebagai
kawasan yang dominasi kegiatannya bukan pertanian. Maka dengan kondisi demikian, Kabupaten
Pasaman Barat sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai wilayah agropolitan yang berbasis
industri pertanian.

b) Faktor-faktor fisik dasar (topografi, kemiringan lahan, hidrologi dan geologi) ikut mempengaruhi
pola tata guna lahan Kabupaten Pasaman Barat yang didominasi oleh penggunaan untuk kegiatan-
kegiatan yang bersifat non perkotaan.

c) Faktor kerawananan terhadap bencana (khususnya kerawanan terhadap gempa bumi dan
gelombang tsunami) akan mempengaruhi pola tata guna lahan Kabupaten Pasaman Barat dimasa
mendatang.

d) Langkah-langkah untuk mempertahankan lahan-lahan yang berfungsi lindung harus terus dilakukan
dalam rangka menjaga keberlanjutan pembangunan Kabupaten Pasaman Barat dalam jangka
panjang.

e) Langkah-langkah untuk mengoptimalkan lahan-lahan yang sesuai untuk pengembangan kegiatan-


kegiatan perkotaan, seperti kegiatan hunian/ perumahan, perdagangan, jasa dan industri, harus
dilakukan melalui perencanaan pola ruang wilayah kota yang kompak dan namun tetap dapat
menampung dinamika perkembangan yang terjadi;

f) Langkah-langkah untuk melakukan rekayasa yang bersifat fisik (physical engineering), seperti
peningkatan intensitas lahan melalui pengem-bangan secara vertikal, reklamasi pantai/laut,
pembangunan terowongan dan lain sebagainya dapat dilakukan, sejauh manfaat (value) yang
ditimbulkannya jauh lebih besar daripada dampak (impact) terhadap keberlanjutan pembangunan
kota dalam jangka panjang;

g) Lahan-lahan yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat non perkotaan (khususnya
pertanian), dalam jangka panjang akan mengalami peralihan pemanfaatan dengan berbagai alasan,
namun perlu dikendalikan dengan arahan zonasi yang mempertimbangkan dinamika pekembangan
kawasan di sekitarnya;

h) Struktur ruang Kabupaten Pasaman Barat ke depan harus dapat mendorong dan/atau
mengendalikan perkembangan Kabupaten Pasaman Barat secara keseluruhan yang tergambar dari
pola ruang wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang diharapkan/direncanakan;

I - 80
i) Pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil harus mempertim-bangkan aspek kelestarian
lingkungan dan potensi lestari kawasan perairan/laut di satu sisi, dan pada sisi lain juga dapat
menampung kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah terhadap perkem-bangan Kabupaten
Pasaman Barat secara keseluruhan sebagai cerminan dari wilayah yang tumbuh dan berkembang
sebagai kota pesisir;

j) Kegiatan-kegiatan utama Kabupaten Pasaman Barat, seperti permukiman, perdagang-an dan jasa,
transportasi, dan pariwisata umumnya berada di kawasan pesisir, sehingga dibutuhkan pengaturan
pola pemanfaatan ruang atau peraturan zonasi agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat terus
berlangsung namun kondisi kawasan pesisir tidak mengalami degradasi.

1.4.2 Potensi dan Masalah Kebencanaan

Bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Pasaman Barat menurut data analisis kebencanaan
adalah banjir. Hal ini disebabkan karakteristik lahan berupa satuan bentuk lahan yang memiliki
topografi dataran dan cekungan pada daerah aliran sungai (DAS). Daerah dataran banjir ini memiliki
ciri-ciri berupa topografi yang datar dan umumnya berada di sekitar daerah aliran sungai (DAS) yang
memiliki potensial materialnya berupa pasir dan kerikil yang masih segar atau belum mengalami
pelapukan. Kawasan yang teridentifikasi rawan terhadap banjir di Kabupaten Pasaman Barat yaitu
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kecamatan Pasaman, Kecamatan Gunung Tuleh.

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan pada daerah rawan banjir di
Kabupaten Pasaman Barat ini adalah :

a) permasalahan fisik kawasan

b) permasalahan sosial ekonomi

c) permasalahan kebijaksanaan pengelolaan

d) sistem jaringan utilitas

e) lebar bantaran sungai

f) kegiatan kawasan

g) sistem dan sifat pengolahan

h) fungsi kawasan

i) desain kawasan

j) orientasi bangunan

1.4.3 Potensi dan Masalah Kependudukan

Berdasarkan uriaan pada bab sebelumnya mengenai perkembangan jumlah penduduk Kabupaten
Pasaman Barat dalam 5 tahun terakhir menunjukan kecenderungan perkembangan yang relatif
terkendali. Secara umum laju pertumbuhan penduduk berada pada kisaran 1,04% per-tahun. Pada
beberapa tahun tertentu laju pertumbuhan penduduk menunjukan angka yang sangat tinggi atau sangat
rendah, misalnya pada tahun 2004 – 2005 sebesar +2,53% dan tahun 2006-2007 sebesar -2,45%.

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk sampai tahun 2030 serta arah dan kecenderungan perkembangan
wilayah, digunakan strategi pendistribusian penduduk pada masing-masing kecamatan sebagai berikut :

a) Perkembangan penduduk di Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Gunung Tuleh, dan


Kecamatan Pasaman ditekan atau dikendalikan per-kembangannya, sehingga distribusi
penduduk di kecamatan ini tidak terlalu tinggi karena kawasan ini berada di kawasan yang

I - 81
sudah relatif tinggi kepadatannya.

b) Perkembangan penduduk di Kecamatan Sungai Beremas, Kecamatan Koto Balingka,


Kecamatan Sasak Ranah Pasisie dan Kecamatan Kinali dikendalikan perkembangannya,
karena sebagian dari kawasan ini termasuk rawan terhadap bencana atau sebagian berada di
kawasan sempadan pantai.

c) Perkembangan penduduk di Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Sungai Aua, Kecamatan


Talamau dan Kecamatan Luhak Nan Duo didorong perkembangannya untuk mempercepat
perkembangan Kabupaten Pasaman Barat sesuai dengan arah pengembangan kota ke depan.

1.4.4 Potensi dan Masalah Pengembangan Potensi Sumberdaya Alam


Wilayah Kabupaten Pasaman memiliki berbagai potensi sumber daya alam yang sebagian besar belum
dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan wilayah. Beberapa potensi potensi sumber daya
alam yang dinilai akan mempengaruhi struktur dan pola tata ruang dimasa mendatang adalah :

a) Cadangan bahan tambang baik mineral non logam maupun logam masih tinggi sehingga potensi
pertambangan yang dieksplorasi dan dieksploitasi di Kabupaten Pasaman Barat.

b) Sumberdaya pertanian masih sangat potensial untuk lebih mengembangkan nilai tambah dari
produksi hasil pertanian.

c) Pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan gelombang dapat dikembangkan pada


sepanjang jalur pantai dengan arus dan ombak yang kontinu dengan amplitude rata-rata yang
cukup.

d) Pembangkit tenaga nuklir dapat dikembangkan pada daerah-daerah yang intensitas kegempaan
rendah.

e) Terdapat potensi wisata pantai yang sebaiknya dikembangkan secara intensif di kabupaten
Pasaman Barat.

Selain potensi, permasalahan utama dalam pengembangan sumberdaya alam adalah :

a) Keterbatasan sumberdaya manusia (SDM) dan modal serta teknologi dalam memanfaatkan
potensi alam yang berlimpah, sehingga mempengaruhi rendahnya;optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya alam tersebut.

b) Daerah-daerah terpencil yang tersebar di kabupaten Pasaman Barat belum seluruhnya


mendapatkan akses pelayanan pendidikan karena akses transportasi dan akses kepada ekonomi
masyarakat cukup lemah sehingga tingkat pendidikan ikut berkorelasi menjadi rendah pula.
c) Upaya pengelolaan baik upaya rehabilitasi maupun pengawasan dan pengendalian kawasan
konservasi masih rendah.

d) Sistem informasi bahan tambang masih minim.

1.4.5 Potensi dan Masalah Pengembangan Ekonomi Wilayah

Berdasarkan konsep basis ekonomi, dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ), basis
perekonomian Kabupaten Pasaman Barat tahun 2008 menurut lapangan usaha, meliputi:
a. Sektor primer, yaitu sektor yang langsung dihasilkan oleh dan dari alam (sumber daya alam),
terdiri dari: 1) tanaman bahan makanan; dan 2) perkebunan;

b. Sektor sekunder, yaitu sektor yang memerlukan pengolahan terlebih dahulu, untuk
didistribusikan atau dikonsumsi, berupa industri tanpa migas;

I - 82
c. Sektor tersier, yaitu sektor yang menunjang terhadap sektor primer dan sekunder, terdiri dari: 1)
perdagangan besar dan eceran; dan 2) pemerintahan umum.

Dari hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1) Sektor yang hanya meningkatkan peranan dalam perekonomian lingkup Kabupaten Pasaman
Barat adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, usaha persewaan, dan jasa
perusahaan, serta jasa-jasa;

2) Sektor yang berperan dalam perekonomian Provinsi Sumatera Barat, tidak berperan dalam
perekonomian Kabupaten Pasaman Barat adalah sektor industri pengolahan dan sektor listrik,
gas, dan air minum;

3) Sektor yang tidak mempunyai peranan dalam memajukan perekonomian Provinsi Sumatera
Barat maupun Kabupaten Pasaman Barat adalah pertanian.

1.4.6 Potensi dan Masalah Pengembangan Sarana dan Prasarana Wilayah

Sebagai wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam (di daratan dan di lautan), optimalisasi
pemanfaatan sumber daya alam tesebut membutuhkan dukungan sarana dan prasarana. Dengan adanya
sarana dan prasarana yang memadi, potensi sumber daya yang dimiliki dapat dikelola secara optimal
dan memberikan nilai tambah secara ekonomi. Dengan kata lain, pengembangan sarana dan prasarana
wilayah yang merupakan investasi pemerintah, akan dapat memberikan nilai tambah terhadap
perekonomian wilayah, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk secara
keseluruhan.

Potensi pengembangan sarana dan prasarana wilayah di Kabupuaten Pasaman Barat dimasa mendatang
antara lain adalah :

a. Pengembangan sarana ekonomi di pusat-pusat aktifitas masyarakat, seperti di kawasan Simpang


Empat (ibukota kabupaten), pusat-pusat kecamatan dan di sepanjang jalan Pariaman-Simpang
Empat-Air Bangis.

b. Pengembangan sarana sosial-budaya untuk meningkatakan pelayanan kepada masyarakat di


pusat-pusat pelayanan wilayah (ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan).

c. Pengembangan prasarana transportasi di Simpang Empat (terminal) dan Air Bangis (pelabuhan)
dan Teluk Tapang (pelabuhan).

d. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan di lokasi-lokasi obyek wisata,


seperti di Air Bangis, pentai Sasak, Gunung Talamau, di sekitar lokasi Ikan Larangan dan
lokasi-lokasi lainnya.

e. Pengembangan sarana pendukung sektor pertanian, perkebunan dan perikanan/kelautan.

f. Pengembangan sarana dan prasarana perkotaan di pusat-pusat pengembangan wilayah.

Permasalahan utama dalam pengembangan sarana dan prasarana wilayah yang paling utama adalah
keterbatasan pembiayaan. Hal ini harus menjadi perhatian dalam pengembangan wilayah dimasa
mendatang. Kerjasama dengan berbagai pihak, terutama dengan pihak-pihak (swasta) yang melakukan
kegiatan ekonomi di wilayah Pasaman Barat dalam mengembangkan sarana dan prasarana wilayah.

I - 83

Anda mungkin juga menyukai