SIDDIQ ALFAJRI
Program Studi Magister Arsitektur Universitas Bung Hatta – Padang
E-Mail : siddiq.alfajri@gmail.com
I. PENDAHULUAN
Basko Grand Mall merupakan salah satu pusat perbelanjaan modern di Kota Padang dengan
fungsi campuran yakni hotel dan mall. Diawal pendiriannya Basko Grand Mall dibawah
manajemen PT. Basko Minang Plaza bernama Minang Plasa dengan fungsi mall/plaza, seiring
dengan perkembangannya, manajemen Basko Grand Mall mengembangkan Minang Plasa
dengan menggabungkannya dengan hotel, dan berganti nama dengan Basko Grand Mall Primer
Hotel. Pembangunan Hotel diletakkan pada lahan Mall yang sudah ada sehingga menimbulkan
permasalahan pada aspek perparkiran. Ruang Parkir yang tersedia tidak dapat menampung
pengunjung dari hotel dan mall, sehingga badan jalan menjadi tempat parkir alternatif bagi
pengunjung basko grand mall yang menyebabkan kemacetan pada ruas jalan Prof. M. Hamka.
Menurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat (1996) yang menyatakan bahwa parkir adalah suatu keadaan tidak bergerak dari suatu
kendaraan yang tidak bersifat sementara. Parkir menurut kamus Bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai tempat pemberhentian kendaraan beberapa saat. Sedangkan Joko Murwono (1996)
berpendapat, parkir merupakan keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara dan pengemudi meninggalkan kendaraannya termasuk kepentingan menaikkan dan
menurunkan orang atau barang. Fasilitas parkir merupakan suatu bagian yang penting dalam sis
temtransportasi darat. Kebutuhan tempat parkir untuk kendaraan baik kendaraan pribadi,
angkutan penumpang umum, sepeda motor maupun truk adalah sangat penting. Kebutuhan
tempat parkir tersebut tergantung dari bentuk dan karakteristik masing-masing kendaraan dengan
desain dan lokasi parkir. Permasalahan parkir pada dasar nya terjadi apabila jumlah kebutuhan
parkir lebih besar dari pada kapasitas parkir, sehingga dapat mengganggu lalu lintas di sekitar
lokasi parkir.
Perparkiran telah menimbulkan permasalahan yang pelik dibanyak kota besar karena
keterbatasan ruang kota. Ketiadaan fasilitas parkir (pelataran atau gedung) di kawasan tertentu di
dalam kota, menyebabkan jalan menjadi tempat parkir, yang berarti mengurangi lebar efektif
jalan dan dengan sendirinya menurunkan kapasitas ruas jalan yang bersangkutan. Akibatnya
adalah kemacetan lalu lintas (Warpani, 2002).
1
Dari sisi lain seorang perancangan bangunan gedung juga harus memperhatikan kebutuhan ruang
parkir Hotel dan Mall merupakan bagian yang tidak bisa dibisa dipisahkan dalam
perencanaannya, sehingga kebutuhan ruang parkir yang direncanakan harus mampu
mengakomodir tingkat kunjungan yang ada, yang nantinya setelah dioprasikan tidak
menimbulkan permasalahan bagi kota.
Basko Grand Mall yang merupakan pusat perbelajaan dan hotel yang terbesar di Kota Padang
memiliki permasalahan akan kebutuhan parkir, sehingga menjadi permasalahan Kota Padang.
Kekurangan ruang parkir tentu perlu dilakukan pengkajian, sehingga bisa menjadi acuan bagi
pemilik bisnis mall dan hotel lainnya.
Peruntukan kebutuhan parkir ditentukan pada parkir yang bersifat tetap dan yang bersifat sementara.
Ukuran kebutuhan ruang parkir tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan parkir yang tetap
a. Pusat perdagangan
Luas Area Total (100 m2) 10 20 5 100 500 1000 1500 2000
Kebutuhan (SRP) 59 67 88 125 415 777 1140 1502
b. Pusat perkantoran
Jumlah Karyawan 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 4000 5000
Kebutuhan Administrasi 235 236 237 238 239 240 242 246 249
2
Pelayanan
(SRP) 288 289 290 291 291 293 295 298 302
Umum
c. Pasar swalayan
Luas Area Total (100m2) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000
Kebutuhan (SRP) 225 250 270 310 350 440 520 600 1050
d. Pasar
Luas Area Total (100m2) 50 75 100 150 200 300 400 500 1000
Kebutuhan (SRP) 160 185 240 300 520 750 970 1200 2300
e. Sekolah/ perguruan tinggi
Jumlah Mahasiswa (orang) 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000
Kebutuhan (SRP) 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240
f. Tempat rekreasi
Luas Area Total (100m2) 50 100 150 200 400 800 1600 3200 6400
Kebutuhan (SRP) 103 109 115 122 146 196 295 494 892
g. Hotel dan penginapan
Jumlah Kamar (buah) 100 150 200 250 350 400 550 550 600
Tarif Standar ($) <100 154 155 156 158 161 162 165 166 167
100 – 150 300 450 476 477 480 481 484 485 487
150 – 200 300 450 600 798 799 800 803 804 806
200 - 250 300 450 600 900 1050 1119 1122 1124 1.425
h. Rumah sakit
Jumlah Tempat Tidur (buah) 50 75 100 150 200 350 400 500 1000
Kebutuhan (SRP) 97 100 104 111 118 132 146 160 230
Tabel 2
Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir
Satuan Kebutuhan
Peruntukan
(SRP untuk mobil penumpang) Ruang Parkir
Pusat Perdagangan
Pertokoan SRP / 100 m2 luas lantai efektif 3,5 - 7,5
2
Pasar Swalayan SRP / 100 m luas lantai efektif 3,5 - 7,5
3
Satuan Kebutuhan
Peruntukan
(SRP untuk mobil penumpang) Ruang Parkir
Pusat Perkantoran
Pelayanan bukan umum SRP / 100 m2 luas lantai 1,5 - 3,5
2
Pelayanan umum SRP / 100 m luas lantai
Penentuan satuan ruang parkir pada dimensi ruang. Suatu “satuan ruang parkir” (SRP) adalah
tempat untuk satu kendaraan. Dimensi ruang parkir menurut Dirjen Perhubungan Darat dipengaruhi
oleh: a) Lebar total kendaraan, b)Panjang total kendaraan, c) Jarak bebas, dan d)Jarak bebas areal
lateral.Penentuan kebutuhan SRP (Satuan Ruang Parkir) untuk mobilpenumpang diklasifikasikan
menjadi tiga golongan, yaitu dapat di lihat pada tabel 3.
Tabel 3
Penentuan Satuan Ruang Parkir
No. Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir
1 a. Mobil Penumpang Golongan I 2,30 x 5
b. Mobil Penumpang Golongan II 2,50 x 5
c. Mobil Penumpang Golongan III 3,00 x 5
2 Bus/Truck 3,40 x 12,5
3 Sepeda Motor 0,75 x 2,00
Sumber : Dirjen. Perhubungan Darat, 1996
Satuan ruang parkir untuk penderita cacat khususnya bagi merekayang menggunakan kursi
roda harus mendapat perhatian khusus karena diperlukan ruang bebas yang lebih lebar untuk
memudahkan gerakan penderita cacat keluar dan masuk kendaraan. Untuk itu digunakan SRP dengan
lebar 3,6 meter, minimal 3,2 meter.
4
Sedangkan untuk melihat atau meevaluasi kebutuhan parkir dapat digunakan rumus Lautso, dengan
formula sebagai berikut :
N = Q x Pd
Dimana :
N = jumlah petak parkir ,
Q = kedatangan kendaraan,
Pd = durasi parkir
IV. PEMBAHASAN
Kawasan Hotel dan Mall Basko terletak di Kota Padang yaitu ruas Jalan Prof. Dr. Hamka. Lokasi
Kawasan Hotel dan Mall Basko berada di daerah perkantoran, pendidikan, perdagangan dan jasa.
Secara administrasi lokasi Hotel dan Mall Basko termasuk Kelurahan Air Tawar Timur
Kecamatana Padang Utara, Kota Padang. Lokasi kegiatan berjarak lebih kurang 9,5 km dari
Pusat Kota Padang dengan ketinggian 2 (dua) meter dari permukaan laut dengan batas
administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kantor Pajak Bumi dan Bangunan
Sebelah Selatan : Sungai Batang Kuranji
Sebelah Barat : Jalan Prof. Dr. Hamka
Sebelah Timur : Jalan Kereta Api
Saat ini bangunan Hotel menyatu dengan Mall. Dari kedua bangunan tersebut pemanfaatan
lahannya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Pemanfaatan Lahan
No Uraian Luas Lahan % Penggunaan
1 Lahan Bangunan Basko Grand Mall 5.089,42 38,28%
2 Lahan Bangunan Basko Hotel 1.497,79 11,26%
3 Area Parkir Kendaraan + Jalan + RTH 6.707,39 50,46%
Jumlah 13.294,40
Sumber : Laporan UKL – UPL Basko, 2015
5
Lahan yang digunakan untuk bangunan hotel dan mall adalah lebih kurang 6.587,21 m 2 yang
terdiri atas 1.497,79 m2 untuk hotel dan 5.089,42 m2 untuk Mall. Rincian Luas Hotel dan Mall
Basko di sajikan pada Tabel 5.
Tabel 5
Detil Pemanfaatan Lahan
Basko Hotel Basko Grand Mall
Uraian
(M2) (M2)
Lantai Semi Basement 1.497,79 5.089,42
Lantai 1 1.497,79 5.089,42
Lantai 2 1.497,79 5.089,42
Lantai 3 5.759,48
Lantai 4 5.759,48
Lantai 5 670,06
Lantai 6 670,06
Lantai 7 670,06
Jumlah 18.022,51 33.290,77
Sumber : Laporan UKL – UPL Basko, 2015
Tabel 6
Detil Peruntukan Lahan Untuk Hotel
No Uraian Luas Peruntukkan
1 Lt. SB 1.497,79 Kantor security, dapur utama, engineering
2 Lt. 1 1.497,79 Lobby Hotel, receptionis, perkantoran, kafe, restauran, kolam
renang, tempat sholat
3 Lt. 2 1.497,79 Bussiness room, perfection room
4 Lt. 3 5.759,48 Kamar Hotel
5 Lt. 4 5.759,48 Kamar Hotel
6 Lt. 5 670,06 Kamar Hotel
7 Lt. 6 670,06 Ruang rapat dan ruang pertemuan
8 Lt. 7 670,06 Spa, fitness, storage dan gudang
Jumlah 18.022,51
Sumber : Andalalin Basko Grand Mall
6
(dua) lantai dengan kapasitas 29 kios. Kios tersebut diisi oleh pedagang pakaian/kain, elektronik,
makanan, supermarket dan lainnya.
Tabel 7
Perhitungan Jumlah Kebutuhan Ruang Parkir dengan Standar Dirjen Perhubungan
Darat
Jenis Luas/Jumlah
No. Jumlah Kebutuhan Parkir Keterangan
Peruntukan Kamar
7
Swalayan
= 100 x 50
= 5.000 M2
= 225 Ruang
Parkir
Parkir Mencukupi
2 Hotel 180 Jumlah Kamar
150
Tarif 100-150
= 450 Ruang
Parkir
Tabel 8
Jumlah Kendaraan Parkir Pada Hari Libur
No Jenis Kendaraan Kendaraan/Jam
1 Sepeda Motor 228
2 Mobil Pribadi 145
Sumber : Andalalin Basko Grand Mall 2017
Kemudian didalam menghitung kebutuhan ruang parkir, terlebih dahulu mengetahui durasi
parkir pengunjung. Rata-rata durasi parkir pengujung sebagai berikut :
Tabel 9
Durasi Parkir Mobil Pribadi dan Sepeda Motor Pada Hari Libur
No Jenis Kendaraan Durasi Parkir (menit)
1 Sepeda Motor 84
2 Mobil Pribadi 102,33
Sumber : Andalalin Basko Grand Mall 2017
Dengan data diatas untuk mengetahui kebutuhan ruang parkir basko grand mall digunakan
rumus Lautso dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 10
Kebutuhan Parkir Basko
8
No Jenis Kendaraan Kebutuhan Parkir (SRP)
1 Sepeda Motor 319
2 Mobil Pribadi 247
Total 566
Sumber : Hasil Analisis
Saat ini, pihak Hotel dan Mall Basko telah menyediakan ruang parkir untuk pengunjung dan
karyawan, namun ruang parkir yang disediakan belum sesuai dengan permintaan ruang parkir.
Kekurangan kebutuhan ruang parkir disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 10
Kekurangan/Kelebihan Ruang Parkir Hotel dan Mall Basko
No Jenis Ruang Parkir Kebutuhan Kelebihan
Kendaraan Tersedia (SRP) Parkir (SRP) /Kekurangan (SRP)
1 Sepeda Motor 400 319 81
2 Mobil Pribadi 142 247 -105
Sumber : Hasil Analisa
Dari hasil perhitungan kekurangan/kelebihan ruang parkir Basko Hotel dan Grand Mall,
terlihat bahwa terjadi kelebihan ruang parkir sepeda motor sebanyak 81 kendaraan, namun
untuk mobil pribadi terjadi kekurangan sebesar 105 kendaraan.
V. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat diketahui bahwa dalam proses perencanaan kebutuhan ruang
hotel dan mall tidak mengikuti standar kebutuhan ruang parkir yang merupakan bagian dalam
komponen perencanaan yang harus disiapkan dan tidak bisa diabaikan. Hal ini terlihat setelah
pengoperasian basko grand mall terjadi kemacetan yang disebabkan tidak diakomodir dengan
baik kebutuhan ruang parkir bagi pengunjung. Basko Grand Mall dengan fungsi campuran yakni
hotel dan mall yang memiliki tarikan yang cukup besar di Kota Padang tentu harus diperhatikan
dalam perencanaan dan perancangan secara keseluruhan. Jika dilihat dari hasil perhitungan
standar yang dikeluarkan Dirjen Perhubungan darat diperoleh kebutuhan ruang parkir sebanyak
675 Ruang Parkir sementara yang disediakan hanya sebanyak 542 Ruang Parkir yang mana
didominasi oleh kendaraan roda 2 yakni sebanyak 400 SRP, dengan perbandingan untuk
kendaraan roda 4 dan roda 2 tidak seimbang. Hal ini merupakan permasalahan yang dihadapi
seorang arsitek dalam rancangannya tidak mempedomani standar lain yang yang sudah ada
dalam pembuatan perencanaannya.
VI. REFERENSI
1. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. (1998). Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian
Fasilitas Parkir. Jakarta: Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota.
9
2. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. (1996).Pedoman Teknis Penyelenggaran Fasilitas
Parkir, Lampiran Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Fasilitas Parkir. Jakarta :
Dirjen.Perhubungan Darat.
3. Dokumen UKL-UPL Basko Grand Mall. (2015).
4. Dokumen Andalalin Basko Grand Mall. (2017).
5. Ernst Neufert Jilid 2. (2002) Data Arsitek. Jakarta : Erlangga.
6. National Association of Australian State Road Authorities (NAASRA). (1988). Guide to
Traffic Enggineering Practice. Sydney.
10