Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN SKILL LAB BLOK 19 2018

WAWANCARA PSIKIATRIK

I. PENDAHULUAN
I.1. Definisi
Wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara dengan responden, dalam hal ini dokter
sebagai pewawancara dan pasien sebagai responden. Wawancara dalam psikiatrik bertujuan untuk menggali data
yang diperlukan untuk mengerti dan mengobati pasien dan dalam proses untuk meningkatkan pengertian dan
kepatuhan pasien terhadap saran dokter.

I.2. Komponen wawancara


1. Rapport
2. Riwayat psikiatrikus
3. Screening diagnosis
4. Rencana terapi

1. Rapport
Rapport adalah respon perasaan yang harmonis dan bersifat spontan dan sadar, yang mampu menunjang
perkembangan hubungan terapeutik yang konstruktif.

Cara untuk membina rapport:


 Menempatkan pasien dan pemeriksa dalam keadaan yang nyaman
 Mencari kesulitan pasien dan menunjukkan empati
 Evaluasi insight pasien dan menjadi teman
 Menunjukkan kemampuan diri
 Menunjukkan peran diri
 Menyeimbangkan peran emphatic listener, expert dan authority

Hal yang harus diperhatikan dalam membina rapport:


 Empati
 Transference
 Counter transference
 Peran sakit
 Latar belakang pasien (pendidikan, sosioekonomi, sukubangsa, agama)
 Pertanyaan terbuka dan tertutup

2. Riwayat psikiatrikus
Riwayat psikiatrikus mencakup riwayat penyakit penyakit dahulu, riwayat penyakit saat ini, riwayat
organobiologi, riwayat penyakit psikiatrik dalam keluarga, aspek sosial dan aspek perkembangan pasien. Data-
data ini diperlukan untuk membantu membina hubungan terapi yang konstruktif dan sebagai dasar untuk menggali
tanda dan gejala yang dimiliki pasien saat ini.

3. Screening diagnosis
Pada tahap ini diperlukan kemampuan untuk mengingat kriteria diagnostik berdasarkan ppdgj atau DSM-IV.

a. Penyalahgunaan zat

 Toleransi
 Withdrawal syndrome
 Penggunaan zat tertentu yang berlebihan
 Pasien pernah mencoba untuk berhenti namun gagal
 Gangguan interaksi sosial, interpersonal dan pekerjaan

a. Psikosis

 Waham
 Halusinasi
 speech disorganization
 behaviour disorganization
 gejala negatif
Yang berlangsung selama 1 bulan gejala diatas dan 6 bulan untuk gangguan sosial, pekerjaan dan interpesonal.
b. Gangguan mood

Depresi mayor:
- gangguan tidur
- anhedonia
- perasaan bersalah
- defisit energi
- gangguan konsentrasi
- penurunan atau peningkatan nafsu makan
- retardasi atau agitasi psikomotor
- ide-ide bunuh diri
empat dari gejala diatas ditambah dengan mood depresi atau anhedonia yang berlangsung selama 2 minggu.

Distimia:
- gangguan nafsu makan
- gangguan konsentrasi
- putus asa
- defisit energi
- perasaan tidak berguna
- gangguan tidur
dua dari gejala diatas ditambah mood depresi yang berlangsung selama 2 tahun.

Manik:
- distraktibilitas
- grandiosa
- Flight of ideas
- Peningkatan aktifitas
- Penurunan kebutuhan tidur
- Banyak bicara
Tiga dari gejala diatas ditambah mood yang elevasi atau 4 dari gejala diatas ditambah mood yang iritabel.

c. Serangan panik:
- palpitasi
- nyeri dada
- nausea
- kesulitan bernafas
- sensasi tercekik
- melayang
- parestesi
- terguncang
- merasa takut mati
- berkeringat
- derealisasi/depersonalisasi

d. Gangguan obsesif kompulsif:

- Tindakan berulang mencuci dan membersihkan rumah


- Tindakan berulang mengecek pintu
- Mental ritual

 Rencana terapi
Setelah menegakkan dignosis, hal yang paling penting untuk dilakukan adalah membuat rencana terapi
terhadap pasien. Apapun rencana terapi harus diberitahukan kepada pasien dan pastikan bahwa pasien mematuhi
semua rencana terapi yang sudah disusun.

I.3. Tahapan wawancara


1. Tahap pembukaan (5-10 menit)
Merupakan tahap dimana pewawancara berkenalan dengan pasien, belajar memahami sedikit situasi
kehidupan pasien, kemudian diam dan memberikan pasien kesempatan untuk berbicara. Pada tahap ini diharapkan
pewawancara memiliki hipotesis mengenai diagnosis pasien.
2. Tahap isi (30-40 menit)
Tahap isi merupakan tahap dimana pewawancara membuat prioritas pertanyaan yang sesuai dengan
hipotesis diagnosis pewawancara pada tahap pembukaan. Menggali tanda dan gejala yang ada pada pasien yang
dibutuhkan untuk menunjang penegakkan diagnosis.
3. Tahap penutup (5-10 menit)
Tahap penutup terdiri dari dua komponen:
a. Diskusi mengenai penilaian terhadap tanda dan gejala yang dimiliki pasien
b. Diskusi mengenai rencana terapi

I.4. Tehnik wawancara


Tehnik wawancara yang utama dibagi menjadi 2, yakni:
a. Disorder-centered interviewing
- berdasarkan medical model
- gangguan jiwa diperlakukan seperti gangguan fisik biologis
- mencari tanda dan gejala, bukan etiologi
- didorong oleh help-seeking behavior
- pasien harus kooperatif dan komunikatif
- membutuhkan pengetahuan kriteria diagnostik dan topik yang harus dicapai
- menggunakan pertanyaan terbuka dan diikuti pertanyaan tertutup dan tidak mengarah berkisar gangguannya
- bisa dicapai beberapa tahun awal latihan

b. Patient-centered intervewing
1. berdasarkan introspective model
2. menekankan individualitas pengalaman pasien
3. attends to the intrapsychic battle of conflicts
4. untuk pasien yang tertutup, baik oleh status mentalnya atau kepribadian utamanya
5. mengunakan pertanyaan yang tidak terstruktur, terbuka dengan luas tidak dibatasi dan mendorong asosiasi
bebas
6. perlu pengetahuan coping mechanism, transference dan cara mengatasinya
7. membutuhkan latihan sepanjang hayat

I.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi isi dan proses wawancara


 Kepribadian pasien
 Situasi klinis, termasuk apakah pasien ditemui di bangsal umum, bangsal psikiatrik, UGD, bentuk dan jenis
pertanyaan
 Faktor tehnik, seperti interupsi telpon, membuat catatan, kenyamanan ruangan
 Pemilihan waktu melakukan wawancara, apakah pada fase akut atau selama remisi
 Gaya, orientasi dan pengalaman pewawancara

2. Tujuan Umum
a. Mahasiswa menguasai tehnik wawancara yang baik dan mampu melakukan wawancara terhadap pasien
psikiatrik.
b. Mahasiswa mampu melakukan penilaian status mental berdasarkan hasil wawancara untuk menegakkan
diagnosis yang tepat.
3. Learning Objective
Setelah melakukan kegiatan skill lab ini mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan alloanamnesis untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan gangguan
jiwa yang terjadi pada pasien.
b. Membina rapport yang baik dengan pasien dan melakukan autoanamnesis.
c. Melakukan obervasi keadaan umum dan keadaan spesifik pasien psikiatrik.
d. Melakukan penilaian terhadap hasil observasi keadaan umum dan keadaan spesifik pasien psikiatrik.
e. Menegakkan diagnosis yang tepat berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan obervasi.

4. Rancangan Acara Pembelajaran


Skill lab Pemeriksaan Jiwa:
Waktu
Kegiatan Pengajar
Kelas Alpha Kelas Beta

08.00-09.00 09.00-10.00 Kuliah pengantar dr.Abdullah Sahab,


Sp.KJ, MARS
09.00-10.30 10.30-12.00 Autoanamnesis dan obervasi pasien psikiatrik
yang dilakukan oleh mahasiswa dengan Tim
dibimbing oleh instruktur.

Diskusi mengenai proses wawancara.


5. Sarana dan Alat yang diperlukan
a. Ruang dengan kapasitas 100-150 tempat duduk
b. Alat audiovisual lengkap
c. Standar pasien sebanyak 10 orang

6. Prosedur
No Langkah/tugas
1. Mahasiswa dibagi dalam 10 kelompok dan bergabung sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Mahasiswa menuju tempat wawancara sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
2. Mahasiswa menunjuk salah satu wakil untuk melakukan wawancara terhadap pasien psikiatrik.
Mahasiswa mengatur posisi yang nyaman untuk melakukan wawancara.
3. Mahasiswa melakukan wawancara
5.1. Alloanamnesis
5.1.1. Sebab utama
4. 5.1.2. Keluhan utama
5. 5.1.3. Riwayat Perjalanan Penyakit
1. Onset
2. Stresor
3. Deskripsi gejala
4. Penilaian fungsi interpersonal, sosial, pekerjaan
5. Eksaserbasi:
- Frekuensi
- Riwayat terapi
- Diagnosis
- Indikasi pulang
6. Penilaian GAF scale
5.1.4. Riwayat premorbid, riwayat keluarga, riwayat pendidikan,
riwayat pekerjaan, riwayat pendidikan, riwayat sosial ekonomi
5.1.5. Riwayat Penyakit dahulu

5.2. Autoanamnesis dan observasi


5.2.1. Membina rapport yang baik secepat mungkin
5.2.2. Perkenalan diri dan meminta izin untuk melakukan wawancara
5.2.3. Melakukan screening
- orientasi personal, tempat dan waktu
- daya ingat
- dugaan taraf intelegensia
5.2.4. Evaluasi insight (bandingkan dengan alloanamnesis)
5.2.5. Evaluasi keluhan yang disampaikan pasien (bandingkan dengan
alloanamnesis)
5.2.6. Eksplorasi:
- gejala-gejala yang diperoleh dari hasil alloanamnesis
- keluhan-keluhan yang disampaikan oleh pasien
- gejala psikosis (waham, halusinasi)
- ide-ide bunuh diri
- gejala-gejala yang mungkin ada pada pasien (pola sentral,
disosiatif, anxietas)
5.2.7. Evaluasi discriminative judgement
5.2.8. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya dan jawab
pertanyaan pasien dengan penuh keyakinan dan bila
memungkinkan berikan harapan
5.2.9. Penutupan
- sampaikan ucapan terima kasih kepada pasien
- meminta persetujuan kepada pasien untuk melakukan
wawancara berikutnya suatu waktu
Catatan:
 Follow up kembali jawaban pasien yang samar-samar
 Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup pada tempatnya
 Jangan takut untuk bertanya mengenai sesuatu yang memalukan dan diduga akan memancing agitasi, namun
tanyakan pertanyaan tersebut pada akhir wawancara.
 Apabila pasien teragitasi:
2. bersiap mencari perlindungan
3. tetap tenang dan jangan terpancing
4. alihkan perhatian atau topik pembicaraan
1. Bingung ditengah anamnesis:
5. tanyakan hal yang ringan
6. biarkan pasien bercerita panjang lebar
VI. Pelaksanaan
 Lama waktu pelaksanaan: 150 menit
 Jadwal pelaksanaan: 13 Nopember 2018
 Tempat pelaksanaan: FK UNSRI Palembang

Check List Wawancara Pemeriksaan Pasien Jiwa

No Pemeriksaan Yes/no
1. Membangun raport yang baik
a. Mengucapkan salam
b. Perkenalan
 Memberitahu nama pemeriksa
 Jelaskan status pemeriksa
 Mengecek identitas pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Status pernikahan :
Suku :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Alamat :
 Informed consent
2. Menentukan Keluhan Utama dan Sebab utama
3. Menentukan kemungkinan diagnosis banding berdasarkan keluhan utama
4. Menyingkirkan diagnosis banding dengan menggunakan pertanyaan yang detail dan spesifik
 Riwayat penyakit sekarang
Onset
Stresor
Gejala
Gangguan fungsi pekerjaan
Gangguan fungsi merawat diri
Gangguan fungsi interpersonal
Riwayat pengobatan
 Riwayat penyakit dahulu (fisik dan mental)
 Riwayat penyalahgunaan zat
 Riwayat dalam keluarga
6. Menyimpulkan hasil wawancara
Keluhan utama
RPS dan RPD singkat
Status Mental
Sensorium dan kognisi
Penampilan
Bicara
Emosi
Pikiran
Persepsi
Perilaku
Reality testing ability (RTA)
7. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
8. Memberikan edukasi singkat

HASIL PEMERIKSAAN PSIKIATRIKUS

1. Identitas :
2. Sebab utama :
3. Keluhan utama :
4. Riwayat Penyakit Sekarang :
5. Riwayat Penyakit Dahulu :
6. Riwayat Penyalahgunaan Zat :
7. Riwayat dalam keluarga :
8. Status Psikiatrikus :
9. Diagnosis :
10. Penatalaksanaan :

Anda mungkin juga menyukai