Pasal 1 – 15
Fairuz Rifdah Permanasari 18340035
Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah/Janji Apoteker
1. Saya bersumpah/berjanji akan 1. Membantu masyarakat dalam memberikan 1. Membuat obat-obatan yang terlarang
membaktikan hidup saya guna kepentingan informasi terkait obat, bakti sosial. 2. Menceritakan riwayat pengobatan pasien
perikemanusiaan, terutama dalam bidang 2.Merahasiakan kondisi pasien, resep dan ke orang lain yang tidak berhak
kesehatan. medication record pasien kecuali untuk proses mengetahui
2. Saya akan merahasiakan segala sesuatu hukum. 3. Mendahulukan pasien yang kaya
yang saya ketahui karena pekerjaan saya 3.Tidak memanfaatkan pengetahuan dibangingkan dengan yang kurang berada
dan keilmuan saya sebagai apoteker. kefarmasian untuk tujuan yang tidak membuat 4. Tidak bertanggung jawab ketika salah
3. Sekalipun diancam, saya tidak akan kerusakan, kerugian, ataupun kejahatan. memberikan obat
mempergunakan pengetahuan kefarmasian Misalnya, membuat obat-obatan terlarang. 5. Tidak menunjuk apoteker pengganti, atau
saya untuk sesuatu yang bertentangan 4. Bekerja dengan bersungguh-sungguh, jujur, mendelegasikan kepada tenaga kesehatan
dengan hukum perikemanusiaan. dan bertanggung jawab, menjaga nama baik yang tidak kompeten ketika tidak berada di
4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan profesi dimanapun bekerja. Misalnya tempat praktek kefarmasian yang menjadi
sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan memberikan informasi obat dengan jelas dan tanggungjawabnya
tradisi luhur jabatan kefarmasian. benar, dan bertanggung jawab memberikan 6. Dalam penatalaksanaan praktik
5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya solusi jika terdapat kesalahan. kefarmasian, melakukan yang seharusnya
akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh 5. Harus adil dalam memberikan pelayanan tidak dilakukan atau tidak melakukan yang
supaya tidak terpengaruh oleh pada semua orang, tanpa melihat latar seharusnya yang dilakukan, sesuai
pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan, belakang orang tersebut. tanggung jawab profesionalnya, tanpa
Kesukuan, Politik, Kepartaian atau 6.Selalu mengingat dan berkomitmen terhadap alasan pembenar yang sah, sehingga dapat
Kedudukan Sosial. sumpah yang telah diikrarkan di bawah kitab membahayakan pasien
6. Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan suci serta mengamalkan dalam kehidupan 7. Tidak menghitung dengan benar dosis
sungguh-sungguh dan dengan penuh sehari-hari. obat
keinsyafan. Sanksi : Sanksi dari organisasi berupa
pembinaan, peringatan, pencabutan
keanggotaan sementara, atau pencabutan
keanggotaan tetap. Kemungkinan
Pelanggaran etik tersebut diselesaikan atau
disidang oleh Ikatan Apoteker Indonesia
Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia
Kemungkinan Penyebab Terjadi Pelanggaran Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Kewajiban yang harus diamalkan terdiri dari : 1. Apoteker harus adil, jujur, dan 1. Membuat apotek di samping apotek atau
1. Kewajiban Umum bertanggung jawab. Apoteker juga harus yang sangat dekat dengan apotek lainnya
2. Kewajiban terhadap Pasien selalu mengikuti perkembangan di bidang 2. Menjelek-jelekkan apotek lain
3. Kewajiban terhadap Teman Sejawat kesehatan dan farmasi untuk 3. Menjelek-jelekkan profesi lain
4. Kewajiban terhadap Sejawat Petugas meningkatkan kompetensinya, terus 4. Pindah alamat apotek tanpa izin, karena
Kesehatan Lain memperbarui pengetahuan di bidang pada saat pengajuan apotek telah
Kesungguhan dalam menghayati dan farmasi, dan mengikuti perkembangan dicantumkan denah dan lokasi apotek.
mengamalkan kode etik apoteker Indonesia kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. 5. Menjual obat palsu
dinilai dari: 2. Memberikan obat sesuai dengan kondisi 6. Menyimpan obat rusak, tidak mempunyai
1. Ada tidaknya laporan dari masyarakat ekonomi pasien, menjamin keamanan dan penandaan atau belum dimusnahkan.
2. Ada tidaknya laporan dari sejawat khasiat obat baik obat racik di apotek, atau Sanksi : Pengaturan pemberian sanksi
apoteker atau sejawat tenaga kesehatan apoteker di industri yang menjamin ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
lain keamanan dan khasiat dari obat yang
3. Tidak adanya laporan dari dinas dibuatnya
kesehatan. 3. Apoteker berlaku sesuatu kepada teman
sejawat sebagaimana ingin di berlakukan
oleh teman sejawat. Misalkan apoteker
tidak dengan sengaja mendirikan apotek di
sebelah apotek lainnya, atau menjelek-
jelekkan apotek lainnya
4. Jujur, menjalin hubungan yang baik,
menghormati, dan jika ada masalah
selesaikan masalah dengan komunikasi
yang baik.
Pasal 3
Seorang apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan
berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
1. Apoteker menjalankan tugasnya sesuai 1. Apoteker harus mengerti meghayati dan 1. Apoteker tidak memberikan informasi
dengan kompetensi. mengamalkan kompetensi sesuai dengan obat dan konseling kepada pasien.
2. Jika dalam keadaan terdedesak sekalipun, standar kompetensi apoteker Indonesia. 2. Melakukan produksi, distribusi dan
seorang apoteker tidak akan Kompetensi yang dimaksud adalah pengadaan obat/bahan baku obat tanpa
mempergunakan kompetensi yang dimiliki keterampilan dan attitude yang prosedur yang berlaku sehingga berpotensi
berdasarkan pada ilmu, hukum, dan etik.
untuk sesuatu yang melanggar hukum Pada kompetensi pada ilmu, apoteker menimbulkan tidak terjaminnya mutu dan
ataupun kemanusiaan. mengikuti ujian kompetensi setiap 5 tahun khasiat obat.
3. Seorang apoteker akan merahasiakan data untuk membuktikan dirinya 3. Memberi informasi terkait pasien terhadap
ataupun identitas seseorang sesuai dengan berkompetensi dalam melaksanakan orang yang tidak berhak mengetahuinya
hukum. praktik kefarmasian. 4. Apoteker memaksa pasien untuk membeli
4. Seorang apoteker akan menjunjung tinggi 2. Apoteker tidak menjual obat palsu obat paten
prinsip kemanusiaan saat melakukan walaupun diiming-imingi keuntungan 5. Menjual obat daftar G (daftar obat keras)
pekerjaan. besar. Apoteker tidak membeda-bedakan kepada yang tidak berhak.
5. Seorang apoteker akan menunaikan dalam melayani pasien Sanksi : Pengaturan pemberian sanksi
kewajibannya dengan sebaik-baiknya. 3. Apoteker merahasiakan resep obat dan ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
6. Bilamana suatu saat seorang Apoteker data riwayat kesehatan dan pengobatan
dihadapkan kepada konflik tanggung pasien
jawab profesional, maka dari berbagai opsi 4. Jika apoteker mendapatkan pasien kurang
yang ada, seorang apoteker harus memilih mampu, ditawarkan obat yang generik,
resiko yang paling kecil dan paling tepat tidak memaksa pasien untuk membeli obat
untuk kepentingan pasien serta masyarakat patennya
5. Apoteker melakukan konseling dengan
pasien dalam menentukan pemilihan obat
dan memberikan informasi yang tepat
kepada pasien dengan mempertimbangkan
kondisi pasien.
6. Memberikan obat yang paling aman dan
berkhasiat dan tepat indikasi saat
dibutuhkan
PASAL 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan bidang farmasi pada khususnya
PASAL 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain
yang terlibat tentang “Three prime question” untuk menyebabkan kesalahan pada rekomendasi
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan obat dan juga informasi obat yang
Sanksi:
Peringatan dan pembinaan dari organisasi
keprofesian (IAI).
Jika masih ringan , masih dapat diberikan
peringatan, tetapi jika apoteker sudah
tidak melakukan pelayanan kefarmasian
sesuai peraturan perundangan sehingga
menyebabkan pasien celaka atau rugi,
bahkan kematian maka, akan diberikan
sanksi sesuai dengan peraturan yang
dilanggar.
PASAL 9
Seorang apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi pasien
dan melindungi makhluk hidup insani
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
1. Kepedulian kepada pasien adalah 1. Apoteker memberikan pelayanan 1. Apoteker tidak melayani pasien secara
merupakan hal yang paling utama dari kefarmasian sesuai dengan kebutuhan maksimal sesuai dengan kebutuhan pasien,
seorang apoteker. pasien/sesuai indikasi secara maksimal pengobatan yang diberikan tidak rasional,
2. Setiap tindakan dan keputusan profesional dengan memastikan rasionalitas, mutu, tidak terjamin mutunya (contoh: sediaan
dari apoteker harus berpihak kepada serta kualitas pelayanan yang diberikan sudah rusak), dan pengobatan yang
kepentingan pasien dan masyarakat dengan mempertimbangkan keselamatan diberikan tidak dapat menjamin
dan keamanan pasien, serta efek samping keselamatan dan keamanan pasien
(contoh: banyaknya drug related problem)
3. Seorang apoteker harus mampu mendorong atau reaksi yang tidak diinginkan yang 2. Apoteker tidak memberikan pelayanan
pasien untuk terlibat dalam keputusan mungkin muncul swamedikasi kepada pasien yang ingin
pengobatan mereka 2. Apoteker dapat melakukan pelayanan secara mandiri melakukan terapi
4. Seorang apoteker harus mengambil swamedikasi kepada pasien yang pengobatan, pengobatan swamedikasi
langkah-langkah untuk menjaga kesehatan membutuhkan rekomendasi obat untuk yang diberikan tidak tepat, serta informasi
pasien khususnya janin, bayi, anak-anak keluhan yang dirasakan, dilengkapi dengan yang harus diberikan tidak lengkap
serta orang dalam kondisi lemah infromasi terkait atau dapat juga dilakukan sehingga terjadi kesalahan pada
5. Seorang apoteker harus yakin bahwa obat konseling jika dibutuhkan swamedikasi pasien yang dapat
yang diserahkan kepada pasien adalah obat 3. Apoteker tidak mementingkan aspek membahayakan keselamatan pasien
yang terjamin mutu, keamanan, dan khasiat komersial/bisnis dalam mengambil (contoh: risiko efek samping kantuk pada
dan cara pakai yang tepat keputusan profesional yang dapat pasien yang akan mengemudi tidak
6. Seorang apoteker harus menjaga merugikan kepentingan pasien. Apoteker diberikan)
kerahasiaan pasien, rahasia kefarmasian, harus dapat melihat kemampuan pasien 3. Apoteker memiliki kerjasama dengan
dan rahasia kedokteran dengan baik. dalam membeli obat dan memberikan medical representative dari industri
7. Seorang apoteker harus menghormati rekomendasi terbaik farmasi tertentu untuk meresepkan obat
keputusan profesi yang telah ditetapkan 4. Apoteker memberikan alternatif tertentu dengan maksud keuntungan
oleh dokter dalam bentuk penulisan resep rekomendasi pengobatan/pilihan pribadi yang bersifat komersial.
dan sebagainya pengobatan dengan menjelaskan segala 4. Apoteker tidak memberikan perhatian
8. Dalam hal seorang apoteker akan perbedaan yang terdapat diantara kedua khusus kepada pasien yang
mengambil kebijakan yang berbeda dengan baik dari segi farmakologis (potensi, efek membutuhkannya seperti geriatri dan
permintaan seorang dokter, maka apoteker samping) maupun ekonomis (harga) pediatri.
harus melakukan komunikasi dengan sehingga pasien dapat mengambil 5. Apoteker memberitahukan penyakit yang
dokter tersebut, kecuali peraturan keputusan dalam pengobatannya. diderita oleh pasien kepada orang lain atau
perundangan membolehkan apoteker 5. Apoteker memberikan pelayanan home teman sejawat tanpa seizin pasien.
mengambil keputusan dari kepentingan care pharmacy kepada pasien rentan atau 6. Apoteker tidak mengkonfirmasi dan
pasien. dengan keadaan khusus (geriatri dan melakukan rekomendasi penyesuaian
pediatri). resep kepada dokter walau menemukan
6. Apoteker menyimpan rekam medik pasien ketidakrasionalan dalam peresepan yang
dan resep pasien pada tempat yang aman dapat membahayakan pasien
dan dijaga kerahasiaannya.
7. Apoteker dapat melakukan konfirmasi Sanksi:
serta diskusi rekomendasi kepada dokter Pemberian peringatan tertulis dan
untuk melakukan penyesuaian resep pembinaan dari IAI
apabila menemukan ketidakrasiolan dalam Rekomendasi pembekuan dan pencabutan
upaya pengobatan pasien STRA atau SIPA.
Kewajiban mengikuti pendidikan atau
pelatihan di institusi pendidikan apoteker
PASAL 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
Setiap apoteker harus menghargai teman 1. Apoteker tidak membuka apotek yang 1. Apoteker membuka apotek bersebelahan
sejawatnya termasuk rekan kerjanya bersebelahan dengan apotek yang sudah dengan apotek yang sudah ada.
ada. 2. Apoteker melakukan kesalahan saat
Bilamana seorang apoteker dihadapkan
kepada suatu situasi yang problematik baik 2. Apoteker melakukan komunikasi dengan skrining resep dokter
secara moral atau peraturan perundangan baik dan efektif pada teman sejawatnya 3. Apoteker berkomunikasi secara tidak
yang berlaku, tentang hubungannya dengan 3. Apoteker tidak mengambil alih pekerjaan sopan dan tidak santun kepada teman
teman sejawat tanpa seizin apoteker yang sejawat.
sejawatnya, maka komunikasi antar
4. Apoteker tidak berbagi pengetahuan dan
sejawatnya harus dilakukan dengan baik dan bersangkutan.
pengalaman kepada teman sejawatnya.
santun 4. Apoteker dan tenaga kesehatan lainnya
5. Apoteker membicarakan kekurangan
berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Apoteker harus berkoordinasi dengan IAI apotek lain di lingkungan sekitar.
atau majelis pembina etik apoteker dalam
menyelesaikan pemasalahan dengan teman Sanksi:
sejawat. Mendapat teguran dan pembinaan dari IAI.
Apabila masih melanggar, dapat dilaporkan
kepada majelis etik untuk dilakukan sidang.
PASAL 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
Bilamana seorang apoteker mengetahui 1. Apoteker mengingatkan dan menasehati 1. Terdapat apoteker yang obat narkotika,
sejawatnya melanggar kode etik, dengan cara sejawat apoteker lain apabila menjual obat psikotropika dan obat keras bukan di daftar
yang santun dia harus melakukan komunikasi narkotika, psikotropika dan obat keras DOWA tanpa menggunakan resep dokter.
dengan seja- watnya tersebut untuk 2. Terdapat Apoteker yang tidak jujur kepada
bukan di daftar DOWA tanpa
mengingatkan kekeliruan tersebut. Bilamana pasien.
menggunakan resep dokter.
ternyata yang bersangkutan sulit menerima 2. Apoteker mengingatkan dan menasehati 3. Terdapat apoteker yang membeli dan
menjual kembali pbat-obat yang berasal dari
maka dia dapat menyampaikan kepada rekan sejawatnya untuk memberikan opsi PBF yang tidak memiliki surat izin resmi.
pengurus cabang dan atau MPEAD secara memilih obat generik atau paten bagi 4. Terdapat apoteker yang tidak memberikan
berjenjang. pasien. opsi memilih obat generik atau paten bagi
3. Apoteker mengingatkan sejawat apoteker pasien.
lain untuk membeli obat di PBF resmi yang
Sanksi:
memiliki izin. Pembinaan, surat peringatan, dan pencabutan
anggota sementara maupun tetap.
PASAL 12
Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerja sama yang baik sesama apoteker didalam
memelihara keluhuran martabat, jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai didalam menunaikan tugasnya
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
1. Seorang apoteker harus menjalin dan 1. Apoteker lulusan instansi A dipasangkan 1. Persaingan antar apoteker di instalasi
memelihara kerjasama dengan sejawat dengan apoteker alumni instansi B saling pelayanan kefarmasian yang tidak sehat.
apoteker lainnya bekerja sama dengan baik untuk 2. Apoteker senior mengintimidasi apoteker
2. Seorang apoteker harus membantu teman memberikan pelayanan kefarmasian junior.
sejawatnya dalam menjalankan kepada masyarakat. 3. Antar apoteker di suatu instalasi farmasi
pengabdian profesinya. 2. Apoteker senior di IFRS X memberi saling tidak percaya.
3. Seorang apoteker harus saling informasi penting dan bertukar
mempercayai teman sejawatnya dalam pengetahuan kepada Apoteker junior di Sanksi:
menjalin, memelihara kerjasama. IFRS X sehingga timbul rasa hormat dan Dikenakan sanksi etik.
saling percaya untuk bekerja sama.
PASAL 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai,
menghargai, dan menghormati sejawat petugas kesehatan lain.
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
Apoteker harus mampu menjalin 1. Apoteker menjalin hubungan baik 1. Apoteker melimpahkan seluruh
hubungan yang harmonis dengan tenaga dengan Tenaga teknis kefarmasian pekerjaan kepada TTK, sehingga
profesi kesehatan lainnya secara seimbang dalam melakukan pekerjaan apoteker tidak melakukan tugasnya dan
dan bermartabat kefarmasian, menjalankan pekerjaan beban kerja TTK menjadi tinggi serta
sesuai dengan pembagian tugas yang tidak sesuai dengan kompetensi TTK
telah diatur dalam struktur organisasi. 2. Apoteker penanggung jawab tidak
2. Bertanggung jawab atas pekerjaan menyediakan ruang kerja yang nyaman
kefarmasian yang dilakukan oleh TTK untuk TTK atau apoteker lainnya yang
ataupun apoteker itu sendiri. bekerja di sarana pelayanan kefarmasian
3. Menghargai keputusan dokter dalam atau tempat kerja lainnya.
meresepkan obat untuk pasien dan 3. Apoteker mengubah isi resep atau tidak
mengonfirmasi pemilihan obat oleh mengomunikasikan kebenaran isi resep
dokter dengan sikap yang baik dan kepada dokter
tidak menyalahkan. Sanksi:
Berupa sanksi organisasi, seperti pembinaan,
peringatan, pencabutan keanggotaan sementara,
dan pencabutan keanggotaan tetap.
PASAL 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya
kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lain.
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
Bilamana seorang apoteker menemui hal-hal 1. Mengomunikasikan dengan baik 1. Apoteker menyebarkan kejelekan
yang kurang tepat dari pelayanan profesi pemilihan obat atau regimen dosis dokter kepada pasien sehingga
kesehatan lainnya, maka apoteker harus obat yang tertulis pada resep kepada menimbulkan keengganan pada pasien
mampu mengomunikasikannya dengan baik dokter penulis resep apabila untuk berobat kembali ke dokter yang
kepada profesi tersebut, tanpa yang ditemukan adanya interaksi obat atau bersangkutan. Misalnya mengatakan
bersangkutan harus merasa dipermalukan regimen dosis yang tidak tepat, serta bahwa dokternya masih muda sehingga
merekomendasikan pemilihan obat sering salah meresepkan obat untuk
atau regimen dosis yang tepat. pasien.
Sanksi:
Berupa sanksi organisasi, seperti pembinaan,
peringatan, pencabutan keanggotaan sementara,
dan pencabutan keanggotaan tetap.
BAB V
PENUTUP
PASAL 15
Seorang Apoteker bersungguh – sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya
sehari-hari.
Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib
mengakui dan menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/ organisasi profesi farmasi yang menanganinya (IAI) dan mempertanggungjawabkannya
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kemungkinan Penyebab Terjadi Penerapan Dilapangan Kemungkinan Pelanggaran
Pelanggaran
Apabila apoteker melakukan Kemungkinan Apoteker mengakui, bertanggung jawab, dan Apoteker tidak mengakui kesalahan yang
Pelanggaran kode etik apoteker, yang menerima sanksi dari IAI apabila melakukan diperbuatnya dan tidak mau bertanggung jawab,
kesalahan yang disengaja ataupun tidak
bersangkutan dikenakan sanksi organisasi. serta menyalahkan orang lain atas kesalahan
disengaja yang tidak sesuai dengan kode etik
Sanksi dapat berupa pembinaan, peringatan, apoteker Indonesia yang diperbuatnya. Apoteker menghindar dari
pencabutan keanggotaan sementara, dan pengkajian yang dilakukan oleh MPEAD.
pencabutan keanggotaan tetap. Kriteria
Kemungkinan Pelanggaran kode etik diatur
dalam peraturan organisasi, dan ditetapkan
setelah melalui kajian yang mendalam dari
MPEAD. Selanjutnya MPEAD
menyampaikan hasil telaahnya kepada
pengurus cabang, pengurus daerah, dan
MPEA