Anda di halaman 1dari 17

TEORI AKUNTANSI

(EKA 441 C1)

PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta dan PSAK 55: Instrumen Keuangan

Oleh:

Kadek Yurika Dwi Safitri (1607531101)

Putu Ratih Kartika Dewi (1607531106)

Teresia Arta Pangestu (1607531141)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2018
I. PSAK 10: PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING

Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing dalam dua cara.
Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar
negeri. Di samping itu, suatu entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang
asing. Tujuan dari Pernyataan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-
transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu
entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan kedalam suatu mata uang pelaporan.

Permasalahan utama adalah nilai tukar mana yang digunakan dan bagaimana melaporkan
pengaruh dari perubahan nilai tukar dalam laporan keuangan. PSAK 10 Mengenai Pengaruh
Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing mengatur tentang bagaimana perlakuan dalam
menggunakan valuta asing ketika terjadi transaksi-transaksi yang ebrhubungan dengan akuntansi.

1. Definisi

Berikut adalah istilah yang digunakan pada PSAK 10 terkait Pengaruh Perubahan Nilai
Tukar Valuta Asing :

a. Investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah dari kepentingan
entitas pelapor di dalam aset neto dari kegiatan usaha itu.
b. Kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas yang merupakan entitas anak, perusahaan
asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor, yang aktivitasnya
dilaksanakan di suatu negara atau menggunakan mata uang selain dari mata uang entitas
pelapor.
c. Kurs penutup adalah nilai tukar spot pada akhir periode pelaporan.
d. Mata uang asing adalah suatu mata uang selain mata uang fungsional suatu entitas.
e. Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu
entitas beroperasi.
f. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
g. Nilai tukar adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang.
h. Nilai tukar spot adalah nilai tukar untuk pengiriman segera.
i. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset atau
menyelesaikan kewajiban antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transa ksi wajar (arm’s length transaction).
j. Pos-pos moneter adalah unit-unit mata uang yang dimiliki dan aset serta laibilitas yang
akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang pasti atau dapat
ditentukan.
k. Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata
uang ke dalam mata uang lainnya pada nilai tukar yang berbeda.

2. Penguraian Definisi
a. Mata Uang Fungsional

Lingkungan ekonomi utama dimana sebuah entitas beroperasi adalah lingkungan dimana
entitas tersebut uta manya menghasilkan dan mengeluarkan kas. Suatu entitas
mempertimbangkan factor factor berikut dalam menentukan mata uang fungsionalnya:

 Mata uang: yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa (mata
uang ini seringkali menjadi mata uang dimana harga jual untuk barang dan jasa
didenominasikan dan diselesaikan) dari suatu negara yang kekuatan persaingan
dan perundang-undangannya sebagian besar menentukan harga jual dari barang
dan jasanya.
 Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan biaya-
biaya lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata
uang dimana biaya-biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan).

Faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti dari mata uang fungsional suatu entitas:
 Mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan
instrumen utang dan instrumen ekuitas) dihasilkan.
 Mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.
Faktor-faktor berikut ini dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsional dari
suatu kegiatan usaha luar negeri, dan apakah mata uang fungsionalnya sama seperti mata uang
entitas pelapor (entitas pelapor, dalam konteks ini, merupakan entitas yang memiliki kegiatan
usaha luar negeri sebagai entitas anak, cabang, entitas asosiasi atau ventura bersama):
 apakah aktivitas-aktivitas dari kegiatan usaha luar negeri dilaksanakan sebagai suatu
perpanjangan dari entitas pelapor, bukan dilaksanakan dengan otonomi yang
signifikan.
 tinggi rendahnya proporsi kegiatan usaha luar negeri terhadap transaksi dengan
entitas pelapor.
 apakah arus kas dari kegiatan usaha luar negeri secara langsung mempengaruhi arus
kas entitas pelapor dan apakah arus kas tersebut siap tersedia untuk dikirimkan ke
entitas pelapor.
 apakah arus kas dari aktivitas-aktivitas kegiatan usaha luar negeri cukup untuk
membayar kewajiban instrumen utang yang ada ataupun yang diperkirakan dapat
terjadi tanpa adanya dana yang disediakan oleh entitas pelapor.
Mata uang fungsional suatu entitas mencerminkan transaksi, kejadian dan kondisi yang
mendasari yang relevan. Sehingga, sekali ditentukan, mata uang fungsional tidak berubah kecuali
ada perubahan pada transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasari tersebut.
B. Investasi Neto di dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

Entitas mungkin memiliki suatu pos moneter yang merupakan tagihan dari atau utang
kepada suatu kegiatan usaha luar negeri. Suatu pos yang penyelesaiannya tidak direncanakan
ataupun mungkin tidak akan terjadi dimasa mendatang, pada hakekatnya adalah bagian dari
investasi neto entitas tersebut di dalam kegiatan usaha luar negeri, dan diperlakukan sesuai
dengan paragraf 30 dan 31. Pos-pos moneter ini mungkin mencakup piutang atau utang jangka
panjang. Pos-pos moneter ini tidak mencakup piutang dagang atau utang dagang.

C. Pos – pos Moneter

Fitur utama dari suatu pos moneter adalah hak untuk menerima (atau kewajiban untuk
menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan. Contoh yang
termasuk didalamnya: pensiun dan imbalan kerja lainnya harus dibayar dalam kas, kewajiban
diestimasi yang harus diselesaikan secara kas, dan dividen kas yang diakui sebagai kewajiban.
Demikian juga, suatu kontrak untuk menerima (atau menyerahkan) suatu jumlah variabel dari
instrumen ekuitas yang dimiliki oleh entitas atau suatu jumlah variabel dari suatu aset yang nilai
wajarnya harus diterima (atau diserahkan) setara dengan suatu jumlah unit mata uang yang tetap
atau dapat ditentukan, adalah merupakan suatu pos moneter. Fitur utama dari dari suatu pos
nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk menerima (atau kewajiban untuk menyerahkan) suatu
jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan.

3. Ringkasan Pendekatan yang Disyaratkan Pernyataan ini

Dalam menyiapkan laporan keuangan, setiap entitas, baik entitas yang berdiri sendiri,
entitas dengan kegiatan usaha luar negeri (seperti sebuah entitas induk) ataupun suatu kegiatan
usaha luar negeri (seperti sebuah entitas anak atau cabang) menentukan mata uang
fungsionalnya.

Beberapa entitas pelapor terdiri dari sejumlah entitas individual (misalnya sebuah
kelompok terdiri dari satu entitas induk dan satu atau lebih entitas anak). Beberapa entitas,
apakah entitas tersebut adalah anggota dari suatu kelompok ataupun sebaliknya, mungkin
memiliki investasi di perusahaan asosiasi atau ventura bersama. Entitas mungkin dapat juga
memiliki cabang. Hal itu membutuhkan hasil dan posisi keuangan dari setiap entitas individual
yang dimasukkan ke dalam entitas pelapor dijabarkan kedalam mata uang di mana entitas
pelapor menyajikan laporan keuangannya. Pernyataan ini mengijinkan mata uang (atau beberapa
mata uang) apapun sebagai mata uang penyajian dari suatu entitas pelapor. Hasil dan posisi
keuangan dari setiap entitas individual yang dimasukan didalam entitas pelapor, di mana mata
uang fungsionalnya berbeda dari mata uang penyajiannya.

4. Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing ke dalam Mata Uang Fungsional


a. Pengakuan Awal

Suatu transaksi mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasikan atau
memerlukan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi-transaksi yang
timbul ketika suatu entitas:

 Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan dalam suatu
mata uang asing.
 Meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan utang atau
tagihan didenominasikan dalam suatu mata uang asing
 Memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan kewajiban yang
didenominasikan dalam suatu mata uang asing.
b. Pelaporan pada Akhir Periode Pelaporan Berikutnya

Pada akhir setiap periode pelaporan:

 Pos moneter mata uang asing harus dijabarkan menggunakan kurs penutup
 Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam suatu mata uang asing
harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi
 Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar, dalam mata uang asing harus
dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.

Jumlah tercatat dari suatu pos ditentukan sejalan dengan Pernyataan lain yang relevan.
Sebagai contoh, aset tetap dapat diukur dengan nilai wajar atau biaya historis sesuai dengan
PSAK 16: Aset Tetap. Apakah jumlah tercatat ditentukan berdasarkan biaya historis ataupun
berdasarkan nilai wajar, jika jumlah nya ditentukan dalam mata uang asing maka kemudian
dijabarkan kedalam mata uang fungsional sesuai Pernyataan ini.

c. Pengakuan Selisih Nilai Tukar

Selisih nilai tukar yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada penjabaran pos
moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut dijabarkan pada
pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, harus diakui
dalam laba atau rugi dalam periode pada saat terjadinya.

Ketika pos moneter timbul dari transaksi mata uang asing dan terdapat perubahan dalam
nilai tukar antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian, terjadilah sejumlah selisih nilai
tukar. Ketika transaksi diselesaikan dalam suatu periode akuntansi yang sama seperti saat
transaksi itu terjadi, semua selisih nilai tukar diakui dalam periode itu. Namun ketika transaksi
diselesaikan dalam periode akuntansi berikutnya, selisih nilai tukar yang diakui dalam setiap
periode sampai pada tanggal penyelesaian, ditentukan dengan perubahan pada nilai tukar selama
masing-masing periode.
Ketika suatu keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui dalam
pendapatan komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian itu
harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Sebaliknya, ketika keuntungan atau kerugian
pada suatu pos nonmoneter diakui dalam laba atau rugi, setiap komponen perubahan dari
keuntungan atau kerugian tersebut harus diakui dalam laba atau rugi.

Ketika suatu pos moneter membentuk bagian dari investasi neto suatu entitas pelapor
dalam suatu kegiatan usaha luar negeri dan didenominasikan dalam mata uang fungsional dari
entitas pelapor, suatu selisih nilai tukar muncul dalam laporan keuangan individual kegiatan
usaha luar negeri. Jika pos moneter tersebut didenominasikan dalam mata uang fungsional dari
kegiatan usaha luar negeri itu, selisih nilai tukar muncul di dalam laporan keuangan terpisah
suatu entitas pelapor. Jika pos moneter tersebut didenominasikan dalam suatu mata uang selain
mata uang fungsional baik entitas pelapor atau kegiatan usaha luar negeri, suatu selisih nilai
tukar muncul dalam laporan keuangan terpisah entitas pelapor dan dalam laporan keuangan
individual kegiatan usaha luar negeri. Selisih nilai tukar tersebut diakui dalam pendapatan
komprehensif lain pada laporan keuangan yang mencakup kegiatan usaha luar negeri dan entitas
pelapor (yaitu laporan keuangan yang didalamnya kegiatan usaha luar negeri dikonsolidasikan,
dikonsolidasikan secara proporsional atau dihitung dengan menggunakan metode ekuitas).

d. Perubahan dalam Mata Uang Fungsional

Pengaruh dari perubahan dalam mata uang fungsional diperlakukan secara prospektif.
Dalam kata lain, suatu entitas menjabarkan semua pos-pos ke dalam mata uang fungsional yang
baru menggunakan nilai tukar pada tanggal perubahan itu. Hasil dari jumlah yang dijabarkan
untuk pos nonmoneter dianggap sebagai biaya historis entitas. Selisih nilai tukar yang timbul
dari penjabaran kegiatan usaha luar negeri, yang sudah diakui sebelumnya di dalam pendapatan
komprehensif lain tidak dikelompokkan ulang dari ekuitas ke dalam laba atau rugi sampai
pelepasan kegiatan usaha tersebut.

5. Penggunaan Mata Uang Pelaporan Selain Mata Uang Fungsional


a. Penjabaran dalam mata uang pelaporan
Entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang (atau beberapa mata
uang) apapun. Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsional entitas, entitas
menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian.

Hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata
uang dari suatu ekonomi hiperinfl asi1 harus dijabarkan ke dalam mata uang pelaporan yang
berbeda menggunakan prosedur sebagai berikut:

 Aset dan laibilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang disajikan (yaitu
termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan
dari posisi keuangan itu.
 Pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi
terpisah yang disajikan (yaitu termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan nilai
tukar pada tanggal transaksi
 Semua hasil dari selisih nilai tukar harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain.

Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati nilai tukar pada tanggal transaksi,
contohnya suatu kurs rata-rata untuk periode itu, sering digunakan untuk menjabarkan pos pos
pendapatan dan beban. Bagaimanapun, jika nilai tukar berfluktuasi secara signifikan,
penggunaan kurs rata-rata untuk suatu periode adalah tidak tepat.Selisih nilai tukar dihasilkan
dari:

 Penjabaran pendapatan dan beban dengan nilai tukar pada tanggal transaksi dan aset serta
kewajiban dengan kurs penutup.
 Penjabaran saldo awal aset neto dengan kurs penutup yang berbeda dari kurs penutup
sebelumnya.

Selisih nilai tukar ini tidak diakui dalam laba atau rugi karena perubahan dalam nilai
tukar memiliki sedikit atau tidak memi- liki pengaruh langsung terhadap arus kas sekarang dan
masa depan dari kegiatan usaha. Jumlah kumulatif dari selisih nilai tukar disajikan dalam suatu
komponen terpisah dari ekuitas sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri tersebut. Ketika
selisih nilai tukar yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang dikonsolidasikan tetapi
tidak sepenuhnya dimiliki, akumulasi selisih nilai tukar yang timbul dari penjabaran dan dapat
diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali dialokasikanke, dan diakui seba gai bagian
dari, kepentingan nonpengendali dalam laporan konsolidasi dari posisi keuangan.

b. Penjabaran Kegiatan Usaha Luar Negeri

Penggabungan dari hasil dan posisi keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri
dengan entitas pelapor mengikuti prosedur konsolidasi normal, seperti eliminasi saldo antar
kelompok dan transaksi antar kelompok dari suatu entitas anak (lihat PSAK 4: Laporan
Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri dan PSAK 12: Bagian Partisipasi
dalam Ventura Bersama). Namun, suatu aset atau kewajiban moneter antar kelompok, baik
jangka pendek atau jangka panjang, tidak dapat dieliminasi terhadap kewajiban atau aset antar
kelompok tanpa menunjukkan hasil fluktuasi mata uang dalam laporan keuangan konsolidasian.

Hal ini karena pos moneter menggambarkan suatu komitmen untuk mengkonversi satu
mata uang ke dalam mata uang lainnya dan mengakibatkan suatu entitas pelapor memiliki resiko
atas keuntungan atau kerugian melalui fl uktuasi mata uang. Sehingga, dalam laporan keuangan
konsolidasian dari suatu entitas pelapor, selisih nilai tukar ini diakui dalam laba atau rugi atau,
jika selisih nilai tukar ini timbul dari kondisi-kondisiyang digambarkan dalam paragraf 30,
selisih ini diakui dalampendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam suatu
komponen terpisah dari ekuitas sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri.

Ketika laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri memiliki tanggal yang
berbeda dari entitas pelapor, kegia tan usaha luar negeri sering mempersiapkan laporan tambahan
dengan tanggal yang sama seperti laporan keuangan entitas pela por. Ketika hal ini tidak
dilakukan, PSAK 4 mengijinkan penggunaan tanggal yang berbeda yang menunjukkan bahwa
perbedaan tersebut tidak lebih dari tiga bulan dan penyesuaian dibuat untuk dampak dari setiap
transaksi signifi kan atau kejadian lain yang terjadi antara tanggal yang berbeda tersebut. Dalam
kasus demikian, asset dan kewajiban dari kegiatan usaha luar negeri dijabarkan pada nilai tukar
pada akhir periode pelaporan dari kegiatan usaha luar negeri itu. Penyesuaian dibuat untuk
perubahan yang signifikan dalam nilai tukar sampai akhir periode pelaporan dari entitas pelapor
sesuai dengan PSAK 4. Pendekatan yang sama digunakan dalam penerapan metode ekuitas
untuk entitas asosiasi dan ventura bersama dan dalam penerapan konsolidasi secara proporsional
untuk ventura bersama sesuai dengan PSAK 15 dan PSAK 12.

c. Pengaruh Pajak atas Semua Selisih Nilai Tukar

Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih nilai tukar yang
timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas (termasuk suatu kegiatan
usaha luar negeri) ke dalam suatu mata uang yang berbeda mungkin memiliki pengaruh pajak.
PSAK 46 diterapkan ke pengaruh pajak ini.

d. Pengungkapan

Entitas terkadang menyajikan laporan keuangannya atau informasi keuangan lainnya


dalam suatu mata uang yang bukan mata uang fungsionalnya tanpa memenuhi
persyaratanpersyaratan dari paragraf 51. Contohnya, suatu entitas dapat melakukan konversi
hanya terhadap pos-pos tertentu dari laporan keuangannya. Atau, suatu entitas yang mata uang
fungsionalnya bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dapat melakukan konversi
terhadap laporan keuangannya ke dalam mata uang lain dengan menjabarkan semua pos-pos
dengan kurs penutup terkini. Konversi sebagaimana disebut di atas tidak sesuai dengan PSAK
dan pengungkapan yang dijelaskan dalam paragraf 54 dipersyaratkan.

Ketika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lainnya di dalam
suatu mata uang yang berbeda baik dari mata uang fungsionalnya maupun dari mata uang pela
porannya, dan persyaratan-persyaratan dari paragraf 52 tidak dipenuhi, entitas harus:

 Mengidentifikasikan secara jelas informasi sebagai informasi tambahan untuk


membedakannya dari informasi yang tunduk dengan PSAK
 Mengungkapkan mata uang di mana informasi tambahan tersebut disajikan
 Pengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang digunakan
untuk menentukan informasi tambahan.
I. PSAK 55:INSTRUMEN KEUANGAN

PSAK 55 merupakan pernyataan yang bertujuan untuk mengatur prinsip dasar pengakuan
dan pengukuran aset keuagan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item
nonkeuangan.

A. Definisi
Derivatif adalah suatu instrument keuangan aau kontrak lain yang termasuk dalam ruang
lingkup pernyataan ini dengan tiga karakteristik berikut :
1. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variable yang telah ditentukan
antara lain suku bunga, harga instrument keuangan, harga komoditas, kurs, indeks
harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variable
lain. Untuk variable nonkeuangan, variable tersebut tidak spesifik dengan pihak-
pihak dalam kontrak.
2. Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto d
alam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk
kontrak serupa lain yang diperkirakan akan menghasilkan dampak yang serupa
sebagai akibat perusahaan factor pasar.
3. Diselesaikan pada tanggal tertentu dimasa depan
Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
adalah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut
ini :
1) Dimiliki untuk diperdagangkan. Aset keuangan atau liabilitas kerugian yang
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika :
a. Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dbeli kembali
dalam waktu dekat.
b. Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrument
keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola
ambil untung dalam jangka pendek actual saat ini, atau
c. Merupakan derivatif (kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan
keuangan atau sebagai instrument lindung niali yang diterapkan dan
efektif)
2) Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi. Entitas dapat menggunakan penetapan ini hanya jika
memenuhi paragraph 11A, atau ketika melakukannya akan menghasilkan
informasi yang lebih relevan, karena :
a. Mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsisten pengukuran
dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau liabilitas atau
pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar yang
berbeda, atau
b. Kelompok aset keuangan, liabiitas keuangan atau keduanya dikelola dan
kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen
resiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi
tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen
kunci entitas, misalnya direksi dan chief executive officer.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan nonderivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta entitas
mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga
jath tempo, kecuali :
1. Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
2. Investasi yang ditetapkan oleh entitas sebagai tersedia untuk dijual
3. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Entitas idak mengklasifiksikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, jika dalam tahun berjalan atau kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual
atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari
jumlah signifikan sebelum jatuh tempo, kecuali :
1. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal
pembelian kembali yang mana perubahan suku bunga tidak akan
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut
2. Terjadi setelah entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah
pokok aset keuangan sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah
memperoleh pelunasan dipercepat
3. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali entitas, tidak
berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif,
kecuali :
1) Pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan oleh entitas untuk dijual
dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, dan
pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal oleh entitas
ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
2) Pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal ditetapkan
sebagai tersedia untuk dijual,
3) Pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak akan
memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan
oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang, dan
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

Kepemilikan atas kelompok aset yang bukan merupakan pinjaman yang diberikan
atau piutang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang.

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang
ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai (a)
pinjaman yang diberikan dan piutang, (b) investasi yang diklasifikasikan dalam
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, atau (c) aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi.
Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mensyaratkan enerbit untuk
melakukan pembayaran tertentu untuk mengganti pemegang atas timbulnya kerugian
karena debitur tertentu gagal melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo sesuai
dengan persyaratan awal atau persyaratan yang telah dimodifikasi dari suatu instrument
utang.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah
jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada pengakuan awal
dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif
menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan
nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang
tidak dapat ditagih.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung
biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode
untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan.
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi
pembayaran atau penerimaan kas dimasa depan selama perkiraan umur dari instrument
keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh
jumlah tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Penghentian pengakuan
adalah pengeluaran aset keuangan atau liabilitas keuangan yang sebelumnya telah diakui
dari laporan posisi keuangan entitas. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Pembelian atau penjualan regular adalah pembelian atau penjualan aset keuangan
berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang
umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar. Biaya
transaksi adalah biaya incremental yang dapat diatribusikan secara langsung pada
perolehan, penerbitan atau pelepasan asett keuangan atau liabilitas keuangan. Biaya
incremental adalah biaya yang tidak akan terjadi jika entitas tidak memperoleh,
menerbitkan, atau melepaskan instrument keuangan. Komitmen pasti adalah perjanjian
yang mengikat untuk mempertukarkan sumber daya dalam kuantitas tertentu pada tingkat
harga tertentu dan pada tanggal tertentu dimasa depan.
Prakiraan transaksi adalah trnsaksi masa depan yang belum mengikat tetapi telah
diantisipasi.
Instrumenlindung nilai adalah :
1) Derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai, atau
2) Aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif yang telah
ditetapkan untuk tujuan lindung nilai, yang nilai wajar atau arus kasnya
diekspektasikan dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas
dari item yang diindung nilai.
Item yang dilindung nilai adalah aset, liabilitas, komitmen pasti, prakiraan transaksi yang
sangat mungkin terjadi, atau investasi neto pada kegiatan usaha luar negeri yang (a)
mengekspos entitas pada resiko perubahan nilai wajar atau arus kas masa depan, dan (b)
ditetapkan sebagai item yang yang dilindung nilai. Efektivitas lindung nilai adalah sejauh
mana perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai yang dapat
diatribusikan pada resiko yang akan dilindung nilai dapat saling hapus dengan perubahan
nilai wajar atau arus kas dari instrument lindung nilai.
B. Derivatif Melekat

Derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai derivatif
berdasarkan pernyataan ini, jika dan hanya jika :

1) Karakteristik ekonomik dari resiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat
dengan karakteristik ekonomik dan resiko dari kontrak utama.

2) Instrument terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif


melekat memuhi definisi sebagai derivatif.

3) Instrument campuran (kombinasi) tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
(dengan kata lain derivatif yang melekat pada aset keuangan atau liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak dipisahkan).

Jika derivatif melekat dipisahkan, maka kontrak utamanya dicatat berdasarkan pernyataan
ini jika kontak utamanya merupakan instrument keuangan, tetapi jika kontrak utamanya
bukan merupakan instrument keuangan, maka harus dicatat berdasarkan pernyataan lain
yang sesuai.

Jika kontrak dari instrument campuran (kombinasi) sebagai aset keuangan atau liabiltas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, kecuali :

1) Derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas yang
dipersyaratkan oleh kontrak.

2) Terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis ketika instrument campuran
(kombinasi) yang serupa pertama kali dipertimbangkan bahwa pemisahan
derivatif melekat tidak diizinkan, seperti opsi pelunasan dipercepat yang melekat
dalam pinjaman yang memungkinkan pemegangnya untuk melunasi dipercepat
pinjamannya sebesar kurang lebih biaya yang diamortisasi.

Jika entitas diisyaratkan oleh pernyataan ini untuk memisahkan derivatif melekat
dari kontrak utamanya, tetapi tidak dapat mengukur derivatif melekat secara terpisah,
baik pada saat perolehan ataupun pada akhir periode pelaporan berikutnya, maka entitas
memperlakukan keseluruhan kontrak dari instrument campuran (kombinasi) tersebut
sebagai aset keuangan atau liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi. Serupa dengan hal tersebut, jika entitas tidak dapat mengukur
secara tersendiri derivatif melekat yang akan dipisahkan pada reklasifikasi kontrak
campuran (kombinasi) tetap diklasifikasikan sebagai untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi secara keseluruhan.

C. Pengakuan dan Penghentian Pengakuan


Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi
keuangan, jika dan hanya jika, entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan
pada kontrak instrumen tersebut.
Sebelum mengevaluasi apakah dan sejauh mana penghentian pengakuan, entitas
menentukan apakah paragraf tersebut diterapkan pada bagian aset keuangan atau
keseluruhan aset keuangan dengan cara sebagai berikut :
1) Paragraph 17-23 diterapkan pada bagian aset keuangan, jika dan hanya jika,
bagian yang dipertimbangkan untuk dihentikan pengakuannya memnuhi salah
satu dari criteria berikut ini :
a) Bagian tersebut hanya terdiri atas arus kas dari aset keuangan yang
diidentifikasi secara spesifik.
b) Bagian tersebut hanya terdiri atas bagian proporsional penuh atas arus kas
dri aset keuangan.
c) Bagian tersebut hanya terdiri atas bagian proporsional penuh yang
diidentifikasi secara spesifik.
2) Diterapkan pada aset keuangan secara keseluruhan.
Istilah “aset keuangan” mengacu pada bagian dari aset keuangan sebagaimana
diidentifikasikan sebagai aset keuangan secara keseluruhan.
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika :
1) Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir, atau
2) Entitas mengalihkan aset keuangan seperti dijelaskan pada pargraf 18 dan 19, dan
pengalihan tersebut memenuhi criteria penghentian pengakuan diparagraf 20.
Entitas mengalihkan aset keuangan, jika dan hanya jika, entitas :
1) Mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan.
2) Tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus
kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu
kesepakatan yang memnuhi persyaratan paragraph 19.
Jika pengalihan tidak mengakibatkan penghentian pengakuan karena entitas secara
substansial masih memiliki seluruh resiko dan manfaat atas kepemilikan aset alihan,
maka entitas tetap mengakui aset alihan tersebut secara keseluruhan dan mengakui
liabilitas keuangan atas jumlah yang diterimanya.
Entitas mengeluarkan liabilitas keuangan dari laporan posisi keuangannya, jika dan hanya
jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam
kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa
D. Tanggal Efektif
Entitas menerapkan pernyataan ini secara retrospektif untuk periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 januari 2015, kecuali untuk paragraph 09, 13, 28,
43A, 88, PP46, PP52, PP64, PP 76, PP76A, PP80, PP81, PP96 berlaku prospektif.
Paragraph 02(g), 97, dan 100 berlaku prospektif untuk seluruh kontrak yang belum
berakhir pada periode tahun buku yang dimulai atau setelah tanggal 1 januari 2015.

Anda mungkin juga menyukai