Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH INSTRUMENTASI DAN

PENGUKURAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. AUREL AMARTYA (1707113850)


2. DAVID SINAMO (1707111267)
3. NANI AGUSTINA (1307113335)
4. SENDRA ERFA SATRIA (1707123019)

DOSEN PENGAMPU : Dr. Ir. Bahruddin, MT.

UNIVERSITAS RIAU
JURUSAN TEKNIK KIMIA
2018
BAB I
INSTRUMEN DAN PENGUKURAN SUHU

Pada dasarnya pengukuran bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai


sifat-sifat fisik, kimia dan biologi dari suatu benda atau suatu keadaan atau proses.
Bantuan alat dalam hal ini alat ukur dan instrument diperlukan untuk
mentransformasikan informasi tersebut secara kualitatif dan kuantitatif untuk
ditanggapi oleh indera manusia. Tidak diketahui pasti sejak kapan kegiatan
mengukur dimulai. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa gejala dan kegiatan
alam hanya diketahui melalui kegiatan pengukuran, meskpun dimulai dengan cara
yang masih sederhana, yaitu dengan menggunakan indera penglihatan.

1.1 Pengukuran
Pengukuran merupakan serangkaian kegiatan untuk menentukan nilai suatu
besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Jadi mengukur adalah suatu proses
mengaitkan angka secara empiric dan obyektif pada sifat-sifat objek atau kejadian
yang diukur. Secara umum pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang
tidak diketahui harganya dengan besaran lain yang telah diketahui nilainya. Alat
ukur digunakan untuk keperluan pengukuran.
Pengukuran memberikan arti penting bagi manusia untuk menggambarkan
berbagai fenomena alam dalam bentuk kantitatif atau angka. Alat ukut yang
digunakan guna untuk mengetahui harga suatu besaran atau suatu variable. Prinsip
kerja alat ukur harus dipahami agar alat ukur dapat digunakan dengan cermat sesuai
dengan pemakaian yang telah direncanakan. Alat ukur ada banyak jenisnya,
dimensi panjang, dimensi massa, dimensi suhum dan dimensi waktu.

1.2 Instrumen
Instrumentasi adalah alat-alat dan peranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih
kompleks. Instrumentasi bisa berarti alat untuk menghasilkan efek suara, seperti
pada instrumen musik misalnya. Secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi
utama yaitu, sebagai alat pengukuran, sebagai alat analisis, dan sebagai alat kendali.
Sensor yang dipakai pada instrument digunakan untuk menangkap adanya
perubahan sinyal, pengkondisi sinyal untuk merubah nilai kekuatan sinyal yang
ditangkap. Monitor pada instrumen sebagai alah penunjuk pengukuran atau sinyal
yang diperoleh.
Fungsi instrument yang banyak digunakan di industri maupun laboratorium
pengujuan antara lain, alat ukur kadar air, ukur suhu, ukur gaya, ukur getaran, ukur
tingkat kebisingan, dan alat yang harus mampu menangkap sinyal secara akurat
mendeteksi setiap perubahan yang terjadi.

1.3 Temperatur
Temperatur adalah suatu ukuran derajat relatif panas atau dinginnya tubuh,
terkait dengan titik didih dan titik beku air, yang memiliki nilai numerik tetap.
Temperatur bukan merupakan ukuran jumlah energi panas yang dimiliki tubuh .
energyi panas akan tergantung dari ukuran tubuh (segelas akan mengandung lebih
sedikit energy daripada satu bak air pada temperaturi yang sama) dan juga sifat
alami materi tersebut.
Suhu atau temperatur benda adalah besaran yang menyatakan derajat panas
suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda yang
dinginkan memiliki suhu yang rendah. Perlu diketahui bahwa suhu merupakan
besaran, maka yang memiliki suhu tentu benda. Misalnya suhu es yang sedang
mencair, suhu air yang mendidih dan seterusnya. Jadi tidak ada suhu tempat atau
ruangan, yang ada adalah suhu udara di tempat atau ruangan. Sensor suhu
melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas atau dingin yang dihasilkan
oleh suatu objek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi
gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk output analog maupun
digital.
Alat ukur suhu adalah termometer. Termometer menggunakan sifat
termometrik suatu zat, yaitu perubahan sifat-sifat zat karena perubahan suhu zat
tersebut. Termometer pada awalnya ditemukan oleh Galileo Galilei (1564-1642).
Termometer ini dinamakan dengan termometer udara. Termometer udara tersusun
atas sebuah boa kaca yang sudah lengkap dengna sebatang pipa kaca panjang.
Termometer yang sering digunakan saat ini adalah termometer raksa. Dapat disebut
dengan termometer raksa karena terdapat air raksa didalam termometer tersebut.
Fungsi air raksa adalah sebagai penunjuk suhu. Raksa akan mengembang apabila
termometer menyentuh benda yang lebih dari raksa.
Dalam pengukuran temperatur diperlukan acuan sebagai harga dasar, titik
acuan ini diperlukan secara umum untuk mendeteksi temperatur dipergunakan sifat
termal lain dari suatu benda, misal sifat ekspansi termis. Karena harga koefisien
ekspansi suatu bahan tidak selalu konstan untuk seluruh daerah temperatur, maka
sensitifitas alat perlu untuk dikalibrasi untuk seluruh range pengukuran. Sensor
temperature mempunyai banyak macamnya, seperti termokopel, RTD, thermistor,
infrared pyrometer, dioda (IC hybrid), bimetal, dan lain sebagainya.

1.4 Termometer Gas


Pada umumnya termometer gas jarang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Termometer gas biasanya digunakan dalam kegiatan penelitian di
laboratorium. Selain itu, termometer gas juga banyak dipakai dalam kegiatan
industri, misalnya di pabrik-pabrik farmasi dan yang sering berhubungan dengan
gas dalam produksi. Termometer gas volume tetap memiliki ketelitian dan
keakuratan yang sangat tinggi, sehingga secara internasional dapat diterima sebagai
instrumen standar untuk pengkalibrasian termometer lainnya. Termometer ini
meggunakan gas sebagai senyawa termometrik (umumnya Hidrogen dan Helium),
dengan memanfaatkan sifat termometrik berupa tekanan yang dihasilkan
gas.Termometer gas digunakan sebagai standar oleh badan standar dan
laboratorium di seluruh dunia. Karena termometer gas membutuhkan peralatan
yang kompleks dan berukuran besar, memberikan respon yang lambat, serta
prosedur pengukuran yang rumit, maka kebanyakan pengukuran temperatur
digunakan termometer yang telah dikalibrasi (secara langsung maupun tak
langsung) dengan termometer gas (Michael J.Moran, 2004). Termometer yang
nyaris sempurna atau ideal adalah thermometer gas volume konstan.
Gambar 1. Termometer Gas

A. Prinsip Kerja
Termometer gas bekerja berdasarkan sifat pemuaian gas. Adapun gas yang
biasa digunakan yaitu gas hidrogen dan helium dengan tekanan rendah, apabila gas
itu dikenai panas dsehingga volumenya akan bertambah. Karena gas memuai lebih
besar daripada cairan maka termometer gas lebih teliti daripada termometer cairan.
Termometer gas dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi dan suhu
yang sangat rendah, dimana lebar jangkauannya antara – 250°C sampai degan
1500°C.

B. Cara Kerja
Volume gas dijaga agar selalu tetap. Ketika suhu bertambah, tekanan gas
juga bertambah.Dalam pipa 1 dan pipa 2 terdapat air raksa. Volume gas dijaga agar
selalu kostan,dengan cara menaikkan atau menurunkan pipa 2 sehingga permukaan
air raksa dalam pipa 1. selalu dalam tanda acuan. Jika suhu meningkat, tekanan gas
dalam tabung juga meningkat. Karenanya pipa 2 harus diangkat lebih tinggi agar
volume gas selalu konstan. Tekanan gas dapat diketahui dengan membaca tinggi
kolom air raksa (h) dalam pipa2. Jika dengan cara manual, ingat saja kolom air
raksa setinggi 760nm = tekanan 1 atm. Pada termometer gas volume konstan yang
canggih sudah ada alat penghitung tekanan. Wadah yang berisi gas juga sudah
dirancang agar gas selalu berada dalam volume yang tetap. Jadi
yang diukur hanya perubahan tekanan saja.
Gambar 2. Cara kerja Termometer Gas

1.5 Termometer Padat


1.5.1 Termometer Bimetal

Gambar 3. Termometer Bimetal

Termometer bimetal mekanik adalah sebuah termometer yang terbuat dari


dua buah kepingan logam yang berbeda jenisnya yang memiliki koefisien muai
berbeda sehingga kecepatan pemuaiannya juga berbeda. Dua kepingan logam
tersebut dikeling (dipelat) menjadi satu. Kata bimetal sendiri memiliki arti yaitu bi
berarti dua sedangkan kata metal berarti logam, sehingga bimetal berarti “dua
logam”. Pada saat suhu meningkat, salah satu logam mengalami pemuaian yang
lebih besar dari logam lain. Akibatnya keping tersebut melengkung. Biasanya
keping bimetal berbentuk spiral, di mana salah satu ujung keping tetap, sedangkan
ujung lain dihubungkan ke penunjuk skala. Ketika suhu berubah, penunjuk akan
berputar.
Termometer yang menggunakan lembaran bimetal biasanya digunakan
sebagai termometer udara biasa, termometer ruangan, termometer oven dll.
Termometer Bimetal Keping Bimetal sengaja dibuat dari dua buah keping logam
yang memiliki koefisien muai yang berbeda karena hal tersebut dapat
mengakibatkan kepingan tersebut dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu.
A. Prinsip Kerja
Apabila suhu berubah menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung ke
arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah, sedangkan jika suhu menjadi
rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang koefisien muainya
lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih besar (tinggi) akan lebih cepat
memanjang sementara logam dengan kecepatan muai lebih rendah memanjang
lebih lambat, hal tersebut mengakibatkan kepingan akan membengkok
(melengkung) kearah logam yang memiliki koefisien muai rendah karena terjadi
perbedaan panjang kedua logam. Biasanya keping bimetal ini terbuat dari logam
yang koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan tembaga. Sementara prinsip
kerja Termometer Bimetal yaitu dengan menggunakan keping bimetal yang tipis
dan berbentuk spiral. Satu ujung spiral ditahan tetap, sedangkan ujung lainnya
menempel ke Gir jarum penunjuk. Sesuai dengan prinsip pemuaian, makin besar
suhu, maka keping bimetal makin melengkung menyebabkan jarum penunjuk
bergerak ke kanan menunjukan angka yang lebih besar.
B. Tipe-Tipe
1. Drip-proof Bimetal Thermometers
Termometer yang mengindikasikan dapat secara kasar diklasifikasikan ke
dalam tipe cairan yang diisi, dalam dimana prinsip yang mengisi cairan
mengembang dan berkontraksi berdasarkan perubahan suhu diterapkan, dan jenis
gas diisi, di mana prinsip yang dibebankan perubahan tekanan gas inert sesuai
dengan perubahan suhu diterapkan. Selain itu, dalam jenis cairan yang diisi, dua
jenis, jenis yang diisi merkuri dan jenis cairan yang diisi, ada. Kataloguer ini
dibentuk dengan mengklasifikasikan termometer ini menjadi termometer dengan
merkuri dan tanpa merkuri.
a) Tipe T

Gambar 4. Termometer Bimetal Tipe T

Spesifikasi thermometer bimetal tipe T:

b) Tipe I

C. Metode Kalibrasi
Saat melakukan kalibrasi Anda harus menggunakan set point sedekat
mungkin dengan suhu pengujian Anda. Jika Anda menggunakan termometer untuk
berbagai pembacaan, pilih suhu pengalibrasi yang terdekat dengan titik tengah skala
. Misalnya, Termometer Pengukur Ganda Tel-Tru kami dilengkapi dengan rentang
dial 0 hingga 220F. Mereka dikalibrasi pada 100F, dekat ke tengah melalui sacle,
dan kemudian diperiksa pada akhir rendah dan tinggi untuk memastikan bahwa
mereka berada dalam akurasi 1 Fahrenheit di seluruh jangkauan.
Sementara tingkat akurasi 1F dalam termometer benar-benar diterima untuk
semua aspek pembuatan bir, jika Anda mengkalibrasi termometer secara spesifik
untuk digunakan dalam Mashtun yang memiliki rentang 140F hingga 160F, Anda
idealnya memilih untuk mengkalibrasi pada 150F. Demikian juga jika Anda
mengkalibrasi termometer tangki Hot-Liquor yang mungkin ingin Anda kalibrasi
pada 170F. Idenya adalah menerapkan keakuratan terbaik untuk rentang di mana
Anda akan bekerja.

1.6 Termometer Tahanan Listrik / Resistance Temperature Detector (RTD)

Gambar 6. Resistance Temperature Detector


Termometer Hambatan Listrik adalah sebuah sensor suhu yang merasakan
suhu dengan perubahan besarnya arus, tegangan dan elemen hambatan listrik yang
bervariasi pada benda yang diukur. Termometer Hambatan Listrik digunakan untuk
membuat pengukuran suhu yang akurat. Termometer Hambatan Listrik
menggunakan logam karena logam akan bertambah besar hambatannya terhadap
arus listrik jika panasnya bertambah. Logam dapat dikatakan sebagai
muatan positif yang berada di dalam elektron yang bergerak bebas. Jika
suhu bertambah, elektron-elektron tersebut akan bergetar dan getarannya semakin
besar seiring dengan naiknya suhu. Dengan besarnya getaran tersebut, maka
gerakan elektron akan terhambat dan menyebabkan nilai hambatan dari logam
tersebut bertambah. Platinum adalah logam yang paling sering digunakan untuk
Termometer Hambatan Listrik karena stabilitasnya dan daya yang tidak berubah
drastis dengan tegangan.
Hambatan listrik dari logam akan bertambah apabila suhu logam naik. Sifat
ini yang dipakai sebagai dasar kerja termometer hambatan listrik. Jika termometer
hambatan listrik berbentuk kawat halus yang panjang, biasanya kawat itu dililitkan
pada kerangka tipis untuk menghindari regangan berlebihan ketika kawat mengerut
pada waktu dingin. Dalam keadaan khusus, kawat itu dapat dililitkan pada atau
dimasukkan dalam bahan yang suhunya akan diukur. Dalam kisaran suhu rendah,
termometer hambatan sering kali terdiri atas hambatan radio dan terbuat dari
komposisi karbon dan kristal germanium yang didoping dengan arsenik dan
dimasukkan dalam kapsul tertutup berisi helium.
Termometer tahanan listrik berdasarkan perubahan tahanan listrik suatu
logam terhadap perubahan temperature, umumnya bila suatu logam dipanaskan
maka tahanan listriknya akan naik sesuai dengan temperaturnya menurut hubungan.
Konstruksinya seperti pada gambar v-11, terdiri dari elemen perasa berupa filament
listrik diselubungi oleh sebuah pelindung. Sebagai filament listrik yang baik
umumnya digunakan platina, tembaga dan karbon. Bahan tahanan harus
mempunyai sifat penghantar panas, induktansi minimum, tidak tedapat tegangan
listrik fisik, dan homogen.
Termometer ini lalu ditempelkan pada permukaan zat yang suhunya akan
diukur. Biasanya hambatan diukur dengan mempertahankan arus tetap yang
besarnya diketahui dalam termometer itu dan mengukur beda potensial kedua ujung
hambatan dengan pertolongan potensiometer yang sangat peka.

A. Prinsip Kerja
Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka resistansi elemen tersebut juga
akan meningkat. Dengan kata lain, kenaikan suhu logam yang menjadi elemen
resistor RTD berbanding lurus dengan resistansinya. elemen RTD biasanya
ditentukan sesuai dengan resistansi mereka dalam ohm pada nol derajat celcius (0⁰
C). Spesifikasi RTD yang paling umum adalah 100 Ω (RTD PT100), yang berarti
bahwa pada suhu 0⁰ C, elemen RTD harus menunjukkan nilai resistansi 100 Ω.
Dalam prakteknya, arus listrik akan mengalir melalui elemen RTD (elemen
resistor) yang terletak pada tempat atau daerah yang mana suhunya akan diukur.
Nilai resistansi dari RTD kemudian akan diukur oleh instrumen alat ukur, yang
kemudian memberikan hasil bacaan dalam suhu yang tepat, pembacaan suhu ini
didasarkan pada karakteristik resistansi yang diketahui dari RTD
Termometer jenis ini juga berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi
atau hambatan listrik yang sebanding dengan perubahan suhu. Semakin tinggi
suhu, resistansinya semakin besar. RTD terbuat dari sebuah kumparan kawat
platinum pada papan pembentuk dari bahan isolator. RTD dapat digunakan sebagai
sensor suhu yang mempunyai ketelitian 0,03 0C dibawah 5000C dan 0,1 0C
diatas
10000C.

B. Metode Kalibrasi
Kalibrasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan keberadaan
konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur berdasarkan standar.
Untuk proses kalibrasi, perlu ada pengukuran terlebih dahulu pada objek yang ada
misalnya pada temperature proses. Ada beberapa metode dalam kalibrasi antara lain
sensor plus indikator. Umumnya yang banyak digunakan berupa metode kalibrasi
sensor plus indikator untuk membandingkan kalibrator standar alat ukur terhadap
beban ukur yang dipakai, baru dilakukan perhitungan deviasi berdasarkan standar.
Cara ini memerlukan standar kalibrator yang harus dikalibrasi di Lembaga
Kalibrasi KAN/LIPI sehingga harganya mahal. Untuk kalibrasi alat ukur/sensor
suhu yang berupa thermocouple ataupun PT100 dapat menggunakan media
kalibrasi yang berupa bak air 1–100 °C, bak es 0 °C. Pemanfaatan kalibrator standar
dari temperatur es (0 °C) dan temperatur suhu air mendidih (100°C). Setelah
dibandingkan dengan bahan yang diukur (PT100) baru dibuat simulasi sehingga
dapat menentukan deviasi/kesalahan dari PT100 yang dilihat pada indicator
controller . Hal ini merupakan suatu ide baru untuk menggantikan peranan
kalibrator yang ada (metode Perbandingan). Indicator controller dapat disesuaikan
dengan hasil yang diperoleh dari hasil perbandingan dan simulasikan.
C. Maintenance
1. Frekuensi kalibrasi tergantung pada berbagai faktor termasuk siklus suhu,
getaran, dan goncangan. Frekuensi kalibrasi harus ditentukan dalam setiap kasus
oleh pengguna.
2. Kalibrasi dicapai dengan membandingkan resistansi RTD dengan standar kerja.
Ini sering digunakan untuk mengkalibrasi RTD dalam posisi terpasangnya.
3. Secara berkala periksa selubung sensor atau permukaan thermowell untuk korosi
atau kerusakan. Jika kerusakan telah terjadi, penggantian dapat dipertimbangkan.

1.7 Termometer Optis


1.7.1 Termometer Inframerah
Termometer inframerah digunakan dengan cara menekan tombol sampai
menunjukkan angkat paling tinggi dengna cara mengarahkan sinar inframerah ke
arah yang dituju. Sinar yang diarahkan pada benda yang diukur akan memantul dan
pantulan itu direspon oleh alat sehingga termometer inframerah menunjukkan skala
suhu yang tepat.

Gambar 7. Termometer Inframerah

Pada penerapannya alat ini dapat digunakan untuk mengukur suhu makhluk
hidup seperti hewan. Para peneliti tidak akan kesulitan dalam mengukur suhu
hewan buas atau liar karena dapat dilakukan pengukuran dari jarak jauh. Hal ini
berguna untuk mengetahui apakah hewan tersebut sedang sakit atau tidak. Dengan
menggunakan alat ini para peneliti dapat dengan mudah untuk mengukur hewan
buas ataupun liar dengan cepat serta praktis.
A. Prinsip Kerja
Termometer inframerah bekerja berdasarkan radiasi benda hitam, yang
menyatakan bahwa setiap materi dengan suhu di atas nol mutlak memiliki molekul
yang bergerak di dalamnya. Semakin tinggi suhu, semakin cepat molekul bergerak.
Molekul-molekul memancarkan radiasi inframerah ketika mereka bergerak, dan
memancarkan lebih banyak radiasi, termasuk cahaya tampak, ketika mereka
menjadi lebih panas. Inilah sebabnya mengapa logam yang dipanaskan
memancarkan cahaya merah atau putih. Termometer inframerah mendeteksi dan
mengukur radiasi ini.
Cahaya inframerah dapat difokuskan, dipantulkan atau diserap seperti cahaya
tampak. Termometer inframerah menggunakan lensa untuk memfokuskan cahaya
inframerah dari objek ke detektor yang dikenal sebagai thermopile. Fungsi
thermopile adalah menyerap radiasi inframerah dan mengubahnya menjadi panas.
Thermopile menjadi lebih panas karena menyerap lebih banyak energi inframerah.
Kelebihan panas diubah menjadi listrik, yang ditransmisikan ke detektor yang
menentukan suhu objek.
B. Cara kerja
Semua materi memancarkan energi dalam bentuk IR (panas). Jika ada
perbedaan suhu antara objek, termasuk lingkungan sekitarnya, maka gradien ini
dapat diukur dan digunakan. Jika objek yang dimaksud pada suhu yang sama
dengan lingkungannya, pertukaran energi radiasi bersih akan menjadi nol. Dalam
kedua kasus, spektrum karakteristik radiasi tergantung pada objek dan suhu absolut
di sekitarnya. Termometer IR genggam memanfaatkan "ketergantungan radiasi" ini
pada suhu untuk menghasilkan nilai bagi objek yang ditargetkan dan untuk
menampilkan hasil bagi operator untuk dibaca.
Cahaya inframerah berfungsi seperti cahaya tampak — cahaya dapat
difokuskan, dipantulkan, atau diserap. Handheld IR thermometers biasanya
menggunakan lensa untuk memfokuskan cahaya dari satu objek ke detektor, yang
disebut thermopile. Thermopile menyerap radiasi IR dan mengubahnya menjadi
panas. Semakin banyak energi IR, semakin panas thermopile. Panas ini berubah
menjadi listrik. Listrik dikirim ke detektor, yang menggunakannya untuk
menentukan suhu apa pun yang termometer. Semakin banyak listrik, semakin panas
objeknya. Semakin tinggi suhu, semakin banyak listrik yang dikirim ke detektor,
semakin tinggi pembacaan.
C. Metode Kalibrasi
Termometer inframerah dapat dikalibrasi untuk akurasi seperti termometer
lainnya. Benda hitam mendekati nol yang memantulkan radiasi ambient dan oleh
karena itu emisi energi inframerah yang tak terhalang untuk suatu nilai emisivitas
tertentu, biasanya 0,95.
Tanpa memiliki akses ke benda hitam, cara terbaik berikutnya untuk
mengkalibrasi termometer inframerah adalah dengan menggunakan Piala
Komparator Infra Merah yang murah dan sederhana . Yang terbaik adalah
mengkalibrasi termometer inframerah Anda di lebih dari satu suhu (pada 5 ° C dan
60 ° C) misalnya) dan Piala Komparator Inframerah membuatnya mudah.
Jika tidak ada yang tersedia, Anda dapat melakukan kalibrasi cepat
menggunakan pemandian es yang dibuat dengan benar .
Menggunakan titik didih untuk kalibrasi lebih sulit dengan inframerah,
memfaktorkan variabel dalam tekanan dan ketinggian udara, lebih rumit dengan
termometer inframerah karena uap yang dihasilkan oleh perebusan. Uap dan
pendinginan dan kondensasi evaporatif yang terjadi kemudian membuatnya sulit
untuk mendapatkan pengukuran inframerah akurat dari cairan mendidih. Tetapi
permukaan dari pemandian es yang dibuat dengan benar adalah 0,0 ° C yang dapat
diandalkan

1.7.2 Termometer Pyrometer


Prinsip kerja pryrometer yaitu dengan mengukur intensitas radiasi yang
dipancarkan oleh benda-benda yang suhunya sangat tinggi. Pyrometer dapat
digunakan untuk mengukur suhu antara 500 °C – 3000 °C.

Termometer Pyrometer
A Prinsip kerja
Prinsip kerja pirometer ini yaitu dengan mengukur radiasi pada salah satu
warna (panjang gelombang). Pirometer optic bekerja berdasarkan pengukuran
radiasi pada suatu panjang gelombang tertentu. Radiasi ini dinyatakan oleh terang
benda tersebut pada warna yang sesuai dengan panjang gelombang. Pengukuran
terang benda ini dilakukan dengan cara membandingkan dengan suatu lampu
standard yang terangnya dapat diatur. Dengan mengatur arus yang melalui lampu,
filamen dari lampu dapat dibuat sama terang dengan benda yang akan diukur
suhunya. Bila terang filament dan benda telah sama maka keduanya akan terlihat
baur menjadi satu. Bila suhu salah satu lebih tinggi maka akan terlihat berbeda.
Besarnya arus yang melalui filamen lampu dapat langsung dikalibrasi menjadi
temperature dari benda tersebut.
B. Cara Kerja
Pyrometer, perangkat untuk mengukur suhu yang relatif tinggi, seperti yang
ditemui dalam tungku. Kebanyakan pirometer bekerja dengan tubuh yang suhunya
diukur. Perangkat radiasi memiliki keuntungan karena tidak harus menyentuh
material yang sedang diukur. Pirometer optik, misalnya, mengukur suhu badan pijar
dengan membandingkannya secara visual dengan filamen pijar yang dikalibrasi
yang dapat disesuaikan dengan suhu. Dalam pyrometer radiasi elementer, objek
difokuskan pada thermopile, kumpulan termokopel, yang menghasilkan tegangan
listrik yang bergantung pada radiasi yang dicegat. Kalibrasi yang tepat
memungkinkan tegangan listrik ini dikonversi ke suhu objek panas.
Dalam piramida resistansi, kawat halus dihubungkan dengan objek.
Instrumen mengkonversi perubahan dalam tahanan listrik yang disebabkan oleh
membaca panas. Termokopel pirometer mengukur output dari termokopel (q.v)
yang ditempatkan dalam kontak dengan tubuh panas; dengan kalibrasi yang tepat,
output ini menghasilkan suhu. Pirometer terhubung erat dengan bolometer dan
termistor dan digunakan dalam termometri.
C. Metode Kalibrasi
Kalibrasi menggunakan termokopel permanen. Jika reaktor termal memiliki
termokopel yang terpasang secara permanen di dekatnya, itu bias digunakan untuk
memverifikasi atau mengkalibrasi pirometer. Ini merupakan perbaikan atas
termokopel penyisipan, karena tidak ada risiko kebocoran, terlalu panas, atau
masalah ekstraksi. Kerugian dari metode ini adalah termocopel tidak berlokasi di
area yang sama dengan pyrometer dan tidak membaca suhu yang sama. Faktanya,
bahkan jika pirometer itu menunjuk langsung di termokopel, dua instrument
mungkin membaca nilai yang berbeda.

1.8 Termokopel

Termokopel / thermocouple merupakan sensor suhu yang paling sering atau


kebanyakan digunakan pada boiler, mesin press, oven, dan lain sebagainya.
Termokopel dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup luas
dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1⁰ C. Termokopel terdiri dari 2
jenis kawat logam konduktor yang digabung pada ujungnya sebagai ujung
pengukuran. Konduktor ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu dan dari
perbedaan suhu antara ujung termokopel/ujung pengukuran dengan ujung kedua
kawat logam konduktor yang terpisah akan menghasilkan tegangan listrik. Hal ini
disebut sebagai efek termo elektrik. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1
hingga 70 microvolt setiap perbedaan satu derajat celcius untuk kisaran yang
dihasilkan dari kombinasi logam modern. Jadi sangat penting untuk di ingat bahwa
termokopel hanya mengukur perbedaan temperatur diantara 2 titik, bukan
temperatur absolut. Jadi temokopel tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu
ruangan karena tidak ada perbedaan antara ujung pengukuran dengan ujung
referensi / ujung pada kedua kawat logam.
A. Prinsip Kerja
Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya
Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan
digabungkan ujungnya. Titik penyatuan ini disebut hot junction. Satu jenis logam
konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan
suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang
mendeteksi suhu panas. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan
antara tegangan (volt) dengan temperatur. Setiap jenis logam, pada temperatur
tertentu memiliki tegangan tertentu pula. Pada temperatur yang sama, logam A
memiliki tegangan yang berbeda dengan logam B, terjadilah perbedaan tegangan
(kecil sekali, miliVolt) yang dapat dideteksi.

B. Cara Kerja

Jika sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada
ujung tersebut elektron-elektron dalam logam akan bergerak semakin aktif dan akan
menempati ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling desak dan bergerak
ke arah ujung batang yang tidak dipanaskan. Dengan demikian pada ujung batang
yang dipanaskan akan terjadi muatan positif. Kerapatan electron untuk setiap bahan
logam berbeda tergantung dari jenis logam. Jika dua batang logam disatukan salah
satu ujungnya, dan kemudian dipanaskan, maka elektron dari batang logam yang
memiliki kepadatan tinggi akan bergerak ke batang yang kepadatan elektronnya
rendah, dengan demikian terjadilah perbedaan tegangan diantara ujung kedua
batang logam yang tidak disatukan atau dipanaskan. Besarnya termolistrik atau gem
(gaya electromagnet) mengalir dari titik hot-juction ke cold-junction atau
sebaliknya. Setelah terdeteksi perbedaan tegangan (volt). Beda tegangan ini linear
dengan perubahan arus, sehingga nilai arus ini bisa dikonversi kedalam bentuk
tampilan display. Sebelum dikonversi, nilai arus di komparasi dengan nilai acuan
dan nilai offset di bagian komparator, fungsinya untuk menerjemahkan setiap
satuan amper ke dalam satuan volt kemudian dijadikan besaran temperatur yang
ditampilkan melalui layar atau monitor berupa seven segmen yang menunjukkan
temperatur yang dideteksi oleh termokopel.

C.Tipe-Tipe Termokopel
Sebuah termokopel terdiri dari dua buah kawat yang kedua ujungnya
disambung sehingga menghasilkan suatu open-circuit voltage sebagai fungsi dari
suhu, diketahui sebagai tegangan termolistrik atau disebut dengan seebeck voltage,
yang ditemukan oleh Thomas Seebeck pada 1921. Hubungan antara tegangan
dan pengaruhnya terhadap suhu masing-masing titik pertemuan dua buah kawat
adalah linear. Termokopel diberi tanda dengan hurup besar yang mengindikasikan
komposisinya berdasar pada aturan A m e r i c a n National Standard
I n s t i t u t e (ANSI), seperti gambar dibawah ini.
Tersedia beberapa jenis termokopel tergantung aplikasi penggunaannya, yaitu :
1. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy) Termokopel untuk
tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu −200 °C hingga
+1200 °C. 2.
2. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy) Tipe E memiliki output yang besar
(68 µV/°C) membuatnya cocok digunakan pada temperatur rendah. Properti
lainnya tipe E adalah tipe non magnetik.
3. Tipe J (Iron / Constantan) Rentangnya terbatas (−40 hingga +750°C)
membuatnya kurang populer dibanding tipe K. 4.
4. Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 µV/°C 5.
5. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy) Stabil dan tahanan yang
tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk pengukuran suhu yang
tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 °C. Sensitifitasnya
sekitar 39 µV/°C pada 900 °C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan
perbaikan tipe K.
Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki
karakteristik yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil,
tetapi karena sensitifitasnya rendah (sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya hanya
digunakan untuk mengukur temperatur tinggi (>300 °C).
a. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh) Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C.
Tipe B memberi output yang sama pada suhu 0 °C hingga 42 °C sehingga
tidak dapat dipakai di bawah suhu 50 °C. 2.
b. Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium) Cocok mengukur suhu di
atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi membuat
mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
c. Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium) Cocok mengukur suhu di
atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi membuat
mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya yang
tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas
(1064.43 °C).
d. Type T (Copper / Constantan) Cocok untuk pengukuran antara −200 to
350°C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat
dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak
penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C

D. Metode Kalibrasi

Termokopel dapat berupa sambungan antara dua logam yang berbeda dan
dapat digunakan untuk mengukur suhu. Setiap logam menghasilkan potensi listrik
berbeda yang bervariasi sesuai dengan perubahan suhu. Tingkat perubahan ini
berbeda untuk masing-masing logam dalam termokopel, sehingga termokopel
menghasilkan tegangan yang meningkat dengan suhu. Anda dapat mengkalibrasi
termokopel dengan memplot kurva suhu tegangan termokopel.

Isi wadah thermo bath dengan air dan matikan thermo. Panaskan air hingga
30 derajat Celsius dan nyalakan perangkat thermocouple. Hubungkan masing-
masing ujung multimeter ke salah satu ujung termokopel. Multimeter ini harus
dapat mengukur tegangan 1 microvolt.

Tempatkan satu sambungan termokopel ke dalam air dan biarkan tegangan


menstabilkan. Ini terjadi ketika tegangan berhenti berfluktuasi kecuali untuk digit
terakhir. Catat bagian tegangan yang stabil dari multimeter.
E. Maintenance
Proses maintenance sendiri dapat dilakukan ketika pabrik sedang dalam
keadaan operasi atau juga dalam keadaan berhenti. Umumnya jika pabrik masih
dalm keadaan operasi, proses maintenance yang bisa dilakukan antara lain dengan
melakukan monitoring inspection baik secara online maupun offline. Sedangkan
jika dalam keadaan berhenti, dapat dilakukan proses maintenance secara
keseluruhan termasuk melakukan pergantian peralatan Instrumen dengan yang
baru. Contoh Sistem Maintenance untuk peralatan instrumentasi khususnya sensor
temperature.
Monitoring Inspection:

 Cek kondisi fisik dari sensor temperature tersebut apakah masih dalam
kondisi baik atau telah mengalami gangguan seperti korosi dan sebagainya.
 Cek kondisi kabel, apakah ada kabel yang putus atau terlipat.
 Cek kondisi kabel glanding apakh masih dalam keadaan baik atau sudah
rusak.
 Cek juga kondisi terminal kabel.
 Cek kebersihan dari sensor (House Keeping)

1.9 Thermistor
A. Pengertian
Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai
hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan
singkatan dari “Thermal Resistor” yang artinya adalah Tahanan (Resistor) yang
berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive
Temperature Coefficient). Thermistor yang dapat mengubah energi listrik menjadi
hambatan ini terbuat dari bahan semikonduktor seperti keramik, polimer atau Nikel
Oksida yang dilapisi dengan kaca.
B. Prinsip Kerja Thermistor
Thermistor menggunakan prinsip perubahan resistansi yang dipengaruhi oleh
perubahan suhu. Seperti namanya, nilai resistansi Thermistor NTC akan turun jika
suhu di sekitar Thermistor NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik / Negatif).
Sedangkan untuk Thermistor PTC, semakin tinggi suhu disekitarnya, semakin
tinggi pula nilai resistansinya (berbanding lurus / Positif).

C. Cara kerja Thermistor


Berikut rangkaian Thermistor

Ketika thermistor NTC mendeteksi kenaikan suhu maka resistansi thermistor


akan mengecil dan ketika resistansi thermistor lebih kecil dari resistansi variabel
resistor sebagai pembagi tegangannya maka akan ada arus yang mengalir ke
basis transistor, ketika itu juga relay akan aktif dan led merah (sebagai indikator
panas akan aktif_ sebaliknya jika suhu yang dideteksi thermistor kecil maka
resistansi pada thermistor akan menjadi besar, dan ketika resistansi thermistor lebih
besar dari pembagi tegangannya dalam rangkaian kali ini variabel resistor maka
tidak akan ada arus yang mengalir ke basis transistor, relay tidak aktif dan led hijau
(sebagai indikator suhu tidak panas aktif).
Rangkaian sensor suhu, ketika suhu panas

Rangkaian sensor suhu, ketika suhu tidak panas

D. Metode Kalibrasi Thermistor


Hubungan antara resistansi dan suhu thermistor menggunakan persamaan
1
𝑇=
C1 + C2 ln(R) + C2(ln(R))3
Persamaan diatas disebut juga persamaan Steinhart – Hart. Nilai konstanta
c1, c2, c3 merupakan nilai konstanta pada thermistor. nilai c1, c2, c3 dapat juga
dihitung dengan terlebih dahulu mengukur suhu (T) dan resistansi (R) thermistor.
Metode kalibrasi thermistor menggunakan metode komparasi/perbandingan,
yaitu dengan cara membandingkan thermistor yang diuji dengan thermometer
standar. Dimana kalibrasi yang dilakukan menggunakan persamaan Steinhart –
Hart.
PENUTUP

Kesimpulan
1. Instrumen adalah alat-alat dan peranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan
lebih kompleks.
2. Dalam instrumen pengukuran suhu biasanya menggunakan alat
Thermistor, Thermocouple, Thermostat dan Resistance Temperature
Detector (RTD).
3. Setiap alat instrumen prinsip kerja yang berbeda dimana pada thermistor
menggunakan perubahan resistansi, Thermocouple menggunakan beda
potensial dan tegangan listrik, Thermostat menggunakan koefisien muai dan
RTD menggunakan perubahan resistansi.

Saran
Didalam instrumentasi pengukuran pasti menggukan alat yang memiliki
harga yang cukup tinggi. Maka dari itu dalam penggunaan alat instrumen harus
memenuhi SOP. Dan setiap alat harus juga rutin dilakukan maintenance/perawatan
agar alat bisa tetap digunakan dan tetap berfungsi secara baik.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar,A.,(2011),Pengukuran Temperatur,
http://instrumentcontrolling.blogspot.com/2011/07/temperatur.html, diakses:
28 September 2018.
dosen pendidikan, 2014, Pengertian Dan Macam Jenis Termometer Alat Pengukur
Suhu (Temperatur), https://www.dosenpendidikan.com/pengertian-dan-
macam-jenis-termometer-alat-pengukur-suhu-temperatur/,diakses:30
september 2018
http://all-thewin.blogspot.com/2011/11/rangkaian-sensor-suhu-sensor-suhu.html
http://hiq.lindegas.com/en/analytical_methods/gas_chromatography/thermal_cond
uctivity_detector.html
http://klipingmetrologippsdk.blogspot.com/2017/03/kalibrasi-termistor-
menggunakan-metode.html
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/03/Pengertian-Termistor.html
http://www.flowmeters.com/thermal-technology
https://buck-scientific-norwalk.myshopify.com/products/thermal-conductivity-
detector-tcd
https://teknikelektronika.com/pengertian-sensor-suhu-jenis-jenis-sensor-suhu/
https://teknikelektronika.com/pengertian-termostat-thermostat-prinsip-kerja-
termostat/
https://uji.co.id/pengukur-suhu-infrared-amtast-amf011/
https://www.agilent.com/en/products/gas-chromatography/gc
supplies/detectors/thermal-conductivity-detector-(tcd)
https://www.endress.com/en/Field-instruments-overview/Flow-measurement-
product-overview/Thermal-mass-flowmeters
https://www.hella.com/hellaza/assets/media_global/HASA_Thermo_Range_Borc
hure_LRes.pdf
https://www.sepengetahuan.co.id/2017/10/pengertian-alat-ukur-suhu-fungsi-
macam-macam-cara-kerja.html
Kaleka, M., (2014), Desain Alat Ukur Sensor Suhu, http://www.academia.edu/,
diakses: 28 September 2018
https://www.morebeer.com/articles/bimetal_brewing_thermometers
https://www.azosensors.com/article.aspx?ArticleID=356
https://www.grainger.com/content/qt-370-infrared-thermometers
https://sciencing.com/calibrate-thermocouple-2659.html

Anda mungkin juga menyukai