Anda di halaman 1dari 6

BAB II

ISI

A. Objek Wisata
1. TANAH LOT
'Tanah Lot' adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak
di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing
mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang
Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari
Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali
akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu
penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai
meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh
Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum
meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke
tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah
selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara
ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan,
warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir
dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang
Nirartha.
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten
Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah Pura
yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan
daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat
yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore
hari untuk melihat keindahan sunset di sini.
Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura
yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari
Suci Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang sembahyang akan ramai bersembahyang di
Pura Ini.

2. Danau Bedugul
Ada beberapa cerita yang menyebutkan mengenai sejarah asal usul nama tempat wisata
ini sehingga disebut Bedugul. Cerita yang pertama yaitu, Bedugul di ambil dari kata dua kata
yaitu "Bedug" karena adanya kelompok masyarakat Muslim di sekitar bedugul dan “Kul”
dari Kul-kul yang merupakan alat komuniksi tradisional masyarakat Bali yang fungsinya
hampir sama seperti kentongan. Penggabungan kedua kata itulah yang kemudian menjadikan
nama daerah ini disebut Bedugul. Cerita lain sejarah asal usul nama Bedugul yaitu pada jaman
dahulu ada seorang raja yang sedang mandi di Danau Beratan dan tak sengaja di lihat oleh
warga sekitar, sambil mereka mengatakan bedogol Raja kelihatan. Itulah beberapa versi
penamaan tempat wisata Bedugul.
Di Bedugul ada sebuah masjid yang telah berusia tua yang bernama Masjid Besar AL-
Hidayah. Masjid ini berada di atas sebuah bukit kecil di sisi sebelah barat Danau Beratan.
Didaerah ini para pemeluk agama islam dan agama hindu sangat toleran. Di sekitar tempat
wisata Bedugul banyak ditemui masjid-masjid jadi untuk anda yang muslim tidak perlu
khuatir saat akan menjalankan kewajiban sholat. Beberapa tempat wisata juga terdapat
di kawasan Bedugul antara lain, Pura Luhur Ulun Danu Bedugul, Danau Beratan, Danau
Tamblingan dan Buyan, Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Air Terjun Git-git dan Air Panas
Angseri. Dengan banyaknya tempat wisata di daerah ini, Anda tidak akan merasa bosan.
Objek wisata ini terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan ,
Bali kurang lebih berjarak 45 km dari pusat kota. Atau kurang lebih berjarak 50 km kea rah
utara dari ibukota provinsi Bali yaitu Kota Denpasar. Tempat wisata Bedugul berada di
dataran tinggi, di tempat wisata ini terdapat Danau Beratan. Danau Beratan terletak
diketingian 1250 meter diatas permukaan laut. Karena terletak didaerah dataran tinggi, maka
Bedugul memiliki udara yang sejuk dan suhu berada di kisaran 17 hingga 25 derajat celcius.
Bukan hanya Danau Beratan, disekitar danau ini juga terdapat pula sebuah Pura yang dikenal
dengan sebutan Pura Ulun Danu.

3. Tanjung Benoa
Tanjung Benoa Bali adalah pantai yang sangat terkenal dengan aktivitas rekreasi air atau
wisata bahari dan sering disebut dengan nama, Tanjung Benoa watersport. Jenis wisata bahari
yang tersedia di pantai Tanjung Benoa adalah watersport Tanjung Benoa. Tempat wisata
Tanjung Benoa, sangat berdekatan dengan salah satu tempat wisata di Bali yang sering
digunakan sebagai tempat konfrensi, yaitu Nusa Dua. Selain itu, pesona lain pantai ini adalah
Pulau Penyu. Disebut Pulau Penyu, karena pulau ini merupakan tempat penangkaran berbagai
spesies penyu yang sudah mulai langka. Pulau ini yang berjarak kurang lebih 30 menit
perjalanan dengan perahu.
Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan harus menaiki perahu beralas kaca alias glass bottom
yang memungkinkan menikmati pemandangan bawah laut selatan Bali yang indah. Tarif sewa
perahu sekitar Rp 50.000 per orang.
Tanjung Benoa terletak di ujung selatan pulau Bali, terletak di Kecamatan Tanjung Benoa,
Kabupaten Badung Bali. Tanjung Benoa ini adalah nama pantai yang berujung sempit. Jarak
tempuh bila hendak ke pantai ini kira-kira 12 km dari Bandara Ngurah Rai, lebih kurang 30
menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.

4. Garuda Wisnu Kencana


Pembangunan tempat wisata di Bali GWK di prakarsai oleh Yayasan Garuda Wisnu
Kencana pada tahun 1992. Pembangunan GWK Bali dengan tujuan menjadikan tempat wisata
GWK Bali Landmark dari tempat wisata budaya yang terkenal ke mancanegara. Salah satu
pendiri dari Yayasan Garuda Wisnu Kencana adalah I Nyoman Nuarta yang juga konseptor
dan arsitek patung Garuda Wisnu Kencana.
Untuk mendapatkan lokasi yang cocok untuk sebuah proyek besar seperti
pembangunan Garuda Wisnu Kencana, bukanlah tugas yang mudah. Yayasan Garuda Wisnu
Kencana setelah menyelesaikan konsep dari proyek, memerlukan waktu dua tahun untuk
mendapatkan lokasi untuk patung Garuda Wisnu Kencana yang sempurna. Sebelum adanya
pembangunan dari GKW Bali, lokasi yang berada di bukit Ungasan ini, digunakan sebagai
tempat penambangan batu kapur.
Yayasan Garuda Wisnu Kencana menunjuk I Nyoman Nuarta sebagai pematung utama dalam
proyek GWK Bali, karena I Nyoman Nuarta merupakan salah satu pematung modern terbaik
Indonesia. Pada tahun 2013, manajemen kepemilikan dari GWK Bali di ambil alih oleh PT
Alam Sutera Realty Indonesia, salah satu perusahaan pengembang property di Indonesia.
Taman budaya Garuda Wisnu Kencana ini berada di ketinggian 146 meter di atas
permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut, di daerah perbukitan batu kapur dan
cadas, tepatnya atas bukit Pecatu Nusa Dua, Kabupaten Badung kira kira 40 kilometer sebelah
selatan kota Denpasar Bali, kira-kira 30 menit perjalanan dari Bandara ngurah Rai bila
menggunakan kendaraan bermotor.

5. Pantai Kuta
Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Di mana
produk dari lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Pada abad ke-19, Mads
Lange, seorang pedagang Denmark, datang ke Bali dan mendirikan basis perdagangan di
Kuta. Keahliannya dalam bernegosiasi, membuat Mads Lange sebagai pedagang yang
terkenal antara raja-raja Bali dengan Belanda.
Hugh Mahbett juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Praise to Kuta” yang berisi
ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi wisata. Tujuannya
untuk mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Buku itu kemudian
menginspirasi banyak orang untuk membangun fasilitas wisata seperti penginapan, restoran
dan tempat hiburan.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri.
Selain keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain
misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Rosovivo, Ocean Beach
Club, Kamasutra, adalah beberapa club paling ramai di sepanjang pantai Kuta.
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah
selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini
merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan
Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari
terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur.

6. Pantai Pandawa
Pantai Pandawa (Beach) adalah salah satu tempat wisata di Bali yang memiliki
keindahan pasir putih yang lembut dan airnya yang jernih kebiruan dengan suasana pantai
yang sepi dan tenang.
Selain itu pengunjung yang akan memasuki pantai ini akan disambut oleh dua tebing/bukit
kapur yang sangat besar dengan ukiran dan patung pandawa yang sengaja ditempatkan di
dinding tebing. Jika anda bosan dengan Pantai di Bali yang sering anda kunjungi cobalah
menikmati keindahan Pantai Pandawa.
Pantai Pandawa dulunya disebut sebagai secret beach oleh para wisatawan karena lokasinya
berada di belakang dua tebing yang membelah jalan menuju ke Pantai. Pantai Pandawa
berlokasi di Bali Selatan, tepatnya di Desa Kutuh, Kecamatan Kutu Selatan, Kabupaten
Badung, Bali.
Untuk menuju Pantai Pandawa sebaiknya anda menggunakan kendaraan sendiri,
menggunakan jasa travel, taksi atau sewa kendaraan karena tranportasi umum agak sulit.
Pantai ini dapat ditempuh dalam waktu 1 jam dari Bandara Ngurah Rai. Dari kuta/Denpasar
anda ambil jalan menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK) setelah itu 1 km dari GWK belok
kiri menuju Nusa Dua/Bali Cliff ikuti saja jalannya hingga ada pertigaan dengan rambu
jalan/petunjuk arah yang bertuliskan Pantai Pandawa belok kiri ikuti jalan tersebut hingga
perempatan kemudian belok kanan sampai tiba di Pantai Pandawa. Jika anda bingung
sebaiknya bertanya ke warga setempat.
Kegiatan yang bisa anda lakukan di Pantai Pandawa adalah anda bisa bersantai, berenang
maupun sekedar berjemur di Pantai, selain itu bagi anda yang suka olahraga air anda bisa
menyewa kano dengan harga sewa Rp. 15.000, bagi anda yang takut tenggelam sudah tersedia
jaket pelampung untuk anda. Pantai pandawa juga merupakan tempat budidaya rumput laut di
Bali, pada sore hari anda dapat melihat nelayan mengumpulkan rumput laut yang dibawa
ombak ke pantai untuk kemudian dijadikan makanan atau dijual. Harga tiket masuk Pantai
Pandawa cukup murah, anda hanya akan dikenakan biaya Rp. 2.000 per orang dan untuk turis
asing Rp. 5.000.

7. Monumen Bajra Shandi


Ada beragam cara untuk mengenang dan mengabadikan perjuangan sebuah bangsa, salah
satunya dengan mendirikan monumen. Di Bali, perjuangan masyarakat Bali dari masa ke
masa terekam dengan baik dalam Monumen Bajra Sandhi. Monumen ini menggambarkan
kehidupan masyarakat Bali sejak masa prasejarah hingga masa mempertahankan
kemerdekaan, antara tahun 1950—1975. Bentuk-bentuk perjuangan tersebut diilustrasikan ke
dalam 33 unit diorama.
Monumen Bajra Sandhi dibangun pada tahun 1987, akan tetapi baru diresmikan pada 14
Juni 2003 oleh presiden Megawati Sukarno Putri. Tujuan utama dibangunnya monumen ini
adalah untuk mengekalkan semangat perjuangan dan kreasi budaya masyarakat Bali serta
sebagai upaya mewariskannya kepada generasi muda. Nama Bajra Sandhi diambil dari bentuk
monumen yang menyerupai lonceng (genta) yang biasa dipakai oleh para pedanda (penghulu
agama di Bali) ketika memimpin doa. Sebagaimana lonceng yang biasa digunakan untuk
menandai waktu berdoa, nama ini dipilih untuk mengingatkan warga Bali tentang makna
perjuangan para pendahulunya.
Mengunjungi monumen ini wisatawan akan memperoleh gambaran yang cukup lengkap
tentang perjalanan sejarah masyarakat Bali dari masa purba hingga modern. Gambaran
tersebut tersaji melalui 33 diorama yang disusun melingkar mengikuti kontur ruangan. Tiap
bagian diorama berisi patung-patung lengkap dengan settinglingkungan alamiahnya. Untuk
memperjelas informasi, terdapat label di bagian luar dalam tiga bahasa: Bahasa Bali dalam
aksara Jawa Kuno, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
Di bagian-bagian awal, diorama menampilkan manusia purba pada jaman berburu dan
meramu. Pada bagian ini, tampak Pithecanthropus Erectus sedang berburu babi menggunakan
kapak genggam. Bagian selanjutnya menggambarkan perkembangan masyarakat Bali dari
masa kerajaan, masa penjajahan, masa revolusi fisik, hingga masa pascakemerdekaan. Di
bagian akhir, diorama memperlihatkan proses pembangunan Universitas Udayana yang
berlangsung pada tahun 1975.
Setelah menikmati kilasan sejarah tersebut, pengunjung dapat menaiki tangga untuk
mencapai puncak monumen yang berbentuk lonceng. Dari puncak monumen tersebut,
pengunjung dapat menyaksikan keindahan kota Denpasar dari ketinggian sekitar 45 meter.
Jika waktunya tepat, maka pengunjung dapat menikmati matahari terbenam (sunset) dari
tempat ini.
Monomen Bajra Sandhi berada di komplek pemerintahan Provinsi Bali tepatnya di depan
kantor Gubernur di daerah Renon, Denpasar, Bali. Untuk menuju monumen ini wisatawan
dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun menumpang taksi. Untuk dua jenis kendaraan
ini, pengunjung tidak terlampau kesulitan karena akses menuju monumen tidak terlalu sulit.
8. Bali Classic Center (BCC)
BCC adalah “Bali Classic Centre-BCC” yang menyuguhkan atraksi warisan
seni budaya, termasuk tradisi kehidupan masyarakat yang kini secara bertahap
sudah ditinggalkan. “Taman Rekreasi yang mirip `Bali Mini` di bangun di atas
lahan seluas lima hektar di Banjar Nyuhkuning, Ubud, tepatnya sebelah selatan
Monkey Forest tempat berkeliaran ratusan kera,” kata perintis sekaligus pemilik
BCC, Pande Ketut Krisna, SE di Batubulan, Gianyar.
Ia mengatakan, pembangunan BCC yang dirintis sejak Th 2001, sudah
mulai diujicoba sejak Maret 2005, namun baru secara resmi akan dibuka untuk
umum 23 Juli 2005. Di Taman rekreasi BCC akan disuguhkan proses pembuatan
merangkai janur (banten), kesenian tari, tabuh dan pedalangan serta proses
dalam pengolahan hasil-hasil pertanian secara tradisional. Krisna, pria kelahiran
Gianyar 60 tahun silam yang merintis usahanya dari nol sebagai pedagang
asongan di obyek-obyek wisata, telah menghimpun warga masyarakat sekitarnya
untuk melakukan demontrasi aktifitas yang dilakoni masyarakat Bali yang kini
sudah mulai ditinggalkan.
Aktifitas keseharian itu antara lain menumbuk padi secara tradisional
dengan menggunakan alat “lesung” yang ditumbuk “Luwu” dan proses itu kini
hampir tidak ada di Bal Demikian pula proses pembuatan minyak kelapa secara
tradisional sudah sangat langka, karena untuk praktisnya masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari menggunakan minyak kemasan produksi
pabrik. “Semua kehidupan tradisional masyarakat Bali akan diperagakan setiap
hari di BCC, termasuk pementasan aneka jenis kesenian”.

B. Pusat Oleh Oleh


1) Teman Joger
Joger merupakan salah satu pusat oleh-oleh khas Bali yang sudah tidak asing lagi
ditelinga bahkan sudah menjadi oleh-oleh wajib jika berkunjung ke pulau Bali. Produk Joger
hanya dapat diperoleh dari pabrik / pusat penjualan produk Joger langsung. Bangunan Teman
Joger di sini cukup luas dibandingkan dengan yang di daerah Kuta, di bagian depan tersedia
tempat penitipan barang dan ruang tunggu dengan desain ala lantas (lalu lintas), ada lampu
lalu lintas, bemo, vespa, sepeda motor mini, sepeda ontel dan kumpulan artikel tentang
JOGER dari beberapa koran / majalah lokal, nasional dan internasional.
Selama ini Joger sangat idendik dengan T-shirt / kaos khas Bali dengan kata-
katanya yang unik dan nyeleneh, tapi sebernya masih banyak lagi produk Joger yang lainnya
yang biasa dijadikan buah tangan unuk sanak saudaradi rumah. Seperti sandal dengan
desainnya yang simple dan unik, mug dengan beraneka tulisan karya Mr. Joger serta aneka
pernak-pernik cinderamata lainnya.
Joger merupakan kependekan dari nama pemilik toko ini yaitu Joseph Theodorus
Wulianadi dengan sahabatnya yang berasal dari Jerman yaitu Gerhard yang memberinya
modal usaha.
Pak joger yang merupakan adik kandung Jaya Suprana direktur Jamu Jago ini merupakan
pemilik CV Wira’s Garment Melania Soraya yang memproduksi kaos-kaos dan pernak-
pernaik khas Joger dan Jok Mah Li (Pojok mahal sekali yaitu barang-barang luar negeri yang
dijual dengan harga miring). Barang-barang yang dijual ditokonya ada sekitar 10.000 macam.
Gerainya selalu penuh dengan wisatawan yang dengan bangga memakai kaos-kaos yang
bertuliskan kata-kata “bijak” ciptaan pak Joger, diantaranya : “Belanja tidak belanja tetap
thank you.”
Teman Joger dibangun di desa Luwus, di tepi Jalan Raya Luwus Bedugul.

2) Mr. Kuta
Mr.kuta adalah salah satu dari tempat yang menjual oleh-oleh khas bali & galery
yang terletak di Jl.By pass simpang siur kuta,Bali.Biasanya Mr.kuta buka dari jam 10.00 -
22.00. Yang dijual di Mr. Kuta antara lain adalah kaos, baju, celana, rok, makanan,
souvenir, dan lain-lain. Selain menjual beberapa oleh-oleh khas Bali, di Mr. Kuta kami
juga melakukan makan malam dan makrab disana.

3) Pusat kerajinan Galuh


Pusat kerajinan ini adalah salah satu pusat kerajinan terbesar di Bali.
Harga –harga barang disini pun tidak terlalu mahal ada pula diskon yang
mencapai 50 %. Barang barang yang di perjualkan berupa:
pakaian,souvenir,lukisan, dan lain-lain.

C. KEBUDAYAAN MASYARAKAT BALI


1. Sistem kepercayaan
Mayoritas masyarakat bali adalah beragama Hindu. Dalam kehidupan beragama,
masyarakat bali yang beragama Hindu percaya adanya satu tuhan dalam bentuk Trimurti yang
Esa yaitu Brahmana (yang menciptakan), Wisnu (yang melindung dan memelihara), dan siwa
(yang merusak). Selain itu masyarakat bali juga percaya kepada berbagai Dewa yana lain
yang kedudukannya yang lebih rendah dari Trimurti, seperti dewa Wahyu (dewa angin), dan
Dewa Indra (dewa perang). Agama Hindu di Bali juga mempercayai adanya roh abadi
(Otman), buah dari setiap perbuatan (Karmapala), kelahiran kembali dari jiwa (Punarbawa)
dan kebebasan jiwa (moksa), semua ajaran-ajaran itu berada di kitab Wedha.
Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali dinamakan
Pura atau Sangeh. Tempat ibadah ini berupa sekelompok bangunan-bangunan suci yang
sifatnya berbeda-beda. Ada yang bersifat umum seperti Pura desa dan ada yang sifatnya
khusus yaitu Pura keluarga. Di bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh yang masing-masing
pura tersebut mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu sesuai denga perayaan leluhur
mereka yang telah ditentukan oleh sistem tanggalanya sendiri-sendiri.
Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan adalah upacara
Ngaben. Ngaben adalah upacara pembalkaran mayat di Bali. Dengan demikian, setiap orang
yang sudah meninggal tidak cikubur melainka dibakar. Upacara ini memerlukan biaya yang
cukup besar, dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu saja. Sebalum dibakar
terlebih dahulu orang yang meninggal diletakan di sebuah tandu panjang (seperti keranda),
kemudian dibawa ketempat pembakaran. Tandu ini biasanya diangkat oleh empat sampai
delapan orang yang merupakan kerabat atau saudara dekat dari orang yang meninggal. Dalam
perjalanan pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian sebagai pemujaan yang dipimpin
oleh pemangku setelah sampai di tempat pembakaran, sebelum masuk pintu, tandu tersebut
diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda penghormatan dan izin untuk memasuki
tempat pembakaran. Setelah dibakar, kemudian abu tersebut di buang kelaut, ada juga yang
disimpan di tempat khusus.
Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara hariraya Nyepi, Ngebak
Geni, Hari Raya Kuningan, Hari raya Galungan, dll.
Keseluruhan upacara di bali dapart di kelompokan sebagai berikut :
1. Manusia Nyadan, yaitu upacara siklus dari anak-anak sampai dewasa
2. Putra Nyadan, yaitu upacara untuk roh-roh
3. Dewa Nyadan, yaitu upacara pembesaran
4. Buta Nyadan, yaitu upacara yang ditunjukan untuk roh-roh jahat

Anda mungkin juga menyukai