Anda di halaman 1dari 11

BAB III

PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan


Proses perencanaan mesin pemotong kerupuk rambak kulit ditunjukan pada
diagram alur pada gambar 3.1 :

Mulai

Pengamatan dan pengumpulan data

Perencanaan desain

Menggambar Sketsa

Perhitungan

Menggambar Teknik

Pembuatan dan Perbaikan

Gagal

Pengujian

Berhasil

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alur perencanaa

15
16

3.2 Pengertian Alat


Pengertian mesin pemotong kerupuk rambak kulit merupakan mesin yang
dirancang untuk mempermudah proses pemotongan produksi kerupuk kulit
rambak. Mesin pemotong kerupuk rambak kulit ini merupakan mesin modifikasi
dari mesin pemotong kerupuk rambak kulit yang sudah ada.

Mesin pemotong kerupuk rambak kulit yang akan dibuat diharapkan dapat
membantu dalam proses produksi pembuatan krupuk rambak kulit. Cara kerja
mesin pemotong kerupuk rambak ini dengan memotong kulit rambak lembaran
besar menjadikan potongan kecil-kecil sesuai ukuran. Mesin ini diharapkan dapat
membantu dalam suatu proses pemotongan kerupuk rambak dengan rapi dan baik.

3.3 Prisip Kerja Alat


Prinsip kerja mesin pemotong kerupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga
motor listrik di transmisikan ke pulley 2 dan memutar pulley 3 dengan poros.
Kemudian naik ke pulley 4 melalui v-belt. Sehingga pisau bergerak untuk
memotong kulit yang secara otomatis turun langsung ke tempat penadah kerupuk
rambak kulit. Sketsa mesin pemotong kerupuk rambak kulit dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
1 16
2
15
3
4
14

6
13
7
12

8
9
11
10
Gambar 3.2 Sketsa mesin12
pemotong kerupuk rambak kulit
17

Keterangan:
1. Landasan pisau 9. Bearing
2. Tutup pulley 10. V-belt motor listrik ke pulley
3. Saklar On/Off 11. V-belt pulley ke pisau
4. Pulley ke 4 12. Pulley ke 2
5. Motor listrik 13. Penadah adonan
6. Pulley ke 1 14. Gear
7. Pulley ke 3 15. Pisau pemotong
8. Poros antar pulley 16. Tempat masuk adonan

3.4 Perhitungan.
3.4.1 Perhitungan Perbandingan Putaran Pada Sistem Transmisi.
Sistem transmisi pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit dapat dilihat
pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Sistem Transmisi Pada Mesin Pemotong Kerupuk Rambak

a. Perhitungan perbandingan putaran pulley 3 dan pulley 4 dapat dilihat pada


Gambar 3.4.

Gambar 3.4 ukuran pulley 3 dan pulley 4

Perbandingan putaran pulley 3 dan pulley 4 dapat diperoleh dari perhitungan :


18

N3 = 286 rpm

b. Perbandingan ukuran putaran pulley 1 dan pulley 2 dapat dilihat pada


Gambar 3.5.

Gambar 3.5 ukuran pulley 1 dan pulley 2

Perbandingan putaran pulley 1 dan pulley 2 dapat diperoleh dari perhitungan :

N1 = 95,3 rpm

3.4.2 Perhitungan Torsi Pisau


Untuk mendapatkan torsi pisau, sebelumnya kita telah melakukan percobaan
untuk mendapatkan gaya pemotongan pisau yaitu sebesar 40 N dan diameter dari
pisau pemotong adalah 60 mm.
Dari data diatas maka dapat diketahui :
Fpisau = 40 N
r pisau = 30 mm
T pisau = F pisau x r pisau
= 40 N x 30 mm
19

= 1200 N.mm

3.4.3 Menghitung Gaya Sisi Kencang Sabuk I (T1+T2)

1. Perhitungan Panjang Sabuk 1.


Perhitungan panjang sabuk 1 v-belt yang menghubungkan pulley poros
penggerak dan pulley pisau penggerak. Besar diameter pulley pada poros
penggerak adalah 2 inchi dan diameter pulley untuk pisau penggerak berdiameter
6 inchi. Jarak pulley yang ditransmisikan (x) 400mm, sehingga perhitungan
panjang v-belt adalah sebagai berikut:
( )
L1 2 = ( )
( )
L1 2 = ( )

= 319,1+800+6,45
= 1125 mm = (1 inchi = 25,4 mm) A- 45

Jadi panjang sabuk yang dibutuhkan pada poros penggerak menuju pisau
penggerak adalah 1125 mm. V-belt yang dipakai untuk poros penggerak menuju
pisau penggerak menggunakan sabuk tipe v-belt A-45 yang mempunyai panjang
45 inchi atau 1125 mm.

2. Menghitung Sudut Kontak Sabuk 1.

Gambar 3.6 Sudut kontak sabuk


20

Mencari sudut kontak pada pulley ( ). Besar diameter pulley yang


ditransmisikan adalah 2 inchi dan diameter pulley untuk penggerak pisau
berdiameter 6 inchi. Besar sudut kontak pada pulley yang berjarak 400 mm.
Dari data diatas dapat diketahui :

sin

Jadi diperoleh :

( )

= 2,8 rad
3. Menghitung Perbandingan T1 dan T2

Gambar 3.7 Tegangan sisi tarik dan kendor sabuk

Mencari perbandingan tegangan sabuk 1 sisi kencang T1 dan tegangan sabuk


sisi kendor T2. Tegangan sabuk berfungsi untuk menghitung gaya yang berkerja
21

pada poros. Sudut kontak pulley ( ) 2,8, koefisien gesek pulley ( ) 0,3 (R.S.
Khurmi, 2005) dan sudut alur v-belt tipe A adalah sin 19o (R.S. Khurmi, 2005),
sehingga perhitungan besar tegangan pada sabuk adalah sebagai berikut:

T1 = 10,4 T2 Persamaan 1

4. Menghitung torsi pada pulley pisau.


Untuk mendapatkan T1 dan T2 menggunakan rumus torsi yang dipengaruhi
gaya sisi kencang dan kendor sabuk. Nilai torsi didapatkan dari perhitungan torsi
pisau.
T = (T1-T2) . r pulley pisau
1200 = (T1-T2) . 76,2

(T1-T2) = ( )

(T1-T2) = 15,7 N Persamaan 2

5. Menghitung T1 Dan T2.


Nilai T1 disubtitusikan ke persamaan 1 dan persamaan 2.
10,4 T2-T2 = 15,7
9,4 T2 = 15,7

T2 = = 1,67 N

T1 = 15,7 + T2
= 15,7 + 1,67
= 17,37 N
22

3.4.4 Menghitung Torsi Pada Poros 2.


Mencari torsi poros 2 dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :
T poros 2 = (T1-T2) . r2
= (18,2-2,51) . 25,4
= 398,5 Nmm

3.4.5 Menghitung Gaya Sisi Kencang Sabuk 2 (T3+T4).


1. Menghitung Torsi Pada Poros
Untuk mendapatkan T4 menggunakan rumus torsi yang dipengaruhi gaya sisi
kencang dan kendor sabuk. Nilai torsi didapatkan dari perhitungan torsi poros.
(T3-T4) r pulley 3 = 398,5

(T3-T4) = = 3,12 N Persamaan 3

2. Perhitungan Panjang Sabuk 2.


Perhitungan panjang sabuk 2 v-belt yang menghubungkan pulley motor
penggerak dan pulley poros penggerak. Besar diameter pulley yang ditransmisikan
motor penggerak adalah 2 inchi dan diameter pulley untuk poros penggerak
berdiameter 10 inchi. Jarak pulley yang ditransmisikan (x) 210mm, sehingga
perhitungan panjang v-belt adalah sebagai berikut:
( )
L3 4 = ( )
( )
L3 4 = ( )

= 478,7+420+49,1
= 947,8 mm = (1 inchi = 25,4 mm) A-37
Jadi panjang sabuk yang dibutuhkan untuk menstransmisikan daya motor
penggerak keporos penggerak adalah 947,8 mm. V-belt yang dipakai untuk
mentransmisikan daya dari motor penggerak keporos penggerak menggunakan
sabuk tipe v-belt A-37 yang mempunyai panjang 37 inchi atau 947,8 mm.

3. Perhitungan Sudut Kontak Sabuk 2.


Perhitungan mencari sudut kontak pada pulley ( ). Besar diameter pulley
yang mentransmisikan motor adalah 2 inchi dan diameter pulley untuk poros
23

penggerak berdiameter 10 inchi. Besar sudut kontak pada pulley yang berjarak
210 mm. sehingga perhitungan besar sudut kontak pada pulley adalah sebagai
berikut:

Jadi diperoleh :

( )

2,14 rad

4. Menghitung Perbandingan T1 Dan T2.


Perhitungan tegangan sabuk 2 mencari perbandingan tegangan sabuk 2 sisi
kencang T3 dan tegangan sabuk sisi kendor T4. Tegangan sabuk berfungsi untuk
menghitung gaya yang berkerja pada poros. Sudut kontak pulley ( ) 2,14,
koefisien gesek pulley ( ) 0,3 (R.S. Khurmi, 2005), dan sudut alur v-belt tipe A
adalah sin 19o (R.S. Khurmi, 2005), sehingga perhitungan besar tegangan pada
sabuk adalah sebagai berikut:
24

= 7,24

T3 = 7,24 T4

5. Perhitungan T3 Dan T4.


Nilai T3 disubtitusikan ke persamaan diatas.
7,24 T4 – T4 = 3,12
9,4 T4 = 3,12
T4 =

= 0,48 N

T3 = 3,12+T4
= 3,12+0,48
= 3,6 N

3.4.7 Perhitungan Torsi Pada Motor.


Untuk menghitung daya motor maka kita harus menghitung torsi motor terlebih
dahulu.
T motor = (T3-T4) . r motor
= (3,6-0,48) . 25,4
= 79,2 Nmm
= 0,0792 Nm

3.4.7 Perhitungan Daya Motor.


Jadi daya dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :

P=

= = 11,8 Watt

Dari perhitungan daya motor diatas dapat disimpulkan penggunaan sabuk


menggunakan sabuk tipe A-45 dan A-37.
3.4.8 Perhitungan Luas Penampang Sabuk.
Luas penampang sabuk dapat dihitung sebagai berikut :
25

Gambar 3.8 Luas penampang sabuk.


Tan 19º =

x = 8 x 0,34
x = 2,75 mm

c = b- 2x
= 13 – 2. 2,75
= 7,5 mm

A = luas penampang v-belt

A=

= 82 mm2

Anda mungkin juga menyukai