Anda di halaman 1dari 6

Asas-asas HAP:

1. Hakim bersifat menunggu


Hakim menunggu apakah akan ada proses tuntutan atau tidak, tergantung dari pihak yang
berkepentingan. “Kalau tidak ada tuntutan hak atau penuntutan, maka tidak ada hakim”.
2. Hakim bersifat pasif
Ruang lingkup atau luas pokok sengketa yg diajukan pada hakim ditentukan oleh para
pihak yang berperkara, bukan oleh hakim.
Namun demikian, hakim juga harus aktif dalam bbrp hal:
a. Ketua PN memberi nasihat pada penggugat/kuasanya
b. Ketua PN mencatat gugatan lisan dari Penggugat jk Penggugat tidak dapat menulis
c. Hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak
d. Hakim memberi nasihat kepada para pihak, menunjukkan upaya hukum dan alat bukti
yg bisa digunakan
e. Majelis hakim melakukan pemeriksaan secara seksama dan tdk memihak
f. Hakim membantu pemanggilan saksi penggugat/tergugat, jk saksi tidak mau suka rela
menghadap ke pengadilan u memberikan keterangan
g. Hakim wajib melengkapi dasar hukum yang tidak dikemukakan para pihak,
memberikan putusan dari semua bagian tuntutan, tidak mengabulkan lebih dari
tuntutan
h. Ketua PN aktif dalam pelaksanaan putusan

3. Persidangan bersifat terbuka


a. Semua sidang pemeriksaan pengadilan terbuka utk umum, kecuali UU menentukan
lain
b. Putusan pengadilan sah dan mempunyai kktn hukum apabila diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum
c. Tidak dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2
mengakibatkan putusan batal demi hukum

Dengan keterbukaan, kepentingan umum terjamin, karena setiap orang yang memerlukan
dapat mengetahui perkara apa yang terjadi—jika ia punya kepentingan, dia dapat
intervensi atau upaya hukum lain utk pertahankan haknya/

4. Mendengar kedua belah pihak


Siapapun yang berperkara di pengadilan harus diperlakukan sama, kedua belah pihak
harus didengar, baik penggugat ataupun tergugat, semua punya kesempatan yang sama.

5. Putusan harus disertai alasan-alasan


Selain harus memuat alasan dan dasar putusan, juga memuat pasal ttt dari peraturan
perUUan ybs atau sumber hukum tak tertulis yang lain.

6. Beracara dikenakan biaya


7. Tidak ada keharusan mewakilkan

Kekuasaan kehakiman:
1. Kekuasaan kehakiman bebas dari campur tangan pihak diluar kekuasaan
kehakiman
2. Badan peradilan negara: yang diatur oleh UU
3. Asas obyektivitas
Pengadilan mengadili menurut hk dengan tidak membedakan orang
“Tidak seorang pun dpt menjadi hakim yang baik bagi dirinya sdr”
4. Lingkungan peradilan
5. MA puncak peradilan
6. Pemeriksaan dalam dua tingkat
7. Demi keadilan bds Tuhan YME
8. Susunan persidangan: Susunan majelis sekurang2nya 3 orang hakim
9. Asas sederhana, cepat, biaya ringan
10. MA hanya berwaenang menguji perUUan dibawah UU
11. Upaya hk luar biasa
12. Tugas hakim perdata di lingkungan peradilan umum

Kompetensi pengadilan:

a. Kompetensi absolut
Kewenangan badan pengadilan dalam memeriksa jenis perkara ttt, dan tidak dapat
diperiksa oleh badan pengadilan lain.
Cth: Mau cerai ke Peng. Agama, bukan Peng. Negeri
b. Kompetensi relatif
Kewenangan PN untuk mengadili tuntutan di domisili tergugat.

Cara mengajukan gugatan:

- Lisan
- Tertulis

Cara menghadap:

- Tanpa kuasa
- Dengan kuasa khusus

KK dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan:

- Peradilan umum
- Peradilan agama
- Peradilan militer
- PTUN

TAHAPAN BERACARA

a. Segi administratif

Dokumen yang penting:


 Surat penertapan hari sidang pertama
 Surat panggilan
 Berita acara pemanggilan
 Daftar perkara

Yang dilakukan oleh:


 Pihak penggugat:
- Mengajukan gugatan
- Membayar ongkos perkara
- Menerima tnd bukti pembayaran
 Pihak pengadilan:
1. Panitera menerima perkara
2. Panitera menyampaikan ke ketua PN
3. Ketua PN tentukan majelis hk
4. Majelis hk tentukan sidang pertama
5. Panitera buat surat panggikan
6. Juru sita sampaikan surat panggilan pada pr pihak – surat
panggilan, relass, salinan gugatan

Syarat menyampaikan surat panggilan:


a. Disampaikan langsung
b. Min 3 hari kerja
c. Pendelegasian wewenang apabila beda tempat tinggal

b. Segi yudisial
1. Tahap hari sidang pertama
2. Jawab menjawab
3. Pembuktian
4. Putusan hakim dari pelaksananya

4 kemungkinan yang teerjadi di sidang pertama:

1. Pgg dan tgg sama-sama hadir – hakim berusaha mendamaikan, kl gagal, sidang
lanjut
2. Pgg hadir, tgg tidak hadir – tgg dipanggil ulang, kalau ttp nda hadir, diputus
verstek
3. Pgg tidak hadir, tgg hadir – pgg dipanggil ulang, kalau ttp nda hadir, gugatan
gugur
4. Pgg dan tgg sama-sama tidak hadir – sidang ditunda, dipanggil ulang scr patut

Sikap terggat dalam menghadapi gugatan:

1. Referte, menyerahkan sglnya pada hakim


2. Pengakuan (murni, kualifikasi, dengan klausula)
3. Bantahan (eksepsi – prosesuil dan materil, jawaban pkk perkara, gugat balik)

Putusan
Putusan: Pernyataan hakim sebagai pejabat negara yg diberi wewenang utk itu dan
diucapkan dalam persidangan yg terbuka utk umum dengan tujuan menyelesaikan suatu
perkara atau sengketa antara pihak yang berperkara.

Asas-asas putusan:
1. Memuat alasan dan dasar yang jelas dan rinci
2. Wajib mengadili seluruh bagian gugatan
3. Tidak mengabulkan melebihi gugatan
4. Dibacakan dalam sidang terbuka utk umum
Jenis putusan:

1. Putusan sela
Dijatuhkan hakim sebelum memutus pokok perkara:
a. Putusan preparatoir
b. Putusan interlokutoir
c. Putusan provisionil
d. Putusan insidentil
2. Putusan akhir
Dijatuhkan hakim utk mengakhiri perkara tingkat tt, sifatnya:
a. Condemnatoir – menghukum salah satu pihak u memenuhi prestasi ttt
b. Constitutif – menghapus keadaan hukum ttt
c. Declaratoir – menertapkan keadaan hk ttt

Dari segi putusan, dapat dibedakan:

a. NO, putusan tidak diterima


 Gugatan kabur
 Gugatan prematur
 Gugatan nebis in idem
 Gugatan daluwarsa
b. Dikabulkan jika terbukti kebenaran dalil gugatan
c. Ditolak jika tidak terbukti dalil gugatan
d. Digugurkan karena pgg tdk pernah hadir
e. Digugurkan karena ppg hadir lalu tdk pernah hadir lagi
f. Dihentikan
g. Didamaikan – utk perceraian: perkara dicabut

Susunan putusan:

1. Kepala putusn
2. Identitas pihak
3. Duduk perkara
4. Pertimbangan hukum
5. Amar putusan
1. Kata “mengadili”
2. Provisi
3. Konvensi (eksepsi; pkk perkara)
4. Rekonvensi (eksepsi; pkk perkara)
5. Interv (eksepsi; pkk perkara)
6. Dalam konv, rekonv, interv (ttg biaya perkara)
6. Bagian penutup

Gugatan sederhana
Menurut PERMA, gugatan sederhana memenuhi:

a. Nilai gugatan max 200jt


b. Bukan perkara dalam pengadilan khusus
c. Bukan sengketa hak atas tanah
d. Pgg dan tgg masing-masing tidak lebih dari satu
e. Tempat tinggal tgg harus diketahui
f. Pgg dan tgg harus berdomisili di daerah hk yang sama

Tata cara penyelesaian:

1. Pendaftaran dipanitera pengadilan


2. Penetapan hakim tunggal
3. Penunjukkan panitera pengganti oleh panitera
4. Pemeriksaan pendahuluan
5. Penetapan hari sidang pertama oleh hakim tunggal
6. Pemanggilan para pihak
7. Persidangan

Upaya hukum
Biasa: Verset, banding, kasasi

Luar biasa: PK, derden verzet

BANDING

- Umumnya dilakukan oleh yg kalah


- Yang mengajukan banding: pembanding, lawannya: terbadning
- Dilakukan max 14 hr setelah putusan hakim / putusan diberitahukan pd para pihak
- Pembanding mengajukan memori banding – terbanding mengirimkan kontra memori
banding
- Pengiriman MB dan KMB ke Ketua Pengadilan Tinggi dilakukan lewat PN
- Apabila PENGGUGAT yg mengajukan banding, maka disebut:
“Pembanding semula penggugat”, lawannya “Terbanding semula tergugat”
- Apabila TERGUGAT yg mengajukan banding, maka disebut:
“Pembanding semula tergugat”, lawannya “Terbanding semula penggugat”

Banding disebut sidang tingkat dua, cara pemeriksaan sama dgn pemeriksaan di PN, yang
diperiksa a pokok perkaranya.

Berkas yang diserahkan: 1. Permohonan, 2. MB, 3. KMB, 4. Berkas perkara pengadilan


tingkat pertama

Bentuk putusan banding:

1. Menguatkan putusan PN – dianggap sudah benar


2. Memperbaiki putusan PN – dianggap kurang, maka diperbaiki
3. Membatalkan putusan PN – dianggap tidak benar, maka dibatalkan, diberi putusan
sendiri

KASASI

- Dilakukn agar putusan yudex factie dibatalkan oleh MA karena kesalahan melaksanakan
peradilan
- Dilakukan max 14 hr setelah putusan banding
- Harus telah menempuh banding
- Yang mengajukan mengirimkan memori kasasi – lawan mengajukan kontrak memori
kasasi

Yang diperiksa BUKAN lagi pokok perkara seperti saat sidang tingkat 1 dan 2,
melainkan tentang kesalahan penerapan hukum, makanya disebut sidang tingkat 3.

Alasan pembatalan putusan yang lebih rendah oleh MA (kewenangan MA):


1. Tidak berwenang atau melebihi batas wewenang
2. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
3. Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan oleh peraturan per UU an

Berkas yang diserahkan: 1. Permohonan, 2. MK, 3. KMK, 4. Semua berkas perkara


tingkat banding

Berkas kasasi TIDAK DAPAT dicabut begitu saja, hanya bisa dicabut kalau berkas
masih ada di PN yang bersangkutan. Beda dengan berkas banding yang bisa dicabut
kapan saja asal belum diputus.

PENINJAUAN KEMBALI

- Dilakukan sebagai upaya tingkat terakhir, yg tidak lagi bisa diajukan perlawanan
- Diajukan secara lisan atapun tertulis oleh para pihak sendiri melalui ketua pengadilan
tingkat pertama ke MA
- Yang bisa ajukan: pihak yg berperkara, yg berkepentingan, atau wakil yang dikuasakan
secara khusus

Alasan PK:

- Apbl putusan didasarkan pada kebohongan / tipu muslihat pihak lawan yang
diketahui setelah perkara diputus – atau didasarkan pada bukti yang kemudian
oleh hakim dianggap palsu
- Apbl ditemukan surat bukti yang sifatnya menentukan setelah perkara diputus,
yang saat pemeriksaan perkara tdk dapat ditemukan
- Apbl ada pengabulan hal yang tdk dituntut – atau lebih dr yang dituntut
- Apbl sebagian dr tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebabnya
- Apbl ada pihak yang sama tentang suatu perkara yang sama, diberikan putusan
yang bertentangan oleh Pengadilan yang sama
- Apbl dalam putusan terdapat suatu kekhilafan hakim / kekeliruan yang nyata

PERLAWANAN PIHAK KETIGA (DERDENVERZET)

- Diajukan apbl putusan merugikan pihak ketiga


- Menggugat pihak ybs
- Diajukan pada hakim yang memutus perkara
- Apbl dikabulkan, putusan diperbaiki

Anda mungkin juga menyukai