Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta merupakan Satuan Kerja di
lingkungan Pemerintah Kota Surakarta yang memiliki tugas pokok
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dengan
mengutamakan upaya promotif, preventif, penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta sebagai salah satu sarana
layanan kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan
pengetahuan pasien dan keluarga melalui pendidikan kesehatan yang
berkesinambungan antar disiplin ilmu sesuai dengan kebutuhan pasien,
sehingga mereka mendapat pengetahuan dan ketrampilan untuk
berpartisipasi dalam proses dan pengambilan keputusan asuhan pasien.
Salah upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui kegiatan
pendidikan kesehatan pasien dan keluarga.
Dalam rangka memberikan acuan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat maka disusunlah pedoman pelayanan Promosi Kesehatan
Rumah Sakit bagi petugas kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Surakarta.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan kegiatan pendidikan pasien dan keluarga melalui tim
promosi kesehatan rumah sakit demi mewujudkan pelayanan kesehatan
masyarakat yang komprehensif.
2. Tujuan Khusus :
a. Terlaksananya pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga selama
dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta
b. Meningkatnya pengetahuan pasien dan keluarga terhadap kesehatan
serta perawatan anggota keluarga yang sakit di rumah.
c. Tersedianya acuan mengenai pelayanan kesehatan masyarakat di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta

C. Ruang Lingkup

1
1. Internal
Penyuluhan di dalam lingkungan Rumah Sakit kepada pasien, keluarga
pasien, pengunjung baik rawat inap maupun rawat jalan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di masing-masing unit melalui materi edukasi
berupa leaflet dan poster yang terpasang di beberapa bagian Rumah
Sakit.
2. Eksternal
Penyuluhan di luar lingkungan Rumah Sakit melalui kegiatan antara lain:
a. Edukasi kesehatan bersama kelompok masyarakat.
b. Bekerjasama dengan media elektronik radio dan dibuka web tentang
profil dan pelayanan RSUD Kota Surakarta.
c. Pengadaan leaflet dan poster.
d. Mengikuti kegiatan Rumah Sakit sebagai bagian dari promosi
kesehatan Rumah Sakit.
D. Batasan Operasional
1. Pendidikan pasien dan keluarga adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Rumah Sakit dalam upaya mendidik pasien dan keluarganya, sehingga
mereka mendapat informasi, pengetahuan dan ketrampilan untuk
berpartisipasi dalam proses dan pengambilan keputusan asuhan pasien
2. Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien dan kelompok–kelompok
masyarakat agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan
dan rehabilitasinya, klien dan kelompok masyarakat dapat mandiri dalam
meningkatkan kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka serta didukung kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan
3. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
4. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
5. Petugas adalah semua petugas Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Surakarta yang melayani pasien.
6. Pasien adalah semua individu yang menjalani proses pengobatan di
rumah sakit, baik rawat inap maupun rawat jalan.
7. Keluarga pasien adalah semua individu yang mempunyai hubungan
kekerabatan dengan individu yang menjalani proses pengobatan di
Rumah Sakit, baik rawat inap maupun rawat jalan.
8. Pengunjung adalah semua yang berkunjung di Rumah Sakit untuk
kepentingan apapun.

2
9. Masyarakat Luar Rumah Sakit adalah semua pihak yang berada
diluar/sekitar Rumah Sakit.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. PERMENKES No 004 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan Rumah Sakit ( PKRS ).
4. Peraturan Walikota Surakarta 1-F Tahun 2017 tentang Peraturan Internal
RSUD Kota Surakarta.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi sumber daya manusia


Dalam melaksanakan pendidikan pasien dan keluarga rumah sakit
membentuk komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit diketuai oleh ketua
komite yang ditetapkan oleh Direktur dan telah memenuhi syarat kualifikasi
jabatan dan berlatar belakang pendidikan formal S1 Kesehatan. Ketua
Komite Promosi Rumah Sakit mengorganisasikan struktur lain dibawahnya

3
yang terdiri dari profesi–profesi lain dengan latar belakang pendidikan
Kesehatan, Dokter Umum, Dokter Spesialis, Perawat/Bidan,Gizi,Apoteker,
Fisiotherapys, dan profesi lainnya.
Pola ketenagaan dan kualifikasi personil komite Promosi Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS) pada tabel berikut ini :

Tabel 1.
Pola Ketenagaan dan kualifikasi personil Komite PKRS

NO POLA KETENAGAAN KUALIFIKASI PERSONIL

1 Ketua Komite 1. Dokter Spesialis


2. Mampu memimpin
3. Disiplin
4. Tanggung jawab
2 Sekretaris 1. D3 Kesehatan
2. Disiplin
3. Tanggung jawab
3 Anggota Sub Komite 1. Dokter spesialis
2. Dokter gigi
3. Sarjana Keperawatan
4. Tenaga kesehatan lainya.
5. Tenaga Non Kesehatan

B. Distribusi ketenagaan

1. Ketua Komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit.


a. Merencanakan dan menyusun kebutuhan operasional Promosi
Kesehatan Rumah Sakit.
b. Mengatur tugas pelayanan dan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah
Sakit.
c. Bertanggung jawab mengelola sarana dan prasarana promosi kesehatan
Rumah Sakit.
d. Melakukan koordinasi dengan bagian / instalasi dan unit terkait di
RSUD Kota Surakarta.
e. Membentuk jejaring dengan instansi non pemerintah (misalnya Ormas,
Rumah Singgah, LSM dan lain – lain)
f. Melakukan pembentukan jejaring dengan instansi pemerintah.
g. Melakukan evaluasi dan pengembangan Promosi Kesehatan RS di
RSUD Kota Surakarta..
2. Sekretaris Komite Promosi Kesehatan Rumah sakit
a. Membantu ketua komite promosi Rumah Sakit dalam koordinasi
pengelolaan kesekretariatan, perlengkapan.

4
b. Pengelolaan tersebut mencakup perencanaan, pengadaan, pemantauan,
perbaikan, pencatatan dan pelaporan.
c. Membantu ketua komite mengkoordinasikan pelaksanaan PKRS baik
medis dan non medis.
d. Membantu ketua komite melakukan evaluasi dan pengembangan
Promosi Kesehatan RS di RSUD Kota Surakarta.
e. Melakukan pengumpulan data bulanan.
f. Mengolah dan menganalisis data promosi kesehatan RS.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan..
3. Anggota sub komite Promosi Kesehatan Rumah sakit
a. Ikut menyusun program kerja PKRS.
b. Memberikan informasi, penyuluhan, konseling kepada pasien atau
masyarakat sesuai dengan unit masing-masing.
c. Melakukan kerjasama antar unit dalam memberikan edukasi dan
informasi kepada pasien dan keluarga demi terciptanya pelayanan
paripurna ( edukasi kolaboratif ).
d. Membuat pencatatan pada log book dimasing-masing unit.
e. Membuat leaflet dan poster sebagai sarana materi edukasi.

C. Pengaturan Jaga
1. Penyuluhan di unit rawat inap dilakukan oleh petugas rawat inap dan unit
terkait yang dibutuhkan pasien untuk edukasi.
2. Penyuluhan di unit rawat jalan dilakukan oleh petugas kesehatan yang
terkait dengan materi edukasi sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
3. Penyuluhan di luar lingkungan RSUD Kota Surakarta dilakukan sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat ( misal senam bersama kelompok
Persadia, Talk Show dengan media elektronik ).

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah ruang
Dalam menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit, maka
Komite PKRS memiliki ruang tersendiri.
Gambar 1
Denah Ruang Unit PKRS RSUD Kota Surakarta

3 1

Secara garis besar ruangan komite Promosi Kesehatan RS memiliki 4


2&4
ruangan terdiri dari ruang rapat sekaligus ruang gudang logistik, ruang
Hotline Service, ruang promosi kesehatan serta customer service/informasi.
Adapun secara rinci bisa digambarkan sebagai berikut :
1. Ruang Rapat sekaligus Gudang Logistik
Merupakan ruang yang digunakan untuk menggelar rapat rutin.
2. Ruang informasi
3. Ruang Promosi Kesehatan Rumah Sakit ( PKRS ).
Ruang ini akan digunakan sebagai base camp unit PKRS. Semua
perencanaan program, jadwal penyuluhan serta logistik yang diperlukan
akan ditempatkan di ruang ini.
4. Humas
B. Standar fasilitas
Komite Promosi Rumah Sakit harus memiliki peralatan sebagai metode dan
media yang memadai guna berjalannya pelayanan sehari-hari yang efektif
disamping adanya Sumber Daya yang memadai sebagai faktor utamanya.
6
1. Metode dan Media
Metode yang dimaksud disini adalah metode komunikasi. Pemberdayaan,
bina suasana maupun advokasi sebagai strategi promosi kesehatan pada
hakekatnya adalah proses komunikasi. Selain metode, maka pemilihan
media komunikasi juga tidak kalah pentingnya untuk menyampaikan
informasi, pendidikan, pesan/maksud kita kepada pasien, keluarga dan
masyarakat luar.
2. Sumber Daya
Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien hendaknya memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan informasi, pendidikan
dan konseling. Jika keterampilan ini ternyata belum dimiliki oleh petugas
rumah sakit, maka harus diselenggarakan program pelatihan/kursus.
Sumber daya utama PKRS meliputi :
a. SDM
1) Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien (dokter,
perawat, dan lain–lain ).
2) Tenaga khusus promosi kesehatan.
b. Sarana/peralatan
1) TV, LCD
2) VCD/DVD Player
3) Amplifier dan Wireless Microphone
4) Computer dan Laptop
5) Pointer
6) Megaphone
7) Leaflet
8) Flypchart
9) Jaringan internet
10) Kamera Foto

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
7
A. Jenis Pelayanan
Pendidikan pasien dan keluarga meliputi informasi medis tertulis yang
diberikan meliputi 10 ( sepuluh ) penyakit terbanyak di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Surakarta yaitu: Pnemonia, Stroke, Senil Cataract,
Thypoid Fever, Gastroenteritis, Infeksi Saluran Kencing, Batu Urethra, CHF,
Soft Tissue Tumor, NIDDM. Pemberian promosi kesehatan dapat
dilaksanakan disetiap unit rumah sakit oleh personel medis yang
berkompetensi di bidang tersebut terutama rawat inap, rawat jalan,
penunjang medis, fisioterapi, farmasi dan lain-lain. Informasi diluar kategori
10 ( sepuluh ) penyakit terbanyak disampaikan secara lisan oleh petugas
kesehatan yang telah terjadwal baik diseluruh unit rumah sakit maupun di
suatu ruangan PKRS khusus.

B. Tata laksana
Komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah suatu tim rumah
sakit yang terdiri dari tim medis dan non medis yang berperan dalam
menyediakan, menyampaikan pendidikan dan informasi medis serta
mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan
dengan penyakit pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap ( saat dirawat
dan sebelum pasien pulang ), rawat jalan, IGD dan penunjang medis. Tim
tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim medis Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Surakarta. Pelayanan PKRS terdiri dari unit, tim dan
pelayanan terkait yang terintegrasi. Unit, tim dan pelayanan tersebut
adalah Rawat Jalan, Rawat Inap, Gizi, Penunjang Medis ( laboratorium dan
Radiologi ), Fisioterapi , Farmasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI
), Rekam Medis ( RM ).
1. Tata Laksana Informasi di Ruang Rekam Medis / Pendaftaran
a. Mengadakan tempat informasi yang diperlukan pengunjung/pasien
yang memberikan semua informasi yang dibutuhkan.
b. Mengadakan petugas yang mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan pasien/pengunjung di tempat pendaftaran.
c. Menyediakan media komunikasi berupa neon box/spanduk, leaflet,
poster/mading yang menyajikan informasi kepada
pasien/pengunjung.
d. Adanya kebijakan yang menetapkan kawasan pendaftaran sebagai
kawasan bebas rokok.
2. Tata Laksana Informasi bagi Pasien Rawat Jalan

8
a. Memberikan edukasi atau penyuluhan bagi pasien dan keluarga
pasien serta pengunjung secara terjadwal setiap minggu yang
dilakukan oleh petugas kesehatan maupun mahasiswa praktikan.
b. Menyediakan poster/leaflet/banner yang memuat informasi
tentang penyakit, alur layanan dan lain – lain di ruang tunggu.
c. Menyediakan media audio visual yang menyajikan informasi
tentang penyakit maupun penanganannya.
d. Adanya kebijakan yang menetapkan kawasan rawat jalan sebagai
kawasan bebas rokok
e. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam
kategori 10 penyakit terbanyak, maka di ruang rawat jalan RS Kota
Surakarta, perawat mengindetifikasi kebutuhan informasi dan
edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif
yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang membutuhkan
informasi dari lebih dari satu yaitu farmasi, fisioterapi,
keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksud untuk memastikan
informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat
inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan
diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi
sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
f. Apabila pasien tidak termasuk kedalam 10 penyakit terbanyak
maka informasi akan diberikan oleh DPJP terkait.
3. Tata Laksana Informasi bagi Pasien Rawat Inap
a. Memberikan konseling/psikoedukasi supportif di tempat
tidur/bedside conselling.
b. Memberikan konseling bagi pasien yang sudah mulai membaik. Ini
dapat diberikan oleh dokter maupun perawat ruangan
c. Memberikan konseling kepada keluarga pasien saat membezuk.
d. Memberikan kegiatan terapi bermain di ruang anak.
e. Adanya kebijakan yang menetapkan kawasan rawat inap sebagai
kawasan bebas rokok.
f. Pasien rawat inap yang datang di ruangan di asesement awal
dalam waktu 1x24 jam termasuk assesment kebutuhan edukasi
dan informasi.
g. Apabila pasien baru masuk kedalam 10 besar penyakit terbanyak
di ruang rawat inap RSUD Kota Surakarta, perawat penanggung
jawab pasien/ketua tim melakukan asesment untuk
mengindentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi kepada pasien
yang membutuhkan informasi lebih dari satu yaitu farmasi,
fisioterapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien

9
baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi
penyakitnya dan diberikan secara holistic. Maka perawat
memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
h. Apabila pasien baru tidak masuk kedalam kategori 10 penyakit
terbanyak maka edukasi diserahkan kepada DPJP atau dokter
ruangan atau unit terkait.
i. Apabila pasien dan atau keluarga yang sedang dirawat di ruang
rawat inap membutuhkan informasi yang lebih dalam mengenai
perjalanan penyakit, evaluasi, rencana terapi dan lain-lain, maka
perawat dapat meminta bantuan DPJP/dokter ruangan atau unit
yang terkait.
j. Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka
pemberian informasi akan diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas
( apabila masih membutuhkan ).
k. Pemberian informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan
clinical pathway adalah dokter ruangan/DPJP dan informasi
pulang pasien dapat diberikan oleh perawat.
l. Setiap pasien yang diedukasi WAJIB di catat nama, nomer rekam
medic, DPJP, diagnosa dan kode leaflet pemberian edukasi ( bila
tersedia ) atau ringkasan poin-poin edukasi secara tertulis apabila
tidak terdapat dalam leaflet yang tersedia.
m. Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SPO
Pemberian Edukasi dan SPO Pemberian Edukasi Kolaboratif.
n. Pencatatan pasien yang teredukasi sesuai dengan SPO Pencatatan
Logbook.
o. Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-lambatnya 1x24 jam
dari waktu DPJP mendiagnosa pasien
p. Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu
juga oleh DPJP, dokter ruangan atau unit terkait, maka jawaban
standard yang akan diberikan adalah sebagai berikut: “Saya belum
ada jawaban mengenai pertanyaan tersebut namun akan saya
konfirmasikan kepada dokter spesialis yang merawat anda dan
akan saya sampaikan jawaban pertanyaan anda secepatnya.
Mohon memberikan nomer telepon yang dapat dihubungi”.
q. Di setiap unit terkait akan disediakan 1 ( satu ) folder berisi lembar
edukasi dari unit yang bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia (
50 lembar per materi/bulan ).
4. Tata Laksana Pelayanan Informasi di Penunjang Medik
Termasuk di dalam penunjang medik adalah Laboratorium, Apotek
dan Radiologi. Promosi yang diselenggarakan di tempat ini dengan
cara penyediaan poster/leaflet.

10
5. Tata Laksana Pelayanan Promosi di Luar Gedung Rumah Sakit
a. Di tempat parkir
Pemasangan papan petunjuk lokasi. Tempat parkir terjaga
keamanan dan kenyamanannya. Pemasangan spanduk yang
memuat pesan – pesan kesehatan.
b. Di taman Rumah sakit
Pemasangan informasi larangan merusak taman, himbauan
jagalah kebersihan
c. Di dinding Rumah sakit
Pemasangan spanduk atau poster.
Informasi yang disediakan oleh komite PKRS dan dapat berikan oleh
DPJP/dokter jaga kepada pasien adalah tentang 10 besar penyakit,
pendidikan dan informasi yang diberikan disertai media liaflet yang telah
diberikan kode pada setiap kasus penyakit, berikut adalah kasus 10
( sepuluh ) besar penyakit Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta:
1) PNEUMONIA
2) STROKE
3) SENILE CATARACT
4) THYPOID FEVER
5) GASTROENTERITIS
6) INFEKSI SALURAN KENCING
7) BATU URETER
8) CHF
9) STT
10) NIDDM
Informasi yang disediakan dan dapat berikan oleh perawat kepada
pasien adalah edukasi pasien pulang ( Ep ) post perawatan, sebagai berikut:
1) Ep post perawatan pneumonia
2) Ep post perawatan stroke
3) Ep post perawatan senile cataract
4) Ep post perawatan thypoid fever
5) Ep post perawatan gastroenteritis
6) Ep post perawatan ISK
7) Ep post perawatan Batu Ureter
8) Ep post perawatan CHF
9) Ep post perawatan STT
10) Ep post perawatan NIDDM
6. Tata Laksana Pelayanan Informasi Gizi

11
Pelayanan gizi adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang
dilakukan di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi
klien/pasien. Pelayanan gizi merupakan upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif dalam rangka meningkatkan kesehatan
klien/pasien.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang
disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis,
status gizi dan keadaan metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien
sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya
proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi
pasien.
Pelayanan informasi gizi yang tersedia bagi pasien terdiri dari
sebagai berikut :
a. Panduan Assesment nutrisi pasien
b. Memberikan konsultasi gizi kepada pasien rawat inap dan
pasien rawat jalan
c. Memberikan pelayanan tata cara berkonsultasi gizi kepada
pasien Pelayanan asuhan gizi rawat inap merupakan suatu
tahapan pelayanan untuk mendeteksi masalah gizi secara dini
melalui skrining/penapisan, untuk selanjutnya akan ditetapkan
apakah pasien memerlukan terapi gizi atau tidak. Kegiatan ini
dilakukan setiap hari kerja pukul 08.30 s/d 13.30 WIB.
d. Formulir pemberian makanan harian
e. Memberikan edukasi diet
7. Tata Laksana pelayanan informasi unit fisioterapi
Unit fisioterapi adalah unit pelayanan medis yang bertujuan
pelayanan rehabilitasi medis yang komprehensif, berkualitas dan
terjangkau ( dengan cara mencegah, mengurangi impairment atau
kelainan, disability/ketidakmampuan dan handicap/ketunaan ) oleh
masyarakat luas sesuai dengan standar di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Surakarta.
Adapun beberapa informasi yang diberikan bagi pasien yang
mendapatkan pelayanan fisioterapi:
a. Informasi saat dilakukan assasment pemeriksaan
Adalah informasi yang diberikan kepada pasien saat awal pasien
datang konsultasi sebelum dilakukan tindakan atau treatmet,
dengan tujuan agar pasien mengerti dan memahami kondisi

12
penyakit, diagnose maupun prognosa dari penyakitnya serta
tindakan apa yang diberikan untuk mengatasi keluhan keluhannya
b. Informasi saat diberikan tindakan fisioterapi
Adalah informasi yang diberikan oleh fisioterapis mengenai
prosedur pelaksanaan tindakan fisioterapi terhadap kondisi masing-
masing pasien yang meliputi: tujuan diberikannya treatment,
persiapan sebelum treatment, selama intervensi/treatment
dilaksanakan, maupun setelah treatment selesai dilaksanakan.
c. Informasi pencegahan terjadinya cidera/keluhan berulang
Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan
teknik pencegahan terhadap cidera atau keluhan berulang yang
kemungkinan setiap saat dapat muncul seiring dengan aktifitas
yang dilakukan.
d. Informasi yang berupa program di rumah/diluar waktu terapi di
rumah sakit/klinik.
Informasi ini berupa teknik teknik latihan ataupuntreatment
sederhana dan mudah dilaksanakan oleh pasien guna membantu
meningkatkan ataupun mempercepat perbaikan kondisi mereka.
Informasi ini diberikan sedemikian rupa sehingga memudahkan
mereka melakukannya kapanpundan dimanapun mereka berada.
8. Tata Laksana Pelayanan Informasi Farmasi
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi
kepada layanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat. Sub-unit tersebut bertujuan untuk menyelenggarakan
kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian
dan etik profesi serta melaksanakan KIE ( Komunikasi Informasi dan
Edukasi ) mengenai obat.
Pelayanan informasi terdiri atas:
a. Pelayanan informasi Obat ( PIO ) dan konselling tata cara obat
bagi pasien
b. Informasi pelayanan farmasi pasien rawat inap
c. Informasi pelayanan farmasi pasien akan pulang
d. Informasi pelayanan farmasi pasien rawat jalan
9. Tata Laksana Pelayanan Informasi Pengendalian dan pencegahan
infeksi ( PPI ), Pelayanan informasi unit PPI terdiri dari:

13
a. Informasi pembuangan sampah medis benda tajam
b. Informasi tata cara pembuangan sampah medis
c. Informasi tata cara pembuangan sampah non medis
d. Informasi etika batuk
e. Informasi etika meludah
f. Informasi mencuci tangan dengan air
g. Informasi mencuci tangan dengan hand rub
h. Informasi mengenai kewaspadaan isolasi
10. Tata laksana pelayanan informasi Rekam Medis pasien
Pelayanan instalasi Rekam medis dalam kepentingan PKRS
bergerak sebagai penunjang dalam bidang penyediaan data dan
informasi tertulis yang berhubungan dengan pelayanan dan
pendidikan pasien yang termasuk dalam inisiatif peningkatan promosi
kesehatan pasien/klien pasien.
Data dan informasi yang diberikan oleh instalasi rekam medis
termasuk memfasilitasi pembuatan dan penyediaan forrmulir rumah
sakit seperti formulir pemberian edukasi, formulir edukasi
kolabooratif, formulir persetujuan tindakan medis, penyusunan rekam
medis yang meliputi data pengetahuan dan keterampilan yang
menjadi kuat dan kekurangan diidentifikasi dan digunakan untuk
membuat perencanaan pendidikan. Variable yang menentukan
apakah pasien dan keluarga mau dan mampu untuk belajar di- asses
dengan menyertakan: a) keyakinan dan nilai-nilai pasien dan
keluarga, b) kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa
yang digunakan, c) hambatan emosional dan motivasi, d) keterbatasan
fisik dan kognitif, dan e) kesediaan pasien untuk menerima informasi.

14
BAB V
LOGISTIK

Daftar kebutuhan yang diperlukan Komite PKRS adalah sebagai berikut :


1. Belanja Pegawai
Termasuk diantaranya :
a. Pelatihan kemampuan/skill dalam bidang promosi.
b. Akomodasi rapat.
2. Belanja habis pakai
Termasuk didalamnya :
a. Biaya pengadaan/produksi leaflet/poster/banner/neon box/spanduk.
b. Biaya pengadaan film dokumentasi/edukasi.
c. Biaya akomodasi penyuluhan.

15
BAB VI
DOKUMEN BUKTI

Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka


promosi kesehatan yang dibuat oleh dan dari unit – unit terkait yang meliputi:
1. Materi edukasi
2. Standard Prosedur Oprasional ( SPO )
3. Leaflet
4. Dan lain sebagainya
Semua dokumen ini disertakan dalam dan digunakan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan PKRS dan penerapan pelayanan PKRS bagi setiap pasien.

16
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI
(PENGENDALIAN MUTU)

Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh


setiap penanggung jawab unit terkait, dokumentasi permintaan PKRS di status
pasien, pencatatan pasien yang teredukasi di LOGBOOK ( unit dan edukasi
kolaborasi ) dan formulir pemberian informasi dan formulir pemberian edukasi
kolaboratif. Monitoring jumlah leaflet yang tersedia dilakukan dengan penyediaan
50 lembar untuk setiap topic materi edukasi disetiap unit terkait setiap bulannya
dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap bulannya. Apabila leaflet habis
sebelum sebulan, maka permintaan leaflet dapat dilakukan ke komite PKRS.
Evaluasi kualitas sumber daya manusi dan fasilitas dilakukan dengan survey
lapangan setiap bulan dan pelatihan mengenai materi edukasi unit-unit PKRS
setiap 6 bulan sekali. Evaluasi kinerja panitia PKRS dilakukan dengan pelaporan
dari setiap unit terkait dan laporan komite PKRS.
Pengertian pengendalian adalah keseluruhan fungsi/kegiatan yang harus di
lakukan untuk menjamin tercapainya sasaran RS yaitu pengendalian kualitas
kerja dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan yang
dilakukan oleh setiap orang ari setiap bagian di Rumah Sakit.
Untuk mencapai pengendalian mutu tersebut diperlukan 6 langkah yaitu :
1. Menentukan tujuan dan sasaran yaitu plan tujuan dan sasaran yang dicapai
didasarkan pada kebijakan yang ditetapkan oleh Direktur.
2. Langkah kedua menentukan metode untuk mencapai tujuan yaitu: Plan
metode yang ditetapkan harus rasional, berlaku untuk sarana staf dan tidak
menyulitkan staf untuk menggunakannya, perlu menetapkan standar kerja
yang dapat di terima karyawan.
3. Langkah ketiga menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan ( Do ), yaitu
Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja agar
dapat dipenuhi oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan para pegawai
untuk memahami standar dan program yang ditetapkan.
4. Langkah keempat Melaksanakan Pekerjaan

17
Dalam pelaksanaan pekerjaan selalu terkait dengan kondisi yang dihadapi dan
standar mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu berubah. Oleh
karena itu, ketrampilan dan pengalaman para petugas promosi dapat dijadikan
model dasar untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan
pekerjaan karena ketidaksempurnaan standar kerja yang telah ditetapkan.
5. Langkah kelima memeriksa akibat pelaksanaan ( Check )
Ketua komite PKRS perlu memeriksa apakah pekerjaan dilaksanakan dengan
baik atau tidak. Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dan mengikuti standar kerja, tidak berarati pemeriksaan atau
pengawasan dapat diabaikan, Untuk mengetahui penyimpangan, dapat dilihat
dari akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu dapat
dilihat penyebabnya.
6. Langkah keenam mengambil tidakan yang tepat ( Action )
Pemeriksaan melalui akibat yang ditimbulkan bertujuan untuk menemukan
penyimpangan, jika penyimpangan ditemukan maka penyebab timbulnya
penyimpangan harus ditemukan untuk mengambil tindakan yang tepat agar
tidak terulang lagi penyimpangannya.

18
BAB VIII
PENUTUP

Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan


dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang
dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif
bagi kesehatan; ( Lawrence Green, 1984 ).
Pedoman pendidikan pasien dan keluarga ini disusun agar menjadi acuan
dalam pengembangan kegiatan pendidikan pasien dan keluarga melalui komite
PKRS, dan pengembangan akreditasi Rumah Sakit yang berhubungan dengan
promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan upaya meningkatakan mutu dan kualitas pelayanan Rumah Sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah
urusan mereka yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab
dari Direksi RS, dan menjadi urusan ( tugas ) bagi hampir seluruh jajaran RS.
Yang paling penting dilaksanakn dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya
pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap pasien ( rawat jalan dan rawat inap )
maupun terhadap klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil jika
didukung oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan
terhadap mereka yang paling berpangaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan
advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung dan membantu RS
dari segi kebijakan ( peraturan perundang-undangan ) dan sumber daya, dalam
rangka memberdayakan pasien/klien.
Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang
tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari
peluang yang bersangkutan.

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KOTA SURAKARTA

dr.WILLY HANDOKO WIDJAJA,MARS


NIP.19520925 201401 1 051

TINJAUAN PUSTAKA

19
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1114/MENKES/SK/VII2005, tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Daerah. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Tahun 2005
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1426/MENKES/SK/XII/2006, Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS). Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Tahun 2006
3. Pedoman Etika Promosi Rumah Sakit. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia Tahun 2006
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 Tahun 2012,
tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Pusat Promosi
Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Tahun2012
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008, tentang rekam medis. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, Tahun 2008.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008, tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Tahun 2008.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004, tentang Praktik
Kedokteran. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , Tahun 2004
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, tentang
Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , Tahun 2009
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah
Sakit. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , Tahun 2009
10. Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia , September 2011

20

Anda mungkin juga menyukai