Anda di halaman 1dari 25

Pemeriksaan dan Penanganan pada Neonatus Cukup Bulan

Olivia Bernadi
102015159
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
E-mail: olivia.2015fk159@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Bayi baru lahir (neonates) dikatakan normal bila usia kehamilannya yang aterm (37-42
minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Bayi baru lahir tentunya harus bisa beradapatasi,
dimana bayi yang sebelumnya berada diintra uterin akan beradaptasi dengan kehidupan diluar
uterine. Proses adaptasi ini akan menyebabkan perubahan-perubahan pada sistem organ seperti
sistem respirasi, sirkulasi, suhu, pencernaan, dan lainnya. Dan pada bayi baru lahir perlu dilakukan
pemeriksaan fisik seluruhnya untuk mengetahui apakah ada kelainan fisik atau organ pada bayi,
selain pemeriksaan fisik dilakukan juga pemeriksaan reflex untuk mengetahui kelainan neurologis
yang bisa terjadi. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, tentunya data atau riwayat kehamilan bayi
harus lengkap, untuk itu anamnesis yang dilakukan pun harus tepat. Selanjutnya, setelah
pemeriksaan fisik, bayi baru lahir harus mendapatkan perawatan (newborn care) yang tepat seperti
menjaga suhunya atau pemotongan dan perawatan tali pusar. Bayi baru akan dipulangkan bila
setelah dilihat bayi dalam kondisi sehat.

Kata kunci: neonatus, adaptasi fisiologi, newborn care, pemeriksaan fisik neonates

Abstract
Newborn infants (neonates) is said to be normal when the pregnancy is at term (37-42
weeks) with birth weight 2500-4000 grams. Newborns course should be able to adapt, where the
infants who had previously been the uterine diintra will adapt to life outside the uterine. This
adaptation process will lead to changes in organ systems such as the respiratory system, circulation,
temperature, digestion, and more. And in the newborn needs to be done entirely physical
examination to determine whether there is a physical disorder or organ in infants, in addition to a
physical examination performed well reflex examination to determine the neurological disorder that
can occur. Before performing a physical examination, of course, the data history of pregnancy or
the baby to be complete, to the anamnesis conducted must also be appropriate. Furthermore, after a
physical examination, the newborn should receive care (newborn care) is just like maintaining the
temperature or cutting and care of the umbilical cord. The new baby will be discharged when once
seen a baby in a healthy condition.

Keywords: neonates, adaptation physiology, newborn care, physical examination neonates

1
Pendahuluan
Bayi baru lahir dengan kondisi normal merupakan dambaan setiap pasangan
orang tua. Sebagian besar bayi baru lahir (kurang lebih 80%) akan lahir dengan kondisi
normal. Hal ini sebagian besar merupakan kelanjutan keberhasilan hasil konsepsi dan
indicator pelayanan kesehatan maternal-neonatal yang baik atau berkualitas. Namun ada
kalanya bayi yang lahir dalam keadaan normal dalam perjalana hidup kemudian menjadi
bermasalah .1

Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai perawatan apa saja
yang perlu diperhatikan jika bayi lahir dengan kondisi normal, dan hal-hal yang perlu
ditanyakan baik sebelum dan sesudah bayi lahir, serta pemeriksaan apa saja yang perlu
dilakukan setelah bayi lahir. Selain itu juga pada makalah ini akan membahas hal-hal apa
saja yang dapat dilakukan untuk mencegah lahirnya bayi tidak dengan kondisi normal.

Pembahasan
Anamnesis

Anamnesis merupakan hal penting yang dilakukan sebelum menegakkan suatu


diagnosis. Pada kasus ini, sangat perlu ditanyakan mengenai kesehatan ibu agar bisa
menentukan persalinannya normal atau tidak. Jenis anamnesis yang digunakan pada kasus
ini yaitu anamnesis secara auto-anamnesis dan juga secara allo-anamnesis. Dimana pada
auto-anamnesis kita akan menanyakan mengenai identitas ibu, keluhan utamnya dan
keluhan tambahannya, riwayat kehamilannya, riwayat hari pertama haid terakhirnya,
riwayat siklus menstruasinya, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga, riwayat imunisasi
serta riwayat sosialnya.

Identitas pasien

Ditanyakan nama, usia, tanggal lahir, suku bangsa, agama, pendidikan dan
alamat tempat tinggal. Untuk pasien hamil kita tanyakan tentang haid, yaitu kapan hari
pertama haid terakhir (HPHT), apakah siklus haidnya teratur, menarche usia berapa, berapa
lama, nyeri haidnya bagaimana. Kemudian kita tanyakan tentang kehamilan, yaitu berapa
kali hamil, adakah komplikasi pada kehamilan terdahulu, apakah pernah keguguran, berapa
kali, umur kehamilannya berapa, adakah terjadi perdarahan pervaginam. Selanjutnya
ditanyakan tentang persalinan, yaitu berapa kali bersalin, bagaimana persalinan terdahulu

2
(adakah perdarahan saat kehamilan atau persalinan, apakah persalinannya pervaginam atau
seksio sesarea), kalau persalinan dengan seksio sesarea apa alasannya, hasil atau diagnosa
persalinan (mengenai jumlah anak yang hidup, berat lahirnya, jenis kelamin, kehamilannya
cukup bulan atau tidak ) dan selama kehamilan berapai banyak kenaikan berat badannya.

Pertanyaan pelengkap mengenai riwayat perkawinan, berapa kali menikah dan


pernikahan sekarang sudah berapa lama, riwayat penyakit pasien yaitu adakah penyakit
hipertensi, diabetes, jantung, TBC, HIV atau infeksi menular seksual dan riwayat berpergian
keluar kota. Riwayat operasi dan trauma, riwayat penyakit keluarga, riwayat imunisasi,
riwayat Antenatal Care (ANC) dan riwayat sosial.

Pemeriksaan Fisik

Hari pertama kelahiran bayi sangat penting. Banyak perubahan yang terjadi pada
bayi untuk menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim.
Pemeriksaan pada bayi baru lahir (BBL) bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika
terdapat kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap
tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.Berikut adalah waktu yang dianjurkan
untuk dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir:2
 Setelah lahir saat bayi stabil (sebelum 6 jam)
 Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)
 Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)
 Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada BBL perlu diketahui riwayat
keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya, serta riwayat persalinan.
Pemeriksaan bayi perlu dilakukan dalam keadaan telanjang di bawah lampu yang terang
sekaligus berfungsi untuk pemanas. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan
hangat. Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir paling kurang tiga kali yaitu : (1) pada saat
lahir (2) pemeriksaan yang dilakukan 24 jam diruang perawatan dan (3) pada waktu pulang.3
Pemeriksaan pertama BBL harus dilakukan di kamar bersalin, tujuannya adalah :
1. Menilai gangguan adaptasi BBL dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine yang
memerlukan resusitasi
2. Menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang memerlukan tindakan segera (misal
atresia ani, atresia esophagus, trauma lahir)

3
3. Menentukan BBL dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau di tempat perawatan
khusus, di ruang intensif untuk di awasi atau segera di operasi.
Pemeriksaan kedua harus dilakukan kembali dalam 24 jam, yaitu sesudah bayi
berada dalam ruang perawatan. Pemeriksaan di kamar bersalin dan di ruang perawat
sebaiknya di bawah lampu pemanas untuk mencegah hipotermi. Pemeriksaan di ruang rawat
harus dilakukan di depan ibunya, sehingga jika ditemukan kelainan bawaan (bahaya atau
tidak) bisa langsung dijelaskan ke ibunya. Bayi tidak boleh dipulangkan sebelum dilakukan
pemeriksaan terakhir. Hal ini disebabkan kelainan pada BBL yang belum menghilang saat
dipulangkan (hematoma sefal, ginekomasti, ikterus). Data yang harus dicatat dari
pemeriksaan fisik adalah lingkar kepala, berat badan, panjang badan, kelainan fisik yang
ditemukan, frekuensi napas, nadi, dan keadaan tali pusat. Pemeriksaan BBL memerlukan
kesabaran, keluwesan dan ketelitian. Bila bayi dalam keadaan tenang, kita dahulukan
pemeriksaan auskultasi bunyi jantung, paru dan palpasi abdomen. Pemeriksaan lainnya kita
lakukan setelahnya.4
1. Pemeriksaan di Kamar Bersalin
Pada pemeriksaan di kamar bersalin yang pertama dilakukan adalah menilai
adapatasi BBL. BBL perlu segera diperiksa di kamar bersalin apakah bayi beradaptasi
dengan baik atau perlu resusitasi. Bayi yang perlu resusitasi adalah bayi yang lahir dengan
pernapasan tidak adekuat, tonus otot kurang, ada mekonium dalam cairan amnion atau lahir
kurang bulan.
Nilai yang digunakan untuk menilai adaptasi ini adalah APGAR. Nilai ini dipakai
untuk melihat keadaan bayi pada usia 1 menit dan 5 menit. Nilai APGAR tidak bisa dipakai
untuk menentukan perlunya resusitasi, melainkan untuk menilai respon dari resusitasi. 3
Nilai APGAR adalah suatu ekspresi keadaan fisiologis BBL yang dibatasi oleh
waktu. Gangguan biokimia harus cukup signifikan agar bisa mempengaruhi nilai APGAR.
Banyak faktor yang mempengaruhi nilai APGAR antara lain : pengaruh obat, trauma lahir,
kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia, dan kelahiran premature. Bayi prematur
danpa asfiksia bisa saja mendapat nilai APGAR yang rendah.

4
Sign 0 1 2
Colour Blue, pale Pink trunk blue Pink all over
extremities
Heart rate Absent <100 >100
Reflex irritability None Grimace Cry
Tone, activity Limp Some limb flexion Active movement
Respiratory effort absent Slow, irregular Good strong cry
Tabel 1. APGAR Skor3
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
- Nilai tertinggi adalah 10
- Nilai 7 – 10 menunjukkan bayi dalam keadaan baik
- Nilai 4 – 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan butuh tindakan resusitasi
- Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan butuh resusitasi segera
sampai ventilasi
Pemeriksaan di kamar bersalin juga bertujuan untuk menentukan adanya kelainan
kongenital pada bayi terutama yang memerlukan penanganan segera. Pada anamnesis perlu
ditanyakan apakah ibu menggunakan obat-obatan teratogenik, terkena radiasi, infeksi virus
pada trisemester pertama, adakah kelainan bawaaan pada keluarga. Ibu juga perlu
ditanyakan mengenai penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.
2. Pemeriksaan Secara Rinci 4
No Pemeriksaan fisik yang dilakukan Keadaan normal

1 Lihat postur, tonus dan aktivitas  Posisi tungkai dan lengan fleksi
 Bayi sehat akan bergerak aktif

2 Lihat kulit Wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus


berwarna merah muda, tanpa adanya
kemerahan atau bisul

3 Hitung pernapasan dan lihat tarikan  Frekuensi napas normal 40-60 kali
dinding dada bawah ketika bayi sedang per
tidak menangis menit
 Tidak ada tarikan dinding dada
bawah
yang dalam

4 Hitung denyut jantung dengan Frekuensi denyut jantung normal 120-160


meletakkan stetoskop di dada kiri kali per menit
setinggi apeks kordis

5
5 Lakukan pengukuran suhu ketiak Suhu normal adalah 36,5 – 37,5º C
dengan termometer

6 Lihat dan raba bagian kepala  Bentuk kepala terkadang asimetris


karena penyesuaian pada saat proses
persalinan, umumnya hilang dalam
48 jam
 Ubun-ubun besar rata atau tidak
membonjol, dapat sedikit membonjol
saat bayi menangis

7 Lihat mata Tidak ada kotoran/sekret

8 Lihat bagian dalam mulut(Masukkan  Bibir, gusi, langit-langit utuh dan


satu jari yang menggunakan sarung tidak ada bagian yang terbelah.
tangan ke dalam mulut, raba langit-  Nilai kekuatan isap bayi (Bayi akan
mengisap kuat jari pemeriksa)
langit)

9 Lihat dan raba perut  Perut bayi datar, teraba lemas


Lihat tali pusat  Tidak ada perdarahan,
pembengkakan,
nanah, bau yang tidak enak pada tali
pusat.
atau kemerahan sekitar tali pusat

10 Lihat punggung dan raba tulang Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan
belakang benjolan pada tulang belakang

11 Lihat ekstremitas  Hitung jumlah jari tangan dan kaki


 Lihat apakah kaki posisinya baik atau
bengkok ke dalam atau keluar
 Lihat gerakan ekstremitas

12 Lihat lubang anus:  Terlihat lubang anus dan periksa


apakah mekonium sudah keluar.
 Hindari memasukkan alat atau  Biasanya mekonium keluar dalam 24
jari dalam memeriksa anus jam setelah lahir
 Tanyakan pada ibu apakah bayi
sudah buang air besar

13 Lihat dan raba alat kelamin  Bayi perempuan kadang terlihat


luar(Tanyakan pada ibu apakah bayi cairan vagina berwarna putih atau
sudah buang air kecil) kemerahan.
 Bayi laki-laki terdapat lubang uretra
pada ujung penis.
 Pastikan bayi sudah buang air kecil
dalam 24 jam setelah lahir.

14 Timbang bayi(Timbang bayi dengan  Berat lahir 2,5-4 kg.


menggunakan selimut, hasil dikurangi  Dalam minggu pertama, berat bayi
selimut) mungkin turun dahulu baru kemudian
naik kembali. Penurunan berat badan

6
maksimal 10%.

15 Mengukur panjang dan lingkar  Panjang lahir normal 48-52 cm.


kepala bayi  Lingkar kepala normal 33-37 cm.

16 Menilai cara menyusui, minta  Kepala dan badan dalam garis lurus;
ibu untuk menyusui bayinya wajah bayi menghadap payudara; ibu
mendekatkan bayi ke tubuhnya
 Bibir bawah melengkung keluar,
sebagian besar areola berada di dalam
mulut bayi
 Menghisap dalam dan pelan kadang
disertai berhenti sesaat

Pemeriksaan Neurologis pada Bayi (Refleks Primitif Bayi Baru Lahir)

Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf
yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak lengkap seperti
pada orang dewasa dalam menanggapi rangsang tertentu. Reflek ini tidak menetap hingga
dewasa, namun lama-kelamaan akan menghilang sesuai dengan tahap perkembangan anak
normal. Reflek primitif ini sering juga disebut infantile atau reflek bayi baru lahir.5

Macam reflek primitif BBL :


a. Reflek ketuk Glabella
Reflek ini diperiksa dengan mengetuk secara berulang pada dahi. Kedipan
mata akan muncul sebagai reaksi terhadap ketukan tersebut namun hanya timbul sekali yaitu
pada ketukan pertama. Jika kedipan mata terus berlangsung pada ketukan selanjutnya, maka
disebut tanda-tanda Myerson, yang merupakan gejala awal penyakit Parkinson, dan hal
tersebut tidak normal.
b. Reflek rooting
Reflek ini ditunjukkan pada saat kelahiran dan akan membantu proses
menyusui. Reflek ini akan mulai terhambat pada usia sekitar 4 bulan dan berangsur-angsur
akan terbawa di bawah sadar. Seorang bayi baru lahir akan menggerakkan kepalanya
menuju sesuatu yang menyentuh pipi atau mulutnya, dan mencari objek tersebut dengan
menggerakkan kepalanya terus menerus hingga ia berhasil menemukan objek tersebut.
Setelah merespon rangsang ini (jika menyusui, kira-kira selama 3 minggu setelah kelahiran)
bayi akan langsung menggerakkan kepalanya lebih cepat dan tepat untuk menemukan objek
tanpa harus mencari-cari.

7
Gambar 2. Refleks rooting5
c. Reflek sucking
Reflek ini secara umum ada pada semua jenis mamalia dan dimulai sejak lahir.
Reflek ini berhubungan dengan reflek rooting dan menyusui, dan menyebabkan bayi untuk
secara langsung mengisap apapun yang disentuh di mulutnya. Ada 2 tahapan dari reflek ini
yaitu tahap expression, dilakukan pada saat puting susu diletakkan di antara bibir bayi dan
disentuhkan di permukaan langit-langitnya. Bayi akan secara langsung menekan
(mengenyot) puting dengan menggunakan lidah dan langit-langitnya untuk mengeluarkan
air susunya. Tahap milking, saat lidah bergerak dari aerola menuju puting, mendorong air
susu dari payudara ibu untuk ditelan oleh bayi.
d. Reflek palmar grasping
Reflek ini muncul pada saat kelahiran dan akan menetap hingga usia 5-6 bulan.
Saat sebuah benda diletakkan di tangan bayi dan menyentuh telapak tangannya, maka jari-
jari tangan akan menutup dan menggenggam benda tersebut. Genggaman yang ditimbulkan
sangat kuat namun tidak dapat diperkirakan, walaupun juga dimungkinkan akan mendorong
badan bayi, bayi mungkin juga akan menggenggam tiba-tiba dan tanpa rangsangan.
Genggaman bayi dapat dikurangi kekuatannya dengan menggosok punggung atau bagian
samping tangan bayi.

Gambar 3. Refleks palmar grasping5


e. Reflek plantar

8
Reflek ini juga disebut plantar grasp, muncul sejak lahir dan berlangsung
hingga usia sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini juga dapat diperiksa dengan
menggosokkan sesuatu ke telapak kakinya, maka jari-jari kakinya akan melekuk secara erat.

Gambar 4. Refleks plantar5


f. Reflek babinski
Muncul sejak lahir berlangsung kira-kira hingga satu tahun. Reflek ini
ditunjukkan pada saat bagian samping telapak kaki digosok, dan menyebabkan jari-jari kaki
seperti mencekram.
g. Reflek moro
Reflek ini ditemukan oleh pediatri bernama Ernst Moro. Reflek ini terjadi jika
kepala bayi tiba-tiba terangkat, suhu tubuh bayi berubah secara drastis atau pada saat bayi
dikagetkan oleh suara yang keras. Kaki dan tangan akan melakukan gerakan ekstensi dan
lengan akan tersentak ke atas dengan telapak tangan ke atas dan ibu jarinya bergerak fleksi.
Singkatnya kedua lengan akan terangkat dan tangan seperti ingin mencengkram atau
memeluk tubuh dan bayi menangis sangat keras. Reflek ini normalnya akan menghilang 3-4
bulan, meskipun terkadang menetap hingga usia 6 bulan.
Tidak adanya reflek ini pada kedua sisi tubuh atau bilateral (kanan dan kiri)
menandakan adanya kerusakan pada sistem saraf pusat bayi, sementara tidak adanya reflek
moro unilateral (pada satu sisi) dapat menandakan adanya trauma persalinan seperti fraktur
klavikula atau perlukaan pada pleksus brakhialis. Reflek moro in akan membantu bayi untuk
memeluk ibunya saat ibu menggendong bayinya sepanjang hari. Jika bayi kehilangan
keseimbangan, reflek ini akan menyebabkan bayi memeluk ibunya dan bergantung pada
tubuh ibunya.
h. Reflek walking / stepping
Reflek ini muncul sejak lahir walaupun bayi tidak dapat menahan berat
tubuhnya, namun saat tumit kakinya disentuhkan pada suatu permukaan yang rata, bayi akan
terdorong untuk berjalan dengan menempatkan satu kakinya di depan kaki yang lain. Reflek

9
ini akan menghilang sebagai sebuah respon otomatis dan muncul kembali sebagai kebiasaan
secara sadar pada sekitar usia 8 bulan-1 tahun untuk persiapan kemampuan berjalan.

Gambar 5. Refleks moro (kiri) dan reflex walking (kanan)5

Kemudian catat hasil pemeriksaan di formulir bayi baru lahir. Formulir ini merupakan
catatan medik yang harus disimpan oleh petugas kesehatan.4

10
Gambar 6. Formuli bayi baru lahir 4

Adaptasi Neonatal (ilmu kebidanan sarwano)

Pada neonatus yang baru lahir akan mengalami beberapa perubahan fisiologis,
dimana neonatus harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. Terdapat tiga fakro yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital
neonates yaitu: (1) Maturasi, merupakan persiapan fetus untuk transisi dari kehidupan
intrauterine ke ekstrauterine dan proses maturasi ini berhubungan erat dengan masa gestasi
dibandingkan berat badan bayi; (2) Adaptasi, dimana bayi akan beradaptasi dengan
lingkungan baru; (3) Toleransi, bayi akan menghadapi toleransi seperti hipoksia, kadar
glukosa darah yang rendah dan perubahan pH darah yang drastic. Perubahan fisiologi ini
meliputi perubahan pada sistem-sistem dan terjadi pada semua sistem, yaitu:6

Sistem Respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.

a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus
berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II
dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum

11
usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah
hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak, tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena
kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru -
paru secara mekanis.Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf
pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan, penimbunan karbondioksida (CO2), setelah bayi lahir, kadar
CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan
mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah
frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin dan perubahan suhu, keadaan dingin akan
merangsang pernapasan, serta surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan
dalam paru-paru dan mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Agar
alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan(lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup
dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan
jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi
surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk
menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir
pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan
penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres
pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.

c. Dari cairan menuju udara


Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati
jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru.
Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi
rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan
beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus
BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe
dan darah.

12
d. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-
paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah
yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan
penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim

Sistem Kardiovaskular

Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh
paru yang besar (lebih tinggi dibanding tahanan vaskular sistemik) hanya 10% dari keluaran
ventrikel kanan yang sampai paru, sedangkan sisanya (90%) terjadi shunting kanan ke kiri
melalui duktus arteriosus bottali.

Pada waktu bayi baru lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak,
tekanan atrium kanan menjadi rendah, tahanan pembuluh darah sistemik naik dan pada saat
yang sama paru mengembang, tahanan vaskular paru menyebabkan penutupan foramen
ovale menutup setelah beberapa minggu, aliran darah di duktus arteriosus bottali berbalik
dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan duktus arteriosus secara
fisiologis terjadi pada umur bayi 10-25 jam yang disebabkan kontraksi otot polos pada akhir
arteri pulmonalis dan secara anatomis pada usia 2-3 minggu.7

Suhu

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan
luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat
kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk
produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan
panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan

13
glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat
tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis
dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin
banyak persediaan lemak coklat bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,


hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas
utama adalah untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir.6

Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.


Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah
akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan
membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai
persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami
hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan
glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya
tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan
glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir
kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan
pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi
berkurang (digunakan sebelum lahir).6,7

Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang


halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi
juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan
yang meluas di seluruh di sel-sel otak.

Sistem Gastrointestinal

Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih

14
belum sempurna yang mengakibatkan regurgitasi pada bayi baru lahir dan neonatus. Pada
bayi baru lahir kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir
cukup bulan. Hal ini disebabkan karena sistem otot yang menyusun organ tersebut lebi tipis
dan kurang efisien di bandingkan orang dewasa. Kapasitas lambung ini akan bertambah
secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Kolon bayi baru lahir kurang
efisien dalam menyimpan cairan daripada kolon orang dewasa sehinga bayi cenderung
mengaami komplikasi kehilangan cairan, misalnya gangguan diare. 7

Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahana tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh
kekebalan alami antara lain perlindungan oleh kulit membran mukosa, fungsi saringan
saluran napas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, perlindungan kimia oleh
lingkungan asam lambung.11

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih
belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melawan infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung
banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih
belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa
bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.7

Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi
dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap
mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama
kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

Working Diagnosis

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan

Bayi baru lahir dikatakan normal bila usia kehamilannya yang aterm (37-42
minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang

15
diundah dalam 1 jam setelah lahir. Ada klasifikasi bayi menurut usia kehamilan dan berat
lahir. Klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dibagi dalam 3 kelompok yaitu bayi kurang
bulan adalah bayi dengan masa kehailan kurang dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup
bulan adalah bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259-
293 hari), dan bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau
lebih. 8

Untuk klasifikasi menurut berat badan lahir, bisa ditentukan dengan kurva
Lubchenco. Kurva Lubchenco adalah penyesuaian antara umur kehamilan dengan barat
badan bayi baru lahir, disebutkan dalam batas normal apabila berada dalam percentile 10
sampai persentil 90. Berdasarkan kurva tersebut, maka berat badan menurut usia kehamilan
dapat digolongkan sebagai berikut:8

a. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan berat badan dibawah
persentilke-10.
b. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan berat badan diantara
persentil ke-10 dan ke-90.
c. Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan berat badan diatas
persentil ke-90.

Gambar 6. Kurva Lubchenco9

16
Adapun pemeriksaan lain, dimana pemeriksaan ini digunakan untuk
menentukan umur kehamilan yaitu dengan Ballard Score. Ballard Score merupakan sistem
penilaian yang dikembangkan oleh Dr. Jeanne L Ballard untuk mengetahui usia gestasi bayi
baru lahir melalui penilaian neuromuscular dan fisik. Penilaian neuromuscular meliputi
postur, square window, arm recoil, sudut popliteal, scarf sign dan heal to ear maneuver.
Penilaian fisik yang diamati adalah kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara,
mata/telinga, dan genitalia.10

a. Penilaian maturitas neuromuskular


i.Postur
Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan adanya tahanan saat
otot diregangkan. Ketika pematangan berlangsung berangsur-angsur janin mengalami
peningkatan kaki yang fleksi. Lutut mulai fleksi bersamaan dengan pergelangan tangan.
ii.Arm Recoil
Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut
mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Arm recoil dilakukan dengan
cara evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah
sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan dan lepaskan. Amati reaksi
bayi saat lengan dilepaskan.
iii.Scarf Sign
Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi berbaring telentang,
pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan bayi
melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain pemeriksa
diletakkan pada siku bayi. Siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun kedua bahu
harus tetap menempel di permukaan meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada
dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja, yakni penuh pada tingkat leher
iv.Heel to Ear
Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan fleksi
pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul. Dengan posisi bayi
terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan
kepala tanpa memaksa, pertahankan panggul pada permukaan meja periksa dan amati jarak
antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut.
b. Penilaian maturitas fisik
i.Kulit

17
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dengan
hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa. Oleh karena itu kulit
menebal, mengering dan menjadi keriput dan / atau mengelupas dan dapat timbul ruam
selama pematangan janin. Fenomena ini bisa terjadi dengan kecepatan berbeda-beda pada
masing-masing janin tergantung pada kondisi ibu dan lingkungan intrauterine.
Sebelum perkembangan lapisan epidermis dengan stratum corneumnya, kulit agak
transparan dan lengket ke jari pemeriksa. Pada usia perkembangan selanjutnya kulit menjadi
lebih halus, menebal dan menghasilkan pelumas, yaitu vernix, yang menghilang menjelang
akhir kehamilan. Pada keadaan matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan mekonium
dalam cairan ketuban. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan kulit, menyebabkan
mengelupas, pecah-pecah, dehidrasi, seperti sebuah perkamen.10
ii.Lanugo
Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada etreme prematurity kulit janin
sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24-25 minggu dan
biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika memasuki minggu ke
28.
Lanugo mulai menipis dimulai dari punggung bagian bawah. Daerah yang tidak ditutupi
lanugo meluas sejalan dengan maturitasnya dan biasanya yang paling luas terdapat di daerah
lumbosakral. Pada punggung bayi matur biasanya sudah tidak ditutupi lanugo. Pada
melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilak pada daeerah yang mewakili julmlah
relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi. 10
iii.Permukaan plantar
Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini kemungkinan berkaitan
dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Bayi premature dan etremely immature tidak
mempunyai garis pada telapak kaki. Untuk membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut
berdasarkan permukaan plantar maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit.
Untuk jarak < 40 mm diberikan skor -2. Untuk jarak 40-50 mm skor -1.
iv.Payudara
Aerola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi esterogen ibu
dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang eiterima janin. Pemeriksa menilai
ukuran aerola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat pertumbuhan papilla
Montgom. Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di bawah aerola dengan ibu jari
dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam milimeter.10
v.Mata dan telinga

18
Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring perkembangannya menuju
matur. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi ketebalan kartilago kemudian
pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati
kecepatan kembalinya daun telinga ketika dilepaskan ke posisi semulanya.
Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika dilepaskan. Pemeriksaan
mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan perkembangan palpebra. Pemeriksa
berusaha membuka dan memisahkan palpebra superior dan inferior dnegan menggunakan
jari telunjuk dan ibu jari. Pada bayi extremely premature palpebra akan menempel erat satu
sama lain. Dengan bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupuh
hanya satu sisi dan meninggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya.
Hasil pemeriksaan pemeriksa kemudian disesuaikan dengan skor dalam tabel. Perlu diingat
bahwa banyak terdapat bariasi kematangan palpebra pada individu dengan usia gestasi yang
sama. Hal ini dikarenakan terdapat faktor seperti stress intrauterin dan faktor humoral yang
mempengaruhi perkembangan kematangan palpebra.
vi.Genital pria
Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih pada
minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni pada sekitar minggu
ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis bagian atas atau bawah
pada minggu ke 33 hingga ke 34 kehamilan. Bersamaan dengan itu, kulit skrotum menjadi
lebih tebal dan membentuk rugae.
Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam zona berugae. Pada
neonatus etremely premature scrotum datar, lembut dan kadang belum bisa dibedakan jenis
kelaminnya. Berbeda halnya pada neonatus matur hingga postmatur, scrotumnya biasanya
seperti pendulum dan dapat menyentuh kasur ketika berbaring.10
vii.Genital wanita
Untuk memeriksa genital neonatus perempuan maka neonatus harus diposisikan telentang
dengan pinggul abduksi kurang lebih 45o dari garis horizontal. Abduksi yang berlebihan
dapat menyebabkan labia minora dan klitoris tampak lebih menonjol sedangkan aduksi
menyebabkan keduanya tertutupi oleh labio majora.10
Interpretasi hasil
Masing-masing hasil penilaian baik maturitas neuromuskular maupun fisik disesuaikan
dengan skor di dalam tabel dan dijumlahkan hasilnya. Interpretasi hasil dapat dilihat pada
tabel skor.

19
Gambar 7. Ballard Score 10

Perawatan Bayi Baru Lahir (Newborn Care)

Asuhan segera bayi baru lahir

Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah
kelahiran.11 Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan
dengan sedikit bantuan/gangguan. Oleh karena itu penting diperhatikan dalam memberikan
asuhan segera, yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi dengan kulit
ibu sesegera mungkin.

1. Membersihkan jalan nafas


Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk di atas
perut ibu. Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih

20
dan kering/ kassa. Periksa ulang pernafasan. Bayi akan segera menangis dalam waktu
30 detik pertama setelah lahir.
Jika tidak dapat menangis spontan letakkan bayi pada posisi terlentang
di tempat yang keras dan hangat. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu
sehingga leher bayi ekstensi. Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan
bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril. Tepuk telapak kaki bayi sebanyak
2-3x/ gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.

Penghisapan lendir menggunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat
lain yang steril, sediakan juga tabung oksigen dan selangnya. Segera lakukan usaha
menghisap mulut dan hidung. Memantau mencatat usaha nafas yang pertama. Warna
kulit, adanya cairan / mekonium dalam hidung / mulut harus diperhatikan.

2. Perawatan tali pusat


Setelah plasenta lahir & kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat. Celupkan
tangan yang masih meggunakan sarung tangan ke dalam klorin 0,5%
untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya. Bilas tangan dengan air matang
/DTT. Keringkan tangan (bersarung tangan). Letakkan bayi yang terbungkus diatas
permukaan yang bersih dan hangat. Ikat ujung tali pusat sekitar 5 cm dari pusat
dengan menggunakan benang DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan. Jika
menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat
&lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian TP pada sisi yang
berlawanan. Lepaskan klem penjepit dan letakkan di dalam larutan klorin 0,5%.
Selimuti bayi dengan kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi
tertutup.

3. Mempertahankan suhu tubuh


Dengan cara mengeringkan bayi secara seksama, selimuti bayi dengan
selimut/kain bersih, kering dan hangat, tutup bagian kepala bayi, anjurkan ibu untuk
memeluk dan menyusukan bayinya, lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan
pakaian dan tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

4. Pencegahan infeksi
Memberikan obat tetes mata/salep, diberikan 1 jam pertama bayi lahir yaitu
eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%, yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/
neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.12

21
Bayi baru lahir sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-
hal dalam perawatannya. Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi, pakai
sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan, pastikan
semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola
karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih, pastikan semua pakaian, handuk,
selimut serta kain yang digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih, pastikan
timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya
akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi setelah
digunakan).12

5. Identifikasi Bayi Baru Lahir


Alat pengenal untuk memudahka identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca
persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru
lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan. Peralatan
identifikasi bayi baru lahir haru selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar
bersalin dan di ruang gawat bayi. Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan
tepi yan halus tidak mudah melukasi, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas. Pada
alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir,
nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. Dan pada tempat tidurnya harus
diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, dan nomor identifikasinya.

Asuhan Bayi 1-24 jam setelah Lahir

Bertujuan untuk engetahui aktivitas bayi normal/tdk & identifikasi masalah


kesehatan BBL yg memerlukan perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama meliputi kemampuan menghisap
(kuat/lemah), bayi tampak aktif/lunglai dan bayi kemerahan /biru.

Edukasi
Selanjutnya perlu diedukasikan pada orang tua mengenai cara merawat bayi, meliputi :

1. Pemberian nutrisi
Berikan asi sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu
penuh). Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam. Pastikan bayi mendapat cukup colostrum
selama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan
membantu pengeluaran mekonium. Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan.

22
2. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi

Suhu ruangan setidaknya 18 - 21ºC dan jika bayi kedinginan, harus didekap
erat ke tubuh ibu.

3. Mencegah infeksi

Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet


untuk BAK/BAB jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di
bawah tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera
ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau
busuk. Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi
setiaphari. Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun
setiap hari. Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang
memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu.

Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua, yaitu pernafasan sulit/ >
60x/menit, suhu > 38 °C atau < 36,5 °C, warna kulit biru/pucat, hisapan lemah, mengantuk
berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering warna hijau tua, ada lendir darah,
tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, tidak berkemih dalam 3 hari.11

Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, atau
kejang. Selain itu edukasikan juga pada bayi ibu mengenai imunisasi, dengan tujuan
anaknya akan dapat meningkatkan sistem kekebalan imunnya dan juga untuk mencegah
tingkat keparahan suatu penyakit bila anak terinfeksi.

Rawat Gabung

Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus.
Pada rawat gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang
ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada
bersama-sama di ranjang ibu. Rawat gabung merupakan pilihan terbaik untuk merawat bayi
dan ibu yang sehat karena dapat meningkatkan pemberian ASI, mengurangi risiko infeksi,
meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi, dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan
rumah sakit. 13

Dalam melaksanakan rawat gabung, dapat muncul masalah atau kekhawatiran


baik di pihak petugas maupun di pihak ibu dan keluarganya. Masalah dan kekhawatiran

23
yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan pertentangan antara ibu atau keluarganya
dengan petugas, atau antar petugas sendiri dan pada akhirnya akan menimbulkan resistensi
dari petugas untuk melanjutkan pelaksanaan rawat gabung.

Pada umumnya, rumah sakit yang belum mengadakan rawat gabung


akan merasa khawatir bila akan memulai program rawat gabung di sarananya. Berbagai
penolakan biasanya akan muncul baik dari para petugas rumah sakit, baik medis maupun
non medis, maupun dari para ibu dan anggota keluarganya. Semua masalah yang timbul
sebaiknya segera diidentifikasi dan dicari pemecahannya agar tidak berlarut-larut yang pada
akhirnya akan makin membuat para petugas enggan melanjutkan program ini. Umumnya
masalah dapat diatasi bila ada komitmen yang kuat di pihak pengelola rumah sakit dan para
petugas pelaksana di ruangan. Perlu diadakan pelatihan tenaga kesehatan, pendampingan
dan evaluasi berkala terhadap program yang berjalan.13

Pemulangan Bayi

Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan seharusnya dipulangkan minimal 24 jam


setelah lahir apabila selama pengawasan tidak dijumpai kelainan. Sedangkan pada bayi yang
lahir di rumah bayi dianggap dipulangkan pada saat petugas kesehatan meninggalkan tempat
persalinan. Pada bayi yang lahir normal dan tanpa masalah, petugas kesehatan
meninggalkan tempat persalinan paling cepat 2 jam setelah lahir. Petugas melakukan
pemeriksaan lengkap (lihat bagan bayi baru lahir normal) untuk memastikan bayi dalam
keadaan baik, dan harus memberikan konseling tanda bahaya dan perawatan bayi baru lahir
serta jadwal kunjungan neonatus 1, 2 dan 3.14

Penutup

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, setiap bayi yang baru lahir
perlu dilakukan pemeriksaan fisik segera secara keseluruhan. Selain itu, bayi baru lahir
perlu diberikan perawatan yang tepat dan bukan hanya bayi yang perlu diperhatikan, peran
ibu dan keluarga juga sangat diperlukan. Oleh karena itu edukasikan tentang perawatan apa
saja yang perlu diberikan, dan menjelaskan tanda-tanda bahaya yang muncul pada bayi
kepada ibunya dengan baik.

24
Daftar Pustaka
1. Pusponegoro HD, Hadinegoro SR dkk. Buku standar pelayanan medis kesehatan anak.
Edisi I. Jakarta: IDAI; 2004.h. 325-7
2. Materi advokasi bayi baru lahir. Diakses dari http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-
content/uploads/downloads/2011/01/Materi-Advokasi-BBL.pdf . 4 Juni 2018.
3. Sunarsi, Sunorso. November 2012. Apgar score pada bayi baru lahir dengan asfiksia
neonatorum pasca resusitasi jantung paru. Diakses dari http://www.poltekkes-
solo.ac.id/attachments/223_APGAR%20SCORE%20PADA%20BAYI%20BARU%20
LAHIR%20DENGAN%20ASFIKSIA%20NEONATORUM%20PASCA%20RESUSIT
ASI%20JANTUNG%20PARU . 4 Juni 2018.
4. Anamnesis dan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Diakses dari
http://www.edukia.org/web/kbbayi/2-10-anamnesis-dan-pemeriksaan-fisik/ . 4 Juni
2018.
5. Kosim, M. Sholeh.Buku Ajar Neonatologi. Edisi 1.Jakarta:IDAI;2010.h. 108-11
6. Prawirohardjo. Ilmu kebidanan. Jakarta: PTBP-SP;2011.h.157-64
7. Anto S. Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir. Diakses dari
http://www.academia.edu/8408269/perubahan_fisiologis_bayi_baru_lahir_dari_kehidup
an_intrauterin_ke_ekstrauterin . 4 Juni 2018.
8. Armil S. 2011. Bayi baru lahir. Diakses dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-riskaarmil-5869-2-babii.pdf .
4 Juni 2018.
9. Sihombing M. 2015 .Kurva lubchenco. Diakses dari
http://dokumen.tips/documents/kurva-lubchenco-55c817174862e.html . 4 Juni 2018.
10. Ballard score. Diakses dari http://www.ballardscore.com/ . 4 Juni 2018.
11. Ilmu Kesehatan Anak. Perinatalogi. Jakarta: Infomedika: 2007; h.1044-64.
12. Bani AP, Limanjaya D, Aggraini D, dkk. Buku ajar pediatri rudolph. Jakarta: EGC;
2006.h.262-5.
13. Susanti FR. 2013. Rawat gabung bayi. Diunduh dari
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/rawat-gabung . 4 Juni 2018.
14. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal essensial. Diunduh dari
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2011/09/Buku-Saku-
Pelayanan-Kesehatan-Neonatal-Esensial.pdf . 4 Juni 2018.

25

Anda mungkin juga menyukai