Olivia Bernadi
102015159
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
E-mail: olivia.2015fk159@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Bayi baru lahir (neonates) dikatakan normal bila usia kehamilannya yang aterm (37-42
minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Bayi baru lahir tentunya harus bisa beradapatasi,
dimana bayi yang sebelumnya berada diintra uterin akan beradaptasi dengan kehidupan diluar
uterine. Proses adaptasi ini akan menyebabkan perubahan-perubahan pada sistem organ seperti
sistem respirasi, sirkulasi, suhu, pencernaan, dan lainnya. Dan pada bayi baru lahir perlu dilakukan
pemeriksaan fisik seluruhnya untuk mengetahui apakah ada kelainan fisik atau organ pada bayi,
selain pemeriksaan fisik dilakukan juga pemeriksaan reflex untuk mengetahui kelainan neurologis
yang bisa terjadi. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, tentunya data atau riwayat kehamilan bayi
harus lengkap, untuk itu anamnesis yang dilakukan pun harus tepat. Selanjutnya, setelah
pemeriksaan fisik, bayi baru lahir harus mendapatkan perawatan (newborn care) yang tepat seperti
menjaga suhunya atau pemotongan dan perawatan tali pusar. Bayi baru akan dipulangkan bila
setelah dilihat bayi dalam kondisi sehat.
Kata kunci: neonatus, adaptasi fisiologi, newborn care, pemeriksaan fisik neonates
Abstract
Newborn infants (neonates) is said to be normal when the pregnancy is at term (37-42
weeks) with birth weight 2500-4000 grams. Newborns course should be able to adapt, where the
infants who had previously been the uterine diintra will adapt to life outside the uterine. This
adaptation process will lead to changes in organ systems such as the respiratory system, circulation,
temperature, digestion, and more. And in the newborn needs to be done entirely physical
examination to determine whether there is a physical disorder or organ in infants, in addition to a
physical examination performed well reflex examination to determine the neurological disorder that
can occur. Before performing a physical examination, of course, the data history of pregnancy or
the baby to be complete, to the anamnesis conducted must also be appropriate. Furthermore, after a
physical examination, the newborn should receive care (newborn care) is just like maintaining the
temperature or cutting and care of the umbilical cord. The new baby will be discharged when once
seen a baby in a healthy condition.
1
Pendahuluan
Bayi baru lahir dengan kondisi normal merupakan dambaan setiap pasangan
orang tua. Sebagian besar bayi baru lahir (kurang lebih 80%) akan lahir dengan kondisi
normal. Hal ini sebagian besar merupakan kelanjutan keberhasilan hasil konsepsi dan
indicator pelayanan kesehatan maternal-neonatal yang baik atau berkualitas. Namun ada
kalanya bayi yang lahir dalam keadaan normal dalam perjalana hidup kemudian menjadi
bermasalah .1
Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai perawatan apa saja
yang perlu diperhatikan jika bayi lahir dengan kondisi normal, dan hal-hal yang perlu
ditanyakan baik sebelum dan sesudah bayi lahir, serta pemeriksaan apa saja yang perlu
dilakukan setelah bayi lahir. Selain itu juga pada makalah ini akan membahas hal-hal apa
saja yang dapat dilakukan untuk mencegah lahirnya bayi tidak dengan kondisi normal.
Pembahasan
Anamnesis
Identitas pasien
Ditanyakan nama, usia, tanggal lahir, suku bangsa, agama, pendidikan dan
alamat tempat tinggal. Untuk pasien hamil kita tanyakan tentang haid, yaitu kapan hari
pertama haid terakhir (HPHT), apakah siklus haidnya teratur, menarche usia berapa, berapa
lama, nyeri haidnya bagaimana. Kemudian kita tanyakan tentang kehamilan, yaitu berapa
kali hamil, adakah komplikasi pada kehamilan terdahulu, apakah pernah keguguran, berapa
kali, umur kehamilannya berapa, adakah terjadi perdarahan pervaginam. Selanjutnya
ditanyakan tentang persalinan, yaitu berapa kali bersalin, bagaimana persalinan terdahulu
2
(adakah perdarahan saat kehamilan atau persalinan, apakah persalinannya pervaginam atau
seksio sesarea), kalau persalinan dengan seksio sesarea apa alasannya, hasil atau diagnosa
persalinan (mengenai jumlah anak yang hidup, berat lahirnya, jenis kelamin, kehamilannya
cukup bulan atau tidak ) dan selama kehamilan berapai banyak kenaikan berat badannya.
Pemeriksaan Fisik
Hari pertama kelahiran bayi sangat penting. Banyak perubahan yang terjadi pada
bayi untuk menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim.
Pemeriksaan pada bayi baru lahir (BBL) bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika
terdapat kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap
tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.Berikut adalah waktu yang dianjurkan
untuk dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir:2
Setelah lahir saat bayi stabil (sebelum 6 jam)
Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)
Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)
Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada BBL perlu diketahui riwayat
keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya, serta riwayat persalinan.
Pemeriksaan bayi perlu dilakukan dalam keadaan telanjang di bawah lampu yang terang
sekaligus berfungsi untuk pemanas. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan
hangat. Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir paling kurang tiga kali yaitu : (1) pada saat
lahir (2) pemeriksaan yang dilakukan 24 jam diruang perawatan dan (3) pada waktu pulang.3
Pemeriksaan pertama BBL harus dilakukan di kamar bersalin, tujuannya adalah :
1. Menilai gangguan adaptasi BBL dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine yang
memerlukan resusitasi
2. Menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang memerlukan tindakan segera (misal
atresia ani, atresia esophagus, trauma lahir)
3
3. Menentukan BBL dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau di tempat perawatan
khusus, di ruang intensif untuk di awasi atau segera di operasi.
Pemeriksaan kedua harus dilakukan kembali dalam 24 jam, yaitu sesudah bayi
berada dalam ruang perawatan. Pemeriksaan di kamar bersalin dan di ruang perawat
sebaiknya di bawah lampu pemanas untuk mencegah hipotermi. Pemeriksaan di ruang rawat
harus dilakukan di depan ibunya, sehingga jika ditemukan kelainan bawaan (bahaya atau
tidak) bisa langsung dijelaskan ke ibunya. Bayi tidak boleh dipulangkan sebelum dilakukan
pemeriksaan terakhir. Hal ini disebabkan kelainan pada BBL yang belum menghilang saat
dipulangkan (hematoma sefal, ginekomasti, ikterus). Data yang harus dicatat dari
pemeriksaan fisik adalah lingkar kepala, berat badan, panjang badan, kelainan fisik yang
ditemukan, frekuensi napas, nadi, dan keadaan tali pusat. Pemeriksaan BBL memerlukan
kesabaran, keluwesan dan ketelitian. Bila bayi dalam keadaan tenang, kita dahulukan
pemeriksaan auskultasi bunyi jantung, paru dan palpasi abdomen. Pemeriksaan lainnya kita
lakukan setelahnya.4
1. Pemeriksaan di Kamar Bersalin
Pada pemeriksaan di kamar bersalin yang pertama dilakukan adalah menilai
adapatasi BBL. BBL perlu segera diperiksa di kamar bersalin apakah bayi beradaptasi
dengan baik atau perlu resusitasi. Bayi yang perlu resusitasi adalah bayi yang lahir dengan
pernapasan tidak adekuat, tonus otot kurang, ada mekonium dalam cairan amnion atau lahir
kurang bulan.
Nilai yang digunakan untuk menilai adaptasi ini adalah APGAR. Nilai ini dipakai
untuk melihat keadaan bayi pada usia 1 menit dan 5 menit. Nilai APGAR tidak bisa dipakai
untuk menentukan perlunya resusitasi, melainkan untuk menilai respon dari resusitasi. 3
Nilai APGAR adalah suatu ekspresi keadaan fisiologis BBL yang dibatasi oleh
waktu. Gangguan biokimia harus cukup signifikan agar bisa mempengaruhi nilai APGAR.
Banyak faktor yang mempengaruhi nilai APGAR antara lain : pengaruh obat, trauma lahir,
kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia, dan kelahiran premature. Bayi prematur
danpa asfiksia bisa saja mendapat nilai APGAR yang rendah.
4
Sign 0 1 2
Colour Blue, pale Pink trunk blue Pink all over
extremities
Heart rate Absent <100 >100
Reflex irritability None Grimace Cry
Tone, activity Limp Some limb flexion Active movement
Respiratory effort absent Slow, irregular Good strong cry
Tabel 1. APGAR Skor3
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
- Nilai tertinggi adalah 10
- Nilai 7 – 10 menunjukkan bayi dalam keadaan baik
- Nilai 4 – 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan butuh tindakan resusitasi
- Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan butuh resusitasi segera
sampai ventilasi
Pemeriksaan di kamar bersalin juga bertujuan untuk menentukan adanya kelainan
kongenital pada bayi terutama yang memerlukan penanganan segera. Pada anamnesis perlu
ditanyakan apakah ibu menggunakan obat-obatan teratogenik, terkena radiasi, infeksi virus
pada trisemester pertama, adakah kelainan bawaaan pada keluarga. Ibu juga perlu
ditanyakan mengenai penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.
2. Pemeriksaan Secara Rinci 4
No Pemeriksaan fisik yang dilakukan Keadaan normal
1 Lihat postur, tonus dan aktivitas Posisi tungkai dan lengan fleksi
Bayi sehat akan bergerak aktif
3 Hitung pernapasan dan lihat tarikan Frekuensi napas normal 40-60 kali
dinding dada bawah ketika bayi sedang per
tidak menangis menit
Tidak ada tarikan dinding dada
bawah
yang dalam
5
5 Lakukan pengukuran suhu ketiak Suhu normal adalah 36,5 – 37,5º C
dengan termometer
10 Lihat punggung dan raba tulang Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan
belakang benjolan pada tulang belakang
6
maksimal 10%.
16 Menilai cara menyusui, minta Kepala dan badan dalam garis lurus;
ibu untuk menyusui bayinya wajah bayi menghadap payudara; ibu
mendekatkan bayi ke tubuhnya
Bibir bawah melengkung keluar,
sebagian besar areola berada di dalam
mulut bayi
Menghisap dalam dan pelan kadang
disertai berhenti sesaat
Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf
yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak lengkap seperti
pada orang dewasa dalam menanggapi rangsang tertentu. Reflek ini tidak menetap hingga
dewasa, namun lama-kelamaan akan menghilang sesuai dengan tahap perkembangan anak
normal. Reflek primitif ini sering juga disebut infantile atau reflek bayi baru lahir.5
7
Gambar 2. Refleks rooting5
c. Reflek sucking
Reflek ini secara umum ada pada semua jenis mamalia dan dimulai sejak lahir.
Reflek ini berhubungan dengan reflek rooting dan menyusui, dan menyebabkan bayi untuk
secara langsung mengisap apapun yang disentuh di mulutnya. Ada 2 tahapan dari reflek ini
yaitu tahap expression, dilakukan pada saat puting susu diletakkan di antara bibir bayi dan
disentuhkan di permukaan langit-langitnya. Bayi akan secara langsung menekan
(mengenyot) puting dengan menggunakan lidah dan langit-langitnya untuk mengeluarkan
air susunya. Tahap milking, saat lidah bergerak dari aerola menuju puting, mendorong air
susu dari payudara ibu untuk ditelan oleh bayi.
d. Reflek palmar grasping
Reflek ini muncul pada saat kelahiran dan akan menetap hingga usia 5-6 bulan.
Saat sebuah benda diletakkan di tangan bayi dan menyentuh telapak tangannya, maka jari-
jari tangan akan menutup dan menggenggam benda tersebut. Genggaman yang ditimbulkan
sangat kuat namun tidak dapat diperkirakan, walaupun juga dimungkinkan akan mendorong
badan bayi, bayi mungkin juga akan menggenggam tiba-tiba dan tanpa rangsangan.
Genggaman bayi dapat dikurangi kekuatannya dengan menggosok punggung atau bagian
samping tangan bayi.
8
Reflek ini juga disebut plantar grasp, muncul sejak lahir dan berlangsung
hingga usia sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini juga dapat diperiksa dengan
menggosokkan sesuatu ke telapak kakinya, maka jari-jari kakinya akan melekuk secara erat.
9
ini akan menghilang sebagai sebuah respon otomatis dan muncul kembali sebagai kebiasaan
secara sadar pada sekitar usia 8 bulan-1 tahun untuk persiapan kemampuan berjalan.
Kemudian catat hasil pemeriksaan di formulir bayi baru lahir. Formulir ini merupakan
catatan medik yang harus disimpan oleh petugas kesehatan.4
10
Gambar 6. Formuli bayi baru lahir 4
Pada neonatus yang baru lahir akan mengalami beberapa perubahan fisiologis,
dimana neonatus harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. Terdapat tiga fakro yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital
neonates yaitu: (1) Maturasi, merupakan persiapan fetus untuk transisi dari kehidupan
intrauterine ke ekstrauterine dan proses maturasi ini berhubungan erat dengan masa gestasi
dibandingkan berat badan bayi; (2) Adaptasi, dimana bayi akan beradaptasi dengan
lingkungan baru; (3) Toleransi, bayi akan menghadapi toleransi seperti hipoksia, kadar
glukosa darah yang rendah dan perubahan pH darah yang drastic. Perubahan fisiologi ini
meliputi perubahan pada sistem-sistem dan terjadi pada semua sistem, yaitu:6
Sistem Respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus
berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II
dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum
11
usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah
hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak, tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena
kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru -
paru secara mekanis.Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf
pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan, penimbunan karbondioksida (CO2), setelah bayi lahir, kadar
CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan
mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah
frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin dan perubahan suhu, keadaan dingin akan
merangsang pernapasan, serta surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan
dalam paru-paru dan mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Agar
alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan(lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup
dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan
jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi
surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk
menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir
pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan
penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres
pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
12
d. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-
paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah
yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan
penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim
Sistem Kardiovaskular
Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh
paru yang besar (lebih tinggi dibanding tahanan vaskular sistemik) hanya 10% dari keluaran
ventrikel kanan yang sampai paru, sedangkan sisanya (90%) terjadi shunting kanan ke kiri
melalui duktus arteriosus bottali.
Pada waktu bayi baru lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak,
tekanan atrium kanan menjadi rendah, tahanan pembuluh darah sistemik naik dan pada saat
yang sama paru mengembang, tahanan vaskular paru menyebabkan penutupan foramen
ovale menutup setelah beberapa minggu, aliran darah di duktus arteriosus bottali berbalik
dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan duktus arteriosus secara
fisiologis terjadi pada umur bayi 10-25 jam yang disebabkan kontraksi otot polos pada akhir
arteri pulmonalis dan secara anatomis pada usia 2-3 minggu.7
Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan
luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat
kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk
produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan
panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan
13
glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat
tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis
dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin
banyak persediaan lemak coklat bayi.
Metabolisme Glukosa
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan
membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai
persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami
hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan
glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya
tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan
glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir
kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan
pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi
berkurang (digunakan sebelum lahir).6,7
Sistem Gastrointestinal
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih
14
belum sempurna yang mengakibatkan regurgitasi pada bayi baru lahir dan neonatus. Pada
bayi baru lahir kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir
cukup bulan. Hal ini disebabkan karena sistem otot yang menyusun organ tersebut lebi tipis
dan kurang efisien di bandingkan orang dewasa. Kapasitas lambung ini akan bertambah
secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Kolon bayi baru lahir kurang
efisien dalam menyimpan cairan daripada kolon orang dewasa sehinga bayi cenderung
mengaami komplikasi kehilangan cairan, misalnya gangguan diare. 7
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahana tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh
kekebalan alami antara lain perlindungan oleh kulit membran mukosa, fungsi saringan
saluran napas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, perlindungan kimia oleh
lingkungan asam lambung.11
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih
belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melawan infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung
banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih
belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa
bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.7
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi
dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap
mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama
kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.
Working Diagnosis
Bayi baru lahir dikatakan normal bila usia kehamilannya yang aterm (37-42
minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang
15
diundah dalam 1 jam setelah lahir. Ada klasifikasi bayi menurut usia kehamilan dan berat
lahir. Klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dibagi dalam 3 kelompok yaitu bayi kurang
bulan adalah bayi dengan masa kehailan kurang dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup
bulan adalah bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259-
293 hari), dan bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau
lebih. 8
Untuk klasifikasi menurut berat badan lahir, bisa ditentukan dengan kurva
Lubchenco. Kurva Lubchenco adalah penyesuaian antara umur kehamilan dengan barat
badan bayi baru lahir, disebutkan dalam batas normal apabila berada dalam percentile 10
sampai persentil 90. Berdasarkan kurva tersebut, maka berat badan menurut usia kehamilan
dapat digolongkan sebagai berikut:8
a. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan berat badan dibawah
persentilke-10.
b. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan berat badan diantara
persentil ke-10 dan ke-90.
c. Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan berat badan diatas
persentil ke-90.
16
Adapun pemeriksaan lain, dimana pemeriksaan ini digunakan untuk
menentukan umur kehamilan yaitu dengan Ballard Score. Ballard Score merupakan sistem
penilaian yang dikembangkan oleh Dr. Jeanne L Ballard untuk mengetahui usia gestasi bayi
baru lahir melalui penilaian neuromuscular dan fisik. Penilaian neuromuscular meliputi
postur, square window, arm recoil, sudut popliteal, scarf sign dan heal to ear maneuver.
Penilaian fisik yang diamati adalah kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara,
mata/telinga, dan genitalia.10
17
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dengan
hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa. Oleh karena itu kulit
menebal, mengering dan menjadi keriput dan / atau mengelupas dan dapat timbul ruam
selama pematangan janin. Fenomena ini bisa terjadi dengan kecepatan berbeda-beda pada
masing-masing janin tergantung pada kondisi ibu dan lingkungan intrauterine.
Sebelum perkembangan lapisan epidermis dengan stratum corneumnya, kulit agak
transparan dan lengket ke jari pemeriksa. Pada usia perkembangan selanjutnya kulit menjadi
lebih halus, menebal dan menghasilkan pelumas, yaitu vernix, yang menghilang menjelang
akhir kehamilan. Pada keadaan matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan mekonium
dalam cairan ketuban. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan kulit, menyebabkan
mengelupas, pecah-pecah, dehidrasi, seperti sebuah perkamen.10
ii.Lanugo
Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada etreme prematurity kulit janin
sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24-25 minggu dan
biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika memasuki minggu ke
28.
Lanugo mulai menipis dimulai dari punggung bagian bawah. Daerah yang tidak ditutupi
lanugo meluas sejalan dengan maturitasnya dan biasanya yang paling luas terdapat di daerah
lumbosakral. Pada punggung bayi matur biasanya sudah tidak ditutupi lanugo. Pada
melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilak pada daeerah yang mewakili julmlah
relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi. 10
iii.Permukaan plantar
Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini kemungkinan berkaitan
dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Bayi premature dan etremely immature tidak
mempunyai garis pada telapak kaki. Untuk membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut
berdasarkan permukaan plantar maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit.
Untuk jarak < 40 mm diberikan skor -2. Untuk jarak 40-50 mm skor -1.
iv.Payudara
Aerola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi esterogen ibu
dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang eiterima janin. Pemeriksa menilai
ukuran aerola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat pertumbuhan papilla
Montgom. Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di bawah aerola dengan ibu jari
dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam milimeter.10
v.Mata dan telinga
18
Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring perkembangannya menuju
matur. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi ketebalan kartilago kemudian
pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati
kecepatan kembalinya daun telinga ketika dilepaskan ke posisi semulanya.
Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika dilepaskan. Pemeriksaan
mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan perkembangan palpebra. Pemeriksa
berusaha membuka dan memisahkan palpebra superior dan inferior dnegan menggunakan
jari telunjuk dan ibu jari. Pada bayi extremely premature palpebra akan menempel erat satu
sama lain. Dengan bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupuh
hanya satu sisi dan meninggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya.
Hasil pemeriksaan pemeriksa kemudian disesuaikan dengan skor dalam tabel. Perlu diingat
bahwa banyak terdapat bariasi kematangan palpebra pada individu dengan usia gestasi yang
sama. Hal ini dikarenakan terdapat faktor seperti stress intrauterin dan faktor humoral yang
mempengaruhi perkembangan kematangan palpebra.
vi.Genital pria
Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih pada
minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni pada sekitar minggu
ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis bagian atas atau bawah
pada minggu ke 33 hingga ke 34 kehamilan. Bersamaan dengan itu, kulit skrotum menjadi
lebih tebal dan membentuk rugae.
Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam zona berugae. Pada
neonatus etremely premature scrotum datar, lembut dan kadang belum bisa dibedakan jenis
kelaminnya. Berbeda halnya pada neonatus matur hingga postmatur, scrotumnya biasanya
seperti pendulum dan dapat menyentuh kasur ketika berbaring.10
vii.Genital wanita
Untuk memeriksa genital neonatus perempuan maka neonatus harus diposisikan telentang
dengan pinggul abduksi kurang lebih 45o dari garis horizontal. Abduksi yang berlebihan
dapat menyebabkan labia minora dan klitoris tampak lebih menonjol sedangkan aduksi
menyebabkan keduanya tertutupi oleh labio majora.10
Interpretasi hasil
Masing-masing hasil penilaian baik maturitas neuromuskular maupun fisik disesuaikan
dengan skor di dalam tabel dan dijumlahkan hasilnya. Interpretasi hasil dapat dilihat pada
tabel skor.
19
Gambar 7. Ballard Score 10
Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah
kelahiran.11 Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan
dengan sedikit bantuan/gangguan. Oleh karena itu penting diperhatikan dalam memberikan
asuhan segera, yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi dengan kulit
ibu sesegera mungkin.
20
dan kering/ kassa. Periksa ulang pernafasan. Bayi akan segera menangis dalam waktu
30 detik pertama setelah lahir.
Jika tidak dapat menangis spontan letakkan bayi pada posisi terlentang
di tempat yang keras dan hangat. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu
sehingga leher bayi ekstensi. Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan
bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril. Tepuk telapak kaki bayi sebanyak
2-3x/ gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
Penghisapan lendir menggunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat
lain yang steril, sediakan juga tabung oksigen dan selangnya. Segera lakukan usaha
menghisap mulut dan hidung. Memantau mencatat usaha nafas yang pertama. Warna
kulit, adanya cairan / mekonium dalam hidung / mulut harus diperhatikan.
4. Pencegahan infeksi
Memberikan obat tetes mata/salep, diberikan 1 jam pertama bayi lahir yaitu
eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%, yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/
neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.12
21
Bayi baru lahir sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-
hal dalam perawatannya. Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi, pakai
sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan, pastikan
semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola
karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih, pastikan semua pakaian, handuk,
selimut serta kain yang digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih, pastikan
timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya
akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi setelah
digunakan).12
Edukasi
Selanjutnya perlu diedukasikan pada orang tua mengenai cara merawat bayi, meliputi :
1. Pemberian nutrisi
Berikan asi sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu
penuh). Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam. Pastikan bayi mendapat cukup colostrum
selama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan
membantu pengeluaran mekonium. Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan.
22
2. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
Suhu ruangan setidaknya 18 - 21ºC dan jika bayi kedinginan, harus didekap
erat ke tubuh ibu.
3. Mencegah infeksi
Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua, yaitu pernafasan sulit/ >
60x/menit, suhu > 38 °C atau < 36,5 °C, warna kulit biru/pucat, hisapan lemah, mengantuk
berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering warna hijau tua, ada lendir darah,
tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, tidak berkemih dalam 3 hari.11
Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, atau
kejang. Selain itu edukasikan juga pada bayi ibu mengenai imunisasi, dengan tujuan
anaknya akan dapat meningkatkan sistem kekebalan imunnya dan juga untuk mencegah
tingkat keparahan suatu penyakit bila anak terinfeksi.
Rawat Gabung
Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus.
Pada rawat gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang
ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada
bersama-sama di ranjang ibu. Rawat gabung merupakan pilihan terbaik untuk merawat bayi
dan ibu yang sehat karena dapat meningkatkan pemberian ASI, mengurangi risiko infeksi,
meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi, dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan
rumah sakit. 13
23
yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan pertentangan antara ibu atau keluarganya
dengan petugas, atau antar petugas sendiri dan pada akhirnya akan menimbulkan resistensi
dari petugas untuk melanjutkan pelaksanaan rawat gabung.
Pemulangan Bayi
Penutup
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, setiap bayi yang baru lahir
perlu dilakukan pemeriksaan fisik segera secara keseluruhan. Selain itu, bayi baru lahir
perlu diberikan perawatan yang tepat dan bukan hanya bayi yang perlu diperhatikan, peran
ibu dan keluarga juga sangat diperlukan. Oleh karena itu edukasikan tentang perawatan apa
saja yang perlu diberikan, dan menjelaskan tanda-tanda bahaya yang muncul pada bayi
kepada ibunya dengan baik.
24
Daftar Pustaka
1. Pusponegoro HD, Hadinegoro SR dkk. Buku standar pelayanan medis kesehatan anak.
Edisi I. Jakarta: IDAI; 2004.h. 325-7
2. Materi advokasi bayi baru lahir. Diakses dari http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-
content/uploads/downloads/2011/01/Materi-Advokasi-BBL.pdf . 4 Juni 2018.
3. Sunarsi, Sunorso. November 2012. Apgar score pada bayi baru lahir dengan asfiksia
neonatorum pasca resusitasi jantung paru. Diakses dari http://www.poltekkes-
solo.ac.id/attachments/223_APGAR%20SCORE%20PADA%20BAYI%20BARU%20
LAHIR%20DENGAN%20ASFIKSIA%20NEONATORUM%20PASCA%20RESUSIT
ASI%20JANTUNG%20PARU . 4 Juni 2018.
4. Anamnesis dan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Diakses dari
http://www.edukia.org/web/kbbayi/2-10-anamnesis-dan-pemeriksaan-fisik/ . 4 Juni
2018.
5. Kosim, M. Sholeh.Buku Ajar Neonatologi. Edisi 1.Jakarta:IDAI;2010.h. 108-11
6. Prawirohardjo. Ilmu kebidanan. Jakarta: PTBP-SP;2011.h.157-64
7. Anto S. Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir. Diakses dari
http://www.academia.edu/8408269/perubahan_fisiologis_bayi_baru_lahir_dari_kehidup
an_intrauterin_ke_ekstrauterin . 4 Juni 2018.
8. Armil S. 2011. Bayi baru lahir. Diakses dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-riskaarmil-5869-2-babii.pdf .
4 Juni 2018.
9. Sihombing M. 2015 .Kurva lubchenco. Diakses dari
http://dokumen.tips/documents/kurva-lubchenco-55c817174862e.html . 4 Juni 2018.
10. Ballard score. Diakses dari http://www.ballardscore.com/ . 4 Juni 2018.
11. Ilmu Kesehatan Anak. Perinatalogi. Jakarta: Infomedika: 2007; h.1044-64.
12. Bani AP, Limanjaya D, Aggraini D, dkk. Buku ajar pediatri rudolph. Jakarta: EGC;
2006.h.262-5.
13. Susanti FR. 2013. Rawat gabung bayi. Diunduh dari
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/rawat-gabung . 4 Juni 2018.
14. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal essensial. Diunduh dari
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2011/09/Buku-Saku-
Pelayanan-Kesehatan-Neonatal-Esensial.pdf . 4 Juni 2018.
25