Anda di halaman 1dari 5

BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali produk bioteknologi yang kita kenal.
Salah satunya adalah tape singkong. Tape singkong adalah salah satu produk
bioteknologi konvensional atau sederhana. Untuk lebih mengerti cara membuat
produk bioteknologi konvensional dengan fermentasi pada proses pembuatan tape
singkong, maka kita lakukan percobaan/praktikum ini.

2. Tujuan
Memahami cara membuat produk bioteknologi konvensional dengan fermentasi
pada proses pembuatan tape singkong
BAB II
Metode Praktikum

1. Waktu : Kamis, 26 Februari 2015 s/d Sabtu, 28 Februari 2015


2. Tempat : Laboratorium IPA SMPN 1 Sutojayan
3. Alat dan Bahan :
a. Kompor e. Daun pisang secukupnya
b. Panci kukus f. Air secukupnya
c. Pisau g. 2 butir ragi yang telah dihaluskan
d. Baskom h. Singkong 1 kg.
4. Prosedur Kerja :
a) Menyiapkan alat dan bahan.
b) Mengupas singkong dan mengikis bagian kulit airnya hingga kesat.
c) Memotong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.
d) Mencuci hingga bersih singkong yang telah dipotong.
e) Sementara menunggu singkong kering, memasukkan air ke dalam panci sampai
kira-kira terisi seperempat lalu dipanaskan hingga mendidih.
f) Setelah air mendidih memasukkan singkong ke dalam panic kukus, lalu mengukus
hingga singkong ¾ matang.
g) Setelah matang, singkong kemudian didinginkan.
h) Sambil menunggu singkong sampai benar-benar dingin, menyiapkan wadah
sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah tersebut harus
tertutup serta dilapisi dengan daun pisang di dalamnya.
i) Setelah singkong benar-benar dingin, memasukkan singkong ke dalam wadah yang
telah disiapkan lalu menaburinya dengan ragi yang telah dihaluskan.
j) Singkong yang telah diberi ragi tersebut kemudian ditutup kembali dengan daun
pisang. Singkong tersebut harus benar-benar tertutup agar mendapat hasil yang
maksimal.
k) Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, member penutup wadah agar
singkong benar-benar steril. Lalu mendiamkannya selama 1-2 hari hingga sudah
terasa keras dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.
BAB III
Hasil dan Pembahasan

1. Data Hasil Pengamatan


Rasa Tekstur Warna Aroma
Manis Lembut, kenyal, Kuning Manis, agak
lunak menyengat
2. Pembahasan
Setelah mengalami proses fermentasi, rasa singkong menjadi manis. Rasa
manis pada tape tersebut karena terjadi perubahan dari karbohidrat yaitu berupa pati
dihidrolisis oleh mikroorganisme dalam ragi dipecah menjadi glukosa. Glukosa
menimbulkan rasa manis pada tape singkong semakin banyak glukosaa yang
dihasilkan maka semakin tinggi rasa manis yang ditimbulkan. Tekstur tape berubah
menjadi lunak. Karena kandungan glukosa pada singkong yang dalam keadaan
anaerob telah dihidrolisis oleh jamur Saccharomyces cereviceae menjadi alcohol
dan karbon dioksida. Warnanya menjadi lebih kuning dari pada sebelumnya.
Aromanya menjadi lebih manis, sedikit berbau daun pisang dan aromanya sedikit
menyengat.
Reaksi kimianya adalah sebagai berikut:
C6H12O6 ---------> 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
3. Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan proses fermentasi?
Proses fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan mikroba untuk
menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan yang
dikendalikan. Atau bisa juga proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobic (tanpa oksigen).
2. Mengapa pemberian ragi tape dilakukan dalam keadaan singkong sudah dingin?
Karena jika peragian dilakukan saat singkong masih panas maka jamur yang akan
memfermentasi akan mati. Jika jamur mati maka proses fermentasi tidak akan
terjadi.
3. Mengapa dalam proses fermentasi ragi dalam pembuatan tape harus ditutup rapat?
Karena dalam proses pembuatan tape merupakan proses fermentasi ( proses
pengubahan glukosa menjadi alcohol ), dalam proses fermentasi dibutuhkan suhu
ruang yang tinggi (kurang lebih 25-30 °Celcius). Oleh karena itu dalam pembuatan
tape harus di tutup rapat agar sirkulasi udara di dalam wadah tempat tape tersebut
meningkat.
4. Apa peranan ragi tape (Saccharomyces cereviceae)
Saccharomyces cerevicea memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat
(fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida. Ragi (Saccharomyces
cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong
menjadi gula yang lebih sederhana.
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena
masih menggunakan cara-cara yang terbatas.
b. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di
dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan
menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alcohol.
c. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cerevicea) akan mengeluarkan enzim
yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih
sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun
tanpa diberi gula sebelumnya.
d. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada
ragi (Saccharomyces cerevicea)tidak pecah apabila terdapat udara yang
mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.

2. Daftar Pustaka
1. Nevi Retnoasih.2013.Buku Pendamping Siswa Biologi SMP Kelas IX.Blitar:Tim MGMP IPA SMP
Kab.Blitar
2. http://ebychcllusnyum.blogspot.com/2013/01/makalahpembuatan-tape.html diakses pada
tanggal 29 Februari 2015
3. http://yayanajuz.blogspot.com/2012/06/laporan-pembuatan -tape.html tanggal 29 Februari
2015

Anda mungkin juga menyukai