UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA V : BATUAN SEDIMEN I
LAPORAN
OLEH
YOUNDREE RUDY MANGALUK
D061171507
GOWA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
bumi, kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan
itu, batuan sediment mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar
aktivitas manusia terdapat di permukaan bumi. Fosil dapat pula dijumpai pada
batua sediment dan mempunyai arti penting dalam menentukan umur batuan dan
proses diagnesis dari material batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi.
Proses pelapukan yang terjadi dapat berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses
erosidan transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi dapat
terjadi jika energi transport sudah tidak mampu mengangkut partikel tersebut.
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk melakukan pengolahan data
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Sampel
2. Komperator
3. Lab Kasar
4. Lab Halus
5. Koin Logam
6. LKP
7. Klasifikasi wenthworth
8. Kamera
9. ATK
10. HCL
Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang
terbentuk dari aktivitas kimia dan mekanik yaitu material asal yang mengalami
endapan tersebut. Menurut Tucker (1991), 70% batuan di permukaan bumi berupa
batuan sedimen, tetapi batuan itu hanya 2% dari volume seluruh kerak bumi. Ini
1. Pettijohn, 1995
hasil perombakan batuan yang sedah ada sebelumnya atau hasil aktivitas
Sedimentary rocks are rocks which are formed by the “turning to stone” of
sediments and that sediments, in turn, are formed by the breakdown of yet-
older rocks.
3. O’Dunn & Sill, 1986
salts, and other materials from solution. (Batuan sedimen adalah batuan
gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat
material lain).
(batuan beku maupun batuan metamorf). Pelapukan dapat juga diartikan sebagai
proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau dekat
permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan/atau biologi.
Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah.
dari mineral untuk kemudian menjadi tanah kemudian diangkut dan diendapkan
sebagai batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara
menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau
asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk, tetapi juga
dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama pelapukan serta proses jenis
perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan
Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu batuan dapat
berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian bereaksi dengan
udara (O2 ataupun CO2), menyebabkan sebagian dari mineral itu menjadi larutan.
Selain itu, bagian unsur mineral yang lain dapat bergabung dengan unsur setempat
iklim, komposisi mineral dan ukuran butir dari batuan yang mengalami
pelapukan. Pelapukan akan berjalan cepat pada daerah yang lembab atau panas
dari pada di daerah kering atau sangat dingin. Pelapukan secara kimia dapat
disebabkan oleh :
a. Hidrolisis, adalah reaksi antara mineral silikat dan asam (larutan mengandung
kation logam dan silika. Mineral lempung seperti kaolin, ilit dan smektit
besar kemungkinan hasil dari proses pelapukan kimia jenis ini (Boggs, 1995).
sangat jarang terjadi pada pelapukan, karena pada proses pelapukan selalu ada
air. Contoh yang umum dari proses ini adalah penambahan air pada mineral
pada mineral silikat seperti biotit dan piroksen. Elemen lain yang mudah
teroksidasi pada proses pelapukan adalah sulfur, contohnya pada pirit (Fe2S).
d. Reduksi, terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh jasad hidup) lebih
banyak dari pada oksigen yang tersedia. Kondisi seperti ini membuat besi
menambah elektron dari Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga
lebih mobil, sedangkan Fe3+ mungkin hilang pada sistem pelapukan dalam
pelarutan.
e. Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit, dolomit dan gipsum oleh
air hujan selama pelapukan akan cenderung terbentuk komposisi yang baru.
f. Pergantian ion adalah proses dalam pelapukan dimana ion dalam larutan
Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisika dan kimia, salah satu
pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu
contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman
yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-
rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih
kecil lagi.
Gambar 3.2 Skema Proses Pelapukan Batuan
menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat.
Inilah yang disebut dengan proses transportasi. Transportasi dapat terjadi melalui
1. Akibat Air
Air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut
pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada transportasi partikel
oleh air, partikel dan air akan bergerak secara bersama-sama. Sifat fisik fluida
yang paling signifikan. Air mengalir di permukaan lahan di dalam channel dan
angin, tidal dan sirkulasi samudra. Aliran-aliran ini mungkin cukup kuat untuk
membawa material kasar di sepanjang dasarnya dan material yang lebih halus
dalam suspensi. Material dapat terbawa di dalam air sejauh ratusan atau ribuan
2. Akibat Udara
ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun. Kapasitas angin
Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat
susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari
ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran
pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi
(confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar
3. Akibat Es
Air dan udara adalah media fluida yang jelas, tapi kita juga dapat
(glaciation).
grafitasi, disini material akan bergerak lebih dulu kemudian medianya. Yang
termasuk dalam sistem sedimen gravity flow antara lain adalah debris flow, grain
flow dan arus turbid. Karena pengaruh gravitasi bumi tersebut maka pecahan
batuan yang ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding
Sedimen yang di angkut oleh media di atas dapat diangkut dengan cara sebagai
berikut:
ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau
2. Bed load, terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil,
kerakal, dan bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak
Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi
3. Saltation, yang dalam bahasa latin artinya meloncat, umumnya terjadi pada
sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap
dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang
halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga
glasier akan meleleh. Akibatnya, pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan.
Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses pengendapan,
pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan
diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan dan
seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang
sering kita lihat di batuan sedimen saat ini. Deposisi sedimen oleh gravity flow
akan menghasilkan produk yang berbeda dengan deposisi sedimen oleh fluida
flow karena pada gravity flow transportasi dan deposisi terjadi sangat cepat sekali
akibat gravitasi.
temperatur dan tekanan yang lebih tinggi daripada kondisi selama proses
yaitu proses fisik, kimia, dan biologi. Proses diagenesis sangat berperan dalam
menentukan bentuk dan karakter akhir batuan sedimen yang dihasilkannya. Proses
terjadi adalah perubahan fisik, mineralogi dan kimia. Proses diagenesis dapat
terjadi pada suhu 300oC dan tekanan atmosferik 1–2 kilobar, berlangsung mulai
1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.
terhadap sedimen yang lain. Pada waktu material sedimen diendapkan terus
menerus pada suatu cekungan, berat endapan yang berada di atas akan
membebani endapan yang berada di bawahnya. Akibatnya butiran sedimen akan
semakin rapat, dan rongga antara butiran akan semakin kecil. Akibat pertambahan
tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga
keluar dari lapisan batuan yang ada. Sebagai contoh lempung yang tertimbun
dibawah material sedimen lain beberapa ribu meter tablanya, volume dari
lempung tersebut akan mengalami penyusutan sebanyak 40%. Karena pasir dan
sedimen lain yang berbutir kasar dapat mengalami pemadatan, maka proses
cairan pori oleh kristal-kristal baru. Sementasi dapat juga diartikan turunnya
material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat butir-
butir sedimen dengan yang lain. Material yang menjadi semen diangkut sebagai
larutan oleh air yang meresap melalui rongga antar butiran kemudian larutan
tersebut akan mengalami presipitasi di dalam rongga antar butir, dan akan
kalsit, silika dan oksida besi. Untuk mengetahui macam semen pada batuan
sedimen relatif cukup sederhana. Kalsit dapat diketahui dengan larutan HCl.
Silika merupakan semen yang sangat keras dan akan menghasilkan batuan
sedimen yang sangat keras. Apabila batuan sedimen berwarna orange atau merah
gelap, maka batuan sedimen tersebut tersemenkan oleh oksida besi. Kadang-
kadang semen pada batuan sedimen dapat memberi nilai ekonomis batuan
tersebut. Sebagai contoh batupasir yang tersemenkan oleh oksida besi dapat
menjadikan batupasir menjadi bijih besi (iron ore). Sementasi makin efektif bila
proses sedimentasi.
2. Sifat klastik yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas, terutama pada
golongan detritus.
oleh para ahli, baik berdasarkan genetis maupun deskriptif. Secara genetik
disimpulkan dua golongan batuan sedimen (Pettjohn, 1975 dan W.T. Huang,
1962), yaitu:
1. 1. Sedimen Klastik
Kata klastik berasal dari bahasa Yunani yaitu clatos yang artinya pecahan. Batuan
sedimen klastik yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali
detritus atau pecahan batuan asal. Fragmentasi batuan asal dimulai dari pelapukan
perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah dalam suatu sedimen selama
hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang
laut.
Penggolongan Lain
diantaranya:
ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat
dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu
c. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan
batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses
pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses
kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan
d. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi
untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert),
radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan
terbatas sekali.
Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan
kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau
atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur-
unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka
akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk
Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh
suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya
memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk
klastika)
penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunung api (kaca, kristal
dan/atau litik)
(kalsit).
.
2.5 Warna
Pada umumnya, batuan sedimen berwarna terang atau cerah, putih, kuning
atau abu-abu terang. Namun demikian, ada pula yang berwarna gelap, abu-abu
gelap sampai hitam, serta merah dan coklat. Secara umum warna pada batuan
berwarna putih.
sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya cenderung akan lebih
gelap.
reduksi maka warna batuan menjadi lebih gelap dibandingkan pada lingkungan
Seperti telah diuraikan di atas, batuan sedimen dapat bertekstur klastik atau non
klastika. Namun demikian apabila batuannya sudah sangat kompak dan telah
kristalin. Jika kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan disebut
mikrokristalin. Batuan sedimen kristalin umumnya terjadi pada batu gamping dan
1. Fragmen
Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir. Fragmen juga diartikan
sebagai klastika butiran lebih besar yang tertanam di dalam butiran yang lebih
kecil atau matriks. Matriks mungkin berbutir lempung sampai dengan pasir,
opal dan kalsedon), felspar serta mineral lempung. Sebagai mineral tambahan
adalah mineral berat (turmalin, zirkon), mineral karbonat, klorit, dan mika.
3. Semen
dan matrik. Semen umumnya berupa silika, karbonat, sulfat atau oksida besi.
Semen karbonat dicirikan oleh bereaksinya dengan cairan HCl. Semen oksida
besi, selain tidak bereaksi dengan HCl secara khas berwarna coklat, Semen silika
umumnya tidak berwarna, tidak bereaksi dengan HCl dan batuan yang terbentuk
sangat keras. Semen itu tidak selalu dapat diamati secara megaskopik.
Pemerian ukuran butir (grain size) pada batuan sedimen klastik didasarkan
Jenis Pelapukan
Jenis Transportasi
Resistensi
Gambar 3.7 Perbedaan Konglomerat dan Breksi
Ukuran butir batuan sedimen dapat juga dihubungkan dengan energi dari
media transportasinya. Kecepatan aliran air atau angin akan menyeleksi ukuran
butir partikel yang diangkut. Apabila energinya berkurang, maka material yang
diangkut semakin kecil. Seperti misalnya pada aliran sungai, di hulu sungai yang
arah hilir, material yang diendapkan berukuran pasir. Material yang berukuran
lempung dan lanau akan diendapkan dengan energi yang sangat rendah, sehingga
akumulasi material ini biasanya terdapat di danau, rawa atau di laut yang tenang.
jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987). Butiran dari mineral
yang resisten seperti kuarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar
dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan piroksin.
Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan
mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh
2. Rounded (membundar)
5. Angular (menyudut)
Gambar 3.8 Kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987) .
2.9 Pemilahan (Sorting)
sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka,
yaitu :
1. Sortasi baik : bila ukuran butir di dalam batuan sedimen tersebut seragam.
Hal ini biasanya terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup
2. Sortasi sedang : bila ukuran besar butir didalam batuan sedimen ada yang
3. Sortasi buruk : bila ukuran butir di dalam batuan sedimen sangat beragam,
dari halus hingga kasar. Hal ini biasanya terdapat pada batuan sedimen
1. Kemas terbuka
ukuran butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka disebut bimodal
clast supported. Tetapi bila ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka
2. Kemas tertutup
2.11 Struktur
Berbeda dengan tekstur yang sebaiknya diamati pada sampel genggam atau
sayatan tipis, struktur sedimen merupakan gejala yang sebaiknya diamati atau
dipelajari pada singkapan. Tekstur berkaitan dengan hubungan antar butir dan
dengan satuan-satuan yang lebih besar dan lebih jelas terlihat di lapangan.
batubara. Batuan tersebut merupakan batuan sedimen yang terdiri dari batuan
3.1.1 Sampel 1
Foto 1 Batupasir
sedimen klastik dengan warna segar abu-abu dan warna lapuk kecoklatan. Tekstur
yaitu klastik dengan permeabilitas baik, porositas buruk, kemas terbuka dan
sortasi buruk. Ukuran butir pada sampel ini yaitu pasir sedang dengan ukuran 1/4
sampai 1/2. Struktur yang dijumpai yaitu berlapis. Struktur sedimen yaitu struktur
pergerakan air seperti ombak pada suatu pantai atau saluran disuatu sungai.
Butirannya secara khas disemen bersama-sama oleh tanah kerikil dan kalsit untuk
bangunan gedung , sebagai pondasi suatu bangunan atau jalan dan sebagai
material pembuatan gelas atau kaca dan juga sebagai penentu lingkungan
3.1.2 Sampel 2
Foto 2 Batulempung
sedimen klastik dengan warna segar abu-abu dan warna lapuk kuning kecoklatan.
Tekstur yaitu klastik dengan permeabilitas buruk, porositas baik, kemas tertutup
dan sortasi baik. Ukuran butir pada sampel ini yaitu lempung dengan ukuran <
256. Struktur yang dijumpai yaitu tidak berlapis. Struktur sedimen yaitu mud
pergerakan air seperti ombak pada suatu pantai atau saluran disuatu sungai.
Butirannya yang sangat kecil yang berkumpul dan membentuk rekahan rekahan
akibat ada nya musim kering yang membuat permukaan retak dan terisi oleh
3.1.3 Sampel 3
Foto 3 Batubara
sedimen klastik . Pada batuan ini terlihat warna lapuk kecoklatan dan warna segar
hitam. Struktur yang di jumpai tidak berlapis. Komposisi kimia batuan ini yaitu
unsur C atau karbon. Berdasarkan deskripsi di atas maka disimpulkan bahwa jenis
lapisan kerakbumi.
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
bahwa:
1. Struktur pada sampel tersebut terdiri dari struktur aliran, mud cracks
batulempung.
4.2 Saran :