Anda di halaman 1dari 9

Unsur Hidrogen

Hidrogen ialah unsur yang terdapat di alam dalam kelimpahan terbesar, tetapi hanya sedikit
sekali tertinggal di bumi. Dari analisis spektrum sinar yang dipancarkan oleh bintang,
ternyata bintang-bintang tersebut terdiri dari hidrogen. Hidrogen sangat reaktif sehingga di
bumi hidrogen terdapat sebagai senyawa hidrida. Hidrida yang berada di alam misalnya: air
11,2% berat, hidrokarbon misalnya gas alam 25%, minyak bumi kira” 14% dan karbohidrat
misalnya pati 6%.
Tiga isotopnya yang terkenal: 1 H , 2H ( deuterium, D) dan 3H (tritium, T ) .Walau efek
isotop paling besar bagi hidrogen, tapi untuk membenarkan penggunaan nama yang berlainan
bagi dua isotop yang lebih berat (D,T), maka sifat-sifat kimia ketiga isotop pada dasarnya
sama, kecuali dalam hal-hal seperti laju dan tetapan kesetimbangan reaksi, dimana bentuk
molekul yang mungkin (diatomik): H2, D2, T2, HD, HT dan DT. Diantara unsur-unsur lain,
hidrogen merupakan teringan dan paling sederhana. Hidrogen di alam mengandung 0,0156%
deuterium, sedangkan tritium( terbentuk secara terus-menerus di lapisan atas atmosfer pada
reaksi inti yang direduksi oleh sinar kosmik) terdapat di alam hanya dalam jumlah yang
sangat kecil (± 1/1017), dan bersifat radioaktif (   ,12,4tahun) .
Deuterium sebagai D2O dipisahkan dari air dengan distilasi bertingkat atau elektrolisis, dan
disediakan dalam jumlah ton untuk pemakaiannya sebagai moderator dalam reaktor nuklir.
Hidrogen molekular berupa gas tidak berwarna, tidak berbauh (tb 20,28K) sebenarnya tidak
larut dalam air. Paling mudah dibuat melalui reaksi asam encer dengan logam seperti Zn atau
Fe, dan melalui elektrolisis air.
Secara indistri hidrogen diperoleh dengan reaksi bolak-balik antara uap air dengan metana
atau minyak bumi ringan melalui katalis nikel yang diaktifkan pada suhu ±750 o. Prosesnya
rumit tapi reaksi utamanya ialah: CH4 + H2O  CO + 3H2 ∆H= 205kJ/mol, yang diikuti
reaksi pergeseran melaui katalis besi dan tembaga: CO + H2O  CO2 + H2 ∆H= 205kJ/mol
Gas CO2 dihilangkan melalui reaksi dengan larutan K2CO3, yang dapat diperoleh kembali dari
larutan tersebut. Bagi sintesis amoniak, sedikit CO, CO 2 yang berlaku sebagai racun, secara
katalitik diubah menjadi metana yang tidak berbahaya.
CO + 3H2  CH4 + H2O dan CO2 + H2O  CH4 + 2H2O
Hidrogen tidaklah luar biasa reaktif. Ia terbakar di udara membentuk air, serta akan bereaksi
dengan oksigen dan halogen dengan disertai ledakan pada kondisi tertentu. Pada suhu tinggi
gas tersebut akan mereduksi banyak oksida, baik menjadi oksida yang lebih rendah ataupun
menjadi logamnya. Adanya katalis yang sesuai di atas suhu kamar, ia bereaksi dengan N 2
membentuk NH3. Dengan logam elektropositif dan kebanyakan nonlogam membentuk
hidrida.
Dengan adanya katalis yang sesuai, biasanya logam” golongan VIII atau senyawanya, banyak
ragam zat anorganik dan organik dapat direduksi. Disosiasi hidrogen sangat endoterm, dan ini
sebagaian menerangkan kereaktifannya yang rendah pada suhu rendah: H 2 = 2H ∆Ho=434,1
kJ/mol
Tabel sifat hidrogen
Sifat 1, 008 4 6, 9
Litium( 3 Li )
1H
Hidrogen ( ) Helium ( 2 He )
Konfigurasi e- dasar 1s1 1s2 1s22s1
Golongan / periode IA / 1 VIIIA / 1 IA /2
Jari-jari atom (Å) 0,37 0,32 1,52
Jari-jari ion (Å) 1,46 (H-) - 0,68
Kerapatan pd 25oC (gr cm-3) 0,070 (-253oC) 0,147 0,534
Warna Tanpa warna Tanpa warna perak
Titik cair (oC) -259,14 -272,2 (26 atm) 180,54
Titik didih (oC) -252,87 -268,934 1347
Energi ionisasi (kJ/mol) 1312 2372,3 520,2
Afinitas e- (kJ/mol) 72,770 <0 59,63
Elektronegativitas 2,20 - 0,98

Entalpi pmbntukn (kJ/mol) 0,1172 0,02093 3,000


Entalpi penguapn (kJ/mol) 0,4522 0,1005 147,1
Entalpi ikat M2 (kJ/mol) 436 - 102,8
-3,045: Li+/Li
Pot.red.stndr(volt) 0: H+/H2
Sifat kimia hidrogen

1
1. Lepasnya elektron valensi membentuk ion H+ (proton) yang sangat kecil (r =1,5x10-13cm,
dari ukuran atomnya r=10-8cm). Muatan proton yang sangat kecil ini mampu
mempengarui awan elektron atom-atom lain sehingga bergabung dengan atom atau
molekul lain. Proton tidak perna ada dalam bentuk H+ kecuali dalam berkas ion gas.
Meski ion hidrogen berada dalam air, umumnya ditulis H+, tapi sesungguhnya H3O+ atau
H ( H 2 O ) n
2. Pengambilan satu elektron membentuk ion hidrida, H -. Ion ini ada hanya dalam kristal
hidrida dari logam-logam elektropositif, seperti NaH, CaH 2. disamping itu terdapat
hidrida-hidrida kompleks dari logam-logam tansisi dan non transisi, Mn(Co)5H, Li(AlH4)
Dalam pembentukan hidrida ini sifat elektropositif dari logam berkurang, sehingga
didapat banyak sekali tingkat kovalen dari ikatan logam-hidrogen itu. Maka tidak terdapat
batas-batas yang jelas antara hidrida kompleks dan hidrida kovalen.
3. Pembentukan ikatan pasangan elektron. Ikatan ini bisa homoplar seperti H2 atau
heteropolar seperti HCl.
Disamping itu, sifat dasar proton dan tidak adanya perlindungan terhadap muatan inti oleh
kulit elektron, memungkinkan bentuk lain dari keaktifan kimia, baik yang bersatu kembali
dengan hidrogen atau dalam bentuk ikatan lain, misalnya:
a. pembentukan sejumlah senyawa dengan unsur-unsur logam yang sering
nonstokiometri. Umumnya disebut hidrida, tetapi tidak dapat dianggap hidrida salin
sederhana, karena senyawa itu hampir tidak mengandung ion hidrida.
b. Pembentukan ikatan jembatan hidrogen dalam senyawa-senyawa tuna elektron
(kekurangan elektron), misalnya diboron (B2H6) dan kompelks logam transisi

c. Pembentukan ikatan hidrogen yaitu: ikatan antar-molekul yang disebabkan oleh gaya
tarik-menarik antara atom yang sangat elektropositif (F,O, atau N) dengan atom
hidrogen dalam molekul lain. Ikatan hidrogen umumnya mendominasi kimiawi air,
larutan aqua, pelarut hidrolitik, dan spesies yang mengandung –OH, bertanggung
jawab antar lain bagi rangkaian rantai polipeptida pada protein dan pasangan asam-
basa nukleat.
1. Hidrogen bukan termasuk logam:
Karena semua logam secara fisika adalah padat atau cair dan nampak berkilat. Dan secara
kimia tidak ada logam yang dapat menjadi ion negative seperti hydrogen.
2. Hidrogen tidak termasuk bukan (non) logam:
Karena meskipun secara fisika banyak persamaan, tetapi secara kimia tak ada bukan (non)
logam yang dapat menjadi ion positif.
3. Hidrogen tidak termasuk metalloid:
Karena secara kimia sifat hydrogen tidak terletak diantara sifat-sifat logam dan nonlogam.
4. Hidrogen tidak termasuk gas mulia:
Karena kulit valensi hydrogen tidak tersusun dari orbital yang penuh (dua atau delapan
elektron), sehingga molekul-molekul gasnya terdiri dari dua atom, sedangkan gas mulia
satu atom. Sifat kimianya hydrogen dapat bersenyawa dengan hamper semua unsure,
sedangkan gas mulia termasuk unsure yang lamban.
5. @ Sifat hydrogen yang mirip logam:
Karena sama seperti logam yaitu hydrogen dapat membentuk ion positif (H +), meskipun
potensial ionisasinya cukup besar.
@Sifat hydrogen yang mirip bukan (non) logam:
Karena sama seperti bukan (non) logam yaitu hydrogen dapat membentuk ion negative
(H+), meskipun hanya terjadi dengan logam-logam yang sangat elektropositif (alkali
tanah).

6. Terangkan tentang perbedaan sifat-sifat hidrogen orto dan para, dan bagaimana pengaruh
suhu terhadap kesetimbangannya?
Hidrogen orto: spin inti sejajar ( ) dan Hidrogen para: spin inti berlawanan ( )
Keduanya seperti dibedakan dengan kromatografi gas. Perubahan kedua bentuk terjadi
perlahan-lahan dan menghendaki pemecahan ikatan H-H yang dapat berlangsung dengan
adanya katalisator oksida magnetik.

2
Pada suhu ruangan dan sedikit di atasnya kesetimbangan orto: para = 3:1
Untuk hidrogen orto dengan 2 spin inti paralel yang masing-masing ½ unit, maka netto
spin = 1 dengan multiplisitas = +1, 0, -1. sehingga terdapat tiga tingkat spin inti dan hanya
satu untuk para. Jadi kemungkinan adanya orto adalah tiga kali.
Pada suhu rendah dalam kesetimbangan bentuk para yang berlebih; pada suhu nol mutlak
hanya dihasilkan putaran yang sangat rendah. Jadi yang ada hanya hidrogen para saja.
Bila suhu dinaikan kesetimbangan akan bergeser ke arah orto.
7. Tentukan yang mana dari ikatan hidrogen (.......) yang lebih kuat antara: S–H...O atau O–
H...S?.
Beri alasan dan data untuk memperkuat keterangan anda!
Dari data percobaan dapat dipercaya bahwa ikatan hidrogen disebabkan terjadinya daya
  
elektrostatik, misalnya: X  H ...... Y
Hal ini disebabkan karena kecilnya atom hidrogen (proton) dan besarnya daya ikat
(affinity) sehingga kecuali mengikat atom elektronegatif pertama masih mampu mengikat
atom elektronegatf lainnya (atom Y). Jadi pertama-tama tergantung kepada
elektronegatifitas atom X, lebih besar akan lebih polar molekulnya atau ujung –H akan

lebih positif, sehingga masih mampu mengikat atom Y ( Y ) yang polar lainnya. Maka
ikatan hidrogen pada O-H....S dan S-H....O, karena O (3,5) lebih elekronegatif dari S
(2,5) dan kepolaran O-H > S-H.
Ujung –H pada O-H lebih positif dan lebih mampu mengikat atom berikutnya. Jadi ikatan
hidrogen pada O-H.....S lebih kuat dari S-H ....O
8. Terangkan mengapa: a. Asam klorat (HClO3) lebih kuat dari asam klorit (HClO2) dan b.
Asam HCl lebih kuat daripada HI, dan apa pengaruh elektronegativitas Cl dalam asam
binerini?
a. Asam klorat dan asam klorit termasuk asam-asam okso yang kuat keasamannya
ditentukan oleh muatan formal atau pusat; dengan harga muatan lebih besar (lebih
positif) akan lebih kuat menolak H (sebagai H+) maka asamnya lebih mudah
berionisasi. Pada asam klorat, muatan positif formal Cl = +2 (pk 1 ~ -1). Pada asam
klorit, muatan positif formal Cl = +1 (pk1 ~ 2 ). Maka dilihat dari perbedaan besarnya
muatan positif formal kuat asamnya HClO3 >HClO2
b. Asam HCl lebih lemah dari asam HI, berarti HI lebih mudah melepas proton (H +)
daripada HCl. Mudahnya melepaskan H+ (atau ionisasi) disebabkan 2 hal:
1. Besarnya selisi elektronegativitas; lebih besar selisinya menyebabkan molekulnya
lebih dipol kuat dan akan lebih mudah terionisasi. HCl (XHCl = 3,0-2,1 = 0,9) HI (X HI =
2,5-2,1= 0,4)
2. Karena kuat ikatan; dari data yang ada ternyata energi ikatan HI (71,4 kcal/mol).
Terhadap keasaman asam biner faktor ke (2) sangat menentukan sehingga
keasaman HI (pk = -10) HCl (pk = -7)
9. Mengapa sifat Litium banyak menyimpang dari golongannya, walau ternyata potensial
oksidasinya tertinggi (+3,04V) sedang Cs/Cs = +2,92V; bagaimana reaksinya dengan air
dan oksigen serta bagaimana sifat hidroksidnya?
Potensial inisasi (energi ionisasi) logam alkali dari atas ke bawah harganya turun yang
berarti kereakfitannya naik. Sejalan dengan itu juga harga potensial oksidasinya juga naik,
tetapi potensial oksidasi dari Li paling besar (Li/Li + = +3,04V, Cs/Cs+ = +2,92V).
Pengecualian ini desebabkan kecilnya ion Li+ sehingga dapat berkoordinasi dengan
molekul air, maka kereaktifan dalam larutannya adalah menyimpang (menjadi besar).
Maka dalam reaksi energi yang dibebaskan cukup besar untuk ion Li: Li +(g) + xH2O
Li+ aq
Dan karena itu potensial oksidasi menjadi paling besar (tinggi).
Reaksinya dengan air: bereaksi dengan tenang (lambat), terjadi hidroksida dan hidrogen,
sedangkan Na dan seterusnya bereaksi cepat (langsung terbakar).
Reaksinya dengan oksigen: terjadi oksida dengan Li2O, bila terbakar di udara, alakali
akan membentuk peroksida (Li2O2) bahkan untuk K, Rb dan Cs dapat terjadi superoksida
(MO2).
Reaksi sifat hidroksida: LiOH bila dipanaskan akan terurai menjadi Li2O (seperti
Mg(OH)2 dan sebagainya) sedangkan dari NaOH, KOH dan seterusnya tidak terurai.

3
10. Dengan memperhatikan kelarutan hidroksida alkali tanah, tunjukan bagaimana pH larutan
akan berpengaruh pada kuatnya logam Mg dan Be sebagai zat pereduksi?
Ksp: Mg(OH)2 = 8,9x10-12 Ba(OH)2 = 5x10-3
Dengan bertambahnya OH- akan menjadikan Mg manjadi zat pereduksi yang baik,
sedangkan untuk Ba pengaruh ini akan kurang nampak. Kita lihat reaksi:
a. Mg + 2H2O Mg+2 + 2OH- + H2
b. Ba + 2H2O Ba+2 + 2OH- + H2
Dalam reaksi dengan arah sebelah kanan kita tahu bahwa Mg adalah reduktor, sedangkan
pada arah sebaliknya ion Mg+2 adalah oksidator. Juga sama untuk Ba dan ion Ba +2. maka
dengan bertambahnya [OH-] atau naiknya pH akan menyebabkan Mg dan Ba sebagai
eduktort yang baik, mengingat kelarutan Mg(OH)2<Ba(OH)2 pengaruh naiknya pH ini
akan lebih berpengaruh kepada Mg daripada untuk Ba

Gas Mulia

Keberadaan dan kelimpahannya


Sesuai dengan namanya, gas mulia tidak dijumpai di alam dalam bentuk senyawa.
Gas mulia terdapat di udara dalam jumlah yang sangat sedikit.
Orang pertama yang menduga adanya gas mulia ialah Lord Rayleigh (1842-1919)
dari Inggris, pada tahun 1892 Rayleigh melakukan penelitian terhadap gas nitrogen yang
ada di udara dengan gas nitrogen yang diperoleh dengan menguraikan gas NH 3. Ternyata
kerapatan gas nitrogen yang ada di udara selalu lebih besar daripada kerapatan gas
nitrogen yang diperoleh pada peruraian gas NH 3. Ini berarti di udara selain ada gas
nitrogen, oksigen, CO2, uap air, masih terdapat gas lain yang kerapatannya lebih besar dari
gas nitrogen.
Penelitian terhadap gas ini dilakukan oleh William Ramsay (1852 – 1916) dengan
metode spektroskopi dan pada tahun yang sama ditemukan gas Argon (Argos = malas).
Kemudian Ramsay berturut-turut menemukan gas Helium (1895), gas neon, kripton dan
gas xenon pada tahun 1898. Dari hasil penelitian selanjutnya, ternyata gas Argon
merupakan gas mulia yang terbanyak di udara dibanding dengan gas mulia lainnya. Dan
gas Argon merupakan unsur ketiga terbanyak di atmosfer, setelah nitrogen dan gas
oksigen.
Di bawah ini tabel kadar gas mulia di udara.
Gas mulia % Volum ppm
Helium 5,24.10 -4
5,24
Neon 1,82.10-3 1,82
Argon 9,34.10 -1
9340
Kripton 1,14.10-4 1,14
Xenon 8,0.10 -6
0,08
Radon sangat sedikit sangat sedikit

Unsur-unsur gas mulia dalam susunan berkala terletak pada lajur paling kanan, yaitu pada
golongan VIIIA atau sering disebut golongan Nol. Unsur- unsur gas mulia terdiri atas
Helium (He), Neon (Ne), Argon 9Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe) dan Radon (Rn).
A. Kereaktifan Gas Mulia
Unsur – unsur golongan VIII A ini disebut unsur gas mulia karena unsur-unsur ini
pada keadaan normal berwujud gas dan sifatnya sangat stabil (mulia). Unsur-unsur
gas mulia tidak dijumpai di alam dalam bentuk senyawa. Unsur-unaur gas mulia
memiliki konfigurasi elektron stabil, yaitu elektron valensinya telah penuh
(memiliki oktet : 8, kecuali Helim duplet = 2). Susunan elektron stabil yang dimiliki
unsur-unsur gas mulia mengakibatkan tingginya energi ionisasi. Dua hal inilah yang
menyebabkan kereaktifan unsur gas mulia sangat rendah sehingga unsur gas mulia
sukar bergabung dengan unsur-unsur lain.
Tabel berikut ini memperlihatkan perbandingan besar harga energi inonisasi unsur
gas mulia dengan unsur logam alkali.

Periode Unsur Gas Mulia Unsur logam alkali

4
Nama Unsur Energi Ionisasi Nama Unsur Energi Ionisasi

2 Helium 2640 KJ/mol Litium 519 KJ/mol


3 Neon 2080 KJ/mol Natrium 498 KJ/mol
4 Argon 1520 KJ/mol Kalium 418 KJ/mol
5 Kripton 1350 KJ/mol Rabidium 401 KJ/mol
6 Xenon 1170 KJ/mol Caesium 376 KJ/mol
7 Radon 1040 KJ/mol Fransium 400 KJ/mol

Sifat – Sifat Gas Mulia


Jari-jari atom, sudut ikatan, dan elektron valensi atom atau ion yang menyusun senyawa
menentukan ikatan, struktur, reaksi dan sifat fisik senyawa.
B.
Gas mulia merupakan gas yang monoatomil, tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau, sedikit larut dalam air, kecuali helium dan neon.
Data umum lainnya dapat dilihat pada tabel berikut :

He Ne Ar Kr Xe Rn
Nomor Atom 2 10 18 36 54 86
Massa Atom 4 20 40 84 131 222
Konfigurasi elektron 1s2 (He)3s2p 5 (Ne)3s23p 6 (Ar)3d104s24p 6 (Kr)4d105s25p6 (Xe)4f145d106p 6
Jari- jari atom (A) 0,93 12 1,54 1,69 1,90 2,20
Energi ionisasi (kJ/mol) 2640 2080 1520 1350 1170 1040
Kerapatan (kg/m3) 0,18 0,9 1,8 3,75 5,8 10,00
Titik didih (0C) -268,6 -245,92 -185,7 -152,3 -107,1 -61,8
Titik beku (0C) - -248,67 -189,2 -156,6 -111,9 -71

Sifat He Ne Ar Kr Xe Rn
No.atom/no.massa 2/ 4,0026 10/20,1797 18/ 39,948 36/ 83,80 54/ 131,29 86/ 222
Knfigurasi elektrn 1s2 (He)3s2p 5 (Ne) (Ar) Kr) (Xe)
3s23p 6 3d 4s24p 6
10
4f 5d106p6
14
4d105s25p6
Golongn/ periode VIIIA / 1 VIIIA / 2 VIIIA / 3 VIIIA / 4 VIIIA / 5 VIIIA / 6
Jari-jari atom (Å) 0,32 0,69 0,97 1,10 1,30 1,45
Krapatn, 25oC 0,147 1,207 1,40 2,155 3,52 4,4
(gr cm-3) (-270,8o) (-246,1o) (-186o) (-152,9o) (-109o) (-52o)
Warna Tnpa wrna Tnpa wrna Tnpa wrna Tnpa wrna Tnpa wrna Tnpa wrna
Titik cair (oC) -272,2(26atm) -248,67 -189,2 -156,6 -111,9 -71
Titik didih (oC) -268,93 -246,05 -185,7 -152,3 -107,1 -61,8
EI (kJ/mol) 2372,3 2080,6 1520,5 1350,7 1170,4 1037
E.afinitas (kJ/mol) <0 <0 <0 <0 <0 <0
Entalpi pmbntukn 0,02093 0,3345 1,176 1,637 2,299 2,9
Entalpi penguapn 0,1005 1,741 6,288 9,187 12,643 18,4

Dari tabel diatas dapat dilihat ke kanan massa atomnya makin besar, sesuai dengan
bertambah nomor atomnya. Konfigurasi elektron unsur-unsur ini memiliki
kesamaan dimana elektron terakhir menempati subkulit p dengan elektron valensi
berjumlah 8 (kecuali He = 2) namun jumlah lintasan yang dimiliki oleu tiap unsur
gas mulia berbeda. Perbedaan inilah yang menyebabkan adanya perbedaan sifat dari
masing – masing unsur gas mulia, misalnya jari – jari atom unsur – unsur gas mulia
makin bertambah besar sesuai dengan pertambahan nomor atomnya, karena jumlah
lintasan elektronnya bertambah pula. Begitu pula energi ionisasinya yang berkurang

5
dengan bertambah besar jari – jari atomnya. Titik didih dan titik bekunya semakin
bertambah dengan bertambah massa atomnya. Helium tidak dapat dibekukan pada
tekanan normal, hal ini disebabkan begitu lemahnya gaya tarik menarik atom-atom
helium sesamanya.
C. Pembuatan Gas Mulia
Gas mulia diperoleh dengan cara sulingan bertingkat di udara cair, dengan cara
sebagai berikut :
1. Udara dicairkan dengan jalan didinginkan dengan tekanan yang besar, yaitu
sampai suhu dibawah titik didihnya.
2. Kemudian suhu dinaikkan perlahan-lahan, maka gas akan menyuling kembali
pada titik didihnya.

Dengan cara ini gas-gas yang ada di udara dapat dipisahkan satu per satu kecuali
radon diperoleh dari peluruhan radioaktif isotop radium -226.
4
Reaksinya : 22688 RA  86 RN  2
222

Gas Argon dapat pula diperoleh dengan memanaskan campuran udara dalam
kalsium karbida. Pada pemanasan ini gas nitrogen dan oksigen di udara berikatan
dengan CaC2, sehingga gas argonnya tertinggal
Reaksinya :
O2+ Ar + N2 + 3CaC2 2CaO + 5C + Ar
D. Senyawa-senyawa Gas Mulia
Jika disini dibicarakan senyawa- senyawa gas mulia, yang dimaksud hanyalah
senyawa yang disintesis orang. Senyawa gas mulia yang terbentuk secara alamiah
belum pernah dijumpai orang.
Neil Bartlet seorang dosen dari Universitas British Columbia merupakan orang
pertama yang berhasil mensintesis senyawa xenon hexaflouro platinat pada tahun
1962.
Reaksinya :
PtF6 + Xe  Xe PtF6
Dengan adanya sintesis ini, maka hilanglah anggapan yang menyatakan bahwa gas
mulia dengan konfigurasi electron stabil tidka dapat bersenyawa dengan unsur-unsur
lain. Gas mulia yang dapat bersenyawa dengan unsur lain terbatas pada unsur – unsur
kripton, xenon dan radon yang memiliki harga energi ionisasi yang rendah. Dan hanya
dapat bersenyawa dengan unsur-unsur yang sangat elektornegatif, seperti flourin dan
oksigen.
Jika campuran gas xenon dan gas flourin berlebih dipanaskan sampai suhu 400OC
pada tekanan 6 atm selama satu jam, maka akan terjadi reaksi sebagai berikut :
Xe +F2  Xe F2 (xenon diflourida)
Xe + 2F2  Xe F4 (xenon tetraflourida)
Xe +3F2  Xe F6 (xenon hexaflourida)
Sifat – sifat senyawa xenon flourida
1. Sifa fisik
Xe F2, Xe F4, Xe F6 berupa zat padat tak berwarnia (titik leburnya berturut-turut :
140OC, 1145OC dan 50OC).
2. Sifat kimia
a. Xe F2, Xe F4, dan Xe F6 sangat reaktif
b. Berekasi sebagai oksidator kuat
c. Bereaksi dengan air menghasilkan HF
2XeF2 + 2H2O  2Xe + O2 + 4HF
6XeF4 + 12H2O  2Xe + O2 + 4HF
2XeF2 + 2H2O  2Xe O3 + 4Xe + 3O2 + 24HF
XeF6 + H2O  XeOF4 + 2HF
d. Dapat mensubtitusi atom h pada benzana.
C6H6 + XeF2  C6H5F + Xe + HF

Senyawa – senyawa xenon flourida merupakan senyawa kovalen.

E. Kegunaan Gas Mulia

6
1. Helium
Helium sangat ringan dan tidak dapat terbakar sehingga digunakan sebagai
pengganti gas hidrogen (yang juga ringan tapi mudah terbakar) untuk mengisi
pesawat-pesawat balon.
Campuran helium dan oksigen digunakan untuk pernapasan para penyelam. Pada
tekanan tinggi di dasar laut, udara biasa kurang baik digunakan, sebab N2 dalam udara
dapat larut dalam darah. Ketika tekanan kembali normal, pada saat penyelam muncul
ke permukaan, N2 keluar dari darah berbentuk gelembung-gelembung (persis seperti
gelembung gas CO2 yang timbul ketika kita membuka botol minuman bersoda.
Gelembung-gelembung N2 ini taklala melewati pembuluh darah akan menyebabkan
rasa nyeri yang luar biasa. Inilah gejala yang disebut Bends. Adapun helium tidaklah
larut dalam darah, sehingga tidak menimbulkan gejala “bends”. Disamping dipakai
para penyelam, campuran helium dan oksigen juga dipakai oleh para pekerja dalam
terowongan dan tambang bawah tanah yang bertekanan tinggi. Di rumah sakit
campuran helium dan oksigen dipakai sebagai pernapasan para penderita asma.
Gas helium dapat dipakai untuk menciptakan lingkungan yang inert dalam suatu
ruangan (mendesak O2 di atmosfer) dan mencegah oksidasi, misalnya pada
penyepuhan atau pemurnian logam-logam.
Helium cair dipakai sebagai cairan pendingin (refrigerant) untuk menghasilkan
suhu yang sangat rendah. Pada suhu helium cair, logam-logam kehilangan resistensi
listrik dan menjadi superkonduktor. Di masa mendatang rendaman logam dalam
helium cair mungkin dapat menggantikan tabung vakum dan transistor, serta dipakai
pada jaringan transmisi listirk bawah tanah. Cuma hal ini terbentur pada masalah
biaya., sebab helium masih merupakan barang langka. Pada penelitian fusi inti atom
serta akselerator partikel, rendaman gulungan kawat listrik dalam helium cair akan
menimbulkan elektomagnet yang sangat kuat.
2. Neon
Jika loncatan listrik pada tekanan dan voltase yang sesuai dialirkan melalui gas
mulia, maka gas mulia itu akan menyala terang. Itulah yang kita kenal sehari-hari
dengan istilah “lampu neon” dan “lampu reklame”. Gas neon dalam lampu akan
memancarkan warna merah.
Neon cair dipakai cairan pendingin pada reaktor-reaktor nuklir, meskipun suhu
yang dihasilkan tidak serendah helium cair.
3. Argon
Gas Argon digunakan sebagai pengisi ruangan bola lampu listrik biasa
(booglamp), agar filamen kawat wolfram dalam lampu ini tidak mudah rusak,
sebab argon tidak berekasi dengan wolfram yang pijar.
Sama seperti helium, gas argon dipakai untuk menciptakan lingkungan yang inert,
terutama pada pembuatan kristal silikon dan garmenium yang ultramurni dalam
peralatan semikonduktor. Pada lampu-lampu “neon”, gas argon berwarna merah
muda pada tekanan rendah dan berwarna biru pada tekanan tinggi.
4. Kripton
Spektrum atom kripton dipakai untuk menetapkan ukuran panjang ”satu meter”,
yang didefinisikan sebagai 1.620.763,73 kali panjang gelombang garis ungu
merah pada spektrum atom kripton. Pada lampu – lampu “neon” gas kripton
berwarna puth.
5. Xenon
Gas xenon mempunyai sifat anestika (pemati ras) sehingga dapat dipakai untuk
membius pasien di rumah sakit. Selain itu gas xenon merupakan bahan baku untuk
membuat senyawa – senyawa xenon.
6. Radon
Radon merupakan gas mulia yang dapat memancarkan sinar radioaktif. Sinar yang
dipancarkan radon sering dipakai dalam terapi dalam penyakit kanker.

Sifat Helium( Neon ( Argon ( Kripton ( Xenon ( Radon (


4 20 , 2 39 , 95 83,8 131, 3 222
2 He ) 10 Ne ) 18 Ar 36 Kr ) 54 Xe ) 86 Rn
) )

7
Konfigurasi e- dasar 1s2 1s22s22p6 (Ne)3s23p (Ar)3d104s24p (Kr)4d105s25p
6 6 6

Golongan / periode VIIIA / 1


Jari-jari atom (Å) 0,32
Jari-jari ion (Å) -
Kerapatan pd 25oC (gr 0,147
-3
cm )
Warna Tanpa warna
Titik cair (oC) -272,2 (26
atm)
Titik didih (oC) -268,934
Energi ionisasi (kJ/mol) 2372,3
Afinitas e- (kJ/mol) <0
Elektronegativitas -
Entalpi pmbntukn
(kJ/mol) 0,02093
Entalpi penguapn
(kJ/mol) 0,1005
Entalpi ikat M2 (kJ/mol) -
Pot.red.stndr(volt)

Bilangan oksida gas mulia

Biloks +2
Kripton dan xenon dapat membentuk KrF2 dan XeF2 jika keduanya diradiasi dengan uap raksa
dalam fluor. Xenon (II) dapat bereaksi lanjut membentuk XeF4 jika suhu dinaikan. XeF2 dapat
terbentuk jika xenon padat direaksikan dengan difluoroksida pada suhu -120oC.
Xe(s) + F2O2 (g) xeF2 (s) + O2 (g)

XeF2 dan KrF2 berbentuk molekul linier dengan hibridisasi sp3d.

Xenon difluorida (XeF2)


Konfigurasi elektron 54Xe: (Kr) 5s2 4d10 5p6
4d 5s 5p

Konfigurasi elektron 9F: (He) 2s2 2p5

2s 2p

Senyawa Titik leleh (oC) Bentuk fisik


Fluorida:
XeF2 140 Kristal tdk berwarna
XeF4 114 Kristal tdk berwarna
XeF6 47,7 Kristal tdk berwarna
Oksida:
XeO3 Meledak Kristal tdk berwarna
XeO4 Meledak Gas tdk berwarna
Garam:
XePtF6 - Kristal merah jingga
o
CsXeF7 Terurai > 50 C Padatan tdk berwarna

8
Cs2XeF8 Terurai > 40oC Padatan kuning

XeF2 merupakan pereaksi yang baik untuk reaksi fluorinasi benzena yaitu untuk mensubtitusi
atom H pada benzena dengan atom F. C6H6 + XeF2 C6H5F + Xe + HF

Senyawa-senyawa fluorida xenon sangat mudah bereaksi dengan air.


2XeF2 + 2H2O  2Xe + O2 + 4HF
6XeF4 + 12H2O  2XeO3 + 4Xe + 3O2 + 24HF
XeF6 + H2O  XeOF4 + 2HF
XeF6 + 2H2O  XeO2F2 + 4HF
XeF6 + 3H2O  XeO3 + 6HF

XeF6 juga dapat bereaksi dengan garam CsF untuk membentuk CsXeF7 (sesium
heptafluoroxenat) dan Cs2XeF8 (sesium oktafluoroxenat)

CsF + XeF6 CsXeF7


2CsXeF7 XeF6 + Cs2XeF8

Anda mungkin juga menyukai