Menurut Rampengan (2007), kumanSalmonella Abdominalis ini dapat hidup baik sekali pada suhu
tubuh manusia maupun suhu yang sedikit lebih rendah, serta mati pada suhu 70° C atapun oleh
antiseptik. sampai saat ini, diketahui bahwa kuman ini hanya menyerang manusia. Salmonella typhosa
mempunyai 3 macam antigen, yaitu:
3. Antigen V1 = Kapsul = merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi antigen O
terhadap fagositosis.
Ketiga jenis antigen tersebut di dalam tubuh manusia akan menimbulkan pembentukan tiga
macam antibodi yang lazim disebut aglutinin. Salmonella typhosa juga dapat memperoleh plasmid
faktor-R yang berkaitan dengan resisten terhadap multipel antibioti. Ada 3 spesies utama, yaitu:
1. Food (makanan).
3. Fomitus (muntah).
4. Fly (Lalat).
5. Melalui feses.
Menurut Padila (2013), komplikasi yang terjadi pada typhus abdominalis adalah sebagai
berikut.
1. Komplikasi Intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Illius paralitik
Menurut Widoyono (2011), strategi pencegahan demam tifoid mencakup hal-hal berikut.
5. Pembrantasan lalat
8. Imunisasi
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositis atau kadar leukosit normal. Leukositosis dapat
terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan
SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus.
3. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila biakan darah negatif tidak
menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah
tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
4. Kultur
c. Kultur feses: Bisa positif fari minggu kedua hingga minggu ketiga
5. Uji widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antbodi terhadap bakteri Salmonella typhi. Uji widal
dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutini dalam serum penderita demam typhoid. Akibat
adanya infeksi oleh Salmonella typhi maka penderita membuat antibodi (aglutinin) yaitu:
a. Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman)
b. Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman)
c. Aglutinin Vi, yang dibuat karena ragsangan antigen Vi (berasal dari saimpai kuman).
Rampengan, T.H. 2007. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta : EGC.
Susilaningrum R., Nursalam dan Utami S. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak: untuk Perawat dan
Bidan, Jakarta: Salemba Medika.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta:
Penerbit Erlangga.