Anda di halaman 1dari 14

Pengertian IPLC

Izin pembuangan limbah cair adalah pembuangan limbah ke sumber air yang disediakan
Pemerintah Daerah atau sumber air yang berada di bawah pengawasan Pemerintah Daerah. Izin
usaha pembuangan limbah cair ini sangat penting di perhatikan, karena kegiatan ini menyangkut
kesehatan likungan hidup dan juga masyarakat setempat. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi
dampak negatif dari kegiatan pembuangan limbah cair.

Dasar Hukum Pembuangan Limbah Cair

 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kuatitas Air dan
Pengendalian Pencemaran.
 Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.111 Tahun 2003 tentang
Pedoman Mengenai Syarat Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Buih
Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu
Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batu bara.

Syarat Administrasi Pengurusan Pembuangan Limbah Cair

 Peta lokasi pembuangan limbah cair dan pengambilan sampel.


 Gambar desain teknis instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
 Desain perhitungan IPAL.
 Standar operasional prosedur (S0P) IPAL.
 Diagram alir IPAL.
 Diagram alir proses produksi.
 Fotokopi akta pendirian perusahaan.
 Fotokopi izin mendirikan bangunan (IMB).
 Fotokopi izin penggunaan bangunan (IPB).
 Fotokopi undang-undang gangguan (H0).
 Fotokopi rekomendasi Amdal.
 Fotokopi surat keterangan pajak pemakaian air tanah.
 Hasil analisis dari laboatorium yang ditunjuk pemerintah.
 Surat pernyataan kesanggupan untuk menaati persyaratan yang berlaku.

Read More : Jasa Pengurusan Izin Pengangkutan Darat Limbah B3, Akta sk 3,3juta

Prosedur Pengurusan Izin Pembuangan Limbah Cair

 Mengisi formulir isian yang telah disediakan yang dilampiri dengan persyaratan
administrasi.
 Mengajukan permohonan IPLC.
 Petugas melakukan pengecekan data.
 Petugas melakukan peninjauan lokasi untuk melakukan verifikasi data.
 Pengambilan sampel air limbah.

Penerbitan IPLC berupa:

 Sertifikat.
 Surat keputusan bupati/wali kota.
Regulasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau Waste Water
Treatment Plant

 March 21, 2012


 Author admin

3579
Share this post

 Twitter
 Facebook
 Google+

UU No 32 thn 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 100

(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu
gangguan dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

UU NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR

Pasal 24

Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya
sumber air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan
pencemaran air.

Pasal 52

Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan
terjadinya daya rusak air.

UU No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian

Pasal 21

(1) Perusahaan industri wajib melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian sumber daya
alam serta pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup akibat
kegiatan industri yang dilakukannya.
(2) Pemerintah mengadakan pengaturan dan pembinaan berupa bimbingan dan penyuluhan
mengenai pelaksanaan pencegahan kerusakan dan penanggulangan pencemaran terhadap
lingkungan hidup akibat kegiatan industri.

3) Kewajiban melaksanakan upaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikecualikan bagi
jenis industri tertentu dalam kelompok industri kecil.

PP NO 82 TAHUN 2001TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN


PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Pasal 38

(1) Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang membuang air limbah ke air atau
sumber air wajib mentaati persyaratan yang ditetapkan dalam izin.

(2) Dalam persyaratan izin pembuangan air limbah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
dicantumkan :

a. Kewajiban untuk mengolah limbah;

b. Persyaratan mutu dan kuantitas air limbah yang boleh dibuang ke media lingkungan;

c. Persyaratan cara pembuangan air limbah;

d. Persyaratan untuk mengadakan sarana dan prosedur penanggulangan keadaan darurat;

e. Persyaratan untuk melakukan pemantauan mutu dan debit air limbah ;

f. Persyaratan lain yang ditentukan oleh hasil pemeriksaan analisis mengenai dampak lingkungan
yang erat kaitannya dengan pengendalian pencemaran air bagi usaha dan atau kegiatan yang
wajib melaksanakan analisis mengenai dampak lingkungan;

g. Larangan pembuangan secara sekaligus dalam satu saat atau pelepasan dadakan;

h. Larangan untuk melakukan pengenceran air limbah dalam upaya penaatan batas kadar yang
dipersyaratkan;

i. Kewajiban melakukan swapantau dan kewajiban untuk melaporkan hasil swapantau.

PP NO 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU


PERUSAKAN LAUT

Pasal 9
Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dilarang melakukan perbuatan
yang dapat menimbulkan pencemaran laut.

Pasal 10

(1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan pencemaran laut,
wajib melakukan pencegahan terjadinya pencemaran laut. PerGub DKI Jakarta No 122 tahun
2005 ttg Pengelolaan air limbah domestic di Provinsi DKI Jakarta

Pasal 7

Bangunan rumah tinggal dan bangunan non rumah tinggal wajib mengelola air limbah domestik
sebelum dibuang ke saluran umum/drainase kota. Perencanaan instalasi air limbah domestik
yang merupakan utilitas lingkungan atau bangunan merupakan persyaratan dalam proses
penerbitan Surat Ijin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT), Rencana Tata Letak Bangunan
(RTLB), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), dan terbangunnya instalasi air limbah domestic
merupakan persyartan dalam proses penerbitan Surat Ijin Pengunaan Bangunan (IPB) dan
Kelayakan Menggunakan Bangunan (KMB), serta perijinan operasional dari instansi yang
berwenang terkait dengan operasional dimaksud.

Pasal 8

Bangunan rumah tinggal dan non rumah tinggal yang telah dibangun dan belum memiliki
instalasi pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi syarat baku mutu air limbah, wajib
memperbaiki dan atau membangun instalasi pengolahan air limbah domestik. Prosedur dan
Panduan Teknik Penyempurnaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik sebagaimana
dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Penyusunan Prosedur dan Panduan Teknik sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan melalui koordinasi instansional dan masyarakat serta dunia usaha. Pasal 9

Instansi yang bertanggung jawab dalam bidang perumahan bersama instansi terkait lainnya yang
bertanggung jawab dalam bidang pengelolaan air. limbah wajib membangun instalasi
pengolahan air limbah domestik bersama masyarakat pada kawasan permukiman tertentu yang
kemampuan ekonomi masyarakatnya terbatas Penyusunan kriteria dan pedoman penetapan
kawasan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh instansi yang
bertanggung jawab dalam perencanaan kota bersama instansi terkait lainnya yang bertanggung
jawab dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup.

PERSYARATAN TEKNIS PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Pasal 10

Perancangan instalasi pengolahan air limbah domestik didasarkan pada besaran populasi
penghuni bangunan dan jenis peruntukan bangunan, sebagaimana tercantum pada lampiran II.
Teknis pengaturan pengolahan air limbah domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi sistem pengolahan air limbah secara biologis, baik proses biomasa tersuspensi maupun
proses biomasa melekat.

Pasal 11

Pengolahan air limbah domestik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) meliputi jenis
pengolahan individual, semi komunal dan komunal di kawasan pembangunan baru, kawasan
perbaikan lingkungan, kawasan pemugaran dan kawasan peremajaan. Pengolahan air limbah
sebagaiman dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik dan mengacu pada Pedoman Umum tentang sistem pengolahan air limbah domestik.

Air Limbah yang akan dibuang ke saluran umum kota wajib memenuhi ketentuan tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik sebagaimana tercantum pada lampiran III. Penerapan sistem
pengolahan air limbah mengacu pada Pedoman Umum Tentang Sistem Pengolahan Air Limbah
sebagaimana tercantum pada lampiran IV.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 12

Instansi yang bertanggung jawab dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup melaksanakan
koordinasi instansional pengelolaan air limbah yang menjadi kewajiban pemerintah.

Instansi yang bertanggung jawab dalam bidang industri dan perdagangan bersama asosiasi
perusahaan sejenis melakukan program pembinaan bagi sektor jasa konstruksi bidang instalasi
pengolahan air limbah domestik.

Instalasi pengolahan air limbah domestik yang ditawarkan pemegang merk kepada masyarakat
harus memiliki sertifikat yang menyatakan tingkat kemampuan instalasi memenuhi baku mutu
air limbah domestik.

Pernyataan tingkat kemampuan instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan oleh
lembaga yang berwenang melakukan sertifikasi.

Pasal 13

Instansi yang berwenang dalam perizinan bangunan, melakukan pengawasan konstruksi instalasi
pengolahan air limbah domestik yang dibangun ditempat

Instansi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup melakukan pengawasan
kualitas hasil pengolahan air limbah domestik.
Walikota dan Bupati melaksanakan tugas pengendalian dan pengawasan pelaksanaan peraturan
ini di wilayah masing-masing;

Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 57 tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Izin
Pembuangan Limbah Cair Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Pasal 2

{1} Setiap orang atau badan hukum yang dalam operasinya akan dan atau telah membuang
limbah cair ke perairan umum diwajibkan memiliki Izin Pembuangan Limbah Cair;

(5) Izin Pembuangan Limbah Cair didasarkan pada pengembangan kapasitas dan atau produksi 3
tahun dengan produksi maksimal/kapasitas maksimal adalah produksi terpasang atau kriteria
desain;

(6) Izin Pembuangan Limbah Cair berlaku untuk 5 tahun dan setelah 5 tahun dapat diperpanjang;

(7) Izin Pembuangan Limbah Cair dapat diberikan kepada kegiatan/usaha yang telah beroperasi
maupun kegiatan baru setelah memperoleh rekomendasi teknis kelayakan upaya penurunan
beban limbah dan kelayakan pembuangan limbah cair dari Tim Evaluasi;

Pasal 6

a. Memiliki izin pembuangan limbah cair dari Gubernur Provinsi DKI Jakarta;

b. Menaati baku mutu limbah cair yang tercantum dalam izin pembuangan limbah cair;

c. Membuat saluran pembuangan limbah cair dan bak kontrol untuk memudahkan pengambilan
contoh limbah dan pengukuran debit limbah cair;

d. Mengizinkan pengawas untuk memasuki lingkungan kerjanya dan membantu terlaksananya


tugas pengawas tersebut.

Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 30 Tahun 1999, tentang: Pembuangan Limbah
Cair. Melalui Ijin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)

Pasal 11,

setiap kegiatan usaha atau badan hukum yang telah memepeolah IPLC mempunyai beberapa
kewajiban yang harus dipenuhi antara lain :

Mentaati baku mutu limbah cair (BMLC) yang telah ditetapkan.

Tidak melampaui beban maksimum yang telah ditentukan di dalam IPLC.


Tidak melakukan pengenceran.

Memisahkan saluran pembuangan air limbah proses dan air limbah domestik, kecuali jika diolah
secara bersama.

Memasang alat ukur debit limbah cair yang dibuang.

Membangun bangunan dan saluran pembuangan limbah cair untuk memudahkan pengambilan
sampel air limbah.

Memeriksakan air limbah secara berkala setiap tiga bulan.

Melakukan swapantau selama pembuangan air limbah dan melaporkan hasilnya secara berkala
ke BPLHD setiap tiga bulan.

Regulasi Mengenai Air

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 ttg Pengendalian Pencemaran
Air

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 ttg Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air

Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 582/1995 ttg Baku Mutu Air Sungai dan
Limbah Cair di DKI

Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 299/1996 ttg Petunjuk Pelaksanaan Penetapan
Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air Serta Baku Mutu Limbah Cair di Wilayah
DKI Jakarta

Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 30/1999 ttg Ijin Pembuangan Limbah cair
(IPLC)

Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 57/2003 ttg Petunjuk Pelaksanaan Izin
Pembuangan Limbah Cair di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 ttg Pedoman
Mengenai Syarat dan Tata Cara Perijinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air
Limbah ke Air atau Sumber Air

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 ttg Baku Mutu Air
Limbah Domestik

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 ttg Pedoman Penentuan
Status Mutu Air
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 142 Tahun 2003 ttg Perubahan atas Kep.
MENLH No. 111 tahun 2003

Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 1893/1991 ttg Tindakan Administratif Bagi
Perusahaan/Kegiatan/Industri Yang Menimbulkan Perusakan dan Pencemaran Lingkungan

Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 123/1995 ttg Petunjuk Pelaksanaan Tindakan
Administratif Bagi Perusahaan/Industri/Kegiatan Peserta Prokasih

Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 57/2003 ttg Petunjuk Pelaksanaan IPLC di
Propinsi DKI Jakarta

Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 115/2001 ttg Pembuatan Sumur Resapan di
Propinsi DKI Jakarta

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 35A Tahun 1995 ttg Proper Prokasih
Layanan Izin Operasional Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Deskripsi

Izin Operasional Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

A. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
c. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu;
d. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Yang Wajib Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
e. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
f. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana
Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan;
g. Peraturan Walikota Palopo Nomor 15 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib UKL-UPL/SPPL;
h. Peraturan Walikota Palopo Nomor 22 Tahun 2016 tentang Pendelegasian Wewenang
Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Palopo;

B. Persyaratan

1. Syarat Pengajuan Baru


a. Surt Permohonan
b. Rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup
c. Hasil Uji Laboratium
d. Sketsa Denah Lokasi (Site Plan)
e. Surat Persetujuan Tetangga yang diketahui Lurah
f. Rekomendasi dari Instansi terkait bagi jenis usaha tertentu/khusus yang mensyaratkan
adanya rekomendasi.
2. Syarat Pengajuan Perpanjangan
a. Surat Permohonan
b. Foto Copy Izin Lama (Memperlihatkan Izin Asli)
c. Hasil Uji Laboratium 6 Bulan Terkhir

C. Prosedur Pelayanan

1. Mengambil dan mengisi Formulir permohonan Izin pada Loket Informasi di Kantor Pelayanan
Terpadu (KPT) Kota Palopo,
2. Bila semua persyaratan sudah lengkap dipenuhi, maka berkas permohonan di serahkan di Loket
Pendaftaran dan petugas di Loket pendaftaran melakukan pemeriksaan jika dinyatakan lengkap
maka petugas loket membuat bukti penerimaan berkas pendaftaran.
3. Petugas pendaftaran menyerahkan berkas ke Loket Pemrosesan, petugas pemrosesan akan
mempelajari berkas permohonan tersebut kalau memerlukan pertimbangan teknis maka berkas
tersebut diserahkan ke pada Tim Teknis Pertimbangan Perizinan untuk dilakukan kajian dan
tinjauan lapangan dan hasil tim tersebut disimpulkan melalui rekomendasi dan out putnya
adalah Permohonan izin Layak / tidak Layak/ atau berkas tidak lengkap, sehingga ditolak untuk
dikembalikan ke pemohon.
4. Bila hasil kajian teknis dan tinjauan lapangan merekomendasikan layak, maka Izin akan segera
diterbitkan dengan terlebih dahulu melakukan pembayaran Retribusi pada Loket Kasda atau
Bank dengan mengambil perhitungan jumlah Retribusi pada Loket SKRD,
5. Bukti Pembayaran Retribusi dari Loket Kasda atau Bank selanjutnya digunakan untuk mengambil
Izin pada Loket Penyerahan Izin.

D. Waktu Proses Izin

a. Maksimal 2 Hari kerja apabila semua persyaratan administrasi dan persyaratan teknis lengkap
dan benar.
b. Masa berlakunya HO selama 1 (SATU) Tahun dan dapat diperbaharui kembali dengan
mendaftarkan ulang kembali sesuai mekanisme dan prosedur perizinan

E. Biaya / Retribusi

Index Lokasi (IL)


1. Kawasan Industri Indeks 1
2. Kawasan Pedesaan Indeks 1
3. Kawasan Perdagangan Indeks 2
4. Kawasan Pariwisata Indeks 3
5. Kawasan Pemukiman/Perumahan Indeks 4

Indeks Gangguan (IG)


1.Gangguan Ringan Indeks 1
2.Gangguan Berat Indeks 2

Tarif Retribusi : Rp.1000/m2

Cara Menghitung Tarif dengan Rumus


R = L x IL x IG x Rp.1000,

Keterangan : R = Retribusi
L = Luas Tempat Usaha
IL = Indeks Lokasi
IG = Indeks Gangguan

F. Produk Pelayanan
Surat Izin Gangguan berlaku selama 1 tahun, dicetak di atas kertas F4, 100 gram, resmi dengan
tanda tangan dan Cap stempel Basah

G. Pengelolaan Pengaduan

a. Pengaduan, saran, dan masukan ditangani oleh Kepala Bidang Data dan Pengaduan atau staf
loket pengaduan di lingkungan DPMPTSP yang ditunjuk oleh Kepala Badan.
b. Saran dan aduan disampaikan melalui loket pengaduan, kotak saran, SMS, Telepon, Faximile,
dan email yang telah disiapkan DPMPTSP.
c. Saran dan aduan segera ditangani dan ditindaklanjuti untuk diselesaikan.
d. Pengaduan akan diselesaikan oleh tim penanganan pengaduan selambat-lambatnya 7 (Tujuh)
hari kerja sejak pengaduan diterima dengan lengkap.
PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

KETENTUAN PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

 DASAR HUKUM

1. Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian
Pencemaran Air.
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian
Pencemaran Air.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku
Mutu Air Limbah.
4. Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Limbah Cair
bagi Kegiatan Industri, Hotel, Rumah Sakit, Domestik dan Pertambangan Batubara

 Mengajukan surat permohonan izin

Persyaratan Administrasi :

1. Foto kopi Akte Perusahaan


2. Foto kopi Pengesahan Kehakiman
3. Foto kopi NPWP Perusahaan
4. Foto kopi Izin Gangguan (HO)
5. Foto kopi Izin Lokasi / Prinsip
6. Foto kopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
7. Foto kopi Persetujuan Dokumen Lingkungan (AMDAL / UKL-UPL
8. Foto kopi Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)
9. Foto kopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
10. Foto kopi Sertifikat ISO 9 000 & 14 000 jika ada.

Persyaratan Teknis :

1. Formulir yang telah disediakan


2. Surat permohonan Izin Pembuangan Air
3. Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Limbah ke Sumber Air
4. Fotokopi izin gangguan / HO dan izin usaha
5. Fotokopi pengesahan dokumen lingkungan (Izin Lingkungan) atau SPPL
6. Hasil pemeriksaan kualitas limbah cair yang akan dibuang serta sumber air / badan air.
7. Gambar konstruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta arah aliran air limbah mulai dari
sumber – inlet – IPAL – Outlet.
8. Neraca air mulai dari input – proses – sampai dengan out put
9. Data debit air limbah (outlet) 1 bulan terakhir, dicap dan ditandatangani oleh penanggung jawab
IPAL .
10. Foto flowmeter .
11. Peta letak titik penaatan berikut koordinatnya .
12. SOP tanggap darurat IPAL.
13. Fotokopi surat izin pengelolaan limbah cair lama (khusus untuk perpanjangan).
14. Rekomendasi teknis dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuasin.

 SASARAN

Setiap usaha dan/atau kegiatan yang akan membuang air limbah ke air atau sumber air wajib
mendapat izin tertulis dari Gubernur/Walikota/Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

Pengurusan Izin Pembuangan Air Limbah dapat dilakukan di Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Banyuasin pada Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup.

Anda mungkin juga menyukai