Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


DERMATITIS ATOPIK
2016
RSUP
SANGLAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
DENPASAR 00 1/5
Ditetapkan oleh :
Tanggal terbit:
Direktur Utama
PPK
………………..

Dr. I Wayan Sudana, M.Kes


NIP 19650409 199509 1 001
No.ICD 10 L20 (atopic dermatitis)
Pengertian Kelainan kulit yang terjadi pada bayi dan anak, ditandai oleh
rasa gatal, penyakit sering kambuh, dan distribusi lesi yang
khas.
Anamnesis  Gatal, merah, basah, kulit kering, bayi menggosok-gosok
pipi,pada anak lebih besar lipatan kulit lebih jelas dan
gatal
 Gejala mulai timbul antara usia 2 minggu hingga 6 bulan.
 Kekambuhan mungkin dicetuskan oleh makanan, debu,
infeksi, emosi, keringat.
 Riwayat keluarga atopi
Pemeriksaan Terdapat 3 bentuk klinis DA:
Fisik  Bentuk infantil: rash eksudatif dengan dasar merah, gatal,
predileksi daerah wajah terutama pipi dan daerah
ekstensor ektremitas. Berlangsung sampai usia 2 tahun.
 Bentuk anak: kulit kering (xerosis), kronik, predileksi
fleksura antekubiti, poplitea, tangan kaki dan periorbita.
 Bentuk dewasa: kulit kering, likenifikasi pada ekstensor

Kriteria The diagnosis of AD is made clinically and is based on historical


Diagnosis features, morphology and distribution of skin lesions, and
associated clinical signs.

ESSENTIAL FEATURES—Must be present: d Pruritus d Eczema


(acute, subacute, chronic) , Typical morphology and age-specific
patterns* , Chronic or relapsing history *Patterns include: 1. Facial,
neck, and extensor involvement in infants and children 2. Current or
previous flexural lesions in any age group 3. Sparing of the groin
and axillary regions IMPORTANT FEATURES—Seen in most cases,
adding support to the diagnosis: d Early age of onset d Atopy ,
Personal and/or family history , Immunoglobulin E reactivity d
Xerosis ASSOCIATED FEATURES—These clinical associations help to
suggest the diagnosis of atopic dermatitis but are too nonspecific to
be used for defining or detecting atopic dermatitis for research and
epidemiologic studies: d Atypical vascular responses (eg, facial
pallor, white dermographism, delayed blanch response) d Keratosis
pilaris/pityriasis alba/hyperlinear palms/ichthyosis d
Ocular/periorbital changes d Other regional findings (eg, perioral
changes/periauricular lesions) d Perifollicular
accentuation/lichenification/prurigo lesions EXCLUSIONARY
CONDITIONS—It should be noted that a diagnosis of atopic
dermatitis depends on excluding conditions, such as: d Scabies d
Seborrheic dermatitis d Contact dermatitis (irritant or allergic) d
Ichthyoses d Cutaneous T-cell lymphoma d Psoriasis d
Photosensitivity dermatoses d Immune deficiency diseases d
Erythroderma of other causes

Berdasarkan kriteria Hanifin Rajka :


Kriteria Mayor : harus memiliki tiga atau lebih dari :
1. Pruritus
2. Morfologi khas dan distribusi
 Likeninifikasi fleksura atau linier pada dewasa
Keterlibatan wajah dan ekstensor pada bayi
dan anak-anak
3. Dermatitis kronik atau dermatitis yang relaps secara
kronis
4. Riwayat personal atau riwayat keluarga atopi (asma,
rinitis alergi, dermatitis atopi)

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


SMF ILMU KESEHATAN ANAK
DERMATITIS ATOPIK
2016
RSUP
SANGLAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
DENPASAR 00 2/5
Kriteria Minor : harus memiliki tiga atau lebih :
1. Xerosis Iktiosis, hiperlinier palmar, atau keratosis
pilaris
2. Immediate (type 1) skin-test reactivity
3. Peningkatan serum IgE
4. Onset usia muda
5. Kecenderungan terhadap infeksi kulit ( khususnya S
aureus dan herpes simplex) atau kerusakan sel yang
dimediasi oleh imunitas
6. kecenderungan terhadap dermatitis tak spesifik tangan
dan kaki
7. Nipple eczema
8. Cheilitis
9. Konjungtivitis rekuren
10. Lipatan infraorbital Dennie-Morgan
11. Keratoconus
12. Katarak subcapsular anterior
13. Penggelapan orbital
14. Wajah pucat atau eritema fasia
15. Pityriasis ala
16. Lipatan leher anterior
17. Gatal saat berkeringat
18. Intoleransi wool dan pelarut lipid
19. Aksentuasi folicular
20. Intoleransi makanan
21. Sumber dipengaruhi dipengaruhi oleh faktor emosi dan
emosional
22. Demografi putih atau keterlambatan menjadi pucat
Diagnosis Scabies (bila lesi di lipatan jari atau kaki), dermatitis seboroik
Banding (bila lesi terutama di kepala), dermatitis kontak iritan (bila lesi
simetris)
Pemeriksaan  Pada umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
Penunjang untuk menegakkan diagnosis, tetapi diperlukan untuk
mencari faktor atopi dengan melakukan uji kulit alergen
atau uji IgE spesifik. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
tatalaksana.
 Bila diduga karena suatu aergi makanan, dilakukan uji
eliminasi provokasi
 Dermatitis atopi bisa juga disebabkan oleh inhalan
sehingga uji kulit alergi dapat membantu identifikasi

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


SMF ILMU KESEHATAN ANAK
DERMATITIS ATOPIK
2016
RSUP
SANGLAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
DENPASAR 00 3/5

penyebab.
 Kultur kerokan dasar lesi pada dugaan infeksi
sekunder.
Konsultasi -
Perawatan Tidak perlu, kecuali kasus berat (anemia berat,
Rumah Sakit hipoalbuminemia berat, malnutrisi) atau kasus dengan
dugaan penyebab alergi susu sapi dan membutuhkan uji
provokasi.
Terapi/tindakan  Eliminasi penyebab
(ICD 9 CM)  Perawatan emolien untuk semua derajat penyakit

Pada DA ringan, bila tidak membaik dapat diberikan


medikamentosa berupa:
 Kortikosteroid topikal.
 Antihistamin hanya pada kasus gatal yang mengganggu
tidur
 Antibiotik topikal diberikan bila terdapat bukti infeksi
sekunder
 Emolien/moisturizer diberikan segera sehabis mandi
Pada kasus DA yang berat pertimbangkan:
 Emolien
 penggunaan Inhibitor calcineurin topikal
 Wet dressings
 Pemberian steroid /imunosupresan sistemik lain, jarang
diperlukan. Steroid sitemik hanya pada kasus lesi berat
dan diberikan jangka pendek (3 hari)
 antibiotik sistemik pada infeksi berat

Kortikosteroid topikal potensi sedang-kuat digunakan pada


fase akut dan dilanjutkan hingga lesi menghilang, lalu bisa
dikurangi atau dihentikan penggunaaanya secara bertahap
atau diganti menjadi kortikosteroid topikal yang lebih ringan.
Pemilihan bentuk konrtikosteroid topikal berdasarkan
pertimbangan:

Fase dermatitis Bentuk kortikosteroid topikal


Eritema kering Krim
Eritema dengan likenifikasi Salep
Eritema dengan eksudat Losion/krim
Daerah berambut Losion/gel

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


SMF ILMU KESEHATAN ANAK
DERMATITIS ATOPIK
2016
RSUP
SANGLAH No. Dokumen No. Revisi Halaman
DENPASAR 00 4/5

Tempat Triage anak, ruang intensif anak, ruang perawatan anak


Pelayanan
Penyulit  Infeksi kulit oleh kuman S.aureus dan H.simplex
Informed Tertulis dan lisan bila memerlukan tindakan invasif
Consent
Tenaga  Dokter Spesialis Anak
Standar  Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi
 Residen dalam pengawasan Konsultan Alergi Imunologi
Lama -
Perawatan
Masa 3-5 hari hingga 1-2 minggu
Pemulihan
Hasil Membaik
Patologi -
Otopsi -
Prognosis  Dubius ad dubia (berisiko mempunyai alergi saluran
napas di kemudian hari)
Tindak Lanjut Kontrol rawat jalan
Monitor eliminasi penyebab, tentukan jadwal untuk uji
provokasi
Nilai perbaikan klinis dan kebutuhan obat,
Nilai risiko alergi untuk anggota keluarga lain (pencegahan
primer untuk anak yang akan dilahirkan berikutnya)
Tingkat Eviden Diagnosis:
& 1. (Leung DYM. Atopic dermatitis. Dalam: Leung DYM, Sampson HA,
Geha RS, Schneider L, Tilles S, Lio P, Boguniewicz, Beck L,
Rekomendasi LeBovidge J, Novak N. Atopic Dermatitis : A practice parameter
update 2012. J Allergy Clinical Immunologi. 2013. Vol 131;2.p 295-
299. Diunduh dari www.aaaai.org)
2. Akdis CA, et al. Diagnosis and treatment of atopic dermatitis in
children and adults: European Academy of Allergology and Clinical
Immunology/ American Academy of Allergy, Asthma and
Immunology/ PRACTALL Consensus Report. J.jaci. 2006. 03. 045
Terapi:
1. (Leung DYM. Atopic dermatitis. Dalam: Leung DYM, Sampson HA,
Geha RS, Schneider L, Tilles S, Lio P, Boguniewicz, Beck L,
LeBovidge J, Novak N. Atopic Dermatitis : A practice parameter
update 2012. J Allergy Clinical Immunologi. 2013. Vol 131;2.p 295-
299. Diunduh dari www.aaaai.org)

PANDUAN PRAKTEK KLINIS


SMF ILMU KESEHATAN ANAK
DERMATITIS ATOPIK
2016
RSUP
SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 5/5
2. Akdis CA, et al. Diagnosis and treatment of atopic dermatitis in
children and adults: European Academy of Allergology and Clinical
Immunology/ American Academy of Allergy, Asthma and
Immunology/ PRACTALL Consensus Report. J.jaci. 2006. 03. 045

Indikator Medis Kekambuhan berkurang


Keluhan lebih ringan saat kambuh
Kebutuhan obat berkurang
Edukasi  Jaga hidrasi kulit, gunakan emolien/moisturizer segera
sehabis mandi
 Gunakan sabun dengan pH netral
 Identifikasi dan hindari faktor pencetus , terutama alergen
makanan karena pengamatan orangtua lebih bisa
dipercaya daripada hasil uji kulit.
Kepustakaan 1. Jones SM, Burks W. Atopic dermatitis and food
hypersensitivity. Dalam: Leung DYM, Sampson HA, Geha
RS, Szefler SJ, penyunting. Pediatric allergy, principles
and practices. Missouri, Mosby, 2003.h.538.
2. Akdis CA, et al. Diagnosis and treatment of atopic
dermatitis in children and adults: European Academy of
Allergology and Clinical Immunology/ American Academy
of Allergy, Asthma and Immunology/ PRACTALL
Consensus Report. J.jaci. 2006. 03. 045
3. Eichenfield LF, et al. guidelines of care for the
management of atopic dermatitis. 2014. J Am Acad
Dermatol:117-132
4. Leung DYM. Atopic dermatitis. Dalam: Leung DYM,
Sampson HA, Geha RS, Schneider L, Tilles S, Lio P,
Boguniewicz, Beck L, LeBovidge J, Novak N. Atopic
Dermatitis : A practice parameter update 2012. J Allergy
Clinical Immunologi. 2013. Vol 131;2.p 295-299. Diunduh
dari www.aaaai.org
5. Galli E, et al. Consensus conference on clinical
management of pediatric atopic dermatitis. 2016. Italian
Journal of Pediatrics. 42:26

Anda mungkin juga menyukai