Anda di halaman 1dari 2

Teori Ikatan Valensi (TIV)

Teori ikatan valensi merupakan teori ikatan yang menjelaskan bahwa atom-atom saling
berikatan melalui tumpang tindih antara orbital terluar (orbital valensi). Dua atom yang
saling berdekatan masing-masing memiliki orbital valensi dan satu elektron. Orbital
valensi ini saling tumpang tindih (overlap) sehingga elektron yang terletak pada masing-
masing orbital valensi saling berpasangan. Sesuai dengan larangan Pauli, maka kedua
elektron yang berpasangan tersebut harus memiliki spin yang berlawanan karena
berada pada satu orbital. Dua buah elektron ditarik oleh inti masing-masing atom
sehingga terbentuk ikatan kovalen. Orbital dari dua buah atom yang saling tumpah tindih
harus memiliki tingkat energi atau perbedaan tingkat energi yang sama.
Teori ikatan valensi terdapat istilah orbital atom dan orbital hibrida. Orbital hibrida
terbentuk dari proses hibridisasi yaitu pembentukan orbital-orbital dengan tingkat energi
yang sama (orbital hibrid) dari orbital-orbital dengan tingkat energi yang berbeda.
Geometri molekul dapat ditentukan dengan menggunakan konsep hibridisasi yang dapat
dilihat dari susunan dalam ruang orbital hibrid yang terbentuk. Berikut beberapa hukum
dasar mengenai teori ikatan valensi yaitu:
1. Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik-menarik pada elektron-elektron yang tidak
berpasangan pada atom-atom yang berdekatan.
2. Elektron-elektron yang berpasangan memiliki arah spin yang berlawanan.
3. Elektron-elektron yang berpasangan tidak dapat membentuk ikatan lagi dengan elektron-elektron
yang lain.
4. Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh satu persamaan gelombang untuk
setiap atomnya.
5. Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling rendah akan membuat pasangan ikatan-
ikatan yang paling kuat.
6. Dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan kemampuan bertumpang tindih paling banyaklah
yang akan membentuk ikatan paling kuat dan cenderung berada pada orbital yang terkonsentrasi
itu.
Teori ikatan valensi yang ditekankan yaitu pada fungsi gelombang elektron-elektron
berpasangan yang dibentuk dari tumpang tindih fungsi gelombang pada masing-masing
orbital dari atom-atom yang berkontribusi dan saling terpisah. Misalnya ikatan valensi
pada molekul hidrogen, dimana apabila terdapat satu elektron pada masing-masing dua
atom H yang berlainan maka kemungkinan fungsi gelombang pada sistem adalah
sebagai berikut:
Ψ = χA(1)χB(2) ………………………………………….. (1)
Ψ = χA(2)χB(1) ………………………………………….. (2)
dengan keterangan bahwa χA dan χB adalah orbital-orbital 1s pada atom A dan B,
sementara angka 1 dan 2 menunjukkan elektron yang berikatan dengan proton pada
masing-masing atom A dan B. Kedua atom H ketika berada pada keadaan yang sangat
dekat, tidak dapat diketahui apakah elektron 1 terikat pada atom A dan elektron 2 terikat
pada atom B atau justru sebaliknya, sehingga perlu membuat dua fungsi gelombang
pada kedua sistem yang mungkin terjadi. Saat kedua kemungkinan ini disatukan dalam
gelombang superposisi, maka terbentuk kombinasi linear dari keduanya.
Ψ = χA(1)χB(2) + χA(2)χB(1) …………………………………… (3)
Fungsi di atas merupakan fungsi gelombang untuk ikatan H-H. Kedua fungsi ini
berinterferensi konstruktif sehingga terjadi kenaikkan amplitudo di daerah fungsi
gelombang dalam nukleus (inti). Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan
bahwa pada teori ikatan valensi, fungsi gelombang dibentuk oleh pasangan spin dari
elektron-elektron pada kedua orbital atom-atom yang berikatan. Ikatan yang terjadi dari
tumpang tindih ini adalah ikatan sigma (б). Contoh ikatan sigma dari orbital s dan p yang
saling tumpang tindih dapat dituliskan sebagai berikut:
Teori ikatan valensi dapat juga diterapkan dalam molekul poliatomik dengan teori
hibridisasi molekul. Penerapan teori ikatan valensi untuk menjelaskan tentang hibridisasi
sp3 misalnya pada molekul metana (CH4). Metana memiliki atom pusat karbon (C) yang
berkoordinasi secara terahedral. Oleh karena itu, atom karbon pusat memiliki orbital-
orbital yang simetri tepat dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi dari karbon adalah
sebagai berikut:

Molekul CH4 berbentuk tetrahedral. Hal ini disebabkan adanya tumpang tindih 4 orbital
hibrida sp3 dari atom C dengan 4 orbital 1s dari 4 atom H yang mengarah pada pojok-
pojok tetrahdral.

Anda mungkin juga menyukai