Anda di halaman 1dari 2

Efektifitas dan efisien tentu menjadi indikator yang sangat diperlukan untuk menilai kinerja

penyerapan suatu dana hibah. Dalam program dana hibah prinsip efektifitas yang telah terlaksana
terkait cepatnya dana yang tersedia dalam upaya pelaksanaan program dana hibah untuk proses
kegiatan atau program dana hibah tersebut, hal ini dapat dikatakan mempermudah pencapaian
sasaran dan tujuan yang telah disepakati bersama yang disusun secara skala prioritas (Peter
Drucker dalam Kisdarto, 2002). Peter berpendapat bahwa efektifitas berarti sejauh mana kita
mencapai sasaran dan efisiensi berarti bagaimana kita mencampur sumber juga daya secara cermat.
Pelaksanaan program dana hibah dapat dikatakan melakukan prinsip efisiensi yang sesuai
dengan apa yang diindikatorkan di dalam pelaksanaanya. Program ini mengatakan indikator
efisiensi terletak pada terserapnya suatu pendanaan dari program itu sesuai dengan apa yang sudah
dianggarkan. Jadi dengan demikian tidak perlu adanya penambahan dana baik itu yang diminta
dari masyarakat maupun pengajuan penambahan dana itu sendiri. Prinsip efisiensi ini dapat terjadi
jika kondisi pelaksanaan program dana hibah itu sendiri dapat didukung oleh faktor-faktor
pendukung secara keseluruhan sehingga nantinya dalam pelaksanaan program tersebut akan
banyak keuntungan, mulai dari waktu sampai keuntungan dalam kelebihan dari proyeksi dana yang
ditetapakan, tergantung dari bagaimana komponen dan faktor-faktor yang di dalamnya bekerja.
Dari contoh kasus yang disajikan, yaitu kurangnya efisien dan efektifitas Dana hibah Luar
Negeri untuk daerah Palu dan sekitarnya. Melihat contoh kasus lain terkait dana hibah luar Negeri,
yaitu di daerah Kalimantan Timur, khususnya di Pulau Berau. Dari dana hibah luar negeri sebesar
USD 1 juta dari Jepang, yang dapat diserap oleh penerima hibah yaitu hanya Rp. 25 Milliar Hal
ini mengindikasikan masih kurang optimalnya penyerapan dana hibah tersebut. Beberapa
penyebab kurang optimalnya penyerapan dana hibah yaitu :
 Adanya gap skill antara pelaku pengelola/manejemen dana bantuan hibah luar negeri
Antara pusat dan daerah (penebab kurang efektif dan efisiennya dana hibah tersebut).
 Kurangnya dalam monitoring dan evaluasi yang menyebabkan masih banyaknya
daerah atau instansi penerima dana hibah menyepelekan terkait pertanggungjawaban
dana hibah (penyebab kurangnya transparansi atas pelaporan penggunaan dana hibah
tersebut)

Dalam uraian diatas dapat dikatakan jika implementasi pengelolaan dana hibah luar negeri
untuk bencana alam itu sendiri belum memenuhi ketiga syarat yang diharapkan ada didalam suatu
program yang dijalankan oleh pemerintah daerah setempat, yang meliputi Efektifitas, efisiensi,
transparansi.
Berdasarkan masalah yang menjadi penyebab kurang optimalnya realisasi penyerapan dan
ahibah untuk bencana alam, beberapa solusi yang dapat ditawarkan yaitu :
 Melakukan sosialisasi secara menyeluruh ke berbagai daerah di seluruh Indonesia
terkait pentingnya optimalisasi dana hibah luar negeri untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarkat sekitar/setempat. Seperti diketahui,partisipasi masyarakat
sendiri sangat penting untuk menjamin keberlangsunagn pemanfaatan dana hibah luar
negeri yang diberikan.
 Melakukan diklat (pendidikan dan pelatihan) untuk tenaga pengelola dana hibah,
khususnya yang berasal dari Luar Negeri bukan hanya di daerah pusat untuk
menghindari adanya gap skill pelaku manajemen atau pengelola dana hibah luar negeri
 Mempertegas adanya insentif dan konsekuensi terkait laporan pertanggungjawaban
atas dana hibah yang diterima (Pemberlakuan reward and punishment yang lebih tegas)
dari pemerintah.

KESIMPULAN DAN SARAN/REKOMENDASI

KESIMPULAN

Dari masalah terkait kurang optimalnya penyerapan dana hibah luar negeri untuk masyarakat, salah
satunya untuk masyarakat yang terkena bencana alam, penulis menyarankan berbagai solusi efektif yang
diharapkan dapat dimplementasikan oleh pemerintah. Beberapa solusi tersebut yaitu memberikans
osialisasi secara menyeluruh terkait manfaat dari dana hibah luar negeri, memberikan diklat kepada
tenaga pengelola dana hibah di pusat dan daerah utnuk mengjindari adanya gap skill, melibatkan
partisipasi aktif masyarakat daerah penerima dana hibah, serta mempertegas reward and punishment
terkait efektifitas, efisiensi, dan transparansi pertnggungjawaban dana hibah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai