5 Sempurna? Saatnya
beralih ke Pedoman Gizi
Seimbang
Program 4 Sehat 5 Sempurna yang dulu digalakkan pemerintah ternyata dianggap tidak
sesuai dan bisa menyesatkan
Mana yang lebih sering kamu dengar: “4 Sehat 5 Sempurna” atau “Pedoman Gizi
Seimbang”?
“4 Sehat 5 Sempurna bisa jadi terasa lebih familiar bagi Anda. Nasi, lauk pauk, sayur,
buah, lalu dilengkapi oleh susumerupakan kombinasi yang menjadi acuan dalam
mengatur pola makan kamu sehari-hari.
Tapi tahukah kamu bahwa sudah sejak 1995, slogan “4 Sehat 5 Sempurna” digantikan
oleh “Pedoman Gizi Seimbang”?
Permasalahan kesehatan di Indonesia yang terus berkembang memaksa munculnya
kebijakan-kebijakan terkait kesehatan yang mengatur banyak aspek, termasuk pola
makan. Program 4 Sehat 5 Sempurna yang dulu digalakkan pemerintah ternyata
dianggap tidak sesuai dan bisa menyesatkan, karena pedoman makan yang diberikan
malah bisa menjadi tidak sehat jika porsi dan gizinya tidak seimbang.
Sebagai contoh, seseorang yang menerapkan pola makan 4 Sehat 5 Sempurna dengan
nasi, lauk, sayur, buah, dan susu, tidak akan mendapatkan manfaat kesehatan jika
porsi di piringnya sebagian besar adalah nasi, sementara lauk dan sayurnya hanya
sedikit.
Terlebih lagi, panduan ini seakan mengharuskan nasi sebagai makanan yang harus
selalu ada dalam pola makan sehat, padahal ada banyak karbohidrat lain yang lebih
sehat dari nasi.
Begitupun dengan keberadaan susu di pedoman 4 Sehat 5 Sempurna yang belum tentu
cocok dikonsumsi semua orang, terutama yang mengidap intoleransi laktosa.
Pedoman Gizi Seimbang tidak hanya memberikan panduan terkait makanan, tetapi juga
kesehatan secara menyeluruh terutama yang bersifat preventif. Prinsip utama pada
Pedoman Gizi Seimbang yang membedakannya dari 4 Sehat 5 Sempurna dikenal
sebagai 4 pilar, yaitu:
Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh, sehingga mau tak mau kamu harus mengonsumsi berbagai jenis makanan
yang berbeda. Namun, mengonsumsi makanan yang beragam bukan berarti kamu
bebas menyantap berbagai jenis makanan. Semuanya harus dikonsumsi berdasarkan
proporsi serta jumlah yang sesuai dengan kebutuhanmu.
Dengan menerapkan perilaku hidup bersih, kamu dapat mengurangi risiko terpapar
sumber infeksi, yaitu kuman, virus, dan bakteri. Penyakit infeksi dapat memengaruhi
gizi secara langsung. Misalnya, jika kamu menderita diare, kamu akan mengalami
penurunan nafsu makan, dan zat gizi akan sulit diserap oleh tubuh. Padahal, saat sakit,
kamu memerlukan zat gizi yang lebih banyak untuk membantu metabolisme serta
perbaikan sel-sel tubuh. Sebaliknya, jika kamu kekurangan zat gizi, maka kamu akan
lebih mudah terjangkit penyakit infeksi.
Kamu disarankan untuk memiliki berat badan yang berada dalam kisaran normal yaitu
berkisar pada Indeks Massa Tubuh 18,5 – 25,0. Cara menghitung Indeks Massa Tubuh
adalah (berat badan dalam kg) dibagi dengan (tinggi badan dalam kg dikali dua).
Dengan rajin memantau berat badan, kamu dapat mendeteksi jika sewaktu-waktu
Indeks Massa Tubuh Anda sudah lebih atau kurang dari yang dianjurkan, sehingga
kamu dapat melakukan pencegahan sebelum menjadi lebih parah.
Keempat pilar Pedoman Gizi Seimbang ini kemudian diperjelas dalam Pesan Gizi
Seimbang yang baru dirumuskan dalam Pedoman Gizi Seimbang tahun 2014. Pesan
Gizi Seimbang antara lain:
Gizi seimbang saat ini tidak hanya didefinisikan dengan apa yang kita makan, tapi mencakup
aspek kebersihan yang mendukung pada kesehatan, aktivitas fisik yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, serta terjaganya berat badan yang ideal. Konsumsi makanan pun ditekankan
keberagamannya, karena hal ini mendukung tercapainya kecukupan gizi dan kebutuhan vitamin
dan mineral yang terkandung dalam berbagai jenis makanan. Kita harus bersyukur karena
Indonesia memiliki banyak variasi pangan, mulai dari karbohidrat, protein, juga sayur dan buah-
buahan. Keberagaman ini juga mendukung program diversifikasi pangan yang mendorong
masyarakat untuk menggunakan bahan pokok lain seperti ubi, singkong, dan jagung sebagai
sumber karbohidrat pengganti nasi.
Perilaku hidup bersih yang selaras dengan gizi seimbang terdiri dari aspek kebersihan dalam
pengolahan pangan, penyajian makanan, serta kebersihan tangan dan alat makan yang kita
gunakan. Perilaku hidup bersih dapat menurunkan resiko penyakit infeksi pencernaan dan
berbagai penyakit lainnya. Cuci tangan pakai sabun di setiap kali akan bersentuhan dengan
makanan dan setelah keluar dari kamar mandi menjadi poin penting dari perilaku hidup bersih.
Perkembangan teknologi saat ini berpengaruh terhadap aktivitas fisik yang rendah. Berbagai alat
elektronik diciptakan untuk memudahkan manusia dalam beraktivitas, juga membuat kita jarang
berpindah tempat atau bergerak untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Akhirnya pola hidup
ini membuat sebagian manusia mengalami kegemukan dan meningkatkan resiko berbagai
penyakit metabolik, seperti darah tinggi, hipertensi, dan penyakit jantung.
Berat badan yang ideal menjadi cerminan dari keseimbangan gizi, dimana konsumsi makanan
kita sesuai dengan kebutuhan kita. Penambahan dan pengurangan berat badan masih wajar
terjadi dalam rentang berat badan yang ideal. Untuk menghitungnya, kita bisa menggunakan
rumus indeks massa tubuh (IMT), yaitu
IMT = Berat badan (kg) / [ tinggi badan (m) x tinggi badan (m)]