Anda di halaman 1dari 1

NAMA : Nadimah Firza

KELAS : Farmasi B/ IV/ F.16.065

SKRINING FITOKIMIA DAN ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SENYAWA


ALKALOID DARI BERBAGAI EKSTRAK KOPI ROBUSTA ( Coffea canephora )

Dalam mengidentifikasi senyawa yang ada pada tanaman kopi robusta (Coffea canephora) ini,
dilakukan melalui 3 macam tahap yaitu dimulai dari ekstraksi, skrining ekstrak, serta pemantauan ekstrak.
Ekstraksinya menggunakan metode maserasi bertingkat, adapun pelarut yang digunakan untuk metode ini
yaitu pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol.

Kemudian ekstrak kental akan didapatkan dan selanjutnya melakukan skrining fitokimia terhadap
ekstrak yg didapatkan tadi. Namun skrining ini meliputi beberapa identifikasi senyawa secara kualitatif yg
tidak hanya mengidentifikasi alkaloid, tetapi juga terhadap senyawa seperti flavonoid, tanin, fenolik,
saponin, monoterpenoid, seskuiterpenoid, steroid, triterpenoid, kuinon dan kumarin. Ekstrak yg positif
mengandung alkaloid akan dipantau menggunakan KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dengan penyemprot
bercak spesifik Dragendorff.

Diketahui hasil skrining fitokimia yg didapatkan bahwa simplisia ini mengandung flavonoid,
saponin, fenol, tanin, dan kuinon. Selanjutnya simplisia diekstraksi menggunakan pelarut etanol dengan
metode maserasi, diperoleh hasil berupa ekstrak kental sebesar 12,65%. Diperoleh kembali hasil yg agak
berbeda yaitu skrining fitokimia dengan ekstrak etanol ini menunjukkan simplisia hanya mengandung
senyawa flavonoid, fenol, tanin, dan kuinon. Senyawa alkaloid yg ada pada ekstrak membuktikan ekstraksi
ini belum dikatakan sempurna. Artinya, perlu dilakukan pemisahan lagi untuk melakukan isolasi senyawa.
Adapun disini dilakukan skrining fitokimia karena berguna untuk mengetahui seberapa kandungan senyawa
yg ada di dalam bahan, selain itu hasil juga dipengaruhi oleh pemilihan pelarut serta metode ekstraksi yg
digunakan.

Langkah selanjutnya yaitu pemantauan ekstrak, setelah dilakukan maserasi bertingkat kandungan
kimianya akan dipantau dengan metode pemisahan KLT. Pelarut pengembang yg digunakan adalah
kloroform dan etanol dengan perbandingan (24:1). Penampak bercak yg digunakan adalah Dragendorff.
Penampak bercak ini spesifik digunakan untuk senyawa berupa alkaloid, bercak yg ditunjukkan yaitu
berpendar warna kuning terang dibawah lampu UV 366 nm, hal ini menunjukkan ekstrak seluruhnya positif
mengandung alkaloid. Adapun RF (Retention Factor) yg dihasilkan dari ekstrak n-heksan, etil asetat dan
etanol yaitu 0,23; 0,78; dan 0,92. Hasil yg didapat dari 200 gram simplisia, didapatkan rendemen n-heksan
dengan kadar 35%, etil asetat sebanyak 31,26%, dan etanol 27,68%.

Kopi robusta mengandung kafein, dimana senyawa ini merupakan metabolit sekunder yang memang
banyak terdapat dalam kopi. Kafein adalah sejenis alkaloid heterosiklik yg berfungsi sebagai stimulan dan
merelaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan stimulus jantung.

Anda mungkin juga menyukai