Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artike
Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis. Wikipe
Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia.
Diabetes melitus
Spesialisasi diabetology[*]
ICD-10 E10.–E14.
ICD-9-CM 250
MedlinePlus 001214
MeSH C18.452.394.750
[sunting di Wikidata]
Lingkaran biru, adalah simbol bagi diabetes melitus, sebagaimana pita merah untuk AIDS.[1]
Diabetes melitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air) (bahasa
Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing
manis adalah kelainan metabolikyang disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau
ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin resistance),
dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya.[2]
defisiensi transporter glukosa.
atau keduanya.
Glukosa adalah bukan gula biasa yang umum tersedia di toko atau pasar. Glukosa
adalah karbohidrat alamiah yang digunakan tubuh sebagai sumber energi. Yang banyak dijual
adalah sukrosa dan ini sangat berbeda dengan glukosa. Konsentrasi tinggi dari glukosa dapat
ditemukan pada minuman ringan (soft drink) dan buah-buah tertentu. Kadar gula darah hanya
menyiratkan kadar glukosa darah dan tidak menyatakan kadar fruktosa, sukrosa, maltosa dan
laktosa (banyak pada susu).[3] Yang bukan glukosa akan diubah sebagian menjadi glukosa melalui
proses yang bisa panjang tergantung jenisnya, karenanya mungkin tidak cepat menaikkan kadar
gula darah. Buah selain memiliki glukosa juga memiliki fruktosa dengan komposisi yang berbeda-
beda tergantung buahnya. Sukrosa termasuk cepat berubah menjadi glukosa, tetapi gula batu
karena proses pembuatannya berbeda lebih baik dari gula pasir, sedangkan gula aren dan gula
jawa jauh lebih baik bagi penderita diabetes.
Kadar glukosa pada darah dikendalikan oleh beberapa hormon. Hormon adalah zat kimia di dalam
badan yang mengirimkan tanda pada sel-sel ke sel-sel lainya. Insulin adalah hormon yang dibuat
oleh pankreas. Ketika makan, pankreas membuat insulin untuk mengirimkan pesan pada sel-sel
lainnya di tubuh. Insulin ini memerintahkan sel-sel untuk mengambil glukosa dari darah. Glukosa
digunakan oleh sel-sel untuk pembuatan energi. Glukosa yang berlebih disimpan dalam sel-sel
sebagai glikogen. Pada saat kadar gula darah mencapai tingkat rendah tertentu, sel-sel memecah
glikogen menjadi glukosa untuk menciptakan energi.
Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes melitus, antara
lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington,
kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom
Werner, sindrom
Wolfram,[4] leukoaraiosis, demensia,[5] hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme,[6] dan lain-
lain.
Pada tahun 2013, Indonesia memiliki sekitar 8,5 juta penderita Diabetes yang merupakan jumlah ke-
empat terbanyak di Asia dan nomor-7 di dunia.[7] Dan pada tahun 2020, diperkirakan Indonesia
akan memiliki 12 Juta penderita diabetes, karena yang mulai terkena diabetes semakin muda.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Tanda-tanda dan gejala-gejalanya
1.1Kedaruratan diabetes
1.2Komplikasi
2Klasifikasi
2.1Diabetes melitus tipe 1
2.2Diabetes melitus tipe 2
2.3Diabetes melitus tipe 3
3Patofisiologi
3.1Komplikasi
3.1.1Ketoasidosis diabetikum
3.1.2Hipoglikemi
3.1.3Retinopathy diabetes
4Diagnosis
4.1Penyaringan penyakit diabetes
4.2Simtoma klinis
5Pengendalian penyakit diabetes
6Hereditas dan Gaya hidup
7Riset
8Lihat pula
9Referensi
10Pranala luar
Ulcers pada kaki adalah komplikasi umum pada diabetes dan dapat mengakibatkan amputasi. Ulcer ini adalah
komplikasi lanjut dari gangrene kering dan/atau basah.
Semua bentuk diabetes meningkatkan risiko komplikasi dalam jangka panjang. Hal ini berkembang
setelah 10-20 tahun, tetapi bisa saja gejala pertama muncul pada mereka yang belum terdiagnosis
selama waktu tersebut.
Komplikasi utama jangka panjang adalah rusaknya pembuluh darah. Penderita diabetes dua kali
lebih berisiko untuk mendapat penyakit kardiovaskular[10] dan sekitar 75 persen kematian akibat
diabetes disebabkan oleh penyakit jantung korner.[11] Penyakit pembuluh besar lainnya
adalah stroke, dan penyakit pembuluh darah tepi (peripheral vascular disease).
Komplikasi pembuluh darah mikro akibat diabetes termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan
syaraf.[12] Kerusakan pada mata dikenal sebagai diabetic retinopathy, yang disebabkan oleh
kerusakan pembuluh darah pada retina, dan dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan secara
berangsur dan akhirnya buta.[12] Kerusakan pada ginjal dikenal sebagai diabetic nephropathy,
dapat menimbulkan parut, kehilangan protein, dan kadang-kadang mengalami ginjal kronis, yang
kadang-kadang memerlukan dialisa atau transplantasi ginjal.[12] Kerusakan pada syaraf dikenal
sebagai diabetic neuropathy, yang biasanya merupakan komplikasi utama dari diabetes.[12] Gejala-
gejalnya dapat meliputi numbness, tingling, nyeri, dan sensasi nyeri lainnya, yang bisa
menyebabkan kerusakan pada kulit. Diabetic foot (seperti diabetic foot ulcers) mungkin timbul, dan
sulit untuk ditangani, kadang-kadang memerlukan amputasi. Sebagai tambahan, proximal diabetic
neuropathy menyebabkan nyeri pada muscle wasting dan menjadi lemah.
Terdapat hubungan antara berkurangnya kognitif dengan diabetes. Dibandingkan mereka yang
tanpa diabetes, penderita diabetes mengalami penurunan fungsi kognitif 1,2 hingga 1.6 kali lebih
besar.[13]
Klasifikasi[sunting | sunting sumber]
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes melitus berdasarkan
perawatan dan simtoma:[2]
1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di
dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik.
Diabetes melitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria,
tidak termasuk pada penggolongan ini.
2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai
dengan sindrom resistansi insulin
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT
dan gestational diabetes mellitus, GDM.
Tabel: Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik Bukan Belum
DM
sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl). [51] DM pasti DM
Pranala luar