Oleh:
S1 PTE B 2015
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ELEKTRO
November 2018
1.1. Dasar Teori
1.1.1. Pengertian Pneumatik dan Elektropneumatik
Pneumatik berasal Yunani (bahasa Yunani: pneuma). Pneumatik berasal
dari kata dasar "pneu" yang berarti udara yang ditekan. Jadi dapat diartikan
pneumatik adalah ilmu yang berhubungan dengan udara yang bertekanan.
Pneumatik dalam aplikasinya di dunia industri merupakan ilmu pengetahuan dari
proses mekanik dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan.
Pneumatik adalah sebuah sistem penggerak yang menggunakan tekanan
udara sebagai tenaga penggeraknya. Cara kerja pneumatik sama dengan hidrolik,
yang berbeda hanyalah tenaga penggeraknya. Jika pneumatik menggunakan udara
sebagai tenaga penggeraknya, sedangkan hidrolik menggunakan cairan oli sebagai
tenaga penggeraknya. Dalam pneumatik, udara bertekanan berfungsi untuk
menggerakkan sebuah silinder kerja. Silnder kerja inilah yang nantinya mengubah
tenaga atau tekanan udara tersebut menjadi tenaga mekanik (gerakan maju mundur
pada silinder). Namun, pemakaian teknologi pneumatik murni saat ini sudah sangat
jarang sehingga banyak industri yang mengubah teknologinya menggunakan
perpaduan teknologi elektrik dengan pneumatik, gabungan kedua teknologi ini
disebut elektropneumatik.
Elektropneumatik merupakan perpaduan teknologi elektrik dengan
pneumatik. Sistem elektropneumatik adalah suatu sistem pneumatik yang
dikendalikan atau digerakan menggunakan sinyal listrik.
Prinsip kerja dari elektropneumatik yaitu dengan mengalirkan sinyal listrik
ke solenoid yang terpasang pada katup pengatur arah pneumatik yang diaktifkan
melalui saklar ataupun sensor. Sinyal listrik tersebut kemudian akan menimbulkan
medan elektromagnet yang kemudian menggeser katup pengatur arah dan mengatur
gerakan silinder.
Gambar 3. Blog diagram Trainer kontrol pneumatik dengan kendali Smart Relay
Kontak push button secara umum terdiri tiga tipe yaitu NO (Normally
Open), NC (Normally Close), serta NC dan NO (Normally Close dan Normally
Open). Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
NO NC NO & NC
R P S
Gambar 8. Katup 5/2 Way
Katup 5/2 way merupakan katup yang memiliki 5 lubang saluran udara dan 2
pergerakan posisi kerja. Dari Gambar 2.22. terlihat bahwa cara kerja dari solenoid
valve tersebut, pada posisi kerja awal, udara yang bertekanan akan bergerak dari
catu daya melalui P ke A dan udara yang bertekanan dari beban akan dibuang
melalui B ke S. Jika katup mendapatkan sinyal kontrol di sisi kanan, maka posisi
kerja katup akan berpindah ke posisi kerja sebelah kanan. Perpindahan posisi kerja
katup menyebabkan udara bertekanan akan mengalir dari catu daya melalui P ke B
dan udara bertekanan dari beban akan dibuang melalui A ke R. Selenoid Valve
tersebut digerakan secara elektrik dari arah kanan saja, sehingga hanya dapat
dikendalikan satu arah. Sedangkan arah kiri digerakn menggunakan pegas.
Rangkaian pneumatik silinder kerja ganda pada trainer dapat dilihat pada
Gambar 9. Pada posisi kerja awal, udara bertekanan akan mengalir dari catu daya
melalui P ke A menuju silinder kerja ganda. Udara bertekanan dari silinder kerja
ganda akan dibuang melalui B ke S. pada kondisi seperti ini silinder kerja ganda
pada kondisi normal.
Jika katup mendapatkan sinyal kontrol disisi kanan, maka posisi kerja katup
akan berpindah ke sebelah kanan. Perubahan posisi kerja katup menyebabkan udara
bertekanan akan mengalir dari catu daya melalui P ke B menuju silinder kerja
ganda. Udara bertekanan dari silinder kerja ganda akan dibuang melalui A ke R.
pada posisi ini, piston dari silinder kerja ganda terdorong maju kedepan.
Jika katup berthenti mendapatkan sinyal disisi kanan, maka pegas dari arah
kiri akan menggeser posisi kerja katup kembali ke posisi normal (kerja awal).
2. Aktuator pada Sistem Konveyor
Aktuator pada sistem konveyor yang ada di Trianer Kontrol Pneumatik
dengan Kendali Smart Relay adalah aktuator yang berfungsi untuk
menggerakan atau memutar belt konveyor. Aktuator tersebut terdiri dari 2
komponen yaitu relay dan motor DC.
a. Relay
Relay adalah suatu komponen elektronik yang bekerja berdasarkan
elektromagnetik untuk menggerakan kontaktor yang tersusun di dalamnya.
Relay merupakan sebuah saklar elektronik yang dapat dikendalikan dari
rangkaian elektronik lainnya dengan cara memanfaatkan tenaga listrik sebagai
sumber energinya. Relay terdiri dari 4 bagian utama, yaitu: (1) Elektromagnet;
(2) Armature; (3) Switch contact point (saklar); dan (4) Spring.
Prinsip kerja dari relay yaitu apabila ada arus listrik yang mengalir
melalui kumparan coil, maka akan timbul medan elektromagnet. Medan
elektromagnet tersebut menarik armature sehingga berpindah dari posisi
sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO). Posisi armature sebelumnya (NC) akan
menjadi open atau tidak terhubung. Perubahan posisi armature inilah yang
berfungsi menjadi saklar yang dapat menghantarkan arus listrik. Pada saat tidak
ada arus listrik yang mengalir melalui coil, armature akan kembali lagi ke
posisi awal (NC).
b. Motor DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah
energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga
dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor
memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct
Current) untuk dapat menggerakannya.
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator
dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis
ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian
yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian
utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu
diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field
winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar),
Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Gambar 11. Rangkaian zeliosoft trainer kontrol pneumatik dengan kendali smart
relay
1.9. Kesimpulan