Anda di halaman 1dari 162

Workshop PLC

Prodi S1 Pendidikan Teknik Elektro


Prodi D3 Teknik Elektro
Prodi D3 Teknik Elektronika

Oleh
Drs. Slamet Wibawanto, M.T.

Laboratorium Sistem Kendali


Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Malang
Januari 2018
RANCANGAN PERKULIAHAN SEMESTER
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO/ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Matakuliah : Workshop PLC dan Pneumatic PTEL622


Workshop PLC D3 Teknik Elektro/Elektronika
Prodi/Ofering : S1 PTE’16/D3 TEKNIK ELEKTRO/ELEKTRONIKA
SKS/JS : 2/4
Semester : Genap 2017/2018
Dosen Pembina : Drs. Slamet Wibawanto, M.T.

A. Deskripsi Umum Matakuliah


Dalam matakuliah Workshop PLC & Pneumatic PTEL622 ini mahasiswa dituntut
untuk mahir mendisain sistem kendali berbasis PLC. Oleh karena itu dalam setiap
pertemuan mahasiswa ditantang untuk mendisain minimal satu proyek kendali dan
di luar jam kuliah tatap muka mahasiswa ditugasi mendisain minimal satu proyek
kendali per minggu sehinggga dalam satu minggu mininal mahasiswa
berpengalaman mendisain dua proyek kendali. Untuk menjawab tantangan tersebut
dasar-dasar pemrograman PLC diberikan di bagian awal modul, diikuti dengan
contoh pemrograman. Mahasiswa diharapkan di luar jam kuliah sudah mempelajari
dasar teori dan mencoba contoh-contoh program. Dengan cara ini waktu tatap
muka yang disediakan di Lab bisa digunakan untuk mendiskusikan dan
menyelesaikan proyek/mendisain sistem kendali.

B. Standar Kompetensi
Mengidentifikasi sistem kendali PLC dan mampu mendisain sistem kendali berbasis PLC.

C. Kompetensi Dasar
1. Mengidentifikasi struktur PLC: CPU, memori, dan modul I/O
2. Mengidentifikasi instalasi rangkaian input-output: simbol–simbol elektro-mekanik yang
sering digunakan, pembacaan data teknis, pengawatan PLC,
3. Mengidentifikasi sintak pemrograman PLC: instruksi-instruksi logika dasar yang
mencakup logika AND, OR, NOT, interlock, percabangan input/output, timer, counter,
flag, dan RTC.
4. Mendisain sistem kendali berbasis PLC.
5. Melakukan wiring dan trouble shooting sistem kendali berbasis PLC.

i
D. Kegiatan Perkuliahan
Perte Strategi Sumber
Kegiatan Pembelajaran
muan ke Pembelajaran Belajar
 Orientasi perkuliahan: Paparan  Pretest
RPS dan tagihan-tagihannya  Paparan konsep
 Mengidentifikasi PLC: fungsi  Diskusi dan tanya
1 [1]
PLC, I/O PLC, prinsip jawab
mengintalasi PLC, CX
Programmer
 Dasar pemrograman CX  Paparan konsep
Programmer  Diskusi dan tanya
2
 Melakukan simulasi jawab
 Transfer program ke PLC
 Program lanjut: timmer, counter  Paparan konsep
3
dan Clock/Pulse  Problem based
 Studi kasus: Lampu berjalan learning
 Program lanjut: Diffu, Compare  Paparan konsep
4  Studi kasus: Sfatey Crane,  Problem based
Mesin cuci mobil learning
 Program lanjut: IL, IC, internal  Paparan konsep
relay, holding relay  Problem based
5
 Studi kasus: Pintu garasi learning
otomatis, Conveyor
 Studi kasus: Lampu lalu lintas  Paparan konsep
6  Problem based
learning
 RTC  Paparan konsep
7 Problem based
learning
Proyek mendisain sistem kendali Menyelesaikan proyek
berbasis PLC sistem kendali berbasis
PLC
8-16
(telah disediakan 16
proyek yang harus
dikerjakan)

E. KEWAJIBAN MAHASISWA
1. Membaca dan menelaah buku referensi yang relevan
2. Hadir, berpartisipasi aktif dalam perkuliahan
3. Mengerjakan dan menyerahkan tugas-tugas (proyek) tepat waktu
4. Mengikuti ujian akhir semester (UAS)

ii
F. Penilaian

Aspek Penilaian Bobot (%)


a. Kehadiran mahasiswa dalam kuliah tatap muka terjadwal)
observasi, keaktifan dan partisipasi
Minimal kehadiran dalam kegiatan tatap muka adalah 80%
b. Tugas proyek: tersedia 16 proyek mendisain sistem kendali
berbasis PLC minimal mahasiswa mengerjakan 12 proyek:
 5 proyek dikerjakan di kelas tatap muka 30
 7 proyek dikerjakan di luar jam tatap muka (tugas 30
terstruktur)
c. Laporan Proyek 15
d. Ujian Akhir Semester (UAS) 25
Jumlah 100

G. Daftar Literatur
 Literatur Utama: PTEL631 Workshop PLC Semester Genap 2017/2018,
Slamet Wibawanto, 2018 (Bahan Kuliah)
 Literatur tambahan:
 CX programmer, Introduction Guide
 Literatur tambahan:
 Micro Programmable Controller CPM1A (datasheet)
 Programmablle Controler Sysmac CP1h/CP1L (Datasheet)

Malang, 09 Januari 2018


Pembina Matakuliah

Drs. Slamet Wibawanto, M.T.

iii
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. atas tersususnnya Modul
Sistem Kendali Industri. Penerbitan bahan ajar ini dimaksudkan untuk membantu
mahasiswa menguasai dasar pemrograman PLC dalam matakuliah Sistem Kendali
Industri NTEL616, program studi S1 Teknik Elektro.
Dalam matakuliah Sistem Kendali Industri ini mahasiswa dituntut untuk mahir
mendisain sistem kendali berbasis PLC. Oleh karena itu dalam setiap pertemuan
mahasiswa ditantang untuk mendisain minimal satu proyek kendali dan di luar jam
kuliah tatap muka mahasiswa ditugasi mendisain minimal satu proyek kendali sehinggga
dalam satu minggu mininal mahasiswa berpenngalaman mendisain dua proyek kendali.
Untuk menjawab tantangan tersebut dasar-dasar pemrograman PLC diberikan di bagian
awal modul, diikuti dengan contoh pemrograman. Mahasiswa diharapkan mempelajari
dasar teori dan mencoba contoh-contoh program yang sudah ada sudah dilakukan di
luar jam kuliah. Sehingga waktu tatap muka yang disediakan di Lab bisa digunakan untuk
mendiskusikan dan menyelesaikan proyek/mendisain sistem kendali.
Terimakasih kepada sejawat Dosen, Teknisi dan para mahasiswa serta semua
pihak yang telah membantu memberikan bahan-bahan untuk menyusun buku
sederhana ini. Semoga semuanya mendapat imbalan yang setimpal dari Allah S.W.T.
Amin.

Malang, Januari 2018


Penyusun

iv
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

DAFTAR ISI

RANCANGAN PERKULIAHAN SEMESTER i


KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v

BAGIAN PERTAMA: DASAR PEMROGRAMAN PLC


UNIT 01: MENGENAL PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER - PLC 1
Komponen Utama PLC 2

UNIT 02: RANGKAIN INPUT-OUTPUT: 4


Rangkaian Input PLC OMRON tipe CPM2A 4
Rangkaian Output PLC OMRON tipe CPM2A 6
Terminal Input Dan Output PLC Omron Tipe CP1L 8
Perbedaan Pengalamatan Input Dan Input PLC Omron
CP2M dan CP1L 8
Contoh Program Sederhana: Start-Stop Lampu 9

UNIT 03: MENGENAL SOFTWARE CX-PROGAMMER 9.1 10


Memulai CX-Programmer 10
Tombol Shortcut 12
Membuat Projek Baru 13
Program Dasar: Rangkaian Start-Stop dengan Pengunci 14
Tabel Pengalamatan 15
Proses Membuat Ladder Diagram (PLC Omorn Tipe CP1L) 15
Program Dasar: Melakukan Simulasi 18
Program Dasar: Transfer Program ke PLC 19

UNIT 04: INSTRUKSI-INSTRUKSI CX PROGRAMER 21


KEEP (FUN 11) 21
TIMMER 22
UP COUNTER 24
UP/DOWN COUNTER 26
CLOCK/PULSE 27
DIFFERENTIAL UP (DIFU) 28
DIFFERENTIAL DOWN 29
COMPARE 29
IL dan ILC (Inter Lock dan Inter Lock Clear) 31
INTERNAL RELAY 32
HOLDING RELAY 34

v
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

UNIT 05: STUDI KASUS PEMROGRAMAN 35

STUDI KASUS 1: BEL KUIS 35


Tabel Pengalamatan 35
Pemrograman: 35

STUDI KASUS 2 : LAMPU BERJALAN 37


Tabel Pengalamatan 37
Pemrograman: 38
Ladder Diagram 38

STUDI KASUS 3 : SAFETY CRANE 39


Prinsip Kerja yang Diinginkan 39
Tabel Pengalamatan 40
Pembahasan 40

STUDI KASUS 4 : MESIN CUCI MOBIL OTOMATIS 42


Spesifikasi Sistem dan Prinsip Kerjanya 42
Ladder Diagram 43

STUDI KASUS 5 : PINTU GARASI OTOMATIS 44


Prinsip Kerja Yang Diinginkan: 44
Tabel Pengalamatan Input-Output 44
Ladder Diagram 46

STUDI KASUS 6 : CONVEYOR 47


Prinsip Kerja 47
Tabel Pengalamatan Input-Output 47
Algoritma Pemrograman 48
Diagram Ladder 49

STUDI KASUS 7 : CONVEYOR 2 50


Spesifikasi Sistem 50
Prinsip Kerja 50
Tabel Pengalamatan Input-Output 50
Allgoritma Pemrograman 51
Diagram ladder 51

vi
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

UNIT 08: LAMPU LALULINTAS 52


Definisi Sistem 52
Prinsi Kerja Yang Diinginkan 52
Timing Diagram 53
Addresing 54
Ladder Diagram 54
Ladder lengkap 58

BAGIAN KEDUA: PEMROGRAMAN LANJUT 60


Date Comparation Instructions 61
Shift Register 67
CSUB (731) 70
Date (735) 74
HMS (006) 76
SEC (065) 79
CADD (730) 81

BAGIAN KETIGA: PROYEK MENDISAIN KENDALI INDUSTRI 86


Proyek 01 : Kendali Tandon Air 87
Proyek 02 : Kendali Tangki BBM 88
Proyek 03 : Manual Crane 90
Proyek 04 : Rumah Kaca 92
Proyek 05 : Over Head Crane 94
Proyek 06 : Lift Penumpang Dua Lantai 97
Proyek 07 : Lift Penumpnag Empat Lantai 99
Proyek 08 : Conveyor Pengisian Box 102
Proyek 09 : Conveyor Pengisian Box 104
Proyek 10 : Lampu Lalu Lintas 106
Proyek 11 : Lampu Lalu Lintas-2 107
Proyek 12 : Lampu Lalu Lintas-3 108
Proyek 13 : Kendali Start-Stop Motor 3 Phasa 109
Proyek 14 : Menjalankan Motor 2 Arah Putar 114
Proyek 15 : Menjalankan motor runing and joging 117
Proyek 16 : Dua Motor Bekerja Bergantian 118
Proyek 17 : Kendali Star-Delta Motor 3 Phasa 120
Proyek 18 : Tiga Motor Bekerja Secara Simultan 123

BAGIAN KEEMPAT: HMI (Human Machine Interface)

vii
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

BAGIAN PERTAMA: DASAR PEMROGRAMAN PLC

viii
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Unit 01
Mengenal Progammable Logic Controller - PLC

PLC (Programmable Logic Controller) dapat diartikan sebagai kontrol logika


terprogram. PLC memiliki "otak" berupa mikroprosesor, digunakan pada
otomasi proses industri seperti pengawasan dan pengontrolan mesin-mesin produksi.
PLC memiliki perangkat masukan dan keluaran yang digunakan untuk berhubungan
dengan perangkat luar seperti tombol operasi, sensor, relai, contactor dll. Bahasa
pemrograman yang digunakan untuk mengoperasikan PLC berbeda dengan bahasa
pemrograman biasa. Bahasa yang digunakan adalah Ladder, yang hanya berisi input-
proses-output. Disebut Ladder, karena bentuk tampilan bahasa pemrogramannya
memang seperti tampilan tangga. Disamping menggunakan pemrograman ladder, PLC
juga dapat diprogram dengan pemrograman SFC dan pemrograman FBD.
Gambar 1.1 menunjukkan bentuk-bentuk PLC dari beberapa merk terkemuka.
Pembahasan modul ini fokus pada pemrograman PLC Omron menggunakan software
CX Programmer 9.1.

Gambar 1.1 Berbagai bentuk PLC

1
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Komponen Utama PLC


Komponen utama PLC adalah: (1) Input, (2) CPU (Central Processing Unit), dan
(3) Output. Input pada PLC bisa berupa alat untuk mengoperasikan sistem (saklar,
tombol) dan sensor. Output pada PLC adalah sistem yang dikontrol, bisa berupa
aktuator (motor, kontaktor), lampu dan sebagainya.

Gambar 1.2 Integrasi komponen input, unit prosesor, dan output

Penempatan terminal Input dan terminal Output pada PLC merk apapun selalu terpisah
jauh (berseberangan). Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah merangkai dan
memperkecil terjadinya kesalahan merangkai. Contoh jika terminal input diletakkan di
bagian atas PLC, maka terminal output diletakkan di bagian bawah PLC tersebut. Ada
juga merk PLC yang input outputnya terpisah, yakni ditempatkan pada modul tambahan
khusus input dan modul tambahan yang lain untuk output.

Gambar 1.3 Peletakan Terminal Input dan Output pada PLC Omron CPM2A

2
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Pada semua jenis PLC terminal input berada di atas, sedangkan terminal output berada
di bagian bawah (Gambar 1.3 dan 1.4). Pemisahan letak terminal ini bertujuan untuk
memudahkan pengguna dalam merangkai dan menganalisis rangkaian jika terjadi trou-
ble hardware pada sistem.

Gambar 1.4 Peletakan Terminal Input dan Output pada PLC Omron CP1L-L

3
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Unit 02
RANGKAIN INPUT-OUTPUT:

Rangkaian Input PLC OMRON tipe CPM2A


PLC OMRON CPM2A-20CDR-A memiliki terminal input sebanyak 12 buah, yakni input
00.00 s.d input 00.11 (chanal 0)

Gambar 2.1 Susunan terminal Power supply dan terminal Input PLC Omron CPM2A – 20 CDR

Perhatikan! Identifikasi (temukan) letak terminal-terminal berikut


ini pada panel PLC?
 Letak terminal input 00, 01, ..., 11
 Letak terminal COM UNTUK INPUT
 LED-INPUT yang menyala jika terminal input diberi
tegangan 24 Volt

Awas
 Terminal COM INPUT berdekatan dengan
terminal L2/N yang bertegangan 220 V-AC (lihat
gambar 2.1)

4
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Input Device adalah komponen kendali yang dihubungkan ke terminal input PLC.
Contoh Input Device: tombol push buton, limit switch, sensor, encoder dll. Input Device
berguna untuk mengoperasikan sistem kendali (PLC) yang akan dibuat.

Cara pengkabelan Input Device

(a)

(b)
Gambar 2.2 Cara pengkabelan input device
(a) Power supply sksternal;
(b) Power Szupply internal

 Kabel negatif 24 V-DC dihubungkan ke termanl Com – input


 Terminal Positif power supply 24 Volt dihubungkan ke salah satu kaki pertama
Input Device
 Terminal Input 00, 01 ... 11 dihubungkan ka kaki kedua Input Device (lihat
gambar 2.2)

5
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Catatan:
 Bahwa power supply 24 Volt bisa menggunakan power supply eksternal, yakni
power supply luar PLC, tetapi bisa juga menggunakan power supply internal
yang sudah tersedia di dalam PLC.
 Polaritas power supply tidak terlalu fatal: boleh dibolak-balik. Namun tetap
disarankan selalu menghubungkan COM ke terminal negatif

Rangkaian Output PLC OMRON tipe CPM2A

Gambar 2.3 Terminal Power Supply internal 24V-DC dan output PLC OMRON CPM2A

PLC OMRON CPM2A-20CDR-A memiliki terminal output sebanyak 8 buah,pada chanal


10, dengan 4 buah terminal COM yakni:
 Output 00  COM
 Output 01  COM
 Output 02 dan 03  COM
 Output 04, 05, 06 dan 07  COM

Perhatikan! Identifikasi (temukan) letak terminal berikut ini


pada panel PLC?
 Letak terminal output 00, 01, ..., 07, dengan terminal COM
masing-masing
 Letak terminal internal power supply +24 Volt, dan
terminal ()

6
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

AWAS !
 Letak terminal internal power supply +24 Volt, dan
terminal () BERDEKATAN DENGAN TERMINAL
OUTPUT 10.00 DAN COM
 JANGAN SAMPAI TERJADI HUBUNG-SINGKAT,
TERUTAMA JIKA OUTPUT TERHUBUNG
LANGSUNG DENGAN TEGANGAN 220 V-AC

Cara Pengkabelan Output Device : Bayangkan bahwa PLC adalah skakelar untuk
melayani beban
 Kabel Fasa sumber 220 V-AC dihubungkan ke terminal COM output PLC
 Kabel Netral dari sumber 220 V-AC dihubungkan ke beban,
 Dari beban dihubungkan ke salah satu terminal output (00, 01, ..., 07), lihat
gambar 2.4

Catat bahwa:
Output 10.00
memiliki COM
sendiri
Output 10.01
memiliki COM
sendiri
Output 10.02
dan 10.03
memiliki COM
bersama
Output 10.04,
05, 06 dan 07
memiliki COM
bersama
Gambar 2.4 Pengkabelan pada sisi output PLC

Awas!
 Jangan memasang beban (Device Output) lebih dari 2
Amper.

 Jika beban yang dikontrol lebih dari 2 Amper, gunakan


Relay atau kontaktor

7
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Terminal Input-Output PLC Omron Tipe CP1L

Perbedaan Pengalamatan Input Dan Input PLC Omron


CP2M dan CP1L

TIPE PENGALAMATAN INPUT


CPM2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.1
A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
CP1L 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1

TIPE PENGALAMATAN OUTPUT


CPM2A 10.00 10.01 10.02 10.03 10.04 10.05 10.06 10.07
CP1L 100.00 100.01 100.02 100.03 100.04 100.05 100.06 100.07

8
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Contoh Program Sederhana: Start-Stop Lampu


KASUS: Sebuah lampu dinyalakan melaui tombol START dan dimatikan melalui tombol
STOP.
ALGORITMA KONTROL
 Tekan tombol START, maka lampu akan menyala
 Tekan tombol STOP, maka lampu akan mati.

TABEL PENGALAMATAN PLC OMRON CPM2A


NO PERALATAN ALAMAT PERALATAN ALAMAT
INPUT OUTPUT
1 Tombol START 0.00 LAMPU 10.00
2 Tombol STOP 0.01

DIAGRAM LADDER CPM2A

TABEL PENGALAMATAN PLC OMRON CP1L

NO PERALATAN ALAMAT PERALATAN ALAMAT


INPUT OUTPUT
1 Tombol STARAT 0.00 LAMPU 100.00
2 Tombol STOP 0.01

DIAGRAM LADDER CP1L

9
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Unit 03
Mengenal Software CX-Progammer 9.1

CX-Programmer adalah sowfware aplikasi yang dikembangkan oleh Omron


untuk memprogram semua jenis PLC produk Omron. Modul ini hanya membahas
pemrograman menggunakan CX-Programmer versi 9.1.

Memulai CX-Programmer
CX-Programmer adalah sofware aplikasi berbasis Windows. Oleh karena itu
mengaktifkannya mirip dengan software berbasis Windows lainnya. Beberapa pilihan
cara mengaktifkannya adalah sebagai berikut:

Alternatif pertama:
1. Klik Start
2. Klik All Programs
3. Klik Omron
4. Klik CX One
5. Klik CX Programmer, maka akan muncul tampilan awal seperti gambar 3.1

Gambar 3.1 Mengaktifkan CX Programmer melalui Start

10
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Alternatif kedua:
Jika pada Desktop ada icon maka tinggal double-klik pada gambar icon tersebut.

Gambar 3.2 Icon CX Programmer pada Desktop

11
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 3.3 Bagian layar CX-Programmer V 9.1

Tombol Shortcut
Toombol Shortcurt adalah tombol yang digunakan untuk membuat komponen Ladder.
C : membuat tombol Normaly Open
/ : membuat tombol Normaly Close
W : membuat tombol Normaly Open OR
X : membuat tombol Normaly Close OR
O : membuat Normal Open Coil
Q : membuat Normal Close Coil

12
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Membuat Projek Baru

File New
Klik menu kemudian pilih (lihat gambar 3.4)

Setelah itu akan muncul kotak dialog pemilihan PLC seperti pada gambar 3.5.

Gambar 3.4 Membuat prjek baru

Gambar 3.5 Kotak dialog pemilihan tipe PLC

13
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 3.6 Penyetingan jenis PLC dan kabel komunikasi dari komputer ke PLC untuk PLC Type
CP1L-L

Program Dasar: Rangkaian Start-Stop dengan Pengunci


Gambar 3.7 menunjukkan rangkaian pengunci sederhana yang biasa digunakan pada
sistem kendali magnetik (rangkaian kontaktor) pada motor listrik.

Gambar 3.7 Rangkaian Start-Stop dengan Pengunci

14
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Tabel Pengalamatan
Tabel pengalamatan adalah tabel yang berisi fungsi input-output dan alamat masing-
masing fungsi tersebut. Tabel pengalamatan berguna untuk membantu Programmer
mengidentifikasi input dan output sehingga akan mempersingkat waktu pemrograman.

Tabel Pengalamatan Rangkaian Start-Stop dengan Pengunci (PLC Type CPM2A)


Address Type Fungsi Keterangan
0.00 Input START Tombol Pushbutton NO
0.01 Innput STOP Tombol Push button NC
10.00 Output K1 Contactor Coil

Tabel Pengalamatan Rangkaian Start-Stop dengan Pengunci (PLC Type CP1L-L)


Address Type Fungsi Keterangan
0.00 Input START Tombol Pushbutton NO
0.01 Innput STOP Tombol Push button NC
100.00 Output K1 Contactor Coil

Proses Membuat Ladder Diagram (PLC Omorn


Tipe CP1L)
1) Membuat tombol START:
 Ketik C,  membuat kontak NO
 Setelah muncul kotak dialog New Contack  ketikkan address 000, klik
OK
 Ketik START,kemudian klik OK. (Gambar 3.8)

Gambar 3.8 Membuat tombol START

15
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

2) Membuat tombol STOP:


 Ketik /  membuat kontak NC
 ketikkan addres 001 , klik OK
 ketikkan STOP, klik OK ( lihat gambar 3.9)

Gambar 3.9 Hasil setelah START dan STOP dimasukkan

3) Membuat Coil K1:


 Ketik O  membuat koil (output)
 Isikan address 10000, klik OK.
 Isikan komentar K1, klik OK (lihat Gambar 3.10)

Maka akan dihasilkan satu baris ladder (RUNG) seperti ditunjukkan pada
gambar 3.11

Gambar 3.10 Membuat Coil K1

16
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 3.11 Satu baris ladder (RUNG)

4) Membuat pengunci:
 Klik pada tombol START, kemudian pindahkan kursor di bawah tombol start.
 Ketikkan W  membuat Normally Open OR, gambar 3.12
 Isikan 10000, klik OK
 Isikan K1, klik OK

Hasilnya seperti ditunjukkan pada gambar 3.13

Gambar 3.12. Membuat OR pada START

17
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 3.13 Diagram Ladder Pengunci Yang Sudah Jadi

5) Simpan program tersebut dengan klik File-Save dan beri nama Rangkaian
Pengunci Dasar.

Program Dasar: Melakukan Simulasi


Program atau Ladder yang sudah dibuat, sebelum ditransfer ke PLC sebaiknya
dilakukan uji coba pengetesan apakah program sudah berjalan sesuai dengan yang
diinginkan atau belum.

Pengujian program dilakukan dengan cara disimulasikan.Pastikan bahwa pada


komputer Anda telah terinstall software CX Programmer.Full Version
Cara melakukan simulasi adalah sebagai berikut:

1. Pilih type PLC yang bisa digunakan untuk simulasi misalnya type : CJ1M, CP1L,
CS1D-S dan lain-lain (pemilihan type plc ini dilakukan pada waktu akan mulai
membuat program) karena tidak semua Type PLC bisa disimulasi.
2. Setelah Ladder selesai dibuat dan disimpan, klik ikon WORK ON LINE

3. Tunggu proses download ke simulator. Proses selesai jika Ladder sudah ada
yang berwarna hijau.

18
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

4. Cara menyimulasikan mengoperasikan input (Push Button dll.) adalah:


 Klik pada input yang akan dioperasikan
 Menekan (menghidupkan) swtich: Tekan tombol keyboard Ctrl + J
 Melepas (mematikan) switch : Tekan tombol keyboard Ctrl + K

Program Dasar: Transfer Program ke PLC


Jika program (ladder) sudah diyakini benar, langkah berikutnya adalah melakukan
transfer program ke PLC.
Langkah persiapan: Pastikan bahwa
1. program sudah benar dan disimpan ke komputer
2. kabel data dari komputer ke PLC sudah terpasang
3. PLC sudah terhubung ke power supply (sudah aktif)
4. CX simulator tidak sedang aktif

Transfer program ke PLC:


1. Klik ikon Work Online, atau tekan tombol keyboar Ctrl + W

19
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

2. Klik menu PLC


3. Pilih Transfer
4. Pilih To PLC
5. Tunggu beberapa saat, ikuti perintah/pesan yang muncul pada monitor.

20
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

UNIT 04
INSTRUKSI-INSTRUKSI CX PROGRAMER

KEEP (FUN 11)


Keep adalah special instruction yang terdapat di CX Programmer yang berfungsi sebagai
pengunci. KEEP sama dengan rangkaian pengunci, bedanya KEEP lebih sederhana. Cara
mengunci menggunakan KEEP adalah sebagai berikut (lihat Gambar 4.1):

Gambar 4.1 KEEP Instruction

1) Buat tombol START: Ketik C, masukkan adres 000 dan comment START
2) Buat instruksi KEEP: Ketik I, untuk mengeluarkan special instruction, lalu ketik
KEEP(spasi) alamat_output. Contoh: KEEP 10000, pada kotak dialog Edit
Comment ketikkan OUT (lihat Gambar 4.1).
3) Pindahkan kursor di bawah tombol START, ketik C untuk membuat tombol RESET
(STOP), kemudian ketikkan address 0001, klik OK dan ketikkan RESET akhiri
dengan klik OK.

21
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Hasilnya seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2. Ladder gambar 4.2 mempunyai fungsi
sama dengan ladder Gambar 3.13.

Gambar 4.2 Ladder diagram dengan instruksi KEEP ketika sudah jadi

TIMMER
Program timer pada PLC berfungsi untuk mengatur penyalaan output pada PLC sesuai
kebutuhan.

Sintak penulisan Timmer adalah:


TIM spasi addres timmer spasi #waktu
Misal TIM 0000 #300 : artinya timmer 00 dengan seting waktu 300 X 0,1 detik = 30 detik.

Contoh Aplikasi: Lampu menyala selama 30 detik, kemudian mati.

Cara membuat ladder adalah sebagai berikut:


1) Buatlah ladder rangkaian start-stop lampu seperti Gambar 3.13.
2) Pindahkan kursor pada RUNG-1, buat kontak NO dengan alamat 100.00 (merujuk
ke alamat OUTPUT)
3) Membuat Timmer: (Gambar 4.3)
 Ketikkan I, kemudian isikan TIM 0000 #300, klik OK
 Pindahkan kursor pada baris 2. Hasilnya seperti ditunjukkan pada Gambar
4.4.

22
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 4.3. Penulisan Instruksi Timer, 30 detik

Gambar 4.4 Ladder diagram penggunaan Timer

Gambar 4.5 Membuat kontak NC-Timmer seri dengan tombol STOP

4) Tambahkan kontak NC-Timmer pada rangkaian stop seperti yang diperlihatkan


pada gambar 4.5.
 Tempatkan kursos di sebelah kanan tombol STOP

23
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

 Ketik /, untuk membuat NC Timmer


 Masukkan addres T000, klik OK.
 Jika muncul edit Comment klik OK lagi. Hasilnya lihat Gb. 4.6

Gambar 4.6 Pengunci Dengan Stop Manual – Otomatis

UP COUNTER
Secara makna, counter berarti penghitung. Pada PLC Omron, fungsi counter adalah
untuk menghitung berapa kali masukan pada suatu sistem yang diinginkan.

Sintak penulisan adalah sebagai berikut:


CNT(spasi) alamat (spasi) #nilaicounter.
Contoh CNT 0000 #3  Counter 00 akan aktif setelah diberi masukkan sebanyak tiga
kali

Contoh aplikasi counter


Menyalakan lampu setelah tombol ditekan 3 kali.

Langkah membuat ladder adalah sebagai berikut:


1) Pasang tombol START dengan addres 0000
2) Pasang Counter:
 Ketik I (new Instruction)
 Ketik CNT 0000 #3, klik OK (Gambar 4.7)
 Ketikan komentar COUNTER 3X, klik OK

24
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 4.7 Mengatur Counter

Gambar 4.8 Ladder setelah counter terpasang

3) Pasang tombol NO untuk RESET dengan adrres 001


 Ketik C, masukkan addres 001 dan komentar RESET (Gambar 4.9)
 Panjangkan garis dengan menekan tombol Ctrl dan panah kanan

Gambar 4.9 Ladder setelah tombol RESET terpasang

4) Masukkan ke output
 Pasang tombol NO, berikan addres C0000

25
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

 Pasang Output, berikan addres 10000 dan comment LAMP (Gambar


4.10)

Gambar 4.10 Program Counter lengkap

Cara kerja counter tersebut adalah ketika input 0.00 ditekan sebanyak 3 kali, maka
counter C0000 akan aktif sehingga mengaktifkan output dengan alamat 100.00. Untuk
membuat hitungan counter kembali ke 0, maka tombol RESET harus diaktifkan.

UP/DOWN COUNTER
Hampir sama dengan up counter, pada up/down counter juga berfungsi sebagai
penghitung jumlah masukan. Akan tetapi dengan up/down counter, nilai masukan bisa
ditambah maupun dikurangi secara berurutan. Cara memrogram up/down counter
sama dengan up counter akan tetapi perintah CNT diganti dengan CNTR.

Langkah pemrograman:
 Pasang tombol NO , beri address 000, dan comment COUNT UP
 Pasang Counter Up/Down: Ketiikan I, masukkan CNTR 0000 #6
 Pasang tombol NO, beri address 001, dan comment COUNT DOWN
 Pasang tombol NO, beri address 002, dan comment RESET
 Pasang tombol NO, beri address C0000
 Pasang coil NO, beri address 10000 dan comment LAMP
Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4.11

26
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 4.11 Ladder Up/Down Counter

CLOCK/PULSE
Pada PLC Omron, terdapat bit-bit khusus yang mempunyai fungsi-fungsi khusus. Salah
satu bit khusus pada PLC omron adalah CLOCK/PULSE yang terus menerus akan
berkedip selama dalam jeda waktu tertentu.

Langkah pemrograman:
 Pasang tombol NO , beri address P kemudian tekan tombol panah Down atau Up
untuk menyeting waktu berkedip yang diinginkan:
 P_0_02s artinya mengahasilkan pulsa dengan lebar 0,02 detik
 P_0_1s artinya mengahasilkan pulsa dengan lebar 0,1 detik
 P_1m artinya mengahasilkan pulsa dengan lebar 1 menit.

Ladder berikut merupakan contoh penggunaan PULSE untuk membuat lampu berkedip

27
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 4.12 Contoh penggunaan instruksi PULSE untuk membuat lampu berkedip

DIFFERENTIAL UP (DIFU)
Aplikasi kontrol ini berfungsi untuk meng ON kan output selama satu scan.

Sintak penulisan instruksi DIFU adalah DIFU addres

Contoh program menggunakan DIFU seperti ditunjukkan pada Gambar 4.13.

Cara kerjanya :
 Apabila tombol START ditekan maka output DIFU 600 akan on dan kontak DIFU 600
akan hidup hanya sekejap walaupun tombol START ditekan lama.
o Lampu 100.00 akan menyala.
o Counter CNT01 akan menghitung #1
 Apabila tombol START ditekan satu kali lagi maka output DIFU 600 akan on dan
kontak DIFU 600 akan ON sekejap walaupun tombol START ditekan lama.
o Counter CNT01 akan menghitung #2
o NC dari Counter CNT01 akan membuka sehingga lampu mati
o NO dari Counter CNT01 akan menutup sehingga mereset Counter

28
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 4.13 Instruksi DIFU untuk aplikasi start-stop lampu dengan satu tombol.

DIFFERENTIAL DOWN
Differential Down atau DIFD adalah instruksi dari omron yang akan menyalakan output
selama satu scan jika input berubah dari high ke low. Cara memrogramnya sama dengan
DIFU, hanya saja DIFU diganti dengan DIFD.

COMPARE
Comparator digunakan untuk membandingkan masukan satu dengan masukan lain,
atau masukan satu dengan nilai pembanding yang telah ditentukan. Instruksinya adalah
CMP(spasi)data_1(spasi)data_2.

Contoh: Menjalankan tiga buah pompa dengan prinsip kerja yang diinginkan adalah
sebagai berikut:
- Pompa PUMP#1 akan bekerja jika nilai CNT000 lebih tinggi dibanding nilai
CNT001 (GT, Greater Than)
- Pompa PUMP#2 akan bekerja jika nilai CNT000 sama dengan nilai CNT001 (EQ,
Equal)
- Pompa PUMP#3 akan bekerja jika nilai CNT000 lebih rendah dibanding nilai
CNT001 (LT, Lower Than)

Proses Membuat Ladder


 Pasang tombol START dengan addres 0.00, tombol STOP dengan addres 0.01,
Internal Relay dengan addres 600, pengunci dengan addres 600  rung 0
 Membuat Comparator (rung 1):
o Pasang tombol NO dengan addres 600
o Ketik I, kemudian masukkan CMP C0 C1, klik OK,

29
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

o masukkan CNT000, klik OK,


o masukkan CNT001, klik OK
o Pasang cabang ke bawah (Ctrl + panah ke bawah)

o Pasang tombol NO, klik , kemudian pilih adres P_GT, klik OK .

o Pasang New Coil, beri address 100.00 dan comment PUMP#1


o Pasang cabang ke bawah, tambahkan NO, pilih adress P_EQ
o Pasang New Coil, beri address 100.01 dan comment PUMP#2
o Pasang cabang ke bawah, tambahkan NO, pilih adress P_LT
o Pasang New Coil, beri address 100.02 dan comment PUMP#3
 Membuat Counter CNT000 (rung 2)
o Pasang tombol NO dengan addres 0.01 dengan comment COUNT1
o Pasang Counter CNT 0000 #4, dengan Comment CNT000
o Pasang tombol RESET dengan addres 0.02
 Membuat Counter CNT000 (rung 3)
o Pasang tombol NO dengan addres 0.03 dengan comment COUNT1
o Pasang Counter CNT 0001 #4, dengan Comment CNT001
o Pasang tombol RESET dengan addres 0.02

30
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 4.14 Program Compare

IL dan ILC (Inter Lock dan Inter Lock Clear)


IL adalah singkatan dari Inter Lock sedangkan ILC adalah singkatan dari Interlock Clear
berfungsi untuk mengunci program.Biasanya IL dan ILC Digunakan untuk tombol
Emergency. Contoh program menggunakan IL dan ILC : Pada gambar dibawah ada 5
network, IL dipasang pada network kedua ini berarti apabila tombol ss di hidupkan
maka program yang berada pada network 3 tidak bisa dihidupkan sedangkan program
pada network 1 masih bisa dihidupkan atau dengan kata lain apabila IL dihidupkan
maka program yang berada antara IL dan ILC tidak bisa dihidupkan,setiap pemasangan
IL harus dipasang juga ILC. Dan setiap mengakhiri program jangan lupa diakhiri dengan
END(01). Contoh program dg menggunakan software syswin 3.4

31
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Untuk membuat instruksi IL dan ILC, tekan huruf I pada keyboard lalu ketik IL/ILC pada
kolom kemudian klik OK

INTERNAL RELAY
Internal Relay adalah general purpose relay yang ada di dalam PLC, tidak dapat diakses
secara langsung untuk digunakan sebagai input maupun output. Internal Relay adalah
relay semu yang merupakan bit digital yang disimpan pada internal image register.
Semua plc mempunyai internal relay akan tetapi penomeran dan jumlah maksimum
yang diperbolehkan tergantung dari merek dan model PLC. Internal Relay adalah tool
pemrograman yang sangat berharga bagi para programmer .
Internal relay memberi keleluasaan pada programmer untuk melaksanakan operasi
internal yang lebih rumit tanpa memerlukan penggunaan biaya mahal untuk beberapa
output relay. Dalam buku ini contoh penggunaan internal relay penulis memakai
simbol IR dengan penomeran sbb: 600 – 615.

32
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 4.14 contoh penggunaan internal relay.

Cara membuat internal rellay seperti membuat output, yang berbeda hanya
alamatnya.
 Ketik huruf O, isikan addres, isikan comment, klik OK
(lihat gambar 4.15)

Gambar 4.15 Membuat internal relay dengan addres 600

33
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

HOLDING RELAY
Holding Relay adalah relay internal yang di pakai untuk menahan
system yang sedang bekerja ketika power supply off, misalnya jika
Sumber tegangan (listrik PLN) mati. Dengan adanya holding relay maka proses bisa
tetap lanjut tidak mulai dari awal lagi.
Cara membuat instruksi holding relay (HR) seperti membuat output, berbeda hanya
cara menulkiskan addresnya:
 tekan huruf O, isikan addres diawali dengan H, isikan comment.
Gambar 4.16 menunjukkan contoh penggunaan Holding Relay yang digabung
dengan Internal Relay

Gambar 4.16 Contoh penggunaan holding relay dan internal relay

34
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Unit 05
Studi Kasus Pemrograman

STUDI KASUS 1: BEL KUIS

Gambar 5.1. Ilustrasi Acara Kuis

Buatlah Program bel kuis dengan ketentuan sebagai berikut:


 Bel terdiri dari 3 group
 Jika pemain 1 telah menekan bel, maka pemain 2 dan 3 tidak bisa menekan bel
begitu juga sebaliknya  interlock
 Buzzer menyala dengan irama: beep- (jeda 1 detik) - beep – (jeda 0,02 detik) 
pulse
 Buzzer akan terus berirama selama 5 detik lalu reset akan secara otomatis
bekerja.  timer
 Buatlah Tabel Pengalamatan dan diagram laddernya.

Tabel Pengalamatan
INPUT DEVICES OUTPUT DEVICE
BEL #1 (NO) 0.01 LAMPU#1 100.01
BEL#2 (NO) 0.02 LAMPU#2 100.02
BEL#3 (NO) 0.03 LAMPU#3 100.03
INTERNAL RELAY#1 6.01 TIMER 000 #60
INTERNAL RELAY#2 6.02
INTERNAL RELAY#3 6.03

Pemrograman:
 Tombol BEL#1, #2, #3 (NO) akan mengaktifkan internal relay#1, #2, #3
 Internal Relay#1, #2, #3 akan mengaktifkan Lampu#1, #2, #3

35
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

 KEEP digunakan untuk menahan Lampu#1, #2, #3


 KEEP direset menggunakan Timer 000
 Timer diaktifkan oleh Internal Relay#1, #2, #3 (di-OR-kan)
 Setiap Tombol Bel di-interlock dengan NC dua Internal Relay lainnya (di-AND-kan)

Ladder Dagram:

Gambar 5.2 Ladder diagram bel quis

36
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

STUDI KASUS 2 : LAMPU BERJALAN

Buatlah program penyalaan lampu berjalan dengan ketentuan sebagai berikut:


 Lampu terdiri dari 8 lampu.
 Lampu menyala bergantian mulai dari lampu nomor 1 hingga nomor 8 dan
kembali ke nomor 1.
 Setiap lampu menyala selama 20 ms
 Buatlah table pengalamatan dan diagram ladder

1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 5.3. Ilustrasi Lampu Indikator Penyempitan Jalan

TABEL PENGALAMATAN
INPUT DEVICES OUTPUT DEVICE
START (NO) 0.00 LAMPU#1 100.00
STOP (NC) 0.01 LAMPU#2 100.01
... ...
LAMPU#8 100.07

INTERNAL RELAY IR 6.00 TIMER#1


TIMER#2
...
TIMER#7

37
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Pemrograman:
 Rangkaian start-stop mengaktifkan internal relay IR-600
(Bisa juga menggunakan KEEP)
 IR-600 mengaktifkan lampu pertama L#1 dan Timer T#1
 Lampu L1 dimatikan oleh NC dari timer T#1,
 NO dari Timer T#1 mengaktifkan lampu L#2 dan Timer T#2
 Lampu L#2 dimatikan oleh NC dari Timer T#2
 NO dari Timer T#2 mengaktifkan lampu L#3 dan Timer T#3
 Lampu L#3 dimatikan oleh NC dari Timer T#3

Dst, sampai dengan rangkaian Lampu L#8


 NC dari Timer T#8 mereset Timer T#1

LADDER DIAGRAM

Gambar 5.4 Ladder diagarm untuk lampu berjalan

38
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

STUDI KASUS 3 : SAFETY CRANE

Gambar 5.5. Model Safety Crane

PrinsipKerja yang Diinginkan


1. Jika tombol Open ditekan maka Crane siap dioperasikan,lampu HIJAU menyala
2. Jika tombol Lock ditekan maka Crane berhenti bekerja dan diam di tempat,
Lampu indikator MERAH menyala. Tombol Lock bisa direset menggunakan
tombol OPEN.
3. Jika tombol Emergency ditekan maka Crane berhenti bekerja dan diam di
tempat, lampu indikator MERAH menyala. Tombol Emergency bisa direset
menggunakan tombol OPEN.
4. Jika sensor berat OVERLOAD maka lampu indikator MERAH berkedip , CRANE
berhenti. OVERLOAD direset menggunakan tombol OPEN.
Catat: ketika terjadi beban lebih, maka tombol OL akan ON terus kecuali
bebannya sudah dikurangi. Jadi meskipun sudah di-reset, asalkan beban belum
dikurangi maka tombol OL tetap ON dan CRANE tidak bisa dioperasikan.
5. Tombol Operasi Maju-Mundur, Kiri-Kanan, dan Naik turun masing-masing saling
mengunci hanya bisa beroperasi salah satu.

39
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Tabel Pengalamatan
INPUT DEVICES OUTPUT DEVICE
OPEN (NO) 0.00 K_MAJU 100.00
LOCK (NC) 0.01 K-MUNDUR 100.01
EMERGENCY (NO) 0.02 K-KIRI 100.02
OVERLOAD OL (NO) 0.03 K-KANAN 100.03
K-NAIK 100.04
MAJU 0.04 K-TURUN 100.05
MUNDUR 0.05
KIRI 0.06 Lampu Hijau 100.06
KANAN 0.07 Lampu Merah 100.07
NAIK 0.08
TURUN 0.09

IR#1 600

Pemrograman
1. Tombol OPEN mengaktifkan internal relay IR-OPEN (addres 600) melalui KEEP.
KEEP akan direset oleh sensor OL dan internal relay IR-LOCK (addres 601) .
Tombol OPEN di –AND-kan dengan NC dari sensor OL, sehingga ketika OL aktif
(Ncnya membuka) maka IR-OPEN tidak bisa diaktifkan.
2. Tombol LOCK dan EMERGENCY mengkatifkan internal relay IR-LOCK (addres
601). Internal relay IR-LOCK dinonaktifkan menggunan NC dari tombol OPEN.
3. Lampu indikator MERAH akan berkedip jika sensor OL aktif
Lampu ini akan menyala tanpa berkedip jika Internal Relay IR-LOCK sedang
aktif.
4. Lampu HIJAU akan menyala jika Internal Relay IR-OPEN aktif.
5. Semua motor crane bisa diaktifkan jika internal relay IR-OPEN sudah aktif
o Motor Maju dan Motor Mundur saling interlock
o Motor Kanan dan Motor Kiri saling interlock
o Motor Naik dan Motor Turun saling interlock

40
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 5.6 Ladder diagarm untuk safety crane

41
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

STUDI KASUS 4 : MESIN CUCI MOBIL OTOMATIS


Spesifikasi Sistem dan Prinsip Kerjanya
Mesin pencuci mobil otomatis ini terdiri atas sebuah sensor (vehicle-detecting device),
dua buah tombol operasi (push butoon), sebuah keran penyemprot air (Spray Valve),
sebuah motor penggerak sikat (Bruch motor) dan sebuah motor penggerak Conveyor
(Movement of washing machine). Peralatan input-output tersebut dikontrol oleh
sebuah PLC. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut:
 Jika tombol start ditekan maka:
 Spray Valve akan membuka,
 Motor Conveyor aktif menggerakkan mobil masuk ke mesin,
 Setelah mobil masuk ke mesin (sensor mendeteksi adanya mobil), Brush Motor aktif
 Brush motor berhenti jika mobil sudah keluar dari mesin (sensor tidak mendeteksi
adanya mobil)
 Jika tombol stop ditekan, maka motor Conveyor berhenti bekerja

Gambar 5.7. Ilustrasi Pencuci Mobil Otomatis

42
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

INPUT DEVICES OUTPUT DEVICES (CP1L)


START (NO) 0.00 SPRAY 100.00
STOP (NO) 0.01 CONVEYOR 100.01
SENSOR (NO) 0.02 BRUSH 100.01

Ladder Diagram

Gambar 5.8 Ladder Diagram pencuci mobil otomatis

43
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

STUDI KASUS 5 : PINTU GARASI OTOMATIS


Prinsip Kerja Yang Diinginkan:
A. Mobil datang mendekat ke garasi
 Sensor-1 mendeteksi mobil yang dikenal, pintu bergerak membuka sampai
limit switch-1 on, atau sensor-2 berubah dari HIGH menjadi LOW
 Selama Mobil bergerak masuk melewati pintu garasi maka sensor-2
menjadi HIGH, setelah badan mobil masuk seluruhnya ke garasi maka
sensor-2 berubah menjadi LOW,
 Setelah sensor-2 LOW atau limit switch-1 ON, maka pintu bergerak
menutup sampai limit switc-2 on.

B. Mobil mau keluar garasi


 Sensor-3 mendeteksi mesin mobil hidup, maka pintu bergerak membuka
sampai limit siwtch-1 on, atau sensor-2 berubah dari HIGH menjadi LOW.
 Mobil bergerak keluar melewati pintu garasi maka sensor-2 statusnya
menjadi HIGH, setelah badan mobil seluruhnya berada diluar garasi maka
sensor-2 berubah menjadi LOW.
 Setelah sensor-2 LOW atau limit switch-1 on, maka pintu bergerak menutup
sampai limit switc-2 on.

TABEL PENGALAMATAN INPUT-OUTPUT


INPUT DEVICES OUTPUT DEVICE
SENSOR-1, NO 0.00 PINTU. BUKA 100.00
SENSOR-2, NO 0.01 PINTU.TUTUP 100.01
SENSOR-3, NO 0.02
LIMIT SWITCH-1, NO 0.03 IR.BUKA 600
LIMIT SWITCH-2, NO 0.04 IR.SENSOR2 601
IR.TUTUP 602

44
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 5.9. Ilustrasi Pintu Otomatis

Pembahasan:
1. Sensor-1 atau Sensor-3 akan mengaktifkan internal relay IR-600 melalui instruksi
KEEP, selanjutnya IR-600 digunakan untuk membuka Pintu Garasi.
IR-600 direset (pintu berhenti membuka) jika salah satu kondisi ini dipenuhi:
 Sensor-2 berubah kondisi dari HIGH menjadi LOW (menunjukkan badan
mobil sudah masuk seluruhnya ke garasi atau sudah keluar seluruhnya dari
garasi), atau
 Limit Siwtch-2 Aktif (menunjukkan pintu sudah membuka penuh)
2. Sensor-2 mendeteksi apakah badan mobil sudah masuk seluruhnya ke Garasi,
atau sudah keluar seluruhnya dari Garasi.

45
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Ladder Diagram

Gambar 5.10 Ladder diagram untuk pintu otomatis

46
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

STUDI KASUS 6 : CONVEYOR


Prinsip Kerja
Prinsip kerja yang diinginkan adalah sebagai berikut:
 Saat start ditekan, buzzer akan menyala selama 5 kali.
 Setelah buzzer menyala 5 kali, konveyor 1 bekerja.
 Jika sensor pada konveyor 1 mendeteksi terdapat 5 barang yang lewat, konveyor
1 akan mati dan konveyor 2 akan hidup.
 Jika sensor pada konveyor 2 mendeteksi terdapat 5 barang yang lewat, konveyor
2 akan mati dan konveyor 1 akan kembali menyala.
 Jika tombol stop ditekan, konveyor 1 harus mati dahulu, baru kemudian
konveyor 2 agar tidak ada barang yang tertinggal di konveyor
 Jika emergency ditekan, maka konveyor akan langsung mati keseluruhan

TABEL PENGALAMATAN INPUT-OUTPUT


INPUT DEVICES OUTPUT DEVICE
START (NO) 000 BUZZER 100.00
STOP (NC) 001 CONV#1 100.01
EMERGENCY (NO) 002 CONV#2 100.02
SENSOR#1 003
SENSOR#2 004

COUNTER INTERNAL RELAY


C0000 #10: BUZZER IR_START 600
C0001 #5 : CONV#1 IR_STOP 601
C0002 #5 : CONV#2

47
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Algoritma Pemrograman
1. Buat Rangkaian START-STOP untjuk mengontrol IR_START (600)
2. NO IR_START mengontrol BUZZER
3. Tambahkan PULSE 1 secon pada rangkaian BUZZER
4. NO BUZZER menjadi inputan bagi COUNTER#0
5. COUNTER#0 direset oleh tombol EMERGENCY
6. NO dari COUNTER#0 mengaktifkan CONV#1
7. NC dari COUNTER#0 mematikan BUZZER
8. SENSOR#1 menjadi inputan bagi COUNTER#1
9. COUNTER#1 direset oleh tombol EMERGENCY
10. NC dari COUNTER#1 akan mematikan CONV#1
11. NO dari COUNTER#1 akan menghidupkan CONV#2
12. SENSOR#2 menjadi inputan bagi COUNTER#2
13. COUNTER#2 direset oleh tombol EMERGENCY
14. NO dari COUNTER#2 mereset COUNTER#1, sehingga CONV#1 kembali bekerja.
15. NC dari COUNTER#2 mematikan CONV#2
16. Tombol STOP digunakan mengontrol inetrnal RELAY IR_601, selanjutnya
a. NC dari IR-601 digunakan untuk mematikan CONV#1
b. NO dari IR-601 digunakan untuk menghidupkan CONV#2 dan mereset
COUNTER#0 dan COUNTER#2

48
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Ladder Diagram

Gambar 5.11 Diagram ladder conveyor

49
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

STUDI KASUS 7 : CONVEYOR 2


Spesifikasi Sistem
Conveyor Belt (ban berjalan) digunakan untuk memindahkan barang dari satu tempat
ke tempat lain, misalnya di bandara dan di pabrik-pabrik. Dalam aplikasi ini PLC
digunakan men-START dan STOP motor pengerak belt konveyor yang digunakan untuk
memindahkan pelat tembaga (Cooper plate) dari Gudang-A ke Gudang-B. Conveyor ini
memiliki tiga buah motor listrik dan 3 buah sensor pendeteksi pelat.

Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut:


 Motor-3 selalu berputar memindahkan benda (Pelat Tembaga) dari ruang
penyimpan ke Conveyor-2.
 Jika sensor-3 mendeteksi adanya benda maka motor-2 diaktifkan untuk
menggerakkan Conveyor-2.
 Jika sensor-2 mendeteksi adanya plat maka Conveyor-1 diaktifkan, lima detik
kemudian Conveyor-2 dimatikan.
 Jika sensor-1 mendeteksi adanya benda maka Conveyor-1 dimatikan.
 Motor-3 dimatikan menggunakan tombol Power (NC) dibuka.

TABEL PENGALAMATAN INPUT-OUTPUT


INPUT DEVICES OUTPUT DEVICE
START (NO) 000 MOTOR#1 100.00
STOP (NC) 001 MOTOR#2 100.01
SENSOR#1 002 MOTOR#3 100.02
SENSOR#2 003
SENSOR#3 004 Timmer 0000 #50

50
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Algoritma Pemrograman
1. Buat rangkaian Start-Stop untuk mengaktifkan CONVEYOR#3
2. Sensor#3 mengaktifkan CONVEYOR#2
3. Sensor#2 mengaktifkan CONVEYOR#1 dan Timer
4. Sensor#1 mematikan CONVEYOR#1.

Gambar 5.12. Ilustrasi Pengontrol Conveyor Otomatis

Diagram Ladder

Gambar 5.13 Diagram ladder pengontrol conveyor

51
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

STUDI KASUS 8: Lampu Lalu Lintas

DEFINISI SISTEM:
 MASING-MASING ARAH DILENGKAPI DENGAN TIGA LAMPU: MERAH HIJAU
KUNING
 LAMPU UTARA MENYALA BERSAMAAN DENGAN LAMPU SELATAN
 LAMPU TIMUR MENYALA BERSAMAAN DENGAN LAMPU BARAT

PRINSIP KERJA YANG DIINGINKAN


 SETIAP SIKLUS DIAWALI DENGAN SEMUA LAMPU MERAH MENYALA SELAMA 7
DETIK (UNTUK MENJAMIN DI PEREMPATAN TIDAK ADA KENDARAAN YANG
BERJALAN).

 SIKLUS UTARA-SELATAN JALAN


o LAMPU MERAH TIMUR-BARAT MENYALA
o LAMPU MERAH UTARA-SELATAN MENYALA SELAMA 7 DETIK
o LAMPU HIJAU UTARA-SELATAN MENYALA SELAMA 50 DETIK
o LAMPU KUNING UTARA-SELATAN MENYALA 3 DETIK

 SIKLUS TIMUR-BARAT JALAN


o LAMPU MERAH UTARA-SELATAN MENYALA
o LAMPU MERAH TIMUR-BARAT MENYALA SELAMA 7 DETIK
o LAMPU HIJAUTIMUR-BARAT MENYALA SELAMA 50 DETIK
o LAMPU KUNING TIMUR-BARAT MENYALA 3 DETIK

52
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

TIMMING DIAGRAM
UTARA –
SELATAN

TIMUR-BARAT

WAKTU 7 50 3 7 50 3

T000 T000 T000


TIMER 0 T0001 2 T0003 T0004 5

M1 LANGSUNG MENYALA
START:
M2 LANGSUNG MENYALA
DIAKTIFKAN LAMPU YANG LAMPU YANG
TIMER
OLEH DIAKTIFKAN DIMATIKAN
MERAH UTARA-
T0000 IR600 HIJAU UTARA-SELATAN
SELATAN
T0001 NO - T0000 KUNING UTARA-SELATAN HIJAU UTARA-SELATAN
KUNING UTARA-
T0002 NO – T0001 MERAH UTARA-SELATAN
SELATAN
T0003 NO – T0002 HIJAU TIMUR-BARAT MERAH TIMUR-BARAT
T0004 NO – T0003 KUNING TIMUR-BARAT HIJAU TIMUR-BARAT
T0005 NO – T0004 MERAH TIMUR-BARAT KUNING TIMUR-BARAT
DIRESET OLEH NO – T0005
T0000
BEGITU T0000 DIRESET MAKA SEMUA TIMER JUGA TERESET

53
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

ADDRESSING
I/O DEVICE ADDRESS I/O DEVICE ADDRESS
PB - START 0000 LAMPU MERAH U-S 10.02
PB - STOP 0001 LAMPU HIJAU U-S 10.03
LAMPU KUNING U-S 10.03
INTERNAL RELAY 600
LAMPU MERAH T-B 10.04
TIMER T0000 TIM 0000 #7 LAMPU HIJAU T-B 10.06
TIMER T0001 TIM 0001 #50 LAMPU KUNING T-B 10.07
TIMER T0002 TIM 0002 #3
TIMER T0003 TIM 0003 #7
TIMER T0004 TIM 0004 #50
TIMER T0005 TIM 0005 #3

LADDER DIAGRAM
1. BUAT LADDER START-STOP

 PB-START AND DENGAN PB-STOP, AND DENGAN INTERNAL RELAY 600


 KONTAK PENGUNCI NO-600 OR DENGAN PB-START

2. BUAT LADDER LAMPU MERAH UTARA-SELATAN

 LAMPU MERAH U-S KETIKA START DIAKTIFKAN OLEH INTERNAL RELAY IR600 (NC
TIMER T0000 KONDISI TERTUTUP)
 LAMPU MERAH U-S DIMATIKAN NC TIMER T0000
 PADA SIKLUS SETERUSNYA LAMPU MERAH U-S DIAKTIFKAN OLEH NO TIMER
T0002 PADA KONDISI NC TIMER T0000 TERBUKA

54
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

3. BUAT LADDER LAMPU HIJAU UTARA-SELATAN

 LAMPU HIJAU U-S DIAKTIFKAN OLEH NO TIMER T0000


 LAMPU HIJAU U-S DIMATIKAN OLEH NC TIMER T0001

4. BUAT LADDER LAMPU KUNING UTARA-SELATAN

 LAMPU KUNING U-S DIAKTIFKAN OLEH NO TIMER T0001


 LAMPU KUNING U-S DIMATIKAN OLEH NC TIMER T0002

5. BUAT LADDER LAMPU MERAH TIMUR-BARAT

 LAMPU MERAH T-B KETIKA START DIAKTIFKAN OLEH INTERNAL RELAY IR600
 LAMPU MERAH T-B DIMATIKAN OLEH NC TIMER T0003
 PADA SIKLUS BERIKUT LAMPU MERAH T-B DIAKTIFKAN OLEH NO TIMER T0005

6. BUAT LADDER LAMPU HIJAU TIMUR-BARAT

 LAMPU HIJAU T-B DIAKTIFKAN OLEH NO TIMER T0003


 LAMPU HIJAU T-B DIMATIKAN OLEH NC TIMER T0004

7. BUAT LADDER LAMPU KUNING TIMUR-BARAT

55
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

 LAMPU KUNING T-B DIAKTIFKAN OLEH NO TIMER T0004


 LAMPU KUNING T-B DIMATIKAN OLEH NC TIMER T0005

8. BUAT LADDER TIMER T000: TIM 0000 #7

 TIMER T0000 DIAKTIFKAN OLEH NO DARI IR600


 DAN DIRESET OLEH NC TIMER T0005
9. BUAT LADDER TIMER T0001: TIM 0001 #50

 TIMER T0001 DIAKTIFKAN DAN DIRESET OLEH NO TIMER T0000

10. BUAT LADDER TIMER T0002: TIM 0002 #3

 TIMER T0002 DIAKTIFKAN DAN DIRESET OLEH NC TIMER T0001


11. BUAT LADDER TIMER T0003: TIM 0003 #7

56
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

 TIMER T0003 DIAKTIFKAN DAN DIRESET OLEH NC TIMER T0002

12. BUAT LADDER TIMER T0004: TIM 0004 #50

 TIMER T0004 DIAKTIFKAN DAN DIRESET OLEH NC TIMER T0003

13. BUAT LADDER TIMER T0005: TIM 0005 #3

 TIMER T0005 DIAKTIFKAN DAN DIRESET OLEH NC TIMER T0004

57
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

LADDER LENGKAP

58
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

59
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

BAGAIAN KEDUA: PEMROGRAMAN LANJUT

60
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Date Comparison Instructions

Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan dua nilai ‘waktu’, yakni waktu yang
diinginkan dan waktu yang tercatat pada PLC saat ini. Jika waktu yang dibandingkan
benar akan menghasilkan kondisi ON.

Sintak pemrograman:
 buat New Instruction, kemudian ketik xxDT spasi C spasi S1 sapsi S2
 xx : simbol perbandingan (=; >; <; atau gabungan >=; <=; <>)
 C : control word
 S1 : word awal dari waktu sekarang yang berlaku di dalam PLC
 S2 : word awal dari waktu yang diinginkan

Tampilan pada ladder adalah sebagai berikut:

61
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

a. Control Word (C)

Contol Word berisikan informasi/penetapan data unsur waktu apa saja yang akan
dibandingkan. Data control word biasa ditempatkan pada alamat D0, dengan
ketentuan penulisan adalah sebagai berikut:

Bit ke-0 : untuk data detik, nilainya 00 s.d 59


Bit ke-1 : untuk data menit, nilainya 00 s.d 59
Bit ke-2 : untuk data jam, nilainya 00 s.d 23
Bit ke-3 : untuk data Tanggal, nilainya 01 - 31
Bit ke-4 : untuk data bulan, nilainya 01 s.d 12
Bit ke-5 : untuk data tahun, nilainya 00 s.d 99
Bit ke-6 : untuk data Hari, nilanya 00 s.d 06  00 untuk hari Minggu s.d 06
untuk hari Sabtu

Catat: bit yang akan dibandingkan diberi nilai = 0,


bit yang tidak dibandingkan diberi nilai = 1.

Pada gambar di atas Data yang akan dibandingkan adalah Hari, Tahun dan Bulan
sehingga bit ke- 4, ke-5 dan ke-6 diberi nilai = 0, sedangkan bit yang lain diberi nilai = 1.
Deretan bit ke-6 s.d ke-0 membentuk angka biner : 0001 1111,
identik dengan angkat hexa = 000F.

b. Present Time (S1)


Present time adalah data waktu sekarang (saat ini) yang ada di PLC. Data ini ada di
alamat A351, A352, A353 dan A354, dengan ketentuan sebagai berikut:

62
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

C. Comparison Time (S2)


Comparison Time adalah waktu yang diinginkan (waktu yang akan dibandingkan
dengan waktu yang tercatat pada PLC).
Data S2 ini biasa dipilih/ditempatkan pada alamat D100, D101 dst.
Misal data yang akan dibandingkan adalah data Tahun = 2017 dan Bulan = Nopember,
data ditempatkan di alamat D100, maka pengisian data alamat 100 adalah sebagai
berikut:

Contoh 01
Lampu menyala selama Bulan Nopember 2017

a. Buat ladder sebagai berikut:

b. Pada Ladder doble klick Memory, kemudian:


 Pilih format biner: masukkan data 0000 1111 pada alamat D0000
 Pilih format hexadecimal: masukkan data 1711 pada D00100

63
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

c. Klik kanan pada area Memory D: pilih Online  pilih Transfer To PLC  ikuti
dialog

Hasil Akhirnya adalah sebagai berikut:

Contoh 2:
Lampu menyala setiap hari Senin s.d Sabtu, mulai jam 18.00 s.d jam 23.00
Catat:
 A354 hanya berisi data Hari : Minggu (#0000) s.d Sabtu (#0006)
Ladder yang paling sederhana untuk “menyala setiap hari Senin s.d Sabtu”
adalah sbb:

64
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

 A352 berisi data Tanggal dan Jam

Dalam format biner, data jam ada di alamat A352 bit-0 s.d bit-7

Berikut konversi data jam 0 s.d jam 23 dalam format biner dan formasi Ladder untuk
masing-masing waktu mulai pukul 00 s.d pukul 23

65
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Contoh Ladder untuk mendapatkan data jam.

Pada Ladder di atas:


 Pada jam 03: Internal Relay 6.00 akan aktif
 Pada jam 13: Internal Relay 6.01 akan aktif
 Pada jam 23: Internal Relay 6.02 akan aktif

Untuk menyalakan Lampu antara jam 18 s.d 23 maka laddernya sebagai berikut:

LAMPU AKAN MENYALA HARI SENIN s.d JUMAT, MULAI JAM 18 s.d 23

66
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Shift Register SFT(010)

Fungsi:
Bekerja sebagai shift register.

Ladder

Catat
St dan E harus berada pada area data yang sama.

Prinsip Kerja
 Setiap kali shift input berubah dari OFF ke ON, semua Data Input
bergeser satu bit ke kiri,
 Status ON / OFF dari input data ditempatkan di paling kanan.

UNTUK DIPERHATIKAN
Data yang bergeser keluar dari End Word akan dibuang.
Bila input reset diaktifkan (ON), maka semua bit data dalam register geser dari
word yang paling kanan (St) ke word yang paling kiri (E) dibuat menjadi nol.
Masukan reset diprioritaskan dibandingkan input lainnya.
Nilai St harus kurang dari atau sama dengan E.

67
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Contoh 1
Contoh berikut ini menunjukkan shift register 48 bit,mulai dari CIO 1000 sampai
CIO 1002.
 Data diinputkan melalui CIO 0.05
 Perintah reset diberikan melalui CIO 0.06
 Pulsa dengan lebar 1 detik digunakan sebagai Shift input, sehingga
proses penggeseran dilakukan setiap detik

Buatlah ladder berikut ini, kemudian simulasikan dengan berbagai kondisi sinyal
input di CIO 0.00!

68
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Contoh 2: Lampu lalu lintas


Gunakan instruksi SFT untuk mengontrol lampu lalu lintas dua jalur U-S dan T-B dengan
timing sebagai berikut:

 Merah-1 : di-start oleh bit 1000.00-UP dan 1002.06-UP;


distop oleh bit 1000.05
 Hijau-1 : di-start oleh bit 1000.05-UP; distop oleh bit 1002.03
 Kuning-1 : di-start oleh bit 1002.03-UP; distop oleh bit 1002.06

 Merah-2 : di-start oleh bit 1000.00-UP; distop oleh bit 1002.11


 Hijau-2 : di-start oleh bit 1002.11-UP; distop oleh bit 1003.13
 Kuning-2 : di-start oleh bit 1003.13-UP; distop oleh bit 1003.15
 Reset 1003.15-UP di-AND dengan STOP

69
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

CSUB(731)
Fungsi
Mengurangkan waktu dari data kalender di dalam nilai tertentu.
Ladder

C: Perintah Kalender Awal


T: Perintah Waktu Awal
R: Perintah Hasil Awal

Operands
C sampai C+2: Data Kalender
Pengaturan data kalender pada C sampai C+2 ditunjukkan seperti diagram
berikut.

70
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

T dan T+1: Data Waktu


Pengaturan data waktu pada T danT+1 terlihat seperti diagram berikut.

R sampai R+2: Data Hasil


R sampai R+2 mengandung hasil pengurangan.

71
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Spesifikasi Operand
Area C T R

CIO Area CIO 0 to CIO 0 to CIO 0 to


CIO 6141 CIO 6142 CIO 6141

Work Area W0 to W509 W0 to W510 W0 to W509

Holding Bit Area H0 to H509 H0 to H510 H0 to H509

Auxiliary Bit Area A0 to A957 A0 to A958 A448 to A957

Timer Area T0000 to T0000 to T0000 to


T4093 T4094 T4093

Counter Area C0000 to C0000 to C0000 to


C4093 C4094 C4093

DM Area D0 to D0 to D0 to
D32765 D32766 D32765

Indirect DM @D0 to @D32767


addresses in
binary

Indirect DM *D0 to *D32767


addresses in BCD

Indirect ,IR0 to ,IR15


addressing using –2048 to +2047 ,IR0 to –2048 to +2047
Index Registers ,IR15
DR0 to DR15, IR0 to IR15
,IR05+(++) to ,IR15+(++)
,–(– –)IR0 to, –(– –)IR15

72
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Deskripsi
CSUB(731) mengurangkan data kalender (inisial C sampai C+2) dengan data
waktu (inisial T dan T+1) lalu mengeluarkan hasilnya berupa data kalender di R
sampai R+2.

Contoh
Ketika CIO 0.00 pada contoh berikut bernilai = 1, data kalender pada D100
sampai D102 (tahun, bulan, hari, jam, menit, detik) dikurangi dengan data waktu
pada D200 dan D201 (jam, menit, detik) dan hasilnya adalah keluaran pada D300
sampai D302.

73
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

DATE (735)
Instruksi date pada CX Programer digunakan untuk mengatur waktu pada PLC,
waktu dapat diatur sesuai dengan laptop kita. Nomer registernya adalah 735
Kita tahu bahwa ada beberapa indikator dalam waktu yaitu detik, menit, jam,
hari, minggu, bulan dan tahun berikut adalah registernya :

Akan tetapi dalam date diinisialkan sebagai berikut :

Jadi S1 merupakan tempat dari menit dan detik, S+1 tempat dari hari dan jam,
S+2 tempat dari bulan dan tahun, sedangkan S+3 tempat dari minggu

74
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Contoh
Saat CIO 0.00 menyala pada pukul berikut, jam internal diatur ke 20:15:30 pada
hari Kamis, 2 Mei 2005.

75
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

HMS(006)
Mengkonversikan data detik waktu setara dalam format jam/ menit/ detik

HMS(066) S: kata sumber pertama


S D: kata tujuan pertama
D

Operand
S dan S+1 : Sumber Data
Atur kedua sumber data pada S dan S+1, seperti yang ditunjukandiagram.

D dan D+1 : Hasil data


D dan D+1 mengandung hasil data dengan format jam/ menit/ detik

76
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Deskripsi
HMS(066) mengkonversikan 8 digit BCD hanya ke S dan S+1 ke 8 digit BCD
data jam/ menit/ detik dan keluaran hasil ke D dan D+1

Untuk Diperhatikan
Ukuran maksimum sumber data adalah 35,999,999 detik (9,999 jam, 59 menit,
59 detik).

77
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Contoh
Ketika CIO 0.00 pada kondisi ON pada contoh, data detik pada D100 dan D101
(123,345 detik) dikonversikan ke jam/ menit/ detik data dan hasil keluaran ke
D200 dan D201

78
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

SEC (065)
Mengkonversi data waktu dalam format jam/menit/detik menjadi waktu
ekuivalen dalam detik saja.

Simbol Ladder

Operand
S dan S+1: Sumber Data
Aturlah sumber data jam/menit/detik dalam S dan S+1, seperti yang ditunjukkan
dalam diagram berikut.

D dan D+1: Data Hasil


D dan D+1 berisi data hasil dalam format detik.

Spesifikasi Operand
Area S D
Area CIO CIO 0 hingga CIO 6142
Area Kerja W0 hingga W510
Area Pemegang Bit H0 hingga h510
Area Pembantu Bit A0 hingga A958 A448 hingga
A958
Area Timer T0000 hingga T4094
Area Counter C0000 hingga C4094
DM Area D0 hingga D32766

79
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Alamat DM tidak @D0 hingga @D32767


langsung dalam biner
Alamat DM tidak *D0 hingga *D32767
langsung dalam BCD

Konstanta Hanya hasil spesifik ...


Data Register ...
Indeks Register ...
Pengalamatan tidak ,IR0 hingga ,IR15
langsung menggunakan -2048 hingga +2047 ,IR0 hingga -2048
Indeks Register hingga +2047 ,IR15
DR0 hingga DR15, IR0 hingga IR15
,IR+(++) hingga ,IR15+(++)
,-(--)IR0 hingga, -(--)IR15

Deskripsi
SEC(065) mengkonversi data BDC 8 digit jam/menit/detik dalam S dan S+1
menjadi data detik BCD 8 digit dan hasil output menjadi D dan D+1.

Untuk diperhatikan
Nilai maksimum untuk data sumber adalah 9.999 jam, 59 menit, dan 59 detik
(35.999.999 detik).

80
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

CADD (730)
Berfungsi untuk menambahkan data waktu pada kalender data.

Simbol pada Ladder

Untuk operasi pada setiap bagian C,T, dan R dijelaskan di bawah ini :

Nilai C
Nilai C disetting berdasarkan urutan yang dijelaskan gambar di bawah :

Nilai T

81
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Nilai R
Untuk nilai R penjelasannya sama dengan nilai C dapat dilihat pada gambar di
bawah.

Deskripsi
CADD (730) menambahkan data kalender pada nilai memori untuk C sampai
C+2 dengan nilai T dan T+1 yang kemudian hasilnya akan ditulis pada data
kalender R sampai R+2. Lihat pada gambar dibawah.

Contoh pada ladder

Pada contoh tersebut memori D100 digunakan sebagai nilai C, kemudian D200
sebagai nilai T, dan D300 sebagai nilai untuk hasil. Kemudian memori disetting
sesuai tanggal pada C yang diinginkan, dan nilai T yang diinginkan sesuai
dengan format yang dijelaskan di awal.

82
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Untuk setting memori dapat dilakukan dengan langkah berikut.


1. Jalankan Ladder
2. Klik 2x pada bagian memori.

3. Akan muncul jendela seperti berikut.

Kemudian klik bagian yang ditunjuk anak panah.

4. Selanjutnya lakukan setting nilai pada memori D00100 sesuai dengan


kebutuhan dengan format sesuai dengan yang dijelaskan di awal.

83
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

5. Setting nilai T pada memori D00200 sesuai kebutuhan dengan format


sesuai penjelasan di awal.

6. Simpan memori yang disetting.

7. Aktifkan alamat 0.00 pada Ladder

Akan dihasilkan hasil seperti gambar.

Sebelum diaktifkan.

Sesudah diaktifkan.

84
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Kemudian pada memori D00300 juga akan berubah nilainya.

Alamat 0.00 belum diaktifkan

Alamat 0.00 diaktifkan.


Jadi nilai yang akan ditampilkan pada memori untuk nilai R adalah
sesuai dengan nilai C yang ditambahkan dengan nilai T pada memori
yang disetting. Kemudian nilai R akan otomatis berubah ketika saklar
yang terhubung pada instruksi CADD diaktifkan.

85
BAGIAN KETIGA: PROYEK MENDISAIN KENDALI
INDUSTRI

86
SPESIFISKASI SISTEM
Tandon air dilengkapi dengan dua buah sensor ketinggi air berupa limit switch
yang dilemngkapi dengan pelampung. Sensor S1 akan aktif jika ketinggian air mencapai
100 cm dari dasar tandon (tandon penuh) , sensor S2 akan aktif jika ketinggi air
mencapai minimal 10 cm dari dasar tandon. Pengisian tandon air dilakukan oleh pompa
air yang digerakkan dengan motor listrik 1 phasa.

PRINSIP KERJA
PROSES PENGISIAN (POMPPA AKTIF)
 jika S2 aktif, S1 masih tidak aktif, pompa tetap aktif
 jika S2 aktif, S1 aktif, maka POMPA dimatikan

PROSES PENGOSONGAN (POMPA MATI)


 JIKA S1 tidak aktif DAN S1 aktif, MAKA POMPA TETAP MATI
 JIKA S1 tidak aktif DAN S2 tidak aktif MAKA POMPA DIAKTIFKAN

TAGIHAN:
1. Definisikan I/O yang diperlukan,
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai, s1
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi, s2
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

87
A. SPESIFIKASI SISTEM
Tiga buah tangki penyimpanan bahan bakar minyak dilengkapi dengan :
1. sensor level atas S3, S5 dan S6 untuk mengidikasi bahwa tangki telah penuh
2. sensor level bawah S4, S6 dan S8 untuk mengindikasi bahwa tangki telah
kosong.

88
3. Selenoid Y1, Y2, Y3 untuk pengisian tangki
4. Valve pengosongan dioperasikan secara manual sesuai kebutuhan.
5. Lampu indikator H1, H2, ..., H6
6. Tombol operasi Start (S2) dan Stop (S1).\

B. PRINSIK KERJA
Sistem kontrol hanya mengijinkan proses pengisian untuk satu tangki dalam waktu
yang sama, sampai salah satu tangki penuh, baru bisa melakukan pengisian pada tangki
berikutnya yang telah kosong begitu seterusnya. Pengisian harus sesuai dengan urutan
pengosongannya, pada awal start karena kondisi ketiga tangki dalam keadaan kosong
semua, maka urutan pengisiaanya dimulai dari tangki 1 (ditandai dengan menyalanya
lampu H2 dan membukanya katup Y1), jika tangki 1 sudah penuh (ditandai dengan
menyalanya lampu H1 dan menutupnya katup Y1) berlanjut mengisi tangki 2 (ditandai
dengan menyalanya lampu H4 dan membukanya katup Y2), dan jika tangki 2 sudah
penuh (ditandai dengan menyalanya lampu H3 dan menutupnya katup Y2) berlanjut
mengisi tangki 3 (ditandai dengan menyalanya lampu H6 dan membukanya katup Y3)
sampai penuh (ditandai dengan meyalanyanya lampu H5 dan menutupnya katup Y3).
Kemudian untuk selanjutnya karena kondisi ketiga tangki sudah penuh semua, maka
urutan pengisian berikutnya tergantung pada tangki yang telah kosong lebih dahulu.

C. TAGIHAN:
Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk mengontrol tangki BBM tersebut!
1. Definisikan I/O yang diperlukan,
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan

89
A. SISTEM CRANE-1
Suatu Crane (katrol) digunakan untuk memindahkan barang dioperasikan secara
manual. Crane dapat bergerak naik-turun, maju-mundur, dan kiri-kanan.

B. PRINSIPKERJA YANG DIINGINKAN ADALAH SEBAGAI


BERIKUT:
1. Jika tombol Open ditekan maka Crane siap dioperasikan,lampu RUN menyala, lampu
LOCK padam
2. Jika tombol Lock ditekan maka Crane berhenti bekerja dan diam di tempat, Lampu
indikator LOCK menyala, Lampu RUN padam. Tombol Lock bisa direset
menggunakan tombol OPEN.
3. Jika tombol Emergency ditekan maka Crane berhenti bekerja dan diam di tempat,
lampu indikator LOCK menyala, lampu RUN padam . Tombol Emergency bisa direset
menggunakan tombol OPEN.
4. Jika sensor berat OVERLOAD aktif maka lampu indikator LOCK berkedip, lampu RUN
padam, CRANE berhenti. OVERLOAD direset menggunakan tombol OPEN.

90
Catat: ketika terjadi beban lebih, maka tombol OL akan ON (aktif) terus kecuali
bebannya sudah dikurangi. Jadi meskipun sudah di-reset, asalkan beban belum
dikurangi maka tombol OL tetap ON dan CRANE tidak bisa dioperasikan.
5. Tombol Operasi Maju-Mundur, Kiri-Kanan, dan Naik turun masing-masing saling
mengunci hanya bisa beroperasi salah satu.

C. TAGIHAN:
Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk mengontrol Crane tersebut!
1. Definisikan I/O yang diperlukan,
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

91
A. Sepsifikasi Rumah Kaca
Sebuah rumah kaca (greenhouse) dilengkapi dengan panel ventilasi (jendela)
untuk mengatur temperatur dan aliran udara ke rumah. Panel ventilasi yang dipasang pada
atap rumah. Rumah kaca tersebut dilengkapi dengan dua buah panel ventilasi masing-
masing digerakkan dengan sebuah motor listrik. Sebuah sensor digunakan untuk
mendeteksi temperatur, output sensor tersebut berupa tegangan 0 - 10 Volt.

B. Prinsip Kerja
1. Jika temperatur kurang dari 10C maka panel ventilasi tidak bisa dibuka. Jika panel
ventilasi pada kondisi terbuka maka secara otomatis panel akan ditutup.
2. Pada pagi hari (07.00 - 12.00) dan sore hari (15.00-21.00) panel ventilasi dibuka
memberi kesempatan udara segar masuk ke rumah.
3. Pada siang hari (12.00 - 15.00) panel ventilasi tetap dibuka kecuali temperatur
mencapai kurang dari 25C maka panel ventilasi secara otomatis akan menutup.
4. Pada malam hari (21.00-07.00) berapapun temperaturnya, panel ventilasi ditutup.

92
C. Tugas Proyek
Buatlah sistem kendali berbasis PLC untuk mengatur kerja Rumah Kaca tersebut,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan I/O
3. Tentukan tipe PLC yang sesuai untuk kebutuhan tersebut
4. Susun tabel pengalamatan
5. Buat flowchart
6. Buat Lader-diagram
7. Impelmentasikan sistemmkendali yang sudah Anda disain, dan lakukan ujicoba.
8. Buat Laporan.

93
A. SPESIFIKASI SISTEM
Proses perendaman logam untuk pelapisan atau yang sering disebut galvanisasi
dilakukan dalam beberapa tahapan proses, meliputi proses-proses cleaning - pickling
(acid) - fluxing - and dipping. Material logam yang akan direndam diangkat
menggunakan katrol (Over Head Crane) kemudian diangkat dan dimasukkan ke bak
yang berisi larutan untuk melapisi material logam tersebut.
Overhead Crane tersebut dapat dioperasikan dengan kontrol berbasis PLC.
Dengan otomasi tersebut proses pengangkatan benda kerja, dan proses perendaman
dijamin dilakukan oleh mesin secara teliti, sehingga mengurangi tingkat kesalahan oleh
manusia (human error).

Komponen Over Head Crane


Crane dilengkapi dua buah motor listrik, masing-masing bisa berputar maju dan
mundur (forward-reverse), sembilan sensor posisi dan sebuah sistem elektro magnet.
a. Motor-1, berguna untuk menaikkan dan menurunkan katrol
b. Motor-2, berguna untuk menggeser katrol dari posisi-1, ke posisi-2, posisi-3,
kemudian kembali ke posisi-1.
Posisi-1: tempat penyimpanan material/logam yang akan digalvani
Posisi-2: tempat perendaman yakni tempat proses galvani dilakukan

94
Posisi-3: tempat penyimpanan logam yang sudah digalvani.
c. Sensor posisi 1, 2 dan 3: mendeteksi posisi katrol
d. Sensor 4, 6 dan 8: mendeteksi posisi atas
e. Sensor 5, 7, dan 9: mendeteksi posisi bawah

B. CARA KERJA OVER HEAD CRANE


1. Setelah catu daya dinyalakan, tombol START utama ditekan
2. Secara otomatis PLC akan menginisialisasi semua sinyal input, posisi crane dan
posisi katrol akan di kondisikan pada posisi Home yaitu pada posisi Ambil dan
katrol berada pada posisi atas. Motor 1 berputar reverse untuk menggeser
katrol ke kiri, motor 2 forward untuk mengangkat katrol ke atas. Sensor Posisi 1
akan mendeteksi apakah katrol sudah berada pada posisi 1, jika belum maka
motor 1 akan tetap ON sampai menyentuh sensor posisi 1. Sensor posisi 4 akan
mendeteksi apakah katrol sudah berada diatas, jika belum maka motor 2 akan
tetap ON sampai menyentuh sensor posisi 4. Kedua motor akan berputar.
Setelah semua kondisi terpenuhi maka sistem berada pada kondisi Ready dan
siap dijalankan dengan menekan tombol Run.
3. Saat setelah tombol Run ditekan maka motor 2 akan berputar reverse sehingga
katrol akan turun dan berhenti setelah terdeteksi oleh sensor posisi 5 pada
posisi siap mengambil material.
4. Ketika pada posisi ini, elektromagnet pada katrol akan diaktifkan sehingga
material akan menempel pada katrol. Pada kondisi ini diberikan waktu tunda 5
detik untuk memastikan bahwa material telah mantap siap untuk diangkat.
5. Setelah waktu tunda habis maka secara otomatis motor 2 berputar forward
sehingga katrol akan naik dan berhenti saat menyentuh sensor posisi 4.
6. Kemudian motor 1 berputar forward untuk menggeser katrol ke arah kanan
sampai menyentuh sensor posisi 2 yaitu pada posisi perendaman material
logam.
7. Selanjutnya motor 1 akan berhenti dan motor 2 akan berputar reverse
sehingga katrol akan turun dan berhenti saat mengenai sensor posisi 6.
Kemudian diberikan waktu tunda 2 menit untuk proses perendaman material
logam.

95
8. Setelah waktu tunda habis yang menandakan proses perendaman selesai, maka
motor 2 akan berputar forward dan menarik katrol keatas dan akan berhenti
pada saat terdeteksi oleh sensor posisi 4.
9. Proses selanjutnya adalah motor 1 kembali berputar forward untuk menggeser
katrol ke kanan dan berhenti saat mengenai sensor posisi 3 yaitu pada posisi
peletakan barang.
10. Ketika sudah berada pada posisi 3 maka motor 1 akan berhenti kemudian
motor 2 akan berputar reverse sehingga katrol turun dan berhenti saat
mengenai sensor 7.
11. Kemudian setelah katrol berhenti, secara otomatis elektromagnet akan di
matikan sehingga material material logam akan lepas dari katrol.
12. Setelah itu motor 2 akan berputar forward yang menyebabkan katrol kembali
ke atas. Kemudian bergerak ke kiri penuh sampai kembali ke posisi 1.
13. Sistem katrol dapat dijalankan lagi apabila tombol Run kembai ditekan. Jika
ingin menghentikan proses maka tombol stop ditekan.

C. TUGAS PROYEK
Buatlah sistem kendali berbasis PLC untuk mengatur kerja Over Head Crane tersebut,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan I/O
2. Tentukan tipe PLC yang sesuai untuk kebutuhan tersebut
3. Susun tabel pengalamatan
4. Buat flowchart
5. Buat Lader-diagram dan lakukan simulasi
6. Impelmentasikan sistemm kendali yang sudah Anda disain, dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

96
A. Spesisifikasi Sistem Lift

Tombol Operasi
dan Lampu
Indikator pada
panel Lift

Lift

Sensor Pintu

 Lift bergerak naik turun, dengan tenaga penggerak motor listrik 3 phasa
dikontrol 2 arah putar: putar kiri maka lift bergerak naik, dan motor putar
kanan maka lift bergerak turun. Motor dilengkapi gear-box yang akan menahan
lift tetap berhenti jika motor tidak berputar.
 Diluar lift pada lantai bawah dilengkapi dengan tombol NAIK, pada lantai atas
dilengkapi tombol TURUN.
 Di dalam lift terdapat panel operasi yang dilengkapi dengan tombol operasi dan
lampu indikator:
o Tombol Naik dan tombol turun
o Tombol Buka dan Tutup pintu
o Tombol emergensi
o Lampu indikator yang menunjukkan posisi lift pada Lt1 atau Lt2.

97
o Pada pintu lift terdapat dua sensor, S3 aktif menunjukkan pintu
tertutup, S4 aktif menunjukkan pintu terbuka.
o Pada setiap lantai terdapat sensor untuk mendeteksi keberadaan Lift: S1
aktif menunjukkan lift pada Lantai-1, S2 aktif menunjukkan Lift pada
Lantai-2.

B. PRINSIP KERJA
1. Naik ke lantai 2
 Jika Lift ada di lantai-1 maka pintu Lift langsung terbuka ==> penumpang
masuk Lift, pintu tertutup ==> tekan tombol naik ==> Lift naik ke lantai 2 ==>
pintu Lift terbuka ==> penumpang keluar, pintu Lift tertutup kembali.
 Jika Lift ada di lantai-2 maka Lift turun ke lantai 1 ==> pintu Lift terbuka dst.

2. Turun ke lantai 1
 Jika Lift ada di lantai-2 maka pintu Lift langsung terbuka ==> penumpang
masuk Lift, pintu tertutup ==> tekan tombol turun ==> Lift turunn ke lantai 1
==> pintu Lift terbuka ==> penumpang keluar, pintu Lift tertutup kembali.
 Jika Lift ada di lantai-1 maka Lift naik ke lantai 2 ==> pintu Lift terbuka dst.

Catat:
 Pintu Lift bisa dibuka atau ditutup ketika Lift sudah berhenti di lantai-1 atau di
lantai-2.
 Lift bisa bergerak naik atau turun ketika pintu sudah tertutup.

C. TUGAS PROYEK
Buatlah sistem kendali berbasis PLC untuk mengatur kerja Lift tersebut, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan I/O
3. Tentukan tipe PLC yang sesuai untuk kebutuhan tersebut
4. Susun tabel pengalamatan
5. Buat flowchart dan Lader diagram
6. Impelmentasikan sistemmkendali yang sudah Anda disain, dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

98
A. SPESISIFIKASI SISTEM LIFT

Lift (Elevator) merupakan alat transportasi vertikal yang digunakan untuk


memindahkan orang atau barang pada suatu gedung/bangunan bertingkat.
Perancangan lift didasari oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu : Kapasitas
penumpang, jumlah lantai yang dilayani, interior dari lift, dan ketersediaan ruang
mesin. Jumlah lantai yang dilayani dapat menjadi dasar pertimbangan dalam
merancang sistem kendali lift. Semakin banyak jumlah lantai yang dilayani memiliki
kecenderungan sistem kendali yang semakin komplek.

Melalui projek ini diharapkan mahasiswa mampu mendisain sistem kendali lift 4
lantai. Tipe penggerak lift yang digunakan adalah Electric lift yang menggunakan motor
listrik sebagai penggeraknya. Lift dilengkapi dengan beberapa sensor, aktuator dan

99
suatu sistem kontrol yang berfungsi mengendalikan operasi lift, dengan rincian sebagai
berikut:

1. Sensor untuk mendeteksi posisi Car.


2. Sensor mendeteksi posisi pintu: terbuak atau tertutup.
3. Sensor berat untuk mendeteksi jumlah menunjukkan penumpang
4. Tombol operasi untuk naik/turun menuju Lantai yang diinginkan, serta untuk
membuka/menutup pintu lift.
5. Lampu indikator untuk menunjukkan posisi Car, dipasang baik di luar pintu Lift
maupun di dalam Car.
6. Alarm dan tombol emergency , dipasang di dalam Car.
7. Motor listrik yag bisa dikontrol dua arah putar untuk menggerakkan Car naik dan
turun.

B. PRINSIP KERJA
1. Naik
 Jika Lift ada di lantai dimana tombol di tekan, maka pintu Lift langsung terbuka
==> penumpang masuk Lift, pintu tertutup ==> tekan tombol naik ==> Lift naik
ke lantai yang dituju ==> pintu Lift terbuka ==> penumpang keluar, pintu Lift
tertutup kembali.
 Jika Lift ada di lantai yang lebih tinggi maka Lift turun ke lantai yang
bersangkutan ==> pintu Lift terbuka dst.
 Jika lift ada di lantai yag lebih rendah maka Lift naik ke lantai yang memanggil
==> pintu Lift terbuka dst.
2. Turun
 Jika Lift ada di lantai dimana tombol di tekan, maka pintu Lift langsung terbuka
==> penumpang masuk Lift, pintu tertutup ==> tekan tombol turun==> Lift
turun ke lantai yang dituju ==> pintu Lift terbuka ==> penumpang keluar, pintu
Lift tertutup kembali.
 Jika Lift ada di lantai yang lebih tinggi maka Lift turun ke lantai yang
bersangkutan ==> pintu Lift terbuka dst.
 Jika lift ada di lantai yag lebih rendah maka Lift naik ke lantai yang memanggil
==> pintu Lift terbuka dst.

100
Catat:
 Pintu Lift bisa dibuka atau ditutup ketika Lift sudah berhenti di lantai pada Lantai
yang dituju.
 Lift bisa bergerak naik atau turun ketika pintu sudah tertutup.

C TUGAS PROYEK
Buatlah sistem kendali berbasis PLC untuk mengatur kerja Lift tersebut, dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan I/O
3. Tentukan tipe PLC yang sesuai untuk kebutuhan tersebut
4. Susun tabel pengalamatan
5. Buat algoritma dan flowchart
6. Buat Lader-diagram
7. Impelmentasikan sistemmkendali yang sudah Anda disain, dan lakukan ujicoba.
8. Buat Laporan.

101
SISTEM KENDALI INDUSTRI P08 Proyek-8
PRODI S1 TE
Semester Gasal 2017/2018
Conveyor Pengisian Box
LAB SISTEM KENDALI Drs. Slamet Wibawanto, M.T.
Teknik Elektro-UM

A. Spesifikasi Sistem
Sistem ini berfungsi untuk mengisikan barang ke box/kotak barang, kemudian
kotak yang sudah terisi akan dipindahkan ke tempat pemnyimpanan. Sistem ini
dilengkapi dengan sensor dan aktuator sebagai berikut:
1. Gate : pintu kotak penyimpan barang yang akan dipindahkan ke box.
2. Sensor-1 : mendeteksi aliran barang dari kotak penyimpan ke box yang diisi.
3. Sensor-2 : mendeteksi box sudah pada posisi pengisian
4. Motor penggerak konveyor
5. Tombol Start, Stop dan Emergency.

B. Prinsip Kerja Yang Diinginkan


• Tombol start diaktifkan maka Motor 1 dan Motor2 berputar (konveyor-1 dan
konveyor2 berjalan)
• Jika sensor 2 mendekteksi ada box maka
• konveyor berhenti
• Counter direset
• Gate dibuka,

102

SISTEM KENDALI INDUSTRI P08 Proyek-8


PRODI S1 TE
Semester Gasal 2017/2018
Conveyor Pengisian Box
LAB SISTEM KENDALI Drs. Slamet Wibawanto, M.T.
Teknik Elektro-UM

• barang mulai masuk ke kotak.


• Sensor-1 mendeteksi aliran barang. Setelah box terisi 10 barang,
• Gate ditutup
• Motor berputar, konveyor berjalan
• Muncul box baru di tempat pengisian, dan siklus akan terluang terus, sampai
tombol stop ditekan.
• Jika tombol stop ditekan maka
• Jika masih ada proses pengisian maka proses berjalan terus sampai
semua box terisi penuh. Baru sistem non-aktif.
• Sistem bisa distart lagi setelah tombol Reset diaktifkan.
• Jika tombol emergency ditekan maka sistem berhenti. Tombol Emergency
direset menggunakan tombol start.

C. TAGIHAN:
Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk mengontrol Conveyor tersebut!
1. Definisikan I/O yang diperlukan,
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

103
SISTEM KENDALI INDUSTRI P09 Proyek-9
PRODI S1 TE
Semester Gasal 2017/2018
LAB SISTEM KENDALI Conveyor Pengisian Box
Teknik Elektro-UM
Drs. Slamet Wibawanto, M.T.

A. SPESIFIKASI SISTEM
Sistem ini berfungsi untuk mengisikan barang ke box/kotak barang, kemudian
box yang sudah terisi akan dipindahkan ke tempat pemnyimpanan melalui dua buah
Conveyor.
Sistem ini dilengkapi dengan sensor dan aktuator sebagai berikut:
1. Gate : pintu box penyimpan barang yang akan dipindahkan ke box.
2. Sensor-1 : mendeteksi aliran barang dari box penyimpan ke box yang diisi.
3. Sensor-2 : mendeteksi box sudah pada posisi pengisian
4. Sensor-3 : mendeteksi Box sudah pada posisi ujung Conveyor-1
5. Motor-1 dan Motor-2 sebagai penggerak Conveyor
6. Selenoid : untuk mendorong/memindahkan Box dari Conveyor-1 ke Conveyor-2
7. Tombol Start, Stop dan Emergency.

B. PRINSIP KERJA
• Tombol start diaktifkan maka Motor 1 dan Motor2 berputar (Conveyor-1 dan
Conveyor2 berjalan)
• Jika sensor 2 mendetekksi ada box maka
• Motor1 berhenti
• Counter direset
• Gate dibuka,

SISTEM KENDALI INDUSTRI P09 Proyek-9

104
PRODI S1 TE
Semester Gasal 2017/2018
Drs. Slamet Wibawanto, M.T. Conveyor Pengisian Box
LAB SISTEM KENDALI
Teknik Elektro-UM

• barang mulai masuk ke box.


• Sensor-1 mendeteksi aliran barang. Setelah box terisi 10 barang,
• Gate ditutup
• Motor1 berputar, Conveyor1 berjalan
• Jika sensor3 mendetekasi ada box maka
• Motor1 dan motor 2 berhenti
• Selenoid mendorong box masuk ke Conveyor 2
• Motor 1 dan motor 2 berputar lagi
• Muncul box baru di tempat pengisian, dan siklus akan terluang terus, sampai
tombol stop ditekan.
• Jika tombol stop ditekan maka
• Jika masih ada proses pengisian maka proses berjalan terus sampai box
terisi penuh.
• Gate ditutup, tidak bisa dibuka lagi
• Motor1 dan Motor2 tetap berputar sampai semua Box dipindah ke
Conveyor2. Semua Motor berhenti.
• Sistem bisa distart lagi setelah tombol Reset diaktifkan.

C. TAGIHAN:
Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk mengontrol Conveyor tersebut!
1. Definisikan I/O yang diperlukan,
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

105
A. Spesifikasi Sistem

Lampu lalu lintas ini dipasang pada perempatan jalan protokol, setiap saat hanya
mengijinkan lalu lintas yang berjalan satu arah saja dengan urutan berturut-turut dari
arah Utara - Selatan - Timur - Barat. Dari arah utara dan selatan masing-masing lampu
hijau menyala selama 50 detik, sedangkan dari arah timur dan barat lampu hijau
menyala masing-masing selama 20 detik. Lampu kuning menyala selama 3 detik setelah
lampu hijau padam. Diagram waktu selengkapmnya ditunjukkan pada gambar di atas.

B. TAGIHAN:
Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk mengontrol Lampu Laliu Lintas tersebut!
1. Definisikan I/O yang diperlukan,
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

106
A. Spesifikasi Sistem

Lampu Tanda Lampu Tanda


Penyeberang Jalan
Lalu Lintas

Lampu lalu lintas ini dipasang pda perempatan jalan raya dengan kepadatan lalu
lintas arah utara-selatan lebih padat dibandingkan arah timur-selatan. Lalu lintas dari
semua arah tidak boleh belok kanan. Lampu Hijau menyala bersamaan untuk lalu lintas
dari arah Utara dan Selatan selama 40 detik, lampu hijau untuk lalu lintas dari arah Timur
dan Barat menyala selama 20 detik. Lampu kuning menyala selama 3 detik setelah
lampu hijau padam.
Lampu tanda untuk penyeberang jalan masing-masing arah: lampu hijau penyeberang
jalan menyala bersamaan dengan lampu merah pada Lampu lalu lintas.

B. TAGIHAN:
Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk mengontrol Lampu Laliu Lintas tersebut!
1. Definisikan I/O yang diperlukan,
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

107
A. Spesifikasi Sistem
Lampu lalu lintas ini dipasang pada pertigaan jalan raya. Jalan raya utama adalah
arah Utara-Selatan. Rekayasa lalu lintas adalah sebagai berikut:
 Dari arah Utara, lalu lintas yang ingin belok kiri : jalan langsung.
 Lalu lintas dari arah yang lain: mengikuti lampu tanda lalu lintas.
 Urutan lampu hijau adalah sebagai berikut
1) Dari arah Utara menyala selama 50 detik
2) Dari arah Timur menyala selama 20 detik
3) Dari arah Selatan:
o Menuju arah Utara: menyala selama 50 detik
o Menuju arah Timur (belok kanan) menyala selama 20 detik.
 Lampu kuning menyala selama 3 detik setelah lampu hijau padam.
 Diagram waktu selengkapmnya ditunjukkan pada gambar berikut:

B. TAGIHAN:
Desain sebuah kendali berbasis PLC untuk mengontrol Lampu Laliu Lintas tersebut!
1. Definisikan I/O yang diperlukan,
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

108
A. JUDUL: KENDALI START-STOP MOTOR 3 PHASA
B. TUJUAN
Terampil melakukan pemrograman PLC, melaksanakan pengawatan dan
mengoperasikan rangkaian start-stop motor 3 fasa dengan satu arah putar hubungan
bintang, dengan kendali PLC.
C. DASAR TEORI
Motor 3 fasa mempunyai 3 kumparan stator utama dengan ujung-ujung tiap belitan
(terminal belitan) sebagai berikut:
 Kumparan 1 ujungnya U – X
 Kumparan 2 ujungnya V – Y
 Kumparan 3 ujungnya W – Z
 Terdapat dua macam hubungan kumparan stator:
 Bintang (STAR)
 Segitia (DELTA)

Gambar 21.1 Hubungan bintang, segitiga dan susunan terminal pada kotak hubung
Gambar 21.1 menunjukkan skema rangkaian kumparan 3 phasa dihubung
bintang, hubung segitiga dan susunan kotak terminal motor induksi 3 phasa.

Bubungan bintang dilakukan dengan cara:


 Terminal X, Y, Z dikopel (saling dihubungkan menjadi satu)

109
 Terminal U dihubung ke kawat fasa R
 Terminal V dihubung ke kawat fasa S
 Terminal W dihubung ke kawat fasa T
Motor dihubung bintang jika tegangan nominal motor sama dengan tegangan
nominal jala-jala listrik. Misal motor 380/220 Volt dan jala-jala listrik (sumber
tegangan 3 fasa) yang tersedia adalah 380/220 Volt, maka motor tersebut hanya boleh
disambung bintang (STAR).

Hubungan segitiga (Delta) dilakukan dengan cara:


 Terminal X-V dikopel, dihubungkan ke kawat fasa R
 Terminal Y-W dikopel, dihubungkan ke kawat fasa S
 Terminal Z-U dikopel, dihubungkan ke kawat fasa T

Motor dihubung segitiga jika tegangan nominal motor satu tingkat lebih tinggi
dibandingkan tegangan nominal jala-jala listrik. Misal motor 660/380 Volt dan jala-jala
listrik (sumber tegangan 3 fasa) yang tersedia adalah 380/220 Volt, maka motor
tersebut boleh disambung segitiga (DELTA)

Untuk menjalankan motor listrik menggunakan kendali magnetik, maka motor


dikontrol menggunakan sebuah kontaktor seperti ditunjukkan pada gambar 21.2.
Kontaktor yang digunakan harus memiliki kontak bantu yang cukup.
Prinsip kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut (MCB dalam kondisi tertutup):
 Jika kumparan K1 dialiri arus listrik maka kontaktor akan aktif sehingga motor
terhubung ke jaringan listrik.
 Jika kumparan K1 diputus maka kontaktoor tidak aktif sehingga motor terputus
dari jaringan listrik.

Gambar 21.2 menunjukkan rangkaian utama, yakni instalasi listrik yang


menyalurkan daya listrik dari jala-jala ke motor listrik, sedangkan gambar 3
menunjukkan rangkaian kontrol, yakni instalasi listrik yang digunakan untuk
mengontrol bekerjanya kontaktor-kontaktor. Rangkaian ini hanya dilairi arus yang kecil
yakni arus yang ke kumparan kontaktor.

Prinsip rangkaian kendali pada rangkaian start-stop ini adalah sebagai berikut:
 Tompol start-tombol stop-Over Load dan kumparan K1 dihubung seri.

110
 Tombol start diparalel dengan kontak bantu NO (terminal 13-14)
 Lampu indikator aktif (Hijau) dihubung seri dengan kontak bantu NO (terminal
43-44)
 Lampu indikator tidak aktif (Merah) dihubung seri dengan kontak bantu NC
(terminal 21-22).
 Catat bahwa:
o Tombol Start menggunakan push buton tipe NO
o Tombol Stop menggunakan push buton tipe NC

Prinsip kerja rangkaian tersebut dijelaskan sebagai berikut:


 Jika tombol stop ditekan maka arus akan mengalir ke kumparan K1, sehingga
kontaktor aktif.
 Kontak-kontak utama (NO) akan menutup sehingga mootor akan berputar.
 Kontak bantu NO (terminal 13-14) akan menutup, sehingga meskipun rombol
START dibuka maka arus ke kumparan K1 tetap mengalir yakni lewat terminal
13-14 tersebut.
 Jika tombol STOP ditekan maka arus ke kumpparan K1 terputus, kontaktor
terbuka motor berhenti bekerja.

111
Gambar Wiring/instalasi rangkaian utama

Gambar Rangkaian kendali START-STOP pada kendali magnetik

112
Fungsi PLC dalam kendali Motor Listrik adalah “mendrive” atau mengontrol kontaktor-
kontaktor tanpa bantuan kontak bantu, sehingga:
 Jenis Kontaktor yang dipakai adalah kontaktor yang tidak perlu memiliki kontak
bantu.
 Fungsi pengontrolannya lebih luas.
 Instalasinya lebih sederhana

D. TUGAS PROYEK
1. Definisikan I/O yang diperlukan untuk mengontrol K1 pada instalasi yang
ditunjukkan pada gambar 21.3.
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

113
A. JUDUL: MENJALANKAN MOTOR DUA ARAH
PUTAR

B. TUJUAN
Terampil melakukan pemrograman PLC, melaksanakan pengawatan dan
mengoperasikan rangkaian motor induksi tiga pasa dua arah putar (putar kiri-kanan).

C. DASAR TEORI
Putaran motor induksi tiga fasa dapat dibalik arahnya dengan cara: MENUKAR
HUBUNGAN DUA KAWAT FASA, misal hubungan ke terminal U da n V saling ditukar.

114
Gambar Rangkaian utama kendali dua arah putar

Gambar 22. 1 menunjukkan instalasi rangkaian utama untuk kendali dua arah putar:
Kedua kontaktor K1 dan K2 harus bekerja secara bergantian (saling ,engunci, tidak
boleh bekerja bersama)
 Jika K1 bekerja maka terminal U terhubung ke R dan terminal V terhubunga ke-
S
 Jika K2 bekerja maka terminal U terhubung ke S dan terminal V terhubunga ke-
R

Catat bahwa jika motor sedang berputar searah jarum jam (ke kanan) kemudian
langsung dibalik untuk berputar melawan jarum jam (ke kiri) maka motor akan
terbakar, mesin yang digerakkan kemungkinan besar akan rusak.

115
Cara membalik arah putar motor yang aman adalah: motor dimatikan sesaat sampai
putarannya hampir mencapai nol baru dijalankan kembali ke arah yang berlawanan.

Jika motor dikontrol menggunakan PLC maka dapat diatur sebagai berikut:
 Panel operasi dilengkapi dengan tombol START, STOP, KIRI dan KANAN.
 Tombol START ditekan maka motor siap dioperasikan
 Untuk menjalankan motor, tekan tombol KIRI atau KANAN sesuai dengan arah
putar yang diinginkan.
 Pada kondisi motor berjalan, misal berputar ke KANAN jika tombol KIRI ditekan
maka
o motor dihentikan
o 5 detik kemudian motor berbutar ke KIRI.
 Jika tombol STOP ditekan maka semua kontaktor dinonaktifkan, Timer direset.

D. TUGAS PROYEK
1. Definisikan I/O yang diperlukan untuk mengontrolk rangkaian DUA ARAH PUTAR
yang ditunjukkan pada gambar 1.
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

116
A. JUDUL: MENJALANKAN MOTOR RUNING AND
JOGING

B. TUJUAN
Terampil melakukan pemrograman PLC, melaksanakan pengawatan dan
mengoperasikan rangkaian motor induksi tiga pasa dengan kendali RUNING AND
JOGING

C. DASAR TEORI
Motor yang dikomnytrol sistem Runing and Joging hanya memerlukan sebuah
kontaktor, rangkaian utamanya sama dengan rangkaian utama START-STOP (PROJEK
M-21).
Pada rangkaian kendali RUNING and JOGING panel oprasi dilengkapi dengan tombol
START, tombol RUN, tombol JOG dan tombol STOP.
 Jika tombol START ditekan maka motor siap dioperasikan. Tombol RUN dan JOG
tidak berfungsi sebelum tombol START diaktifkan.
 Setelah tombol START diaktifkan maka:
o Jika tombol RUN ditekan maka motor bekerja terus menerus.
o Jika tombol JOG ditekan maka motor aktif selam tombol ditekan. Jika
tombol JOG dilepas maka motor akan berhenti.
 Jika tombol STOP ditekan maka tombol RUN maupun tombl JOG tidak bisa
difungsikan.

D. TUGAS PROYEK
1. Definisikan I/O yang diperlukan untuk mengontrolk rangkaian RUNNING AND
JOGGING
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

117
A. JUDUL: DUA MOTOR BEKERJA BERGANTIAN
B. TUJUAN
Terampil melakukan pemrograman PLC, melaksanakan pengawatan dan
mengoperasikan rangkaian dua buah motor induksi tiga pasa bekerja saling
bergantian.
C. DASAR TEORI
Agar dua buah motor bekerja secara bergantian (tidak boleh aktif bersamaan),
maka rangkaian kendalinya harus saling mengunci: Jika Motor 1 bekerja maka Motor 2
harus mati, demikian juga sebaliknya.
Gambar 24.1 menunjukkan rangkaian utama dua motor yang bekerja ssecara
bergantian. Kedua rangkaian utama berdiri sendiri-sendiri, tidak saling terhubung.
Masing-masing motor harus diberi pengaman hubung singkat (MCB 3 fasa) dan
pengaman beban lebih (OL, Over Load).

Gambar Rangkaian utama dua motor bekerja secara bergantian

118
119
D. TUGAS PROYEK
1. Definisikan I/O yang diperlukan untuk mengontrol dua motor bekerja secara
bergantian, yang rangkaian utamanya ditunjukkan pada gambar 1.
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Lapora

120
A. JUDUL: KENDALI STAR-DELTA
B. TUJUAN
Terampil melakukan pemrograman PLC, melaksanakan pengawatan dan
mengoperasikan rangkaian pengasutan motor 3 phasa metode STAR-DELTA.

C. DASAR TEORI
Motor induksi tiga fasa yang dikopel langsung dengan beban, membutuhkan
arus start yang cukup besar. Pengasutan motor bertujuan untuk membatasi arus start
motor supaya motor tidak over load, dan arus jaringan tidak berlebihan.
Salah satu metode pemngasutan motor induksi yang paling sederhana adalah
menggunakan rangkaian star-delta. Pada saat start pertama motor dihubung star
(bintang), setelah motor berputar beberapa detik hubungan diubah menjadi delta
(segitiga).
Pada saat motor dihubung bintang, kumparan stator hanya menerima tegangan
seper akar tiga (58%) dari tegangan jala-jala sehingga motor akan start dengan arus
yang terbatas. Pada saat motor dihubung segitiga maka kumparan motor mendapat
tegangan penuh sama dengan tegangan jala-jala sehingga motor berputar dengan daya
penuh (normal).

Bubungan bintang dilakukan dengan cara:


 Terminal X, Y, Z dikopel (saling dihubungkan menjadi satu)
 Terminal U dihubung ke kawat fasa R
 Terminal V dihubung ke kawat fasa S
 Terminal W dihubung ke kawat fasa T

Hubungan segitiga (Delta) dilakukan dengan cara:


 Terminal X-V dikopel, dihubungkan ke kawat fasa R
 Terminal Y-W dikopel, dihubungkan ke kawat fasa S
 Terminal Z-U dikopel, dihubungkan ke kawat fasa T

Motor dapat diasut menggunakan hubungan STAR-DELTA jika tegangan nominal motor
satu tingkat lebih tinggi dibandingkan tegangan nominal jala-jala listrik. Misal motor
660/380 Volt dan jala-jala listrik yang tersedia adalah 380/220 Volt

121
D. Merancang rangkaian kendali STAR-DELTA

Gambar 25-1. Rangkaian utama kendali STAR-DELTA

 Cara membuat hubungan STAR:


o terminal U-V-W dihubungkan ke jala-jala R-S-T
o terminal X-Y-Z dikopel menjadi satu
 Cara membuat hubungan DELTA:
o terminal U-V-W dihubungkan ke jala-jala R-S-T
o terminal Z dihubungkan ke terminal U
o terminal X dihubungkan ke terminal V
o terminal Y dihubungkan ke terminal W
Jadi untuk mendapatkan hubungan bintang segitiga motor harus dilayani
dengan tiga buah kontaktor seperti ditunjukkan paada gambar 1.
 Kontaktor K1 untuk menghubungan terminal U-V-W ke jala-jala R-s-T

122
 Kontaktor K2 dan K3 bekerja bergantian (saling mengunci tidak boleh aktif
bersama).
 Jika K2 aktif maka motor terhubung bintang (X-Y-Z dikopel menjadi satu)
 Jika K3 aktif maka motor terhubung segitiga (Z terhubung ke U, X terhubung
ke V dan Y terhubung ke W)
 PLC digunakan untuk mengendalikan (mengontrol) bekerjanya ketiga
komntaktor tersebut:
o Pada saat START kontaktor K1 dan K2 langsung bekerja
o Timer mulai menghitung waktu (diseting 6 detik)
o Setelah 6 detik
 NC timer memutus K2
 NO timer mengaktifkan K3
o Jika tombol STOP ditekan maka semua kontaktor dinonaktifkan,
Timer direset.

E. TUGAS PROYEK
1. Definisikan I/O yang diperlukan untuk mengontrolk rangkaian STAR-DELTA
yang ditunjukkan pada gambar 1.
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

123
A. JUDUL: TIGA MOTOR BEKERJA SECARA SIMULTAN

B. TUJUAN
Terampil melakukan pemrograman PLC, melaksanakan pengawatan dan
mengoperasikan rangkaian TIGA buah motor induksi tiga pasa bekerja SECARA
SIMULTAN.

C. PRINSIP KERJA YANG DIINGINKAN


Sebuah mesin produksi digerakkan oleh tiga buah motor listrik 3 phasa (motor
induksi) dengan urutan kerja sebagai berikut:
 Pada saat START, ketiga motor masih belum bekerja tetapi siap dioperasikan.
 Pada saat RUN, maka ketiga motor akan bekerja berturut-turut dengan
prosedure sebagai berikut:
1) Motor-1 (yang paling besar) harus diasut menggunakan bintang-
segitiga: motor dihubung bintang selama 6 detik, kemudian dihubung
segitiga.
2) Setelah Motor-1 bekerja selama 20 detik, Motor-2 baru aktif, Motor-1
tetap aktif.
3) Setelah Motor-2 bekerja selama 220 detik, maka Motor-3 baru aktif.
Motor-1 dan Motor-2 tetap aktif.
 Jika tombol Emergency ditekan maka semua motor langsung mati, jika
kemudian tombol RUN diaktifkan maka Motor-1, Motor-2 dan Motor-3
diaktifkan secara otomatis sesuai dengan prosedur di atas.
 Jika tombol STOP diaktifkan maka ketiga notor akan dimatikan dengan
prosedure sebagai berikut:
1) Motor-3 langsung dimatikan
2) Tunggu 10 detik, kemudian Motor-2 dimatikan
3) Tunggu 10 detik, baru Motor-1 dimatikan.
4) Untuk menghidupkan kembali mesin, maka harus dimulai dengan
tombol START, tidak bisa langsung RUN.

124
Gambar di bawah ini menunjukkan rangkaian utama TIGA motor yang bekerja
secara SIMULTAN . Ketiga rangkaian utama berdiri sendiri-sendiri, tidak saling
terhubung. Masing-masing motor harus diberi pengaman hubung singkat (MCB 3 fasa)
dan pengaman beban lebih (OL, Over Load).

CATAT: bahwa Motor-1 harus diasut secara bintang segitiga.


 Start Pertama K1 dan K3 aktif selama 6 detik, membuat motor dihubung
bintang
 Kemudian K3 dimatikan ganti K2 diaktifkan. K1 tetap aktif sehingga motor
dihubung Delta (segitiga)

125
D. TUGAS PROYEK
1. Definisikan I/O yang diperlukan untuk mengontrol dua motor bekerja secara
bergantian, yang rangkaian utamanya ditunjukkan pada gambar 1.
2. Tetapkan tipe PLC yang dipakai,
3. Buat tabel pengalamatan,
4. Buat Diagram Ladder dan lakukan simulasi,
5. Lakukan pemasangan/instalasi PLC
6. Transfer program ke PLC dan lakukan ujicoba.
7. Buat Laporan.

126
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

BAGIAN KEEMPAT: HUMAN MACHINE INTERFACE

127
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

PENGANTAR HMI (Human Machine Interface)

Human Machine Interface adalah suatu sistem yang menghubungkan manusia dan teknologi
mesin. Sistem HMI sebenarnya sudah cukup popular di kalangan industri. Pada umumnya HMI
berupa komputer dengan display berupa Monitor CRT/LCD dimana operator bisa melihat
keseluruhan sistem dari layar tersebut.
Layaknya sebuah komputer, HMI biasanya dilengkapi dengan keyboard dan mouse dan juga
bisa berupa touch screen. Tujuan dari HMI adalah untuk meningkatkan interaksi antara mesin
dan operator melalui tampilan layar komputer serta memenuhi kebutuhan pengguna terhadap
informasi sistem yang sedang berlangsung.

Gamnbar 4.1 Contoh layar tampilan HMI yang dilengkapi dengan tombol operasi dan
instrumen digital

Terdapat banyak cara untuk membuat sebuah tampilan HMI seperti dengan aplikasi Visual
Studio hingga dengan Hardware Touch Screen Panel. HMI akan memberikan suatu gambaran
kondisi mesin yang berupa video, grafik, lampu dan lain-lain. Dimana pada tampilan tersebut
operator dapat melihat parameter suatu system yang sedang beroperasi.

HMI dalam Dunia Industri


HMI dalam industri berupa sebuah tampilan layar komputer yang akan dihadapi oleh operator
mesin maupun pengguna yang ingin mendapatkan data kerja mesin. Dalam penerapannya di

128
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

industri Touch Screen Panel HMI lebih umum digunakan, karena kemudahan dalam
pemrograman dan ketahanannya di lingkungan kerja industri. Gambar 3.1 dan 3.2
menunjukkan contoh HMI yang lazim digunakan di industri.

Gambar 4.2 Contoh tampilan HMI yang dilengkapi tombol operasi


tampilan instrumen analog

Pada HMI juga terdapat visualisasi pengendali mesin berupa tombol operasi, slider dan
sebagainya yang berfungsi untuk mengoperasikan mesin. Selain itu dalam HMI juga dilengkapi
tampilan instrumen pengukuran dan alarm. Beriku fungsi lain dari HMI :
1. Monitoring, dimana operator dapat memonitor kondisi plant secara real time
tanpa perlu keluar dari ruang kontrol.
2. Pengaturan, dimana operator dapat merubah seting (pengaturan harga/kondisi
yang diinginkan) misal pengaturan alarm untuk high priority dan low priority.
3. Alarm, dimana sistem (mesin) akan memberikan peringatan/tanda terjadi ketidak-
normalan. Dengan adanya alarm maka operator akan menerima pesan peringatan
jika terjadi ketidaknormalan kondisi mesin.
4. Menampilkan harga pengukuran variabel sistem (misal temperatur, tekanan,
tegangan, arus dll), baik dalam bentuk digital, analog maupun grafik.
HMI Touch Screen Panel diproduksi oleh berbagai perusahaan otomasi seperti Omron,
Mitsubishi, Keyence, Siemens dan lainnya. Setiap jenis/merk HMI touch screen panel
memerlukan software khusus untuk pengisian programnya. HMI umumnya dipasangkan dengan
PLC, namun demikian keduanya tidak selalu harus berasal dari merk yang sama, yang penting
adalah antara HMI dan pengontrol (PLC PC, dll) memiliki tipe komunikasi yang sama.

129
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Komunikasi standard yang dimiliki oleh HMI untuk berkerja bersama PLC adalah komunikasi
serial.

Gambar 4.3 Komunikasi touch screen dan PLC Omron

Gambar 3.3 menunjukkan HMI yang terhubung dengan PLC melalui kabel serial. HMI
maupun PLC diprogram menggunakan PC melalui kabel USB. HMI juga dapat
mengakses memory data pada PLC, sehingga data tersebut dapat ditampilkan dalam
bentuk grafik, level meter (analog) maupun digital.

Pemrograman HMI menggunakan CX-Designer


CX Designer adalah soft ware yang diproduksi oleh Omron khusus untuk memprogram HMI
produksi Omron. Pengoperasian CX Designer pada prinsipnya sama dengan pemgoeprasian
software lain yang berbasis Windows. Gambar 3.4 menunjukkan menu pembuka (tampilan
awal) dari CX Designer.

130
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 4.4 Tampilan awal CX Designer

Membuat file baru:


1. Klik icon New File atau klik menu File terus pilih New File
2. Pilih versi touchscreen yang dipakai dan tuliskan nama proyek (Project Title), nama
File, dan Pilih lokasi penyimpanan file (gambar 3.5), kemudian klik tombol OK
3. Akan ditampilkan layar pemrograman Touch Screen seperti ditunjukkan pada gambar
3.6. Anda siap membuat/memprogram HMI.

Gambar 4.5 Tampilan dialog pengaturan nama proyek dan penentuan lokasi
penyimpanan file untuk projek baru

131
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 4.6 Tampilan Screen awal pemrograman touch screen

132
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Membuat Input berupa Tombol Push Button


Tombol ON / OFF adalah objek fungsional yang mengubah status dari alamat tertentu ON atau
OFF menggunakan input saklar sentuh.

Gambar 4.7 Pengaturan input jenis ON/OFF Button

Jenis button dapat ditentukan melalui Menu Action Type: Momentary berarti button push-on,
biasa dan Alternate berarti saklar toogle

Membuat Input berupa Word Button


Tombol Word digunakan untuk menulis nilai ke alamat tertentu atau menambah atau
mengurangi nilai isi atau alamat yang ditentukan saat tombol ditekan. Item pada menu pop-up
juga dapat dipilih dan nilai yang ditentukan untuk item-item yang ditulis ke alamat.

133
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Gambar 4.8 Membuat Word Button

Command Button
Commond Button adalah objek fungsional yang melakukan berbagai pemrosesan, misalnya,
mengganti layar dan mentransmisikan kode karakter.

Commond Button – Tombol Perintah memiliki fungsi sebagai berikut.


a. Berpindah Layar
b. Mengunci Tombol
c. Kontrol Layar Pop-Up
d. Tmpilan Menu Sistem
e. Buzzer Berhenti
f. Tidak Ada
g. Kontrol Video – Merekam Video
h. Kontrol Video – Penyesuaian Kecerahan
i. Kontrol Video – Keluran Sensor Vision
j. Pengendali Blok Data
k. Pembatalan Autentikasi

Cara menggunakan Commond Button adalah dengan memilih pada panel Functional Objects –
Command Button atau menekan tombol pada Functional Object Toolbar untuk membuat
Commond Button.

134
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Ga,bar 4.9 Command Button

Setelah kita memilih atau menekan tombol Commond Button kita beralih ke layar
utama lalu menekan tombol kiri mouse dan menggesernya untuk menentukan ukuran
dari Commond Button yang diinginkan. Berikutnya kita harus melakukan pengaturan
terhadap tombol tersebut.

1. Panel Konfigurasi General (Umum)

Gambar 4.10 Menu pengaturan button

Pada panel ini terdapat beberapa konfigurasi yang bisa dilakukan yaitu :

 Memberikan komentar/nama pada objek yang dibuat.

135
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

 Menentukan fungsi yang ada pada Commond Button serta pengaturan dari fungsi
tersebut.

 Memilih bentuk tampilan dari Commond Button.

1. Panel Konfigurasi Color/Shape (Warna/Bentuk)

Pada panel ini terdapat beberapa konfigurasi yang bisa dilakukan yaitu :
a. Pemilihan bentuk dan warna dari Command Button serta pengaturan dari
bentuk dan warna tersebut.

136
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Pengaturan bentuk Command Button ada dua macam :

1. Tombol Ditekan.
2. Bentuk Normal.

2. Panel Konfigurasi Label (Nama)

137
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Pada panel ini terdapat beberapa konfigurasi yang bisa dilakukan yaitu :
a. Pemilihan jenis Switch yang digunakan untuk Command Button.

b. Pemberial Label pada Command Button.

c. Konfigurasi tampilan penulisan dari Command Button.

138
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

3. Panel Konfigurasi Frame (Bingkai)

Pada panel ini terdapat beberapa konfigurasi yang bisa dilakukan yaitu :
a. Konfigurasi bingkai Command Button dengan menggunakan bingkai tiga
dimensi.

b. Konfigurasi pemilihan garis tepi pada bingkai Command Button.

139
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

4. Panel Konfigurasi Size/Position (Ukuran/Posisi)

Pada panel ini terdapat beberapa konfigurasi yang bisa dilakukan yaitu :
a. Konfigurasi ukuran dari Command Button.

b. Konfigurasi dari posisi Command Button.

140
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

2.2 Toolbar Output Pada CX-Designer


2.2.1 Bit Lamp – Lampu Bit

Bit Lamp – Lampu Bit adalah objek fungsional yang warna layarnya tergantung pada
status ON/OFF dari alamat yang ditentukan.

Cara menggunakan Bit Lamp adalah dengan memilih pada panel Functional Objects –
Bit Lamp atau menekan tombol pada Functional Object Toolbar untuk membuat
Bit Lamp.
pada Functional Object Toolbar untuk membuat Commond Button.

Setelah kita memilih atau menekan tombol Bit Lamp kita beralih ke layar utama lalu
menekan tombol kiri mouse dan menggesernya untuk menentukan ukuran dari Bit
Lamp yang diinginkan.

Setelah Bit Lamp dibuat kita harus melakukan pengaturan terhadap objek tersebut.
1. Panel Konfigurasi General (Umum)

141
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Pada panel ini terdapat beberapa konfigurasi yang bisa dilakukan yaitu :
a. Memberikan komentar/nama pada objek yang dibuat.

b. Penentuan alamat yang akan ditampilkan pada layar Designer.

c. Pemilihan jenis tampilan dari Bit Lamp.

2. Panel Konfigurasi Color/Shape (Warna/Bentuk)

142
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Pada panel ini terdapat beberapa konfigurasi yang bisa dilakukan yaitu :
a. Pemilihan bentuk dan warna dari Bit Lamp serta pengaturan dari bentuk
dan warna tersebut.

Pengaturan bentuk Bit Lamp ada dua macam :

143
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

1. Objek (Address) ON.


2. Objek (Address) OFF.

3. Panel Konfigurasi Label (Nama)

Pada panel ini terdapat beberapa konfigurasi yang bisa dilakukan yaitu :
a. Pemilihan jenis Switch yang digunakan untuk Bit Lamp.

b. Pemberial Label pada Bit Lamp.

c. Konfigurasi tampilan penulisan dari Bit Lamp.

144
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

4. Panel Konfigurasi Frame (Bingkai)

Pada panel ini terdapat beberapa konfigurasi yang bisa dilakukan yaitu :
a. Konfigurasi bingkai Bit Lamp dengan menggunakan bingkai tiga dimensi.

b. Konfigurasi pemilihan garis tepi pada bingkai Bit Lamp.

145
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

5. Panel Konfigurasi Size/Position (Ukuran/Posisi)

Pada panel ini terdapat beberapa konfigurasi yang bisa dilakukan yaitu :
a. Konfigurasi ukuran dari Bit Lamp.

b. Konfigurasi dari posisi Bit Lamp.

2.2.2 Word Lamp

146
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Word lamp memiliki fungsi sama halnya seperti bit lamp. Hanya saja pada color lamp
nyala lampu dapat disetting dengan indirect yang dikombinasikan dengan address
sehingga memiliki variasi nyala yang lebih beragam

147
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Untuk mengaktifkan
dan mengeset
Address pada Word
Lamp

Untuk mengatur warna word lamp sesuai dengan Address yang berbeda. Jadi
ketika pada Indirect(J) diisi dengan address 1, maka ketika Address 1 ON, maka Word
Lamp berubah menjadi warna abu-abu. Ketika Indirect(L) disi dengan address2, maka
ketika Address 2 ON, maka Word Lamp berubah menjadi warna biru.

148
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

2.2.1 Label
Label digunakan untuk menampilkan tulisan/teks/string/karakter yang tetap. Label
biasanya digunakan untuk menampilkan Judul, Nama Item, atau Teks lainnya yang tidak
memerlukan fungsi khusus.

Untuk mengganti warna background dari label dapat melalui Properties pilih tab
Background, lalu ganti warna pada pilihan Color.

149
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Untuk mengganti tulisan/karakter pada label yaitu melalui tab Label, dan isikan teks
pada textbox Label

Untuk mengubah format tulisan pada label dapat memilih menu Text Attribute.

150
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

2.3 Koneksi CX Designer dengan CX Programmer


Setelah desain yang dibuat telah selesai maka selanjutnya adalah melakukan koneksi antara
CX designer dengan ladder yang telah dibuat pada CX Programmer. Mulai simulasi dengan
memilih Mulai simulasi dengan memilih Tools – Test. Pastikan anda membuka program PLC
yang sesuai pada CX Programmer dan dalam kondisi Work Online Simulator.

Pilih Connect to CX Simulator, lalu Klik Start

Atau cara yang lebih singkat dengan memilih PLC-PT Integerated Simulation, ada di
sebelah Work Online Simulator pada CX Programmer atau di sebelah Test pada CX
Designer.
Selanjutnya akan tampil layar HMI sesuai yang anda desain, dan simulasi dapat dilakukan.

151
Laboratorium Sistem Kendali
Jurusan Teknik Elektro – Universitas Negeri Malang

Anda bisa mulai menggunakan Simulasi PLC tersebut dengan menekan tombol, dan
perhatikan apa yang akan terjadi pada lampu indikator tersebut? jika urutan yang anda
kerjakan benar, maka nyala lampu akan sesuai dengan alamat Output yang ada di CX
Programmer

152

Anda mungkin juga menyukai