1. Epitel
- Terdiri dari 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih, 1 lapis sel
basal, sel polygonal dan sel gepeng.
- Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat padanya. Bila terjadi
gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.
2. Membran Bowman
- Membran bowman terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan
kolagen yang tersusun tidak teratur dan berasal dari bagian depan stroma
- Bila terjadi luka yang mengenai bagian ini maka akan digantikan dengan jaringan parut
karena tidak memiliki daya regenerasi.
3. Stroma
- Stroma terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu sama lain,
pada permukaan terlihat anyaman yang teratur, sedangkan di bagian perifer serat
kolagen ini bercabang
- Keratosit merupakan fibroblas yang terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga
keratosit membentuk bahan dasar serat kolagen dalam perkembangan embrio ataupun
sesudah trauma.
4. Membran Descement
- Membrana descement terletak dibawah stroma, bersifat elastis dan berkembang seumur
hidup.
5. Endotel
- Fungsinya sebagai jalur penyerapan nutrisi kornea dan pembuangan sisa metabolisme,
serta mengatur hidrasi kornea dan mempertahankan transparansi kornea.
- Fungsi tersebut dapat dilakukan karena adanya pompa metabolik aktif di endotel
kornea.
Gambar 2.2 Potongan Melintang Kornea
Kornea berfungsi sebagai lapisan pelindung dan jendela yang dilalui berkas
cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya yang uniform,
avaskuler dan deturgenes. Deturgenes atau keadaan dehidrasi relative kornea ini
dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan
endotel. Endotel lebih penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cedera kimiawi
atau fisik pada endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. 3
Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat
transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal stroma kornea
sesaat yang akan menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi. Penguapan air dari film
air mata prakornea akan mengkibatkan film air mata akan menjadi hipertonik. Proses tersebut
dan penguapan langsung merupakan faktor-faktor yang menarik air dari stroma kornea
superfisialis untuk mempertahankan keadaan dehidrasi.2
Penetrasi pada kornea yang utuh dapat dilakukan oleh obat yang bersifat bifasik.
Substansi larut lemak dapat melalui epitel utuh, dan substansi larut air dapat melalui stroma
yang utuh, sehingga untuk dapat melalui kornea maka obat harus larut lemak dan larut air
sekaligus.2
Predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak
terutama yang dipakai hingga keesokan harinya, dan kadang tidak diketahui penyebabnya. Ulkus
kornea dapat mengenai semua umur. Kelompok dengan prevalensi penyakit yang lebih tinggi
adalah mereka dengan faktor resiko. Kelompok pertama yang berusia di bawah 30 tahun adalah
mereka yang memakai lensa kontak atau dengan trauma okuler, kelompok kedua yang berusia di
3. Perhimpunan Dokter Spesislis Mata Indonesia. 2002. IlmuPenyakit Mata Untuk Dokter
Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke 2. Jakarta: Sagung Seto.