Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul Percobaan


Percobaan Uji Diabete

1.2 Latar Belakang

Dalam tubuh manusia terdapat pengaturan tersendiri yangdapat digunakan untuk


mencegah terbentuknya suatu penyakit. Dan hormon-hormon yang dihasilkan oleh tubuh
yang memiliki kerja sepertiyang disebutkan sebelumnya. Salah satu hormone yang
memilki fungsi dalam pengaturan metabolisme dan peredaran glukosa dalam tubuhadalah
hormone insulin.

Hormon ini terbentuk pada kelenjar pankreas oleh sel-sel β yang mensekresikan insulin
tersebut. Hormone insulin digunakan untuk mengikat glukosa dalam darah sehingga tidak
terjadi penumpukkan glukosa dalam darah dan menyebabkan glukosa tersebut
diekskresikan lewat urine tanpa digunakan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh menjadi
letih, cepat haus, lapar dan sering berkemih. Ini merupakan gejala penyakit diabetes
mellitus.

Pada percobaan kali ini kita menggunakan hewan coba mencituntuk uji antidiabetes.
Praktikum ini dilakukan, agar kita lebih mengetahui keefektifan dari obat-obat
antidiabetes. Selain itu, sebagai mahasiswa farmasi kita harus mengetahui obat
antidiabetes yang ideal dan tidak memiliki efek samping yang merugikan pengguna obat
tersebut. Parameter utama dari antidiabetes adalah kadar glukosa darah.

1.3 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui secara lebih baik peran insulin dalam tubuh dan pengaruhnya pada
penyakit diabetes.
2. Mengenal teknik untuk mengevaluasi penyakit diabetes dengan cara konvensional
3. Melakukan test glukosa konvensional pada manusia menggunakan alat ukur glukusa
darah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Diabetes millitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketiadaan absolut insulin
atau insensitifitas sel terhadap insulin, insulin merupakan hormon polipeptida yang dihasilkan
oleh sel beta dalam isley lengerhans pankreas dan berperan penting dalam metabolisme
karbohidrat, lemat, protein. Uji diabetes mellitus umumnya dilakukan berdasarkan keluhan
penderita yang khas berupa pohuria, polidipsia, pihfogia, dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan penyebabnya.

Diabetes Mellitus adalah peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia (glukosa puasa
≥ 126 mg/dL atau postprandial ≥ 200 mg/dL atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL. Bila DM tidak
segera diatasi akan terjadi gangguan metabolisme lemak dan protein, dan resiko timbulnya
gangguan mikrovaskular atau makrovaskular meningkat.

Diabetes militus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatugangguan menahun kronis
yang khususnya metabolisme karbohidrat dalmtubuh, dan juga pada metabolisme lemak dan
protein (Lat.Diabetes = penerusan, mellitus = manis madu).

Diabetes terdapat 4 tipe, yaitu :

1. Diabetes melitus tergantung insulin (IDDM ; tipe I) disebabkan olehdefisiensi absolut


yang biasanya terjadi sebelum usia 15 tahun dan mengakibatkan penurunan berat badan,
hiperglikomin, hetoksidosis, asteroksis, kerusakan retina dan gagal ginjal. Karena sel batu
pada langerhans rusak maka pasien membutuhkan injeksi insulin.
2. Diabetes melitus tidak tergantung insulin (NIDDM ; tipe II) disebabkanoleh penurunan
pelepasan insulin atau kelainan respon jaringanterhadap insulin yang menyebabkan
hiperglikemia, tetapi tidakhetoksidosis.
3. Berbagai sebab spesifik yang lain yang menyebabkan kadar glukosadarah meningkat,
seperti penyakit nonpancreatic dan akibat terapi obat.
4. Disebut juga Gestational diabetes (GDM), tidak normalnya kadarglukosa darah di masa-
masa awal kehamilan dimana plasenta danhormon-2 plasenta menimbulkan resistensi
insulin yang nyata padatrimester terakhir.
Kriteria Penderita Diabetes Melitus (Handoko, 2003) :

a. Seseorang dikatakan menderita penyakit diabetes mellitus bila hasil pemeriksaaan kadar
glukosa darah puasanya ≥ 126 mg/dl (plasma vena) atau pada pemeriksaan kadar glukosa
darah 2 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram hasilnya ≥ 200 mg/dl.
b. Seseorang dikatakan terganggu terhadap toleransi glukosa bila hasil pemeriksaan kadar
glukosa dara puasanya 110-125 mg/dl (plasmavena) atau pada kadar glukosa darah 2 jam
setelah minum larutanglukosa 75 gram hasilnya antara 140-199 mg/dl.
c. Seseorang dikatakan normal (tidak mengidap DM) jika hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah puasanya ≤ 110 mg/dl (plsma vena) atau pada pemeriksaan kadar glukosa darah 1
jam setelah minum larutan glukosa ‹ 180 mg/dl dan hasil pemeriksaan kadar kadar
glukosa darah 2 jam setelah minum larutan glukosa ‹140 mg/dl.

Insulin merupakan hormon polipeptida yang tediri dari dua rantaipeptida yang dihubungkan
dengan ikatan-ikatan disulfida. Insulin adalah hormon yang disekresi oleh sel β pulau
langerhands dalam pankreas (atas). Insulin terikat pada rseptor spesifik (tengah) dalam
membran sel dan memulai sejumlah aksi (kanan, bawah, berarsir) termasuk peningkatan
ambilan glukosa oleh otot, hati, dan jaringan adiposa.

Dalam mengatasi antidiabetes ada beberapa golongan obat yang memegang peranan penting

dalam menurunkan kadar glukosa pada darah. Penggolongan obat ini dibagi menjadi 8

golongan (Katzung, 2002):

a. Sulfonilurea
Obat golongan ini memeliki efek utama menignkatkan pelepasan insulin dari pangkreas.
Dua mekanisme kerja lain yang diusulkan-penurunan kadar glucagon serum dan
penutupan saluran kalium dijaringan ekstrapangkreas (yang maknanya tidak diketahui,
tetapi mungkin minimal). Sulfonylurea mengikat reseptor sulfonylurea afinitas tinggi
yang berkaitan dengan suatu saluran kalium peka ATP inward-rectifier sel beta.
Pengikatan sulfonylurea menghambat efluks ion kalium melalui saluran dan
menyebabkan depolarisasi. Depolarisai membuka saluran kalsium berpintu voltase dan
menyebabkan influks kalsium dan pelepasan insulin jadi. Mekanisme penekanan
sulfonylurea pada kadar glucagon masih belum jelas, tetapi tampaknya melibatkan
inhibisi tak langsung karena meningkatnya pelepasan insulin dan somatostatin yang
menghambat sekresi sel alfa.
b. Meglitinid
Obat-obat ini memodulasi pelepasan insulin sel beta dengan mengatur efluks kalium
melalui saluran kalium. Terjadi tumpang tindih tempat kerja molecular dengan
sulfonylurea karena meglitid memiliki dua tempat pengikatan yang sama dengan
sulfonylurea dan satu tempat pengikatan yang khas.

c. Turunan D-Fenilalanin
Nateglidin suatu turunan D-Fenilalanin. Nateglinid merangsang pelepasan insulin yang
sangat ceat dan sesaat dari sel beta melalui penutupan saluran K+ peka-ATP. Obat ini juga
secara parsial, memulihkan pelepasan insulin inisial sebagai respon terhadap tes toleransi
glukosa intravena.

d. Biguanid
Mekanisme kerja pasti dari biguanid masih belum pasti diketahui, tetapi efek primer obat
golongan ini adalah mengurangi produksi glukosa hati melalui pengaktifan enzim AMP-
activated protein kinase (AMPK, protein kinase yang diaktifkan oleh AMP). Mekanisme
kerja minor lainnya mugkin adalah penghambatan glukneogenesis di ginjal, perlambatan
penyerapan glukosa di saluran cerna, disertai peningkatan konversi glukosa menjadi
laktat oleh enterosit, stimulasi langsug glikolisis dijaringan, peningkatan pengeluaran
glukosa dari darah, dan penurunan kadar glukogon plasma. Contoh obat Metformin.

e. Tiazolidinedion
Tiazolidinedion (TZD) bekerja menurunkan resistensi insulin. Tzd adalah ligan dari
peroxisome proliferator activated receptor-gamma, (PPAR-y). bagian dari superfamili
steroid dan tiroid reseptor nucleus. Reseptor PPAR-y memodulasi eksresi gen-gen yang
berperan dalam metabolisme lemak dan glukosa, transduksi sinyal insulin dan
diferensiasi adiposit dan jaringan lain. Contoh obat golongan ini Pioglitazone dan
Rosiglitazone

f. Inhibitor α-Glukosidase
Akarbosa dan miglitol adalah inhibitor kompetitif α-glukosidase usus serta mengurangi
penyimpangan kadar glukosa pasca-makan dengan menunda pencernaan dan penyerapan
tepung dan disakarida. Hanya monosakarida, seperti glukosa dan fruktosa yang dapat
diangkut dari lumen usus dan masuk dalam aliran darah. Tepung kompleks, oligosakarida
dan disakarida harus diuraikan menjadi masing-masing monosakarida sebelum diserap
kedalam duodenum dan jejunum.

g. Analog Amilin
Pramlintid merupakan suatu analog sintetik amylin, adalah obat anti-hiperglikemik
suntikan yang memodulasi kadar glukosa pasca-makan. Pramlintid menekan pelepasan
glukagon melalui mekanisme yang belum diketahui.

h. Inhibitor Dipeptidil Peptidase-4 (DPP-4)


Sitagliptin, saksagliptin, dan Linagliptin adalah inhibitor DPP-4, yaitu enzim yang
menguraikan hormone inkretin. Obat-obat ini menignkatkan kadar GLP-1 alami dan
polipeptida insulinotropik dependen-glukosa (glucose-dependent insulinotropik
polypeptide, GIP) dalam darah yang akhirnya menurunkan penyimpangan kadar glukosa
pasca makan dengan meningkatkan sekresi insulin dan menekan kadar glucagon.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Hewan coba Mencit putih, jantan (jumlah 6 ekor), bobot tubuh 20-30 g
Obat - Larutan glukosa 5% 1g/kgBB mencit secara PO
- CMC Na 1% secara PO
- Glibenklamid 2 mg/70 kgBB manusia secara PO
- Metformin 500 mg/ 70 kgBB manusia secara PO
Alat Spuit injeksi 1 ml, sonde, timbangan hewan, Accu-Check dan strip
glukosa

3.2 Prosedur
1. Puasakan mencit selama 12-16 jam, tetapi tetap diberikan air minum
2. Cek kadar glukosa darah mencit sebelum pemberian glukosa pada menit ke-0 dengan
cara bagian ujung ekor mencit dipotong, kemudian darah diteteskan ke bagian ujung
strip dan setelah 5 detik kadar glukosa darah akan terlihat pada monitor glukometer.
Kadar glukosa darah ini dicatat sebagai kadar glukosa darah puasa (GDP).
3. Berikan larutan glukosa 1 g/kgBB mencit
4. Cek kadar glukosa darah mencit setelah pemberian glukosa pada menit ke-5 dengan
cara bagian ujung ekor mencit dipotong, kemudian darah diteteskan ke bagian ujung
strip dan setelah 5 detik kadar glukosa darah akan terlihat pada monitor glukometer.
Kadar glukosa darah ini dicatat sebagai kadar glukosa darah setelah pembebanan.
5. Mencit dibagi menjadi 3 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 2
ekor mencit dengan perbedaan dosis obat yang diberikan:
Kelompok I : CMC Na 1% secara PO
Kelompok II & III : Glibenklamid 5 mg/70 kgBB manusia secara PO
Kelompok IV & V : Metformin 500 mg/70 kgBB manusia secara PO
6. Hitung dosis dan volume pemberian obat dengan tepat untuk masing-masing mencit
7. Berikan larutan obat sesuai kelompok masing-masing pada menit ke-10
8. Cek kadar glukosa darah mencit setelah pemberian glukosa pada menit ke-60
9. Catat dan tabelkan pengamatan
10. Data yang diperoleh dianalisa secara statistik berdasarkan analisa variasi dan
bermakna perbedaan kadar glukosa darah antara kelompok kontrol negatif, positif dan
kelompok uji kemudian dianalisa dengan Student’s-test. Data disajikan dalam bentuk
tabel dan grafik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perhitungan Dosis


 Mencit I 32 gram
32 𝑔
Dosis = x 500 x 0,0026 mg
20 𝑔

= 2,08 mg
2,08 𝑚𝑔
Volume = x 50 ml
500 𝑚𝑔

= 0,208 ml
 Mencit II 34 gram
34 𝑔
Dosis = x 500 x 0,0026 mg
20 𝑔

= 2,21 mg
2,21 𝑚𝑔
Volume = x 50 ml
500 𝑚𝑔

= 0,221 ml
 Mencit III 35 gram
35 𝑔
Dosis = x 500 x 0,0026 mg
20 𝑔

= 2,275 mg
2,275 𝑚𝑔
Volume = x 50 ml
500 𝑚𝑔

= 0,2275 ml
3.2 Tabel Pengamatan
Kadar Glukosa Darag mg/dL (menit
ke-)
Percobaan Bahan Obat No
0 5 60
(puasa) menit menit
CMC Na 1% 1 134 156 164
secara PO 2 149 167 163
(Kel. I) 3 175 - -
Glibenklamid 1 185 208 143 65
5 mg/ 70 2 180 186 110 76 70,5
kgBB 3 142 - -
manusia 1 129 175 107 68
Uji Kadar
secara PO 2 139 187 128 59 50
Glukosa
Mencit (Kel. II dan
Darah dan 3 105 145 123 22
III)
Antidiabetes
Metformin 1 - 195 115 80
500 mg/ 70 2 149 182 120 62 71
kgBB 3 156 190 119 71
manusia 1 138 151 130 21
secara PO 2 132 149 98 19 31
(Kel. IV dan
V) 3 148 190 55 55

Anda mungkin juga menyukai